Anda di halaman 1dari 10

BLENDED LEARNING, SYNCRONUS DAN ASYNCRONUS,

PEMBELAJARAN MIKRO
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pembelajaran Mikro Pendidikan Bisnis

Dosen Pengampu
Prof. Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd.
Drs. H. Eded Tarmedi, MA

Disusun oleh:
Mella Maulani (1806093)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
8. Jelaskan konsep dari ahli tentang dan langkah-langkahnya:
a. blended learning,
b. syncronus dan asyncronus,
c. pembelajaran mikro

A. Blended Learning
 Konsep dari ahli
Blended learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggabungkan
antara pembelajaran tatap muka (faceto-face) dengan e-learning. Blended learning
merupakan konsep baru dalam pembelajaran dimana penyampaian materi dapat
dilakukan di kelas dan online (Bielawski dan Metcalf dalam Husamah 2014).
Penggabungan yang dilakukan secara baik antara pengajaran tatap muka dimana
pengajar dan pebelajar bertemu langsung dan melalui media online yang bisa diakses
kapanpun. Penggabungan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan e-learning
tersebut disebabkan karena terbatasnya waktu dan mudah membuat siswa merasa
cepat bosan dalam proses pembelajaran serta tuntutan perkembangan teknologi yang
semakin luas.
Blended learning saat ini tengah ramai dibicarakan karena proses
pembelajaran di kelas yang membosankan dan perkembangan teknologi yang
semakin luas pula sehingga banyak praktisi yang mengembangkan dan memberikan
pendapat mereka tentang pengertian blended learning, seperti Semler (dalam
Husamah, 2014:11) berpendapat bahwa pengertian blended learning adalah
menggabungkan keunggulan e-learning, keunggulan face-to-face, dan praktiknya.
Moebs dan Weibelzahl (dalam Husamah 2014:12) mendifinisikan blended learning
sebagai gabungan online dan faceto-face pada kegiatan pembelajaran. Kemudian
Graham (dalam Sari, 2014: 127) menyebutkan definisi dari blended learning yang
sering disampaikan adalah pembelajaran yang menggabungkan dengan media
pembelajaran, pembelajaran yang menggabungkan model-model pembelajaran dan
teori-teori pembelajaran, dan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap
muka (face-to-face) dengan pembelajaran online. Berdasarkan penjelasan dari
Semler, Moebs dan Weibelzahl, dan Graham maka pengertian dari blended learning
adalah penggabungan pembelajaran e-learning dengan pembelajaran tatap muka
(face-to-face) yang menggunakan media pembelajaran serta teori-teori pembelajaran
dalam proses pembelajaran.
 Langkah-langkah
 Menentukan platform teknologi yang akan digunakan
Model pembelajaran blended learning memanfaatkan sisi positif dari
perkembangan TIK. Oleh karena itu, menentukan platform teknologi yang akan
digunakan adalah langkah awal yang sangat menentukan bagi guru. Pemilihan
platform sangat berpengaruh terhadap cara penyampaian materi belajar dari guru
kepada murid di dalam kelasnya.
 Membuat skema kegiatan belajar mengajar
Setelah guru menentukan platform yang akan digunakan, langkah selanjutnya
yaitu membuat skema kegiatan belajar mengajar. Pembuatan skema dapat mengacu
pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang bersinergi dengan fungsi
platform yang telah dipilih. Dengan platform tersebut, guru dapat
mengkombinasikannya dengan model pembelajaran tatap muka untuk menjadikannya
sebagai blended learning.

B. Syncronus dan asyncronus


 Konsep dari ahli
Menurut Effendy dan Zhuang (2005) synchronous adalah mahasiswa dan dosen
berada dalam waktu yang sama dalam melakukan proses pembelajaran sehingga
interaksi langsung antar mahasiswa dan dosen dapat terlaksana dengan baik.
Pelatihan ini mirip dengan kelas seperti biasanya, hanya saja ini bersifat online
sedangkan asynchronous Learning adalah teknik mengajar yang berpusat pada siswa
di mana sumber daya online pembelajaran yang digunakan untuk mengaktifkan
berbagi informasi antara orang-orang dalam jaringan. Dalam pembelajaran
asynchronous, berbagi informasi tidak dibatasi oleh tempat atau waktu.
 Kelebihan syncronus
i. Siswa dapat mengajukan pertanyaan langsung bisa dijawab oleh tutor, atau
fasilitator
ii. Keaktifan dalam sebuah pembelajaran akan terlihat seperti dalam ruangan tatap
muka langsung.
iii. Di dalam kelas, siswa dan tutor dapat berkomunikasi lebih baik, dan
kecanggungan dari siswa didalam kelas biasa tidak akan terlihat
 Kekurangan Syncronus
i. Bersifat realtime sehingga mengakibatkan peserta tidak dapat melakukan
akses dilain waktu, kecuali dijadwalkan
ii. Tidak memberikan waktu yang lama untuk peserta untuk berpikir lama.
 Kelebihan Asyncronus
i. Kualitas dialog sangat tinggi dapat dicapai menggunakan struktur diskusi dan
memberikan waktu lebih lama untuk para peserta untuk memikirkan apa yang
akan diposting.
ii. Siswa yang mengikuti pembelajaran dapat memilih waktu kapan saja dimana
waktu itu merupakan waktu yang tepat.
iii. Komitmen ruang tidak relevan dan siswa dapat dengan bebas belaar kapanpun
mereka memiliki waktu.
 Kekurangan Asyncronus
i. Adanya komunikasi yang kurang dalam bahasa atau tulisan yang tidak begitu
saja diterima oleh pembaca
ii. Membutuhkan koneksi internet.

 Langkah – Langkah Syncronus dan Asyncronus


Synchronous (Pembelajaran Daring)
Berikut cara kerja komunikasi langsung atau synchronous:
1) Proses pengirim dan penerima diatur sedemikian rupa sehingga memiliki
pengaturan yang sama, sehingga dapat diterima dan dikirim denan baik.
2) Umumnya pengaturan ini didasarkan pada waktu dalam mengirimkan sinyal.
3) Waktu ini diatur oleh denyut listrik secara periodik yang disebut clock atau timer.
4) Dengan kata lain synchronous adalah sistem operasi untuk kejadian yang terjadi
pada waktu bersamaan, berkelanjutan dan dapat diprediksi.
5) Contoh pengaplikasian dari metode synchronous adalah: video call messenger,
chatting.

Pembelajaran synchronous (Jigsaw (Model Tim Ahli))


Langkah – langkah :
a. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai
dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g. Guru memberi evaluasi
h. Penutup
Asynchronous
Berikut cara kerja komunikasi tidak langsung atau asynchronous:
1) Proses komunikasi data yang tidak tergantung dengan waktu yang tetap.
2) Proses transformasi data kecepatanya.
3) Cukup relatif dan tidak tetap.
4) Metode komunikasi serial dari satu perangkat ke perangkat lainnya.
5) Data dikirimkan perbit persatuan waktu.
6) Tiap simbol yang dikirimkan mempunyai start bit dan stop bit, untuk melakukan
sinkronisasi dari suatu device pengirim dan penerima.
7) Interval yang terjadi antar satu karakter dengan karakter lainnya dapat bervariasi.
8) Asynchronous merupakan operasi yang tidak bergantung waktu.
9) Contoh pengaplikasian dari metode asynchronous adalah: email, telepati.

Pembelajaran Asynchronous (Action Learning)


Langkah – langkah :
a. Penjelasan Tentang Tugas
b. Membentuk Kelompok
c. Identifikasi Masalah
d. Menetapkan Tujuan
e. Menetapkan Action
f. Melaksanakan Action
g. Membuat Laporan
h. Presentasi

C. Digital learning
 Konsep Digital Learning
E-Learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di
media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-Learning secara
formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan
tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-
pihak terkait (pengelola E-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini
biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada
karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan
perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak
dibidang penyediaan jasa E-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga
dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui
sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang
ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada
masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Pembelajaran dengan E-Learning dapat disampaikan secara synchrounous yaitu
dimana pembelajaran dilakukan pada saat itu juga, atau asynchronous, yakni
pembelajaran dilakukan pada saat yang berbeda. Contoh E-Learning secara
synchronous adalah pembelajaran melalui webcam antara guru dan siswa secara live
pada saat itu juga. Sedangkan contoh penyampaian secara asynchronous adalah guru
membuat materi atau video pembelajaran terlebih dahulu, kemudian materi atau video
tersebut diunggah sebelum pembelajaran akan dilangsungkan. Pengertian E-Learning
menurut para ahli :
1) Michael
E-Learning adalah Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan
suatu sistem elektronik atau juga komputer sehingga mampu untuk mendukung suatu
proses pembelajaran.
2) Chandrawati
E-Learning adalah Suatu proses pembelajaran jarak jauh dengan cara
menggabungkan prinsip-prinsip didalam proses suatu pembelajaran dengan teknologi.
3) Ardiansyah
E-Learning adalah suatu sistem pembelajaran yang digunakan ialah sebagai
sarana ialah sebagai proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap
muka dengan secara langsung antara pendidik dengan siswa.

 Langkah-langkah melaksanakan E-Learning


1) Strategi pengembangan E-Learning
Strategi pengembangan merupakan langkah mendasar yang harus dilakukan
sebelum menjalankan E-Learning. Dalam langkah ini dilakukan:
 Analisa
Sebelum memutuskan apakah suatu institusi akan menyelenggarakan E-
Learning atau tidak, harus diputuskan berdasarkan analisa yang matang. Analisa yang
2 dilakukan didasarkan pada kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai lembaga tanpa
mengesampingkan aspek kemampuan dan kesiapan yang dimiliki suatu institusi, baik
dari sisi SDM, biaya, infrastruktur dan kultur yang ada.
 Grand design
Grand design merupakan gambaran umum sistem E-Learning yang akan
dijalankan, yang berisi skenario, sasaran E-Learning, desain sistem, SDM,
mekanisme pengelolaan termasuk pembiayaanya. Dalam langkah ini juga dibuat
sebuah strategi untuk implementasi E-Learning dan strategi pengelolaannnya supaya
E-Learning yang akan dilakukan bisa mencapai tujuan.
2) Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi E-Learning, oleh
karena itu perlu disiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum E-Learning dijalankan.
SDM bisa meliputi pengampu kebijakan/manajemen lembaga beserta staf-stafnya dan
SDM pendukung lainnya (keamanan, kebersihan, dll). Penyiapan SDM bisa
dilakukan dari beberapa aspek, diantaranya adalah paradigma dan skill.
3) Pemilihan dan Impelementasi teknologi E-Learning
 Pemilihan teknologi
Pada langkah ini dimulai proses imlpementasi, yang dimulai dari pemilihan
teknologi yang akan digunakan, yang meliputi:
-teknologi untuk sistem E-Learning
-teknologi untuk pembuatan konten
-teknologi pendukung lainnya seperti teknologi untuk diskusi, presentasi, dll
 Implementasi
Pada langkah ini menerapkan apa saja yang direncanakan pada semua langkah
sebelumnya menjadi sebuah sistem E-Learning, yaitu mewujudkan sebuah sistem E-
Learning beserta konten yang digunakan untuk pembelajaran. Pada langkah ini juga
dilakukan sosialisasi penggunaan sistem kepada calon pengguna, baik dari sisi
akademis maupun infrastrukturnya.
4) Pengelolaan
Setelah sistem berjalan langkah selanjutnya adalah adalah pengelolaan.
Pengelolaan meliputi pengelolaan sistem E-Learning beserta perangkat/infrastruktur
yang terkait. Pengelolaan ini untuk menjamin sistem bisa berjalan dan digunakan
dengan baik. Pengelolaan juga meliputi pembuatan backup sistem untuk
mengantisipasi adanya kerusakan atau gangguan terhadap sistem.
5) Peluncuran sistem
Pada tahap ini sistem sudah siap digunakan, dan saat sistem berjalan
pengelolaan tetap dilakukan. Selain itu untuk mempermudah para pemula
menggunakan sistem, disediakan pula bantuan atau semacam call center untuk
memberi bantuan jika ada pengguna yang mengalami kesulitan.

D. Pembelajaran Mikro daring


 Konsep Pembelajaran Mikro Daring
Dalam dunia pendidikan guru, keberadaan program Microteaching merupakan
program pengalaman pembelajaran yang sangat penting, baik bagi mahasiswa on-
going program keguruan maupun bagi guru dalam jabatan. Bagi mahasiswa program
keguruan, MT ini merupakan pembelajaran awal yang akan membekali pengetahuan
dan teknik-teknik mengajar dalam kelas. Sedangkan, bagi para guru yang sudah aktif
mengajar, kehadiran Microteaching tetap penting sebagai media refleksi diri untuk
senantiasa melakukan perbaikan secara berkelanjutan. microteaching daring ini
dilaksankan dengan memanfaatkan teknologi yaitu melalui pembelajaran e-learning.
Pada hakikatnya tidak jauh berbeda praktik microteaching melalui tatap muka di
kelas dengan pembelajaran e learning. Pembelajaran Praktik microteaching berbasis
e- learning dengan mengacu pada petunjuk teknik pelaksanaan kuliah microteaching
secara online.

DAFTAR PUSTAKA:

https://blog.kejarcita.id/menerapkan-blended-learning-di-kelas/
https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_3
.pdf
https://sites.google.com/site/elearningtp2010/pengembangan-e-learning/asynronus-e-
learning/asynchronus-vs-synchronous
https://sites.google.com/site/elearningtp2010/pengembangan-e-learning/asynronus-e-
learning/asynchronous-e-learning
https://www.rayyr.my.id/2016/09/pengertian-asynchronous-dan-
syncronous.html#:~:text=Pengertian%20dari%20Synchronous,-Syncronous
%20(online%20lansung&text=Merupakan%20suatu%20pengiriman%20data
%20yang,data%20dengan%20kecepatan%20yang%20tinggi
https://anggaradian.wordpress.com/2014/12/05/konsep-E-Learning-dan-onlinE-
Learning/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-E-Learning/

Anda mungkin juga menyukai