I. PENDAHULUAN
Sistem pembinaan umat Gereja Protestan Maluku (GPM) diselenggarakan dalam
dua pendekatan, yakni Pendidikan Formal Gereja (PFG) dan Pembinaan
Kategorial. PFG merupakan system pembinaan umat dengan bertumpu pada
sistem kirikulum dan diselenggarakan dalam dua lembaga PFG GPM yakni
Sekolah Minggu-tunas Pekebaran Injil (SMTPI), dan Katekisasi. Sedangkan
Pembinaan Kategorial dilaksanakan melalui Wadah dan Organisasi Pelayanan,
mulai dari Pemida, Perempuan Laki-laki, Lansia dan warga Gereja Profesi
(WGP).
Khusus tentang Pemuda, Angkatan Muda GPM, merupakan wadah tunggal
pembinaan pemuda gereja yang karena itu seluruh aktifitas pembinaan pemuda
diselenggarakan melalui wadah atau organisasi AMGPM yang struktur dan alat
kelengkapannya tersistem mulai dari Pengurus Besar (dilevel Sinode), Pengurus
Daerah (di level kalsis), Pengurus Cabang (di level Jemaat) dan Pengurus
Ranting (di level Sektor Pelayanan).
Bahwa sesuai dengan Azas Sinkronisasi, Kontinuitas dan Misioner dalam sisitem
pembinaan umat GPM, semua umat dalam model pembinaan kategorial dibina
dan dibentuk melalui wadah masing-masing sesuai dengan usia dan kategori
masing-masing pula.
Di sinilah keanggotaan AMGPM menjadi mutlak dimiliki oleh semua warga
GPM dalam lategori usia 17-45 tahun, bahwa karena itu, setelah anak tamat
pendidikan SMTPI (4-15 tahun), ia akan melanjutkan ke pendidikan katekiasi,
yang diperuntukan kepada remaja berusia minimal 16 tahun. Di dalam
pemberlakuan sistem PFG itu, ketika anak tamat pendidikan SMTPI, selain
diahlikan ke katekiasi, ia pun sudah dapat harus beralih status remaja ke pemuda,
yang karena itu AMGPM menjadi wadah tunggal pembinaan terhadapnya.
Mengingat akan Azas Sinkronisasi, Kontinuitas dan Misioner dalam sisitem
pembnaan umat GPM itu maka perlu diselenggarakan proses AHLI STATUS dan
PENERIMAAN ANGGOTA BARU AMGPM yang pelaksanaannya diatur dan
diselenggarakan secara bersama-sama dengan Jemaat sebagai basis pelayanan
pembinaan umat di GPM. Sebab itu mekanisme dan tata cara perlu diatur melalui
sebuah Petunjuk Teknis yang dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaanya secara
merata di semua jemaat dan Cabang/Ranting.
II. DEFENISI
Yang dimaksud dengan :
IV. TJUAN
1. Melanjutkan pembinaan umat secara tersistem, terencana untuk ,mencapai
profil umat sesuai dengan profil bergereja di GPM
2. Membina pemuda gereja melalui wadah tunggal pembinaan pemuda GPM
3. Mendatakan poetnsi pemuda gereja atau anggota AMGPM
4. Mengkonsolidasi peran dan tanggungjawab pemuda gereja, anggota AMGPM
dalam tugas bergereja, bermasyarakat dan berbangsa
5. Mendapatkan anggota baru yang bersedia menjalankan misi, moto, amanat
dan tugas AMGPM
XI. PENUTUP
Salam Sejahtera!
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Usia :
Alamat :
……………20……
Calon Anggota
……………………………
SURAT PERNYATAAN
Salam Sejahtera!
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Usia :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menerima azas, pengakuan moto, dan
menjalakan amanat tugas AMGPM bersama-sama dalam persekutuan Gereja Protesta
Maluku, sebagai anggota Tubuh Kristus untuk turut aktif melayani gereja,
Himpunan Petunjuk Teknis AMGPM 8
masyarakat, bangsa dan negera Indonesia menuju masyarakat yang adil dan makmur
berasakan Pancasila dalam Kristus, Tuhan Gereja dan dunia sampai Ia dating
kembali.
……………20……
Calon Anggota
……………………………
I. PENDAHULUAN
Penataan administrasi demi ketertiban, keseragaman dan kelancaran tigas-tugas
organisasi dalah sangat penting. Untuk maksud itu, Pengurus Besar telah
melukan penyelarasan dan perampungan peraturan organisasi Sistem
Administrasi AMGPM yang selanjutnya disingkat PO 2 dan telah disahkan dalam
Musyawarah Pimpinan Paripurna XXIX AMGPM di Tifu Waikonit Buru Selatan
Tahun 2016
Peraturan administarsi AMGPM tersebut tentua saja tidak dapat dipisahkan dari
pada pedoman administrasi Gereja Protestan Maluku, Karen AMGPM sesuai
Mukadimah Anggaran Dasar Alinea I dan Bab VII Pasal 10 Ayat1, merupakan
bagian Integral dari GPM.
Untuk lebih memperjelas hal-hal yang bersifat teknis administrasi sehingga tidak
terjadi kesalah pahaman didalam menerapkan Peraturan Organisasi tersebut,
maka Pengurus Besar menyusun Pedoman korespondensi dan Dokumentasi
Himpunan Petunjuk Teknis AMGPM 9
Administarsi AMGPM (PO 2. Pasal II ayat 1) dan dibukuan untuk menjad
pedoman dalam menunjang ketertiban, keseragaman dan kelencaran administrasi
organisasi AMGPM.
Pengurus Besar :
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
PENGURUS BESAR
Sekretariat : GEDUNG AMGPM LANTAI 2. KOMPLEKS MARANATHA. JALAN RAYA PATTIMURA AMBON
Website : https://gardatedu.info Email : pbamgpm@gamail.com
Pengurus Daerah :
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
PENGURUS DAERAH KOTA AMBON
Sekretariat : JALAN PATTIMURA . TELEPON (0911) 123456 KOTAK POS 97128 AMBON
Pengurus Cabang :
Himpunan Petunjuk Teknis AMGPM 10
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
DAERAH PULAU AMBON TIMUR
PENGURUS CABANG EBENHAEZER
Sekretariat : JALAN GANG RAJA PASSO. AMBON. TELEPON 081343304215/081343428496
Pengurus Ranting
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
DAERAH PULAU AMBON TIMUR
CABANG EBENHAEZER
PENGURUS RANTING BETHESDA
Sekretariat : JALAN SISINGAMANGANRAJA PASSO. AMBON. TELEPON 082198352431/085254352903
Contoh :
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
DAERAH PULAU AMBON TIMUR
LOGO
CABANG EBENHAEZER PANITI
A
PANITIA HARI BESAR GEREJAWI
Sekretariat : JALAN PERUMTEL KOTAK POS 197117 AMBON
b. Tanggal Surat
Penulisan tanggal surat dinas tidak boleh didahului nama
desa/kota karena nama desa/kota suda tercantum di dalam kop
surat.
Nama bulan dan tahun di tulis lengkap tidak boleh disingkat.
Himpunan Petunjuk Teknis AMGPM 11
Pada akhir penulisan tanggal surat tidak perlu dibunuh tanda baca.
Tempat menulis tanggal surat adalah disebelah kanan bawah kop
surat (dibawah garis pemisah kop surat dan sejajar ke kanan dari
tulisan nomor surat)
c. Nomor Surat
Setiap surat dinas yang keluar selalu diberi nama nomor kode.
(lihat PO.2 Pasal 5 ayat 3)
Penulisan kata nomor mesti diikuti tanda titik berganda (:).
Jika kata nomor ditulis singkat (No) maka penulisannya diikuti
tanda titik, baru kemudia titik berganda
Penulisan angka kode surat garis miring (/), garis datar (-) harus
tidak didahului atau diikuti jarak (ketukan mesin)
Angka tahun ditulis lengkap, dan tidak diikuti tanda baca apapun
Contoh :
Nomor : 041/I/PB/2017 atau No : 041/I/20217 dan bukan Nomor :
041/I/PB/17
Bagi Daerah/Cabang/Ranting yang baru dibentuk/dilebur dll,
penomoran Daerah/Cabang/Ranting diatur dengan surat keputusan
lembaga tertinggi di atasnya berdasarkan penerbitan Surat
Keputusan lembaga yang lebih tinggi itu.
Nomor Surat Mandat/Rekomendasi/SK yang subtansinya berbeda
dengan surat keluar penomoran dimulai dengan nomor baru dan
dilanjutkan sesuai dengan jenis surat-surat tersebut.
Penomoran surat tidak dibagi perbidang tetapi berkelanjutan
Akhir Tahun penomoran surat ditutup; dan tahun baru penomoran
surat dimulai dengan nomor baru
d. Hal/Pokok Surat
Kata Hal ditulis sejajar ke bawah dibawah kata nomor dan
lampiran
Sering dipakai kata HAL atau PERIHAL atau POKOK
Yang paling tepat dan parktis adalalah HAL
Penulisan kata HAL diikuti titik ganda (Sejajar dibawah tanda titik
ganda pada tulisan nomor dan lampiran).
Pencantum isi pada HAL, surat harus singkat dan padat dan
mengandung sari atau pesan surat, ditulis dengan huruf besar dan
garis bawahi.
Contoh : HAL : PEMBENTUKAN PANITIA HUT
Himpunan Petunjuk Teknis AMGPM 12
e. Lampiran
Kata lampiran ditulis sejajar ke bawah di bawah kata nomor surat
dan ditulis lengkap lampiran juga Lamp
Diikuti titik ganda dan tidak boleh diakhiri dengan tanda baca
apapun
Comtoh : LAMPIRAn : Satu Berkas
Jika tidak ada lampiran, maka lampiran tetap ditulis tetapi tidak
diisi
Contoh : LAMPIRAN : -
f. Alamat Surat
Alamat surat ditulis disebelah kiri surat pada antara HAL dan
SALAM PEMBUKA
Ada juga penulisan alamat surat pada posisi sbelah kanan surat
namun penulisannya pada posisi sebelah kiri surat lebih baik,
sebab alamat yang panjang bisa ditulis lengkap tanpa harus
dipenggal