PERIODE 2020-2025
I. PENDAHULUAN
1.1. Defenisi dan Cakupan GBPP AMGPM
Garis-garis Besar Program Pelayanan (disingka GBPP) adalah pedoman umum penyusunan
program pelayanan AMGPM dalam kurun waktu pelayanan 5 (lima) tahun. GBPP secara
operasional dijabarkan ke dalam Arah dan Kebijakan Pelayanan, dan Rencana Pengembangan
Organisasi, yang berisi program indikatif pada setiap tahun pelayanan, sebagai cara mencapai
tujuan organisasi seperti dimaksudkan dalam AD/ART, yakni “membina pemuda gereja
sebagai pewaris dan penerus nilai-nilai injili agar memiliki ketahanan iman, ipteks,
sosio ekonomi, sosio budaya dan sosio politik, untuk mewujudkan tanggung jawabnya
dalam kehidupan bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
Bahwa sesuai ketentuan ART Bab IV Pasal 9 Ayat 10 huruf (f) juncto Pasal 11 Ayat 11 huruf (c),
Pasal 13 Ayat 11 huruf (c), Pasal 15 Ayat 11 huruf (b), maka GBPP ditetapkan oleh Kongres
AMGPM dan dipakai sebagai acuan untuk penyusunan GBPP pada setiap jenjang organisasi dan
memandu Pengurus AMGPM di semua jenjang guna merumuskan program tahunan organisasi
dalam lembaga legislatif AMGPM, yakni MPP, MPPD, MPPC dan Rapat Kerja Ranting [lihat ART
Bab IV Pasal 10 Ayat 10 huruf (b) juncto Pasal 12 Ayat 10 huruf (b), Pasal 14 Ayat 10 huruf (b),
pasal 16 Ayat 10 huruf (b)].
Seiring dengan pelaksanaan PIP/RIPP GPM 2015-2025, maka GBPP AMGPM perlu disusun
dengan memperhatikan problematik pelayanan AMGPM yang sudah tentu bertumbuh secara
linear bersisian dengan problematik pelayanan GPM. Dalam rangka itu, program pelayanan
AMGPM dimuarakan sesuai dengan amanat panggilan pelayanan AMGPM yang adalah sama
dengan amanat panggilan pelayanan GPM. Maka secara operasional, program pelayanan
AMGPM perlu disinkronkan dengan program GPM pada semua level organisasi. Walau
demikian, AMGPM sebagai Wadah Tunggal Pembinaan Pemuda GPM perlu melaksanakan
programnya secara mandiri sebagai wujud kedewasaan dan kreatifitas pemuda gereja dalam
menjawab kebutuhan dan problematik khusus kepemudaan.
Pada sisi itu, GBPP AMGPM adalah sebuah pernyataan dan konsep berteologi AMGPM
menjawab dinamika konteks bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sesuai
amanat tujuan AMGPM. Itu artinya melalui GBPP, AMGPM menjalankan amanat panggilan dan
pengutusan Tuhan di tengah dunia sebagai caranya berteologi di dalam konteks kehadirannya
di Maluku, Maluku Utara, Indonesia dan dunia.
Bahwa usaha AMGPM berteologi disemangati oleh motto ‘Kamu adalah Garam dan Terang
Dunia’. Dengan demikian melalui GBPP AMGPM didorong untuk menjawab arti kehadirannya
di tengah dunia dan dalam relasi kemanusiaan dan dengan keutuhan ciptaan.
Dengan pemahaman itu, maka GBPP memuat konsep ideal program yang akan diterjemahkan
dalam program prakarsa setiap jenjang organisasi dalam masa kerja/periode masing-masing,
menurut siklus periodik kepengurusan AMGPM.
1.2. Landasan
Landasan penyusunan Garis-garis Besar Program Pelayanan AMGPM adalah :
1.1.1. Landasan idiil : Pancasila
1.1.2. Landasan konstitusional :
a. UUD 1945
b. Tata Gereja Gereja Protestan Maluku
c. AD-ART Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
d. Peraturan Organisasi Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
1.1.3. Landasan operasional : PIP/RIPP GPM
1.3.2. Tujuan
1. Mewujudkan Tujuan Organisasi sebagaimana termaktub dalam AD-ART AMGPM melalui
program kerja sepanjang periode 2020-2025.
2. Memedomani perencanaan pelayanan melalui GBPP pada jenjang organisasi di bawah,
yakni Pengurus Daerah, Pengurus Cabang dan Pengurus Ranting.
Potensi AMGPM tergambar dalam data tahun 2020 yakni 34 daerah, 206 cabang dan 1.103
ranting. Total jumlah anggota AMGPM dalam database SINFOKU adalah 12.060 jiwa.
Revolusi Industri 4.0 yang saat ini telah dimasuki, menjadi bukti bahwa perubahan sosial
tengah terjadi di muka bumi ini, bukan hanya di Maluku dan Maluku Utara, akan tetapi di
belahan dunia manapun tengah menghadapi perkembangan arus ilmu pengetahuan dan
teknologi-informasi yang mengalami perkembangan sangat pesat, sehingga dibutuhkan sebuah
sarana untuk menjadi filter ketahanan diri, agar tetap berada dalam identitas dan jati diri
sebagai masyarakat yang memegang teguh kebudayaan yang telah lahir dan menjadi tradisi
turun temurun selama ini.
Dalam konteks ini, Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM), yang merupakan
organisasi pemuda gereja dan tiang pilar gereja yang dituntut untuk dapat menjadi organisasi
kader yang mampu berkembang ditengah arus perkembangan modernisasi dasawarsa ini,
dengan tetap mengedepankan nilai-nilai budaya luhur yang telah ada, menjadi dasar dan filter
dalam menghadapi perkembangan sosial yang begitu cepat. Dinamika sosial yang sementara
terjadi saat ini, baik ditengah-tengah masyarakat Maluku dan Maluku Utara dan terkhususnya
di kalangan pemuda menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi AMGPM, agar dapat
mengebangkan suatu model atau cara pelayanan yang baru, dengan tetap berakar pada pada
nilai-nilai budaya dan tradisi yang telah ada.
Sebagai organisasi gereja dan organisasi kemasyarakatan pemuda, AMGPM tentunya merasa
gelisah dalam melihat fenomena degradasi pendidikan yang ada di Maluku. Potensi AMGPM
dengan tenaga sarjana 1.904 yang sedang menunggu lapangan pekerjaan diharapkan dapat
menjawab tantangan keterbatasan tenaga pendidikan sebagai bagian yang dapat dijawab.
Menjawab panggilan untuk mencerdaskan kehidupan umat, peran kader AMGPM dibidang
pendidikan terus dioptimalkan dengan adanya relawan mengajar, serta jaringan beasiswa dan
orang tua asuh bagi anak-anak gereja, yang pada nantinya adalah kader AMGPM
Selain itu juga pada aras Pengurus Besar telah memanifestasikan pendidikan formal pada
jenjang Taman kanak-kanak (TK) 1 sebagai bagian dari komitmen bersama dalam
pembangunan sumber daya manusia yang lebih baik melalui pendidikan. Ini dapat menjadi
acuan bagi pengembangan pendidikan formal pada wilayah-wilayah tertentu.
a) Kesadaran
x x x x x x x X √
beribadah rendah
Lemahnya b) Makin maraknya
1
spiritualitas penyakit sosial di
pemuda kalangan pemuda x x x x x x x X √
(HIV AIDS, Balap
liar)
a) Kurangnya
pemahaman dan
x x x x x x x X √
penataan sistem
Lemahnya organisasi
2
kapasitas kader
AMGPM b) Belum maksimalnya
pendidikan kader di x x x x x x x X √
tiap jenjang
Lemahnya a) Penataan
3
manajemen kelembagaan belum x x x x x x X √
organisasi sesuai konstitusi
1
Taman Kanak-kanak Talenta
b) Belum optimalnya
penataan dan
x x x x x x x X √
pengelolaan data
berbasis IT
a) Lemahnya
pemahaman x x x x X √
oikumene
Belum b) Menguatnya dampak
optimalnya x x x x X √
4 gerakan kharismatik
relasi lintas
c) Lemahnya
denominasi dan
pemahaman x x X √
lintas iman
pluralism
d) Paham primordial
x x X √
yang masih kuat
a) Lemahnya advokasi
hak ulayat x x x x x x x X -
masyarakat adat
b) Tingginya potensi
konflik terhadap
x x x x x x X -
batas-batas wilayah
petuanan
c) Advokasi hukum
terkait usaha
x x x x x x X -
pertambangan
Optimalisasi masih lemah
5
peran advokasi d) Kurangnya
AMGPM pendidikan x x x √
kewarganegaraan
e) Kurangnya
x x x x X √
kesadaran berpolitik
f) Persoalan politik
mempengaruhi
x x x x x x X √
relasi dalam
masyarakat
g) Lemahnya peran
x x X √
AMGPM sebagai OKP
Merosotnya
nilai-nilai
a) Terkikisnya nilai-
6 budaya di x x x x x X √
nilai budaya
kalangan
pemuda
7 Meningkatnya a) Lemahnya
degradasi kesadaran tentang
x x x x x x X √
lingkungan pelestarian
hidup lingkungan
b) Pencemaran
lingkungan oleh
perusahan/kualitas x x x x x x x X √
air, udara, tanah
menurun
c) Kurangnya x x x x x x x X √
pemahaman kader
tentang advokasi
lingkungan
d) Lemahnya
pemahaman tentang
mitigasi dan
x x x x x x x X √
adaptasi bencana
serta perubahan
iklim
e) Sanitasi lingkungan
x x x x X √
buruk
f) Abrasi x x x x x X -
g) Ilegal fishing x x x x X -
h) Ilegal loging x x x x X -
i) Batuan x x x x x x x X -
a) Kurangnya tenaga
x x x x x x X -
pendidik
b) Terbatasnya sarana
Rendahnya dan prasarana x x x x x x X -
8 pendidikan
kualitas
pendidikan c) Kualitas pendidikan
x x x x x x X -
pemuda rendah
d) Kurangnya advokasi
x x x x x x X -
pendidikan
a) Lemahnya
pemahaman tentang x x x x x x x X
kewirausahaan
b) Kualitas SDM rendah x x x x x x x X -
c) Terbatasnya modal x x x x x x x X -
Pengembangan d) Kurang membangun
9
dan hubungan kemitraan
pemberdayaan dengan pemerintah
x x x x x x x X √
ekonomi dan lembaga-
AMGPM lembaga terkait
lainnya
e) Terbatasnya akses
x x x x x x x X √
pasar
f) Maraknya praktek
x x x x x x X -
ijon
Meningkatnya jumlah
pengidap HIV/AIDS,
10 Kesehatan x x x x x x x X √
stunting, Covid - 19 dan
penyakit lainnya
Titik puncak itu adalah suatu gambaran ideal yang menggambarkan paling tidak dua hal.
Pertama, memberi gambaran tentang profil, wajah, atau karakter ideal AMGPM seperti yang
ditampilkan di tengah-tengah situasi problematik yang digumuli oleh organisasi ini. Kedua,
memberi gambaran tentang peran ideal AMGPM yang harus dikerjakan untuk mengatasi
berbagai problematika yang akan digumuli ke depan. Karena itu maka rumusan visi AMGPM
mempunyai kaitan yang erat dengan situasi problematik pelayanan AMGPM yang telah
dirumuskan sebelumnya dan akan terjabar secara terperinci dalam misi, dan langkah-langkah
strategis organisasi ini sehingga dapat menjawab problematika pelayanan tersebut.
Ada tiga hal penting di dalam rumusan visi ini yang perlu dijelaskan sebagai berikut.
1. “Menjadi AMGPM” mengisyaratkan dua hal. Pertama, gambaran ideal ini adalah sebuah
proses, yaitu bahwa AMGPM dalam kurun waktu lima tahun ke depan akan berproses untuk
membentuk profil, wajah, dan karakter serta peran idealnya sebagaimana terumus dalam
frasa-frasa berikutnya. Kedua, frasa “menjadi AMGPM” sekaligus juga mengindikasikan sebuah
imperatif, yakni gambaran ideal ini, sekalipun tidak mudah, mesti diupayakan untuk
diwujudkan oleh seluruh potensi organisasi. Artinya seluruh daya organisasi harus diarahkan
secara maksimal di dalam proses untuk mewujudkan gambaran ideal organisasi sebagaimana
terumus dalam visi ini.
2. “Menyinari,” menggambarkan peran ideal organisasi. Pemilihan kata ini memiliki kaitan
erat dengan moto AMGPM yaitu, “Kamu adalah garam dan terang dunia.” Dalam fungsinya
sebagai terang maka AMGPM mesti “menampakkan cahayanya” untuk menyinari (bdk. Mat.
5:16). Dengan demikian maka menyinari hendak mempertegas dan memperkuat fungsi
AMGPM sebagai terang, yaitu bahwa terang itu harus menyinari dan bukan sebaliknya terang
itu semakin redup. “Menyinari” juga mengisyaratkan penguatan peran AMGPM baik secara
internal maupun eksternal. Secara internal seluruh potensi organisasi harus diarahkan untuk
memperkuat kapasitas dan peran individu serta kelembagaan sehingga “terang” organisasi itu
semakin bercahaya. Hal ini akan berkontribusi langsung bagi penguatan peran organisasi
secara eksternal untuk “menyinari,” disamping harus juga terus mengupayakan berbagai
penguatan peran institusi dan kader dalam konteks yang lebih luas (dunia).
3. Keutuhan Ciptaan. Frasa ini menggambarkan situasi ideal yang harus diwujudkan oleh
AMGPM baik dalam proses dan imperatif ideal “menjadi” maupun dalam peran ideal
“menyinari.” Situasi ini memang harus diwujudkan oleh karena pemetaan terhadap seluruh
realitas gumul AMGPM lima tahun mendatang memperlihatkan bahwa situasi ideal “keutuhan
ciptaan” justru sedang mengarah pada keadaan sebaliknya yang mengkhawatirkan. Semakin
disadari bahwa kehidupan yang berlangsung dimuka bumi yang adalah anugerah Allah di
dalam Yesus Kristus hanya dapat berlangsung dengan baik jika keutuhan ciptaan itu terwujud.
Jika keutuhan ciptaan itu tidak terwujud maka kehidupan akan hancur. Peristiwa bencana
alam (gempa bumi, banjir, tanah longsor, dll) maupun bencana sosial (konflik dan
ketimpangan sosial, ekonomi, politik, budaya, dll, termasuk wabah virus Covid-19)
memperlihatkan wajah keutuhan ciptaan yang semakin terancam, sekaligus juga memberi
pelajaran bahwa keutuhan ciptaan merupakan syarat penting bagi keberlangsungan
kehidupan seluruh ciptaan. Keutuhan ciptaan mengisyaratkan pertumbuhan kehidupan secara
holistik, yang mencakup seluruh aspek kehidupan, baik aspek sosial, ekonomi, politik, budaya,
IPTEKS, dan ekologis.
3.2. Misi
Mengacu pada Visi diatas, maka AMGPM menjabarkan Misinya selama periode 2020-2025
sebagai berikut:
1. Membentuk Karakter Injili AMGPM Berwawasan Budaya.
Misi ini mengarah pada penguatan organisasi secara internal, berorientasi pada
pembentukan karakter kader dan pengembangan institusi berbasis pada nilai-nilai injili
sebagaimana disaksikan dalam Alkitab, sambil memperhatikan dan mengembangkan secara
sungguh-sungguh nilai-nilai budaya, tradisi, dan kearifan lokal masyarakat Maluku yang
terus menerus mengalami degradasi. Relasi yang masih kaku antara Injil dan Adat mesti
dicairkan secara kritis dan kreatif. AMGPM memiliki posisi dan peran strategis dalam hal ini
karena generasi muda adalah generasi pewaris dan penerus nilai-nilai injil dan juga nilai-
budaya. Hal ini sekaligus memperlihatkan bahwa AMGPM serius untuk mengembangkan
teologi kontekstual berbasis budaya Maluku. Misi ini memberi ruang bagi AMGPM untuk
mengembangkan jati dirinya (garam) sebagai organisasi kepemudaan Kristen di Maluku
dan Maluku Utara, sekaligus juga memberi warna dan ciri (terang) tersendiri bagi
penampakkan institusi dan kader dalam konteks yang lebih luas.
Pada aspek eksternal, kekuatan organisasi yang dimiliki secara kelembagaan dan individu
(kader) mesti diarahkan secara maksimal untuk memperkuat peran-peran strategis
AMGPM sebagai organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) dalam rangka mempengaruhi
kebijakan-kebijakan publik. Salah satunya adalah dengan memperkuat peran advokasi
AMGPM terhadap berbagai persoalan sosial-kemasyarakatan (kemiskinan, pendidikan,
kesehatan, kesenjangan pembangunan, dll) dan lingkungan hidup. Peran organisasi secara
eksternal ini harus dikembangkan secara strategis dan terpadu (memaksimalkan jejaring
kerja sama) untuk mewujudkannya.
IV. STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PERIODE 2020-2025
STRATEGI PENGEMBANGAN
INDIKATOR STRATEGI ALAT VERIFIKASI PROGRAM
ORGANISASI (SPO)
1.1. Mengembangkan model Pada tahun 2025 penyakit sosial di Catatan kepolisian di 1.1.1. Bina Orang Muda (Film
pembinaan pemuda kalangan pemuda gereja berkurang masing-masing daerah, pendek/Sharing pengalaman/cerita
menggunakan media online 50%. cabang dan ranting. inspiratif via Web dan medsos
dan offline AMGPM; Konseling online; Bible
Camp, konten liturgi on line)
2.1. Mengoptimalkan kualitas Jumlah kader yang lulus pendidikan Pelaporan pendidikan kader 2.1.1. Pendidikan Kader (Pelaksanaan PK,
kader kader pada tahun 2025 meningkat di cabang, daerah dan PB; Sertifikasi Nasional PK)
50%. persentase per wilayah; instrumen PK, Data
sertifikat PK dipakai sebagai salah sertifikasi PKJD, PKJM, PKJL.
satu syarat memimpin AMGPM di
semua jenjang
3.1. Peningkatan tata kelola Sinfoku telah digunakan di semua Data Sinfoku, KTA 3.1.1. Implementasi SINFOKU AMGPM di
organisasi berbasis IT jenjang organisasi, minimal 85% basis organisasi (SINFOKU sebagai
(Manajemen organisasi pada tahun 2025 basis penyusunan GBPP, Sistem
berbasis sistem data pelaporan berbasis SINFOKU)
base/SINFOKU AMGPM)
4.1. Meningkatkan kemitraan 1. Adanya agenda bersama Monev program bersama 4.1.1. AMGPM Bermitra & Berjejaring
lintas denominasi dan lintas lintas denominasi, lintas lintas denominasi dan lintas (Kemitraan bersama Denominasi
iman iman dan lintas suku yang iman, hasil agenda bersama PGIW, Pemuda Katolik, ANSOR,
melibatkan kader, Sejak lintas denominasi dan lintas paguyuban-paguyuban Daerah,
tahun 2021-2025; iman suku dan etnis dll; Jejaring dan
partisipasi PGI, CCA, WCC, ANSOR,
dll)
1. Bidang Organisasi
Tahun
Program Indikatif
2021 2022 2023 2024 2025
1.1. Pendidikan Kader (Pelaksanaan PK, Sertifikasi √ √ √ √ √
Nasional PK)
1.2. Implementasi SINFOKU AMGPM di basis
organisasi (SINFOKU sebagai basis penyusunan √ √ √ √ √
GBPP, Sistem pelaporan berbasis SINFOKU)
V. PENUTUP
Demikianlah Garis-garis Besar Program Pelayanan (GBPP) AMGPM Periode 2020-2025 ini
disusun dan ditetapkan oleh Konferda X tahun 2020.
“Kamu adalah Garam dan Terang Dunia”