Anda di halaman 1dari 17

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PELAYANAN

ANGKATAN MUDA GPM DAERAH PULAU AMBON


PERIODE 2020-2025

I. PENDAHULUAN

1.1. Defenisi dan Cakupan GBPP AMGPM


Garis-garis Besar Program Pelayanan (disingkat GBPP) adalah pedoman umum penyusunan
program pelayanan AMGPM Daerah pulau Ambon dalam kurun waktu pelayanan 5 (lima) tahun.
GBPP secara operasional dijabarkan kedalam Arah dan Kebijakan Pelayanan, dan Rencana
Pengembangan Organisasi, yang berisi program indikatif pada setiap tahun pelayanan, sebagai
cara mencapai tujuan organisasi seperti dimaksudkan dalam AD/ART, yakni “membina pemuda
gereja sebagai pewaris dan penerus nilai-nilai injili agar memiliki ketahanan iman, ipteks, sosio
ekonomi, sosio budaya dan sosio politik, untuk mewujudkan tanggungjawabnya dalam kehidupan
bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
Bahwa sesuai ketentuan ART Bab IV Pasal 11 Ayat 11 huruf (c), Pasal 13 Ayat 11 huruf (c), Pasal
15 Ayat 11 huruf (b), maka GBPP ditetapkan oleh Konferensi Daerah Angkatan Muda GPM Pulau
Ambon dan dipakai sebagai acuan untuk penyusunan GBPP pada setiap jenjang organisasi dan
memandu Pengurus Cabang dan Ranting dalam wilayah administratif Angkatan Muda GPM Pulau
Ambon guna merumuskan program tahunan organisasi dalam lembaga legislatif yakni MPPD,
MPPC dan Rapat Kerja Ranting [lihat ART Bab IV Pasal 12 Ayat 10 huruf (b) juncto Pasal 14 Ayat
10 huruf (b), pasal 16 Ayat 10 huruf (b)].
Seiring dengan pelaksanaan PIP/RIPP GPM 2015-2025, maka GBPP Angkatan Muda GPM Daerah
Pulau Ambon perlu disusun dengan memperhatikan problematic pelayanan Angkatan Muda GPM
Daerah Pulau Ambon yang sudah tentu bertumbuh secara linear bersisian dengan problematic
pelayanan GPM. Dalam rangka itu, program pelayanan Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon
dimuarakan sesuai dengan amanat panggilan pelayanan Angkatan Muda GPM Daerah Pulau
Ambon yang adalah sama dengan amanat panggilan pelayanan GPM. Maka secara operasional,
program pelayanan Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon perlu disinkronkan dengan
program GPM pada semua level organisasi. Walau demikian, Angkatan Muda GPM Daerah Pulau
Ambon sebagai Wadah Tunggal Pembinaan Pemuda GPM perlu melaksanakan programnya secara
mandiri sebagai wujud kedewasaan dan kreatifitas pemuda gereja dalam menjawab kebutuhan
dan problematik khusus kepemudaan.
Pada sisiitu, GBPP Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon adalah sebuah pernyataan dan
konsep berteologi menjawab dinamika konteks bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, sesuaia mana tujuan AMGPM. Itu artinya melalui GBPP, Angkatan Muda GPM Daerah
Pulau Ambon menjalankan amanat panggilan dan pengutusan Tuhan di tengah dunia sebagai
caranya berteologi di dalam konteks kehadirannya di Maluku, terlebih khusus Kota Ambon,
dimana Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Bahwa usaha Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon berteologi disemangati oleh motto
‘Kamu adalah Garam dan Terang Dunia’. Dengan demikian melalui GBPP Angkatan Muda GPM
Daerah Pulau Ambon didorong untuk menjawab arti kehadirannya di tengah dunia dan dalam
relasi kemanusiaan dan dengan keutuhan ciptaan.
Dengan pemahaman itu, maka GBPP Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon memuat konsep
ideal program yang akan diterjemahkan dalam program prakarsa tingkat Cabang dan Ranting
dalam masa kerja/periode masing-masing, menurut siklus periodik kepengurusan AMGPM.

1.2. Landasan
Landasan penyusunan Garis-garis Besar Program Pelayanan AMGPM adalah :
1.1.1. Landasan idiil : Pancasila
1.1.2. Landasan konstitusional :
a. UUD 1945
b. Tata Gereja Gereja Protestan Maluku
c. AD-ART Angkatan Muda GerejaProtestan Maluku
~1~
d. Peraturan Organisasi Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
1.1.3. Landasan operasional : PIP/RIPP GPM

1.3. Maksud dan Tujuan


1.3.1. Maksud
Garis-garis Besar Program Pelayanan (GBPP) Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon
dirumuskan dan ditetapkan Konferensi Daerah Ke – XVIII Angkatan Muda GPM Daerah Pulau
Ambon dengan maksud untuk menjadi pedoman dalam penyusunan dan perumusan program
pelayanan yang berkesinambungan, komprehensif, kontekstual, dan partisipatif dalam rangka
mewujudkan Amanat Pelayanan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku.
1.3.2. Tujuan
1. Mewujudkan Tujuan Organisasi sebagaimana termaktub dalam AD-ART AMGPM melalui
program kerja sepanjang periode 2020-2025.
2. Memedomani perencanaan pelayanan melalui GBPP pada jenjang organisasi di bawah,
yakni Pengurus Cabang dan Pengurus Ranting.

Ii. Problematika Pelayanan Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon


Wilayah Pelayanan Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon merupakan bagian utuh dari
wilayah pelayanan Klasis GPM Pulau Ambon yakni Wilayah Kota Ambon yang meliputi Kecamatan
Sirimau dan Nusaniwe dari Jemaat GPM Soya, Tuni, Mahia, Kusu-Kusu Sereh sampai Seri
kemudian Jemaat GPM Rehoboth, Imanuel OSM, Eden, Sinar, Kezia, Bukit Zaitun, Pancaran Kasih,
Nehemia, Bethesda, Amahusu, Erie, Seilale, Pniel Latuhalat, Syalom Waimahu dan Airlouw.
Potensi Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon tergambar dalam data tahun 2020 yakni 17
CABANG 103 Ranting. Total jumlah anggota Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon adalah
1700 anggota menurut data Sinfoku AMGPM (belum seluruhnya).
Problematik pelayanan yang multi dimensional merupakan realitas pelayanan yang dihadapi oleh
Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon yang menjadi suatu tolak ukur tentang bagaimana
respons Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon terhadapnya. Problematik-problematik itu
dijelaskan secara umum sebagai berikut:

1.1. Spiritualitas Pemuda


Tantangan modernitas dan berbagai kemajuan sarana teknologi telah memposisikan kader
Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon untuk terus berlari dan tidak berhenti dalam
ketertinggalan. Pada satu sisi realitas ini memberikan dampak positif bagi pengembangan dan
kreativitas dan inovasikader. Hal ini dapat dilihat dengan beragam inovasi yang dikembangkan
oleh potensi kader pada basis organisasi. Disisi lain adanya ancaman yang merupakan momok
menakutkan bagi spiritualitas orang muda sehingga memberi dampak pada tingginya angka
penyakit sosial di kalangan orang muda seperti; pergaulan bebas dan hidup tidak sehat secara
rohani, hal menyebabkan semakin meningkatnya pengidap HIV-AIDS.
Secara internal Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon juga bergumul dengan tingkat
partisipasi orang muda pada kegiatan-kegiatan gereja seperti ibadah minggu maupun ibadah
AMGPM yang mulai menurun. Tingkat partisipasi kader menjadi fokus ber-AMGPM sebab
kekuatan terbesar adalah pada keanggotaan dan partisipasi kader. Hal ini mengisyaratkan
perlunya pengembangan model pembinaan yang kreatif dan inovatif serta menyentuh realitas
pemuda, sebagai upaya pembentukan karakter AMGPM.

1.2. Kapasitas Kader Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon


Anggaran Dasar AMGPM menyatakan bahwa anggota AMGPM adalah mereka (warga GPM) yang
berusia antara 17 s/d 45 tahun. Namun, terdapat sebagian besar warga gereja yang berusia 17
s/d 45 tahun yang tidak terlibat dan ada bersama-sama dalam organisasi pada level cabang dan
Ranting. Partisipasi pemuda gereja dalam AMGPM, tentu berdampak pada gerak organisasi.
Terjadi ‘krisis kader’ pada basis organisasi. Menyikapi persoalan ini, seluruh eksekutif harus
berbenah dan dapat membangun sebuah pendekatan atau strategi model pembinaan baru, agar

~2~
kondisi realitas yang terjadi saat ini, dapat dikomunikasikan dengan baik antara sesama
stakeholder yang berkepentingan guna membangun organisasi AMGPM ini kearah yang lebih.
Di sisi lain, kemampuan berorganisasi dari kader dalam wilayah administrative Angkatan Muda
GPM Daerah Pulau Ambon menjadi persoalan yang terus digumuli. Berdasarkan kajian
problematik Cabang dan Ranting terhadap implementasi Pendidikan Kader, belum optimalnya
Pendidikan Kader di tiap Cabang dan Ranting menjadi issue Angkatan Muda GPM Daerah Pulau
Ambon.

1.3. Manajemen Organisasi Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon


Manajemen organisasi adalah suatu perencanaan pada suatu perkumpulan untuk mencapai
tujuannya dan dalam upaya menjawab tantangan organisasi, secara kelembagaan Angkatan Muda
GPM Daerah Pulau Ambon terus membenahi diri dan menata pelayanan dengan memperkuat pola
manajemen. Namun, rekaman permasalahan dari Seluruh Cabang dan Ranting menunjukkan
bahwa penataan dan pengelolaan organisasi pada basis organisasi masih belum optimal.
Kapasitas pengelola organisasi menjadi issue bersama. Selain itu, tata kelola organisasi berbasis
IT mulai dari Pembuatan Website baik pada Daerah, Cabang dan Ranting mesti di bentuk
secepatnya.

1.4. Relasi Lintas Denominasi Dan Lintas Iman Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon
Sebagai OKP dan wadah tunggal pembinaan pemuda maka Angkatan Muda GPM Daerah Pulau
Ambon terpanggil untuk membangun suatu perspektif kehidupan oikumenis yang lebihterbuka,
yang memungkinkan Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon, baik secara sendiri, maupun
bersama-sama dengan denominasi lain, dan lintas iman, mewujudkan sebuah perspektif
kehidupan oikumenis yang lebih dinamis, untuk menjawab persoalan-persoalan gereja,
masyarakat, bangsa dan kemanusiaan. Namun kenyataanya, panggilan ini masih menjadi
gambaran ideal yang belum terwujud pada wilayah-wilayah pelayanan Angkatan Muda GPM
Daerah Pulau Ambon.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kader Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon masih melihat
mereka yang berbeda denominasi dan keyakinan sebagai yang lain dari dirinya. Bahkan
denominasi lain dianggap sebagai ancaman. Pada basis organisasi, di beberapa wilayah Angkatan
Muda GPM Daerah Pulau Ambon, relasi denominasi dan lintas iman bertumbuh dalam
ketegangan.
Paham Primordial yang masih tinggi, kurangnya pemahaman oikumene dan pluralism dari kader
Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon berimplikasi pada lemahnya relasi Lintas Denominasi
dan Lintas Iman.
Rekaman Problematika yang dipaparkan di atas, mengisyaratkan diperkuatnya pemahaman iman
serta eklesiologi GPM sebagai Gereja Orang Basudara. Selain itu, jumlah dan kualitas perjumpaan
dengan AMGPM dengan denominasi dan lintas iman perlu juga ditingkatkan, melalui kemitraan
lintas denominasi dan lintas iman di level lokal, nasional maupun internasional.

1.5. Degradasi Lingkungan Hidup Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon
Lingkungan hidup menjadi isu yang sangat fundamental dan santer sampai dasawarsa ini. Hal ini
disebabkan tingkat kerusakan lingkungan pada wilayah-wilayah Angkatan Muda GPM Daerah
Pulau Ambon sudah sangat memprihatinkan. Cakupan permasalahan lingkungan yang menjadi
perhatian Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon yaitu, pencemaran air, udara dan tanah oleh
perusahaan, sanitasi lingkungan buruk, abrasi, dan Galian C serta kesadaran pelestarian
lingkungan yang rendah serta bencana. Berbagai persoalan lingkungan ini mengidentifikasikan
perlunya tindakan advokasi lingkungan serta sikap tanggap terhadap penanggulangan bencana.
Selain itu, gaya hidup yang pro-lingkungan harus ditumbuh kembangkan di kalangan kader dan
masyarakat.

1.6. Menurunnya Nilai-Nilai Budaya Di Kalangan Pemuda Angkatan Muda GPM Daerah Pulau
Ambon
Saatini di era modernisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi-informasi yang
semakin pesat membuat jarak komunikasi dan keterbukaan akan budaya dunia luar (eropa,
amerika, timur) sudah semakin tidak terbendung. Kondisi ini bukan hanya dirasakan pada
~3~
masyarakat yang ada di Indonesia, namun juga imbasnya dari perkembangan teknologi dan
informasi tersebut dirasakan pada masyarakat Maluku terlebih khusus Kota Ambon.

Revolusi Industri 4.0 yang saat ini telah dimasuki, menjadi bukti bahwa perubahan social tengah
terjadi di muka bumi ini, bukan hanya di Maluku dan terlebih khusus Kota Ambon, akan tetapi di
belahan dunia manapun tengah menghadapi perkembangan arus ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi yang mengalami perkembangan sangat pesat, sehingga dibutuhkan sebuah sarana
untuk menjadi filter ketahanan diri, agar tetap berada dalam identitas dan jati diri sebagai
masyarakat yang memegang teguh kebudayaan yang telah lahir dan menjadi tradisi turun
temurun selama ini.

Dalam konteks ini, Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM), yang merupakan
organisasi pemuda gereja dan tiang pilar gereja yang dituntut untuk dapat menjadi organisasi
kader yang mampu berkembang ditengah arus perkembangan modernisasi dasawarsa ini, dengan
tetap mengedepankan nilai-nilai budaya luhur yang telah ada, menjadi dasar dan filter dalam
menghadapiperkembangansosial yang begitucepat. Dinamika sosial yang sementara terjadi saat
ini, baik ditengah-tengah masyarakat Maluku dikalangan pemuda menjadi sebuah tantangan
tersendiri bagi Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon, agar dapat mengembangkan suatu
model atau cara pelayanan yang baru, dengan tetap berakar pada pada nilai-nilai budaya dan
tradisi yang telah ada.

1.7. Kualitas Pendidikan dalam wilayah admisnitratif Angkatan Muda GPM Daerah Pulau
Ambon
Masyarakat pada umumnya melihat pendidikan sebagai sarana mobilitas sosial, pengembangan
diri, karir, dan kendaraan untuk meraih kesuksesan masa depan, bahkan melalui pendidikan
akhlak dan karakter seorang manusia dapatdibentukmenjadi manusia-manusia yang berguna,
bagi gereja, masyarakat, bangsa dan negara.
Sampai dengan saat ini, realitas fakta social menunjukan bahwa pendidikan yang ada di Maluku,
Kota Ambon terlebih khusus di Sebagian Wilayah Kecamatan Sirimau dan Nusaniwe pendidikan
yang beragam dan cukup kompleks. Mulai dari kurangnya tenaga pendidik dan terbatasnya
sarana prasarana pendukung pendidikan, yang pada akhirnya membuahkan hasil kualitas
pendidikan yang kurang maksimal atau rendah, sehingga menimbulkan kesenjangan kualitas
pendidikan di kalangan masyarakat.

Sebagai organisasi gereja dan organisasi kemasyarakatan pemuda, Angkatan Muda GPM Daerah
Pulau Ambon tentunya merasa gelisah dalam melihat fenomena degradasi pendidikan yang ada di
Maluku terlebih khusus Kota Ambon. Potensi Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon dengan
tenaga sarjana yang sedang menunggu lapangan pekerjaan diharapkan dapat menjawab
tantangan keterbatasan tenaga pendidikan sebagai bagian yang dapat dijawab.

Menjawab panggilan untuk mencerdaskan kehidupan umat, peran kader Angkatan Muda GPM
Daerah Pulau Ambon dibidang pendidikan terus dioptimalkan dengan adanya relawan mengajar,
serta jaringan beasiswa dan orang tua asuh bagi anak-anak gereja, yang pada nantinya adalah
kader Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon.

1.8. Pemberdayaan Dan Pengembangan Ekonomi Angkatan Muda GPM Daerah Pulau Ambon
Anggota AMGPM, berdasarkan Anggaran Dasar AMGPM adalah warga GPM yang berusia antara
17 s/d 45 tahun. Sedangkan batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15-64
tahun. Itu artinya, kader AMGPM adalah orang-orang muda pada usia produktif kerja. Namun,
angka pengangguran di kalangan kader masih tinggi. Penyebabnya adalah keterbatasan lapangan
pekerjaan dan kurangnya keterampilan pemuda dalam mengembangkan potensi diri dan potensi
ekonomi. Fakta ini mengindikasikan perlu dikembangkan pemberdayaan dan pengembangan
ekonomi AMGPM

~4~
PEMETAAN PROBLEMATIKA PELAYANAN
ANGKATAN MUDA GPM DAERAH PULAU AMBON
PADA MASING-MASING CABANG

CABANG
NO ISU FAKTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
a) Kesadaran beribadah
Lemahnya rendah
1
spiritualitas b) Makin maraknya
pemuda penyakit sosial di
kalangan pemuda
a) Kurangnyapemahama
n dan penataan
Lemahnya system organisasi
2
kapasitas kader
AMGPM b) Belum maksimalnya
pendidikan kader di
tiap jenjang

a) Penataan
kelembagaan belum
Lemahnya sesuai konstitusi
3
manajemen b) Belum optimalnya
organisasi penataan dan
pengelolaan data
berbasis IT
a) Lemahnya
Belum pemahaman
optimalnya oikumene
4 b) Menguatnya dampak
relasilintas
denominasi dan gerakan kharismatik
lintasiman c) Lemahnya
pemahaman pluralism

~1~
d) Paham primordial
yang masih kuat
a) Lemahnya advokasi
hak ulayat masyarakat
adat
b) Tingginya potensi
konflik terhadap
batas-batas wilayah
petuanan
c) Advokasi hokum
terkait usaha
Optimalisasi pertambangan masih
5 lemah
peran advokasi
AMGPM d) Kurangnya pendidikan
kewarganegaraan
e) Kurangnya kesadaran
berpolitik
f) Persoalan politik
mempengaruhi relasi
dalam masyarakat
g) Lemahnya peran
AMGPM sebagai OKP
Merosotnya nilai-
a) Terkikisnya nilai-nilai
6 nilai budaya di
budaya
kalangan pemuda
a) Lemahnya kesadaran
tentang pelestarian
lingkungan
Meningkatnya b) Pencemaran
7 lingkungan oleh
degradasi
lingkungan hidup perusahan/kualitas
air, udara, tanah
menurun
c) Kurangnya

~2~
pemahaman kader
tentang advokasi
lingkungan
d) Lemahnya
pemahaman tentang
mitigasi dan adaptasi
bencana serta
perubahan iklim
e) Sanitasi lingkungan
buruk
f) Abrasi
g) Ilegal fishing
h) Ilegal loging
i) Batuan

a) Kurangnya tenaga
pendidik
b) Terbatasnya sarana
Rendahnya dan prasarana
8 pendidikan
kualitas
pendidikan c) Kualitas pendidikan
pemuda rendah
d) Kurangnya advokasi
Pendidikan
9 Pengembangan a) Lemahnya
dan pemahaman tentang
pemberdayaan kewirausahaan

~3~
b) Kualitas SDM rendah
c) Terbatasnya modal
d) Kurang membangun
hubungan kemitraan
dengan pemerintah
ekonomi AMGPM dan lembaga-lembaga
terkait lainnya
e) Terbatasnya akses
pasar
f) Maraknya praktek ijon
Meningkatnya jumlah
pengidap HIV/AIDS,
10 Kesehatan
stunting, Covid - 19 dan
penyakit lainnya

~4~
III. VISI DAN MISI PELAYANAN ANGKATAN MUDA GPM PULAU AMBON 2020-2025

3.1. Visi Pelayanan AMGPM


Menggumuli seluruh realitas dan dinamika pelayanan Angkatan muda GPM Pulau Ambon selama tahun 2015-2020 dan menerawang pergumulan
dalam kurun waktu lima tahun kedepan, telah dipetakan, dianalisis, dan dikaji dalam bagian-bagian sebelumnya. Pengkajian dan analisa terhadap
berbagai problematika yang telah dan akan digumuli oleh AMGPM kedepan itu kemudian memperhadapakan organisasi ini pada suatu titik puncak
atau gambaran ideal kemana organisasi ini akan diarahkan dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Titik puncak itu adalah suatu gambaran ideal yang menggambarkan paling tidak dua hal. Pertama, memberi gambaran tentang profil, wajah, atau
karakter ideal Angkatan muda GPM Pulau Ambon seperti yang ditampilkan di tengah-tengah situasi problematik yang digumuli oleh organisasi ini.
Kedua, memberi gambaran tentang peran ideal AMGPM DAPUA yang harus dikerjakan untuk mengatasi berbagai problematika yang akan digumuli
kedepan. Karena itu maka rumusan visi mempunyai kaitan yang erat dengan situasi problematik pelayanan AMGPM yang telah dirumuskan
sebelumnya dan akan terjabar secara terperinci dalam misi, dan langkah-langkah strategis organisasi ini sehingga dapat menjawab problematika
pelayanan tersebut.

Mencermati seluruh problematika pelayanan yang telah dipetakan dan dianalisis, memperhatikan tujuan organisasi sebagaimana terjabar dalam
AD/ART AMGPM, serta mengacu pada visi GPM 2016-2025, maka Visi AMGPM dalam periode 2020-2025 yaitu:

“Menjadikan AMGPM Dapua yang Menyinari KeutuhanCiptaan”

Ada tiga hal penting di dalam rumusan visi ini yang perlu dijelaskan sebagai berikut.
1. “Menjadi AMGPM” mengisyaratkan dua hal. Pertama, gambaran ideal ini adalah sebuah proses, yaitu bahwa AMGPM DAPUAdalamkurunwaktu
lima tahun ke depan akan berproses untuk membentuk profil, wajah, dan karakter serta peran idealnya sebagaimana terumus dalam frasa-frasa
berikutnya. Kedua, frasa “menjadi AMGPM” sekaligus juga mengindikasikan sebuah imperatif, yakni gambaran ideal ini, sekalipun tidak mudah,
mesti diupayakan untuk diwujudkan oleh seluruh potensi organisasi. Artinya seluruh daya organisasi harus diarahkan secara maksimal di dalam
proses untuk mewujudkan gambaran ideal organisasi sebagaimana terumus dalam visi ini.
2. “Menyinari,” menggambarkanperan ideal organisasi. Pemilihan kata ini memiliki kaitan erat dengan moto AMGPM yaitu, “Kamu adalah garam
dan terang dunia.” Dalam fungsinya sebagai terang maka AMGPM mesti “menampakkan cahayanya” untuk menyinari (bdk. Mat. 5:16). Dengan
demikian maka menyinari hendak mempertegas dan memperkuat fungsi AMGPM sebagai terang, yaitu bahwa terang itu harus menyinari dan
bukan sebaliknya terang itu semakin redup. “Menyinari” juga mengisyaratkan penguatan peran AMGPM baik secara internal maupun eksternal.
Secara internal seluruh potensi organisasi harus diarahkan untuk memperkuat kapasitas dan peran individu serta kelembagaan sehingga “terang”
organisasi itu semakin bercahaya. Hal ini akan berkontribusi langsung bagi penguatan peran organisasi secara eksternal untuk “menyinari,”
disamping harus juga terus mengupayakan berbagai penguatan peran institusi dan kader dalam konteks yang lebih luas (dunia).
3. KeutuhanCiptaan. Frasa ini menggambarkan situasi ideal yang harus diwujudkan oleh AMGPM baik dalam proses dan imperatif ideal “menjadi”
maupun dalam peran ideal “menyinari.” Situasi ini memang harus diwujudkan oleh karena pemetaan terhadap seluruh realitas gumul AMGPM
~5~
DAPUAlima tahun mendatang memperlihatkan bahwa situasi ideal “keutuhanciptaan” justru sedang mengarah pada keadaan sebaliknya yang
mengkhawatirkan. Semakin disadari bahwa kehidupan yang berlangsung dimuka bumi yang adalah anugerah Allah di dalam Yesus Kristus hanya
dapat berlangsung dengan baik jika keutuhan ciptaan itu terwujud. Jika keutuhan ciptaan itu tidak terwujud maka kehidupan akan hancur.
Peristiwa bencana alam (gempa bumi, banjir, tanah longsor, dll) maupunbencanasosial (konflik dan ketimpangansosial, ekonomi, politik, budaya,
dll, termasukwabah virus Covid-19) memperlihatkan wajah keutuhan ciptaan yang semakin terancam, sekaligus juga memberi pelajaran bahwa
keutuhan ciptaan merupakan syarat penting bagi keberlangsungan kehidupan seluruh ciptaan. Keutuhan ciptaan mengisyaratkan pertumbuhan
kehidupan secara holistik, yang mencakup seluruh aspek kehidupan, baik aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, IPTEKS, dan ekologis.

3.2. Misi
Mengacu pada Visi diatas, maka AMGPM menjabarkan Misinya selama periode 2020-2025 sebagai berikut:
1. Membentuk Karakter Injili AMGPM DAPUA Berwawasan Budaya.
Misi ini mengarah pada penguatan organisasi secara internal, berorientasi pada pembentukan karakter kader dan pengembangan institusi
berbasis pada nilai-nilai injili sebagaimana disaksikan dalam Alkitab, sambil memperhatikan dan mengembangkansecarasungguh-sungguhnilai-
nilaibudaya, tradisi, dan kearifanlokalmasyarakat Maluku yang terusmenerus mengalami degradasi. Relasi yang masih kaku antara Injil dan Adat
mesti dicairkan secara kritis dan kreatif. Angakatan Muda GPM DAERAH PULAU AMBON memiliki posisi dan peran strategis dalam hal ini
karena generasi muda adalah generasi pewaris dan penerus nilai-nilai injil dan juga nilai-budaya. Hal ini sekaligus memperlihatkan bahwa
Angakatan Muda GPM Dapua seriu suntuk mengembangkan teologikon tekstual berbasis budaya Maluku. Misi ini memberi ruang bagi AMGPM
DAPUA untuk mengembangkan jati dirinya (garam) sebagaiorganisasikepemudaan Kristen di Maluku sekaligus juga memberi warna dan ciri
(terang) tersendiri bagi penampakkan institusi dan kader dalam konteks yang lebih luas.

2. Mewujudkan Kader AMGPM DAPUA Beroikumene Semesta


Misi ini mengarah pada penguatan organisasi baik secara internal maupun eksternal. Oikumene semesta merupakan gagasan dan wawasan yang
dikembangkan dalam rangka mewujudkan keutuhan ciptaan. Karena itu maka gagasan dan wawasan ini menjadi penting dalam upaya AMGPM
DAPUA untuk “menyinari keutuhan ciptaan.” Oikumene semesta mengisyaratkan bahwa setiap kader AMGPM DAPUA harus membangun dan
mengembangkan relasi yang konstruktif baik dengan sesama manusia (lintas agama dan denominasi) maupun dengan alam semesta. Hal ini
mesti diupayakan secara serius oleh semua potensi organisasi sebagai bagian dari panggilan untuk mewujudkan keutuhan ciptaan. Dengan kata
lain, upaya mewujudkan keutuhan ciptaan bukan hanya dikerjakan sendiri oleh kader AMGPM DAPUA, tetapi juga harus melibatkan “basudara”
sesama manusia dan sesama ciptaan.

3. Memperkuat Kontribusi AMGPM DAPUA secara internal dan eksternal.


Misi ini berkaitan erat dengan peran ideal AMGPM DAPUA di dalam rumusan visi diatasya itu “menyinari”. Kontribusi internal AMGPM DAPUA
secara organisasi harus dapat dirasakan langsung oleh setiap kader AMGPM DAPUA. Kontribusi itu mesti diarahkan dalam rangka memperkuat
kader untuk memiliki ketahanan iman, ipteks, sosioe konomi, sosiobu daya dan sosio politik, untuk mewujudkan tanggungjawabnya dalam
kehidupan bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

~6~
Pada aspek eksternal, kekuatan organisasi yang dimiliki secara kelembagaan dan individu (kader) mesti diarahkan secara maksimal untuk
memperkuat peran-perans trategis AMGPM DAPUA sebagai organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) dalam rangka mempengaruhi kebijakan-
kebijakan publik. Salah satunya adalah dengan memperkuat peran advokasi AMGPM DAPUA terhadap berbagai persoalan sosial-
kemasyarakatan (kemiskinan, pendidikan, kesehatan, kesenjangan pembangunan, dll) dan lingkungan hidup. Peran organisasi secara eksternal
ini harus dikembangkan secara strategis dan terpadu (memaksimalkan jejaring kerjasama) untuk mewujudkannya.

~7~
IV. STRATEGI PENGEMBANGAN ANGKATAN MUDA GPM DAERAH PULAU AMBON PERIODE 2020-2025

STRATEGI PENGEMBANGAN
INDIKATOR STRATEGI ALAT VERIFIKASI PROGRAM
ORGANISASI (SPO)
1.1. Mengembangkan model Pada tahun 2025 penyakit sosial di Catatan kepolisian di 1.1.1. Bina Orang Muda (Film
pembinaan pemuda kalangan pemuda gereja berkurang masing-masing daerah, pendek/Sharing
menggunakan media online 50%. cabang dan ranting. pengalaman/ceritai nspiratif via
dan offline Web dan medsos; Konseling online;
Bible Camp, konten liturgi on line)

2.1. Mengoptimalkan kualitas Jumlah kader yang lulus pendidikan Pelaporan pendidikan kader 2.1.1. Pendidikan Kader (Pelaksanaan PK,
kader kader pada tahun 2025 meningkat di cabang, daerah dan PB; Sertifikasi Nasional PK)
50%. persentase per wilayah; instrumen PK, Data
sertifikat PK dipakai sebagai salah sertifikasi PKJD, PKJM, PKJL.
satu syarat memimpin AMGPM di
semua jenjang

3.1. Peningkatan tata kelola Sinfoku telah digunakan di semua Data Sinfoku, KTA 3.1.1. Implementasi SINFOKU AMGPM di
organisasi berbasis IT jenjang organisasi, minimal 85% basis organisasi (SINFOKU sebagai
(Manajemen organisasi pada tahun 2025 basis penyusunan GBPP,
berbasis sistem data Sistempelaporanberbasis SINFOKU)
base/SINFOKU AMGPM)

4.1. Meningkatkan kemitraan 1. Adanya agenda bersama Monev program 4.1.1. AMGPM Bermitra & Berjejaring
lintas denominasi dan lintas lintas denominasi, lintas bersamalintasdenominasi (Kemitraan bersama Denominasi
iman iman dan lintas suku yang dan lintasiman, hasil agenda PGIW, Pemuda Katolik, ANSOR,
melibatkan kader, Sejak bersama lintas denominasi paguyuban-paguyuban Daerah,
tahun 2021-2025; dan lintas iman suku dan etnis dll; Jejaring dan
partisipasi PGI, CCA, WCC, ANSOR,
2. (Jumlah kader yang (Laporan kegiatan yang dll)
mengikuti agenda oikumene diikuti oleh kader AMGPM) 4.1.2. Edukasi Partisipatif
dan lintas iman semakin
meningkat sejak tahun
2021-2025)
5.1. Memaksimalkan peran Wawasan dan peranAMGPM 1. Monev program 5.1.1. AMGPM Bergerak (Seminar &
konsolidasi AMGPM & sebagai pemerhati lingkungan kerjasama dengan Diskusi Tematik, Pendataan Potensi
~8~
Kemampuan Advokasi meningkat dari tahun ketahun lembaga-lembaga Kader aktivis lingkungan,
bersama lembaga-lembaga sejak 2021 ; pemerhati lingkungan. Jurnalisme, MOU dengan
pemerhati lingkungan dan Kasus-kasus advokasi lingkungan 2. Data potensi kader Pemerintah, Pendampingan
kerjasama dengan tertangani oleh AMGPM, AMGPM pemerhati Masyarakat, Kampanye, workshop
pemerintah berkurangnya masalah lingkungan lingkungan. lingkungan, pembentukan lembaga
hidup/ 3. Dokumentasi kegiatan pemerhati lingkungan)
Menurunnya kasus-kasus pemerhati lingkungan
lingkungan hidup sejak tahun 2021

5.2. Mengembangkan Pada tahun 2025, 50% DAERAH, Tim Advokasi, Laporan hasil 5.2.1. Pembentukan Tim Advokasi sebagai
pengorganisasian advokasi di CABANG dan RANTING telah pelatihan Amdal badan strategis di PB dan di
basis organisasi memiliki Tim Advokasi, dan daerah2
Perutusan dari DAERAH mengikuti
pelatihan Amdal 5.2.2. Mengikuti Pendidikan AMDAL

6.1. Menggiatkan pengenalan Meningkatnya publikasi budaya Moneva Program Festival 6.1.1. Beta Cinta Budaya (festival Budaya,
budaya lewat media online dari tahun ke tahun sejak 2021 budaya, seminar, lomba Publikasi bahasa dan kekayaan
cerita budaya dan buku budaya di medsos)
tentang budaya
6.2. Mendorong kebijakan Telah dimilikinya kerjasama dan Monev program dan 6.1.2. Literasi budaya (penerbitan buku
pemerintah yang pro budaya program berbasis budaya bersama dokumen kerjasama tentang budaya, seminar, lomba
pemerintah pada semua level denganpemerintah menulis cerita rakyat)
organisasi, sejak tahun 2021

6.3. Mengintegrasikan praktek- Pada tahun 2025, 75% aktivitas Dokumentasi event 6.3.1. AMGPM BerwawasanBudaya (pada
praktek budaya sebagai organisasi berbasis budaya organisasi, publikasi di Web acara organisasi& Ibadah Etnik 1
identitas ber-AMGPM DAPUA bln 1x pada basis organisasi)

7.1. Mendorong partisipasi kader Sejak 2021, semua lembaga- Dokumen MoU, Monev 7.1.1. ASRI - AMGPM Peduli& Lestari
DAPUA dalam menggali dan lembaga kerjasama telah memiliki program bersama Lingkungan (Festifal Lingkungan di
meneruskannilai-nilai dokumen MOU dan agenda daerah2, Jurnalisme Lingkungan)
kearifanlokal yang pro bersama dengan AMGPM
lingkungan

7.2. Meningkatkan kesadaran dan Pada tahun 2025, 10 Daerah telah Dokumentasi festival 7.2.1. DAPUA Hijau (Kampanye AMGPM
menumbuhkan gaya hidup memiliki agenda festival lingkungan, laporan festival DAPUA tanpa plastik, Ibadah
~9~
pro lingkungan lingkungan dan dokumen dan dokumen jurnalisme berbasis Lingkungan, 1 kader 1
jurnalisme lingkungan tanaman di lingkungan halaman
atau di kebun, Bank Sampah,
optimalisasi kebun
ranting/cabang/daerah, aksi ramah
lingkungan, dll)

Sejak 2021, gayahidup pro Data potensi kader


lingkungan di kalangan kader pemerhati lingkungan,
AMGPM telah meningkat dokumentasi program peduli
lingkungan
Pada tahun 2025, 75% agenda Dokumentasi agenda
organisasi pada tiap level telah organisasi di semua basis,
berbasis pro-lingkungan publikasi pada web DAPUA

7.3. Optimalisasi TAGANA DAPUA Pada tahun 2025, 50% daerah telah Monev program pelatihan, 7.3.1. Tanggap DAPUA (Pembentukan
mengikuti pelatihan dan memiliki Tim Tagana, dokumentasi Tim TAGANA di CABANG,
Tim TAGANA kerja Tim Tagana, publikasi Peningkatan kapasitas, aksi
di web AMGPM penanggulangan bencana)
8.1. Optimalisasi peran kader Meningkatnya partisipasi relawan Data relawanmengajar, 8.1.1. RelawanPeduli Pendidikan
dapua di bidang Pendidikan mengajar dari tahun ketahun dokumentasirelawanmengaj (RelawanMengajar, Relawan
ar, publikasi di web AMGPM, Gerakan 1000 buku)
dokumentasi dan publikasi
kampung terampil 8.1.2. Kampung terampil (berbasis skill)

8.2. Membangun jejaring Jaringan beasiswa dan gerakan Data jaringan beasiswa dan 8.2.1. Gerakan Orang TuaAsuh
beasiswa dan orang tua asuh orang tua asuh meningkat, Sejak orang tua asuh, Dokumentasi (Membangun kemitraan,
tahun 2021 dan publikasi pemberian pendataan, pengasuhan, monev)
beasiswa
9.1. Mengembangkan peluang Sejak 2021, Gardatedu store Dokumentasi dan publikasi 9.1.1. Beta GardaTeDu (Kreatifitas
pasar Gardatedu store beroperasi dan mengalami operasional Gardatedu store produklokal, Usaha Jasa
peningkatan dari tahun ketahun pengiriman, Industrihilir, pelatihan
dan Moneva Usaha)

~ 10 ~
9.2. Pengembangan kelompok- AMGPM memiliki 1 kelompok Dokumentasi dan publikasi 9.2.1. Beta GardaTeDu (Kreatifitas produk
kelompok usaha usaha binaan setiap tahun, sejak operasional kelompok usaha, lokal, Usaha Jasa pengiriman,
2021 moneva pelatihan, moneva Industri hilir, pelatihan dan Moneva
pengelolaan usaha Usaha)
9.3. Membangun jejaring Dimilikinya 10% BLK Mandiridari Dokumentasi dan publikasi 9.3.1. BLK Mandiri (daerah)
kerjasama pengembangan 35 daerah di tahun 2025 BLK Mandiri,
usaha MoU dengan BLK
10.1. Mendorong gerakan pro Terlaksananya Prokes 1. MoU dengan Dinas AMGPM Prokes (Kampanye, sosialisasi
kesehatan masyarakat (Prokes) di semua wilayah yang kesehatan setempat, Prokes, Pengobatan Massal Gratis)
menjadikannya sebagai 2. Media kampanye dan
problematika hingga tahun 2025 sosialisasi
3. Publikasi kegiatan

~ 11 ~
PROYEKSI PROGRAM TAHUNAN PADA MASING-MASING BIDANG

1. Bidang Organisasi
Tahun
Program Indikatif
2021 2022 2023 2024 2025
1.1. Pendidikan Kader (Pelaksanaan PK, Sertifikasi
√ √ √ √ √
Nasional PK)
1.2. Implementasi SINFOKU AMGPM di basis
organisasi (SINFOKU sebagai basis penyusunan √ √ √ √ √
GBPP, Sistem pelaporan berbasis SINFOKU)
1.3. Penataan dan pengembangan Organisasi
√ √ √ √ √
(Konferda, MPPD, Rapat Koordinasi, Visitasi, dll)
1.4. Sarana prasarana penunjang kegiatan organisasi √ √ √ √ √

2. Bidang Pelayanan, Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat


Tahun
Program Indikatif
2021 2022 2023 2024 2025
2.1. DAPUA HIJAU (Lintas Alam, Penghijauan, aksi
√ √ √ √ √
bersih pantai, transplantasi karang, dll)
2.2. DAPUA TANGGAP (mitigasi bencana, kampanye
√ √ √ √ √
kesehatan, tagana, dll)
2.3. DAPUA TERAMPIL (pemanfaatan hasil alam dan
laut, dalam bentuk kampanye, pelatihan, - √ √ √ √
sosialisasi – produksi)
2.4. DAPUA CERDAS (Sosialisasi/Workshop tentang
karya ilmiah, menajemen referensi, penulisan - √ √ √ √
jurnal nasional/internasional
2.5. Pelayanan Pastoralia dan Sosial √ √ √ √ √

3. Bidang Keesaan dan Hubungan Agama-agama


Tahun
Program Indikatif
2021 2022 2023 2024 2025
3.1. Bina Orang Muda (Film pendek/Sharing
pengalaman/cerita inspiratif via Web dan
√ √ √ √ √
medsos AMGPM; Konseling online; Bible Camp,
kontenliturgi on line)
3.2. AMGPM Bermitra & Berjejaring (Kemitraan
bersama Denominasi PGIW, Pemuda Katolik,
ANSOR, paguyuban-paguyuban Daerah, suku dan
√ √ √ √ √
etnis dll; Jejaring dan partisipasi PGI, CCA, WCC,
ANSOR, dll)

4. Bidang Pekabaran Injil dan Komunikasi


Tahun
Program Indikatif
2021 2022 2023 2024 2025
4.1. Beta Cinta Budaya (festival Budaya, Publikasi
√ √ √ √ √
bahasa dan kekayaan budaya di medsos)

~ 12 ~
4.2. AMGPM Berwawasan Budaya (acara organisasi
& Ibadah Etnik 1 bln 1x pada basis organisasi) √ √ √ √ √

5. Bidang Finansial dan Ekonomi


Tahun
Program Indikatif
2021 2022 2023 2024 2025
5.1. DAPUA Market √ √ √ √ √

V. PENUTUP
Demikianlah Garis-garis Besar Program Pelayanan (GBPP) ANGKATAN MUDA GPM DAERAH PULAU
AMBON Periode 2020-2025 ini disusun dan akan ditetapkan oleh Konferensi XVIII.
“Kamu adalah Garam dan Terang Dunia”.

~ 13 ~

Anda mungkin juga menyukai