Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU POST PARTUM


NORMAL DAN SECTIO CAESAREA (SC)

Disusun oleh :

1. Deby Pratamasari (19055)


2. Friska Anzani (19066)
3. Maya Rosmayanti (19076)
4. Nuriyyah (19087)
5. Vicky Selvia Apriliani (19100)
Pengertian Dari Ibu Post Partum Normal dan Sectio Caesarea SC
Post Partum atau masa nifas adalah masa dimulainya beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan (Yanti dan Sundawati, 2011). Post Partum merupakan periode waktu atau masa dimana
organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Post
partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah
persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum
adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampaiorgan-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal
sebelum hamil (Kirana, 2015).

Sectio caesarea adalah suatu persalianan buatan di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
perut dan dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat badan di atas 500 gram.
Berdasarkan pengertian diatas dapat menyimpulkan bahwa sectio caesaria adalah suatu tindakan pembedahan
obstetric guna melahirkan janin melalui insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus
(histerektomi).
Pengkajian
O Data Subjektif Untuk data subjektif dapat dilakukan dengan cara
anamnesa yaitu informasi yang kita dapatkan bisa langsung dari pasien
dengan cara di wawancara, data subjektif mencakup; identitas pasien,
keluhan utama yang pasien, riwayat kesehatan, riwayat perkawinan,
riwayat obstetric, riwayat KB, kehidupan social budaya pasien,data
psikososial, data pengetahuan pasien dan pola pemenuhan kebutuhuan
sehari-hari pasien.
O Data objektif dengan menghadapi pasien dalam masa nifas, perawat
harus mengumpulkan data untuk memastikan apakah klien dalam
keadaan normal atau tidak. Bagian dari pengkajian data objektif yaitu ;
keadaan umum ibu, pemeriksaan vital sign, lihat payudara, ukur TFU,
palpasi kandung kemih, periksa ekstremitas bawah, dan lihat area
genetalia ibu.
1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku, bangsa suami/
Istri, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi, dan diagnosa
keperawatan.).
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya
pasien merasa kontraksi, nyeri pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum
(Ambarwati, 2010). Keluhan utama pada 55 ibu post partum dengan luka perawatan
episiotomi adalah nyeri dibekas luka jahitan.
Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan untuk menentukan prioritas
intervensi keperawatan, keluhan utama pada post operasi SC biasanya adalah nyeri
dibagian abdomen, pusing dan sakit pinggang.
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Menurut Ambarwati (2010), meliputi :
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung,
diabetes mellitus, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa post partum ini.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit yang pernah diderita paada masa lalu , bagaimana cara pengobatan yang dijalani, dimana mendapat
pertolongan. Apakah penyakit tersebut pernah diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang. Data ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan masa post partum dan bayinya. Didapatkan data klien pernah riwayat SC sebelumnya, panggul sempit,
serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain dapat juga mempengaruhi penyakit sekarang.
3.Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya, mengetahui apakah ada
riwayat penyakit menurun seperti asma, jantung, DM dan hipertensi dan penyakit menular seperti asma / TBC.
4.Riwayat Haid (apakah haid teratur, siklusnya berapa haari, apakah ada keluhan selama haid, HPHT/HPMT).
5.Riwayat perkawinan (menikah, belum menikah, berapa lama menikah, berapa kali).
6. Riwayat obsterti
Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil laboratorium; USG,Darah, Urine, keluhan selama kehamilan
termasuk situasi, emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobaatan yang diperoleh.
Riwayat Persalinan
- Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah abortus, umur kehamilan, saat bersalin, jenis
persalinan, penolong persalinan, BB bayi, kelaianan fisik, kondisi anak saat ini.
- Riwayaat nifas pada persalinan lau (masalah nifas dan laktasi yang pernah dialami, masalah bayi yang pernah
dialami, keaadaan anak.0
- Riwayat KB; Jenis kontsepsi yang pernah digunakan setelah persalinan, jumlah anak yang direncanakaan.
7. Pola Nutrisi
Pola menu makanan yang di komsumsi, jumlah, jenis makanan, dan frekuensi.
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup serta serat-serat makanan yang cukup, sehingga proses 58 penyembuhan luka episiotomi
lebih cepat. Ibu dianjurkan untuk minum sedikitnya 3 liter air setiap hari. Mengkonsumsi zat besi setidaknya
selama 90 hari post partum.
8. Pola istirahat tidur
Lamanya, kapan, (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan
selimut, lampu atau remang-remang aatau gelap, apakah mudah tergaanggu dengaan suara-
suara.
9. Pola eliminasi
Apakah terjadi dieresis setelah melahirkan, setelah melahirkan adakah inkontinesia, hilangnya
control blas, Pola BAK, frekuensi dan warnah. Pola BAB, frekuensi, konsitensi, rasaa takut
BAB karena luka perineum
10. Personal Hygine
Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genetalia, pola
berpakian, tata rias rambut dan wajah.
11. Aktifitas
12. Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan
melakukan eliminasi , kemampuan bekerja dan menyusui.
13. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu tentang
tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tingkat kesadaran
2. BB, TB, LL, Tanda- tanda vital : Tekanan Darah , Suhu ,Respirasi, Nadi.
3. Kepala : Rambut, Wajah, mata (Conjungtiva), hidung, mulut, fungsi pengecapan,
pendengaran dan leher.
4. Breast : Kebesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan arieola, dan putting
susu.Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi, laktasi,/ kolostrum.
Perabaan pembesaran getah bening di ketiak.
5. Abdomen ; Teraba lembut, Tekstur Doughi (kenyal), musculas rectus, abdominal utuh
(intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras
lunak, boggy), lokasi, kontraksi, uterus, nyeri, perabaan distensi bilas
6. Anogenital : Lihat struktur, ragangan, udema vagina, keadaan liang vagina, (licin, kendur lemah)
adakah hematom, nyeri, tegang perineum ; Keadaan luka episiotomy, ochimosis, edema, kemerahan,
eritema, drainage. Anus: Hemoroid dan thrombosis padaa anus.
• Vulva Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar
bartolini dan perdarahan. Pada kasus episiotomy vulva kadang bisa menjadi edema, perineum
ruptur jika terjadi infeksi, maka akan terlihat kemerahan, jahitan basah dan mengeluarkan
• Fundus uteri Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm dibawah umbilicus. Bila uterus
lembek , lakukan masase sampai keras. Bila fundus bergeser kearah kanan midline , periksa
adanya distensi kandung kemih.
• Kandung kemih Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung kemih ibu cepat terisi karena
diuresis post partum dan cairan intra vena.
• Lochea rubra berlanjut sampai hari ke-23, menjadi lochea serosa dengan aliran sedang. Bila darah
mengalir dengan cepat, dicurigai terjadinya robekan servik. Lochia (Warna, jumlah, bau, bekuan
daraah atau konsistensi,1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa ≥ 10 hr alba).
7. Muskuloskeletal : Tanda human, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,kekuatan otot.
8. Genetalia
Pengeluaran darah bercampur lender, pengeluaran air ketuban, bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu
feses yang dibentuk anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
9) Eksremitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarkan uterus, karena pre eklamsia
atau karena penyakit jantung atau ginjal.
10) Tanda-tanda Vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekana darah turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu
tubuh turun

Pemeriksaan Laboratorium
- Darah : Hemoglobin dan hematocrit 12-24 jam post partum (jika Hb ≤ 10 g% dibutuhkan suplemen FE),
eritrosit, leukosit, Trombosit.
- Klien dengan Dower kateter diperlukan culture urine.
Diagnose Keperawatan Pada Ibu Post Partum

O Untuk Ibu Post Partum Normal


1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses persalinan.
3. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan cara perawatan payudara bagi ibu
menyusui.

O Untuk Post Partum Sectio Caesrea ( SC)


1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan dengan merasa lemah.
.
Rencana Asuhan Keperawatan pada ibu post partum
Untuk Ibu Post Partum Normal
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi, kimia, fisik,psikologis), kerusakan jaringan.
Tujuan dan kriteria hasil :
Noc :
Tingkatan nyeri , control nyeri, tingkat kenyamanan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam
pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil :Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri), Tanda vital dalam batas normal, Tidak mengalami gangguan tidur.
Nic :
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
faktor prespitasi, Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan, Kurangi faktor prespitasi nyeri,
Ajarkan teknik non farmakologi ( napas dalam, relaksasi distraksi, kompres hangat/dingin ), Berikan analgesik
untuk mengurangi nyeri dan Monitor vital sign.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang cara perawatan vulva.
Noc :
Status imun, pengetahuan tentang kontrol infeksi dan kontrol resiko, Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama
1x 24 jam pasien tidak mengalai infeksi dengan kriteria hasil :Klien bebas dari tanda gejala infeksi, Menunjukan
kemampuan untuk mencegah timbulnya gejala infeksi,Menunjukan perilaku hidup sehat. Rencana tindakan yang akan
di lakukan berdasarkan.
Nic :
Pertahankan aseptif batasi pengunjung bila perluCuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan,Gunakan alat
pelindung diri, Berikan terapi antibiotik, Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal,Monitor adanya luka.
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan darah dan intake ke oral
Noc :
Keseimbangan cairan, hidrasi, Status gizi : intake makanan dan cairan Kriteria hasil : Mempertahankan urin output
dengan usia dan BB, tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, Elastisitas turgor
kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan. Rencana tindakan berdadarkan.
Nic :
Timbang popok/ pembalut bila di perlukan, Monitor status dehidrasi, Monitor tanda vital, Monitor status cairan yang
masuk dan keluar, Pemberian cairan IV monitor adanya tanda gejala kelebihan volume cairan.
Untuk Post Partum Sectio Caesrea ( SC)
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Keperawatan
No. Keperawatan
(SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dikakukan tindakan Observasi :
cedera fisik keperawatan 1x24 jam diharapkan - Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, intensitas nyeri
dibuktikan dengan Tingkat nyeri menurun. - Identifikasi skala nyeri
tampak meringis Kriteria Hasil : - Identifikasi factor penyebab nyeri
- Keluhan nyeri menurun (5) - Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Tampak meringis menurun (5) Terapeutik :
- Sikap protektif menurun (5) - Berikan teknik nonfarmakologis (tarik nafas dalam, kompre
hangat atau dingin)
- Kontrok lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi pereda nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan teknik nonfarkamkologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik (jika perlu)
2. Resiko infeksi Setelah melakukan tindakan Observasi :
b.d kerusakan keperawatan 1x 8 jam - Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
integritas kulit. diharapkan Tingkat infeksi sistemik
menurun. Kriteria Hasil : Terapeutik :
- Kebersihan tangan meningkat - Batasi jumlah pengunjung
(5) - Berikan perawatan kulit pada area edema
- Kebersihan badan meningkat - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
(5) pasien dan lingkungan pasien
- Nyeri menurun (5) - Pertahankan teknik aseptic pada pasein beresiko
tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cuci tangan dengan benar
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antibiotok ataupun
imusisasi (jika perlu)
3. Intoleransi Setelah melakukan tindakan Observasi :
keperawaran 1x24 jam diharapkan
aktivitas b.d Toleransi aktivitas meningkat. - Identifikasi keterbatasan fungsi dan gerak sendi
imobilitas Kriteria Hasil : - Monitor lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau rasa sakit
- Kemudahan dalam melakukan
dibuktikan dengan aktivitas sehari-hari meningkat (5) selama bergerak atau beraktivitas
klien merasa - Kecepatan berjalan meningkat (5) Terapeutik :
lemah. - Jarak berjalan meningkat (5) - Lakukan pengendalian nyeri sebelum memulai latihan
- Perasaan lemah menurun (5) - Berikan posisi tubuh optimal untuk gerakan sendimpasif
atau aktif
- Fasilitasi menyusun jadwal latihan rentang gerak aktif
atau pasif
- Berikan penguatan positif untuk melakukan latihan
bersama
Edukasi :
- Jelaskan kepada pasien atau keluarga tujuan dan
rencanakan latihan bersama
- Anjurkan pasien duduk ditempat tidur, disisi tempat tidur
(menjuntai) atau di kursi
- Anjurkan melakukan latihan rentang gerak pasif dan
aktif secara sistematis
Implementasi Asuhan Keperawatan
pada ibu post partum

Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan


dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Pada tahap ini, perawat yang akan
memberikan perawatan kepada pasien dan sebaiknya tidak
bekerja sendiri tetapi juga melibatkan tenaga medis yang
lain untuk memenuhi kebutuhan pasien (Rohmah,2012).
Evaluasi Asuhan Keperawatan
pada ibu post partum

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan


terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan
tenaga medis yang lain agar mencapai tujuan/kriteria hasil yang telah
ditetapkan (Rohmah, 2012)
Perumusan evaluasi formatif meliputi 4 komponen yang dikenal istilah
SOAP, yaitu :
S : Subjektif (data berupa keluhan informan)
O : Objektif (data hasil pemeriksaan)
A : Analisis Data (pembanding data dengan teori)
P : Perencanaan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Tahap terakhir adalah prose dokumentasi, adalah kegiatan


mencatat seluruh tindakan yang telah dilakukan.
Dokumentasi keperawatan sangat penting untuk dilakukan
karena berguna untuk menghindari kejadian tumpang
tindih, memberikan informasi ketidaklengkapan asuhan
keperawatan, dan terbinanya koordinasi antar teman
ssejawat atau pihak lain.
🙏

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai