OLEH:
DHORA PUTRI MERYDA
1801100515
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Ns. Fellianus Basa Hokon, S. Kep Ns. Putu Sintya Arlinda A, M. Kep
NIDN. 0711018807
Mahasiswa
1. Definisi Hipertensi
terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
2. Etiologi Hipertensi
(Aspiani, 2014)
1) Genetik
untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan,
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
3) Diet
bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada
peningkatan pada volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh
darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat
berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat
tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus
gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
b. Hipertensi sekunder
hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadi akibat stenosi
tekanan darah dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron dan
(Aspiani, 2014).
3. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh
dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug).
tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi
masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam genesis
hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal,
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala
umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama
pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum
a. Sakit kepala
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri
kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari
5. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80
mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih
tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi
berat badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah
karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau
6. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang
2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang
tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara
2014)
b. Pengaturan diet
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara menurunkan berat badan
jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas
4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
e. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok
f. Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
secara langsung dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan
natrium
8. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas)
dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan
ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas/ Istirahat
- Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
- Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
- Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi, perspirasi.
- Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
- Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple (hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
- Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak,
otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
- Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada
masa yang lalu).
e. Makanan/cairan
- Gejala : Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini (meningkat/turun) Riwayat
penggunaan diuretik
- Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
- Genjala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat bangun dan
menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur, epistakis).
- Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses pikir,
penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
- Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala.
h. Pernafasan
- Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, ortopnea, dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
- Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan
(krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
- Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
A. Identitas Klien
a. Saat MRS : Pasien datang dengan keluhan pusing terus terusan pada saat
beraktivitas dan berkurang apabila dibuat istirahat, mual muntah dan lemas.
Pasien memeriksakan ke IGD dan didiagnosis Hipertensi oleh dokter.
b. Saat Pengkajian: Pasien mengatakan pusing dan terasa berat pada tengkuk,
terasa mual setiap mau makan dan muntah kurang lebih 5-6x, lemas dan mata
berkunang-kunang.
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll): Pasien tidak memiliki riwayat alergi
apapun.
3. Kebiasaan :
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok - - -
Minum - - -
Kopi
Alkoholisme Tidak Tidak Tidak
mengkonsumsi mengkonsumsi mengkonsumsi
D. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterngan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Meninggal
: Garis perkawinan, keturunan
: Satu rumah
E. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Disapu setiap hari -
Bahaya Kecelakaan Tidak ada Tidak bekerja
Polusi Banyak pepohonan -
Ventilasi Ada -
Pencahayaan Baik -
Masalah: Tidak ada masalah yang berhubungan dengan penyakit pasien.
F. Pola Aktivitas-Latihan
Aktivitas / Latihan Selama di rumah Selama di RS
Mandi 2 x sehari 2 x sehari, diseka
Berpakaian/berdandan Mandiri Dibantu keluarga
Toiletting Spontan Memakai cateter
urine
Mobilitas di tempat Mandiri Miring kanan kiri
tidur saja
Berpindah Mandiri Dengan bantuan
Masalah: Pasien tidak dapat mobilisasi secara mandiri karena masih pusing. Pasien
membutuhkan bantuan baik dari keluarga maupun perawat untuk melakukan
beberapa aktivitasnya
G. Pola Nutrisi-Metabolik
Jenis Di Rumah Di RS
Jenis diet/makanan Bebas Lunak RG
Frekuensi/pola 3 x sehari 3 x sehari
Porsi yang dihabiskan 1 porsi 1 porsi
Komposisi menu Nasi, lauk-pauk, Bubur tim, sayur,
sayur, jerohan, lauk-pauk (Diit HT)
kacang-kacangan
Pantangan Tidak ada pantangan Garam, makanan
kaleng(sarden, buah
kaeng), makanan
yang diawetkan
(ikan, telur asin),
kacang, jerohan,
lemak, kecap , kopi,
yang mengandung
soda/ pengembang
Nafsu makan Normal Normal
Fluktuasi BB 6 bln Normal Normal
terakhir
Sukar menelan Tidak Tidak
(padat/cair)
Pemakaian gigi palsu Tidak Tidak
(area)
Riw. Masalah Tidak Tidak
penyembuhan luka
Masalah: Tidak terdapat masalah nutrisi, hanya saja perubahan komposisi
menyesuaikan dengan diit yang diberikan.
H. Pola Eliminasi
Jenis Di Rumah Di RS
BAB
Frekuensi/pola 2x per hari Belum BAB
Konsistensi Padat -
Warna & bau Kuning kecoklatan, -
khas feces
Kesulitan Tidak Tidak
Upaya Mengatasi - -
BAK
Frekuensi/pola 4-5 x sehari +- 2100 cc/hari
Warna & bau Jernih, Normal Jernih, Normal
Konsistensi Normal Normal
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya Mengatasi - Memakai urine
kateter
Masalah: Tidak ada masalah pada pola eliminasi.
I. Pola Tidur-Istirahat
Jenis Di Rumah Di RS
Tidur siang
Lamanya 2 jam 30 menit
Jam… s/d ….. 11.00-13.00 12.30
Kenyamanan Biasa saja Sering terbangun
setelah tidur
Tidur malam
Lamanya 6-7 jam 4-5 jam
Jam… s/d ….. 22.00-05.00 23.00-03.00
Kenyamanan Biasa saja Sering terbangun
setelah tidur
Kebiasaan sebelum Tidak ada Menutup mata
tidur dengan penutup
mata, lampu
dimatikan
Kesulitan Tidak ada Ada
Masalah: Terdapat masalah pola istirahat-tidur karena sering terbangun , tidur tidak
nyenyak.
L. Pola Peran-Hubungan
o Peran dalam keluarga : Pasien tidak merasakan perubahan peran yang berarti
dan merasa sama seperti biasanya.
o Sistem pendukung : Keluarga mendukung proses kesembuhan pasen.
o Kesulitan dlm keluarga : Hubungan keluarga tidak ada masalah.
o Masalah tentang peran/hubungan dg keluarga selama perawatan di RS: Pasien
mengatakan hubungannya dengan keluarga tidak ada masalah selama
perawatan di rumah sakit.
o Upaya yg dilakukan utk mengatasi : Tidak ada
Masalah: Tidak ada masalah peran dalam keluarga.
M. Pola Komunikasi
o Bicara : Normal
o Kehidupan keluarga :
N. Pola Seksualitas
1. Keadaan umum
b. Mata: visus mata mulai berkurang (rabun dekat), pasien memakai kaca mata
plus.
3. Dada
Inspeksi dan palpasi dada: Dalam batas normal
a. Jantung
- Inspeksi: simetris
- Perkusi: sonor
- Auskultasi: reguler
b. Paru
- Inspeksi: simetris
- Perkusi: sonor
- Perkusi: timpani
1. Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
25 A. Hematologi
Agustus 1. 14,4 g/dL L: 13,3-17,7 P: 11,7-
2020 Hemoglobin 15,7
13.278 cell/cmm 4.000-11.000
2. Hitung leukosit -/-/84/13/3 2-4
3. Hitung jenis 0%
4. Eosinofil
0% 0-1
5. Basofil 84% 50-70
6. Neutrofil 13% 25-40
7. Limfosit 3% 2-8
8. Monosit 217.000 cell/cmm 150.000-450.000
9. Trombosit
41,5% L: 40-54 P: 35-47
10. Hematokrit 4,83% L: 4,5-6,5 P: 3,0-6,0
11. Hitung eritrosit 80 fL 80-97
12. MCV 29,9 pg 27-34
13. MCH 34,7 g/dL 32-36
14. MCHC
2. Radiologi
Tanggal 25 Agutus 2020 dilakukan Thorax PA dengan hasil bacaan normal.
3. EKG
Untuk hasil EKG yaitu sinus rytem
R. Pengobatan
IVFD: NS 20 tpm makro.
Injeksi: Ondan 3dd4 mg, neurosanbe 1x/hari, ceftriaxon 2 dd1 gr, piracetam 3dd 1
gr
PO: irbesartan 0-0-300mg, adalat oros 1dd30mg, bisoprolol 0-5mg-0
Resistensi pebuluh
darah otak
Suplai 02 otak
menurun
Sinkop
Gangguan perfusi
jaringan
Nyeri
3. DS : Pasien mengatakan sulit Kerusakan Gangguan pola
untuk istirahat karena nyeri vaskuler pembuluh tidur
kepala hilang timbul, sering darah
terbangun
Penyumbatan
DO : Pasien tampak gelisah, pembuluh darah
lemas, wajah lesu, pucat
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Resistensi pebuluh
darah otak
Gangguan pola
tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen peningkatan tekanan intrakaranial
3 x 24 jam, perfusi jarinagn meningkat dengan Observasi
perfusi
kriteria hasil:
jaringan - Tingkat kesadaran membaik o Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi, gangguan
- Tidak ada sakit kepala metabolisme, edema serebral)
berhubungan
- Tidak ada gelisah o Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah
dengan - Tidak ada peningkatan tekanan intra kranial meningkat, bradikardi, pola napas ireguler, kesadaran menurun)
gangguan o Monitor status pernapasan monitor MAP (mean arterial
pressure)
sirkulasi o Monitor CVP (central venuos pressure), JIKA PERLU
o Monitor PAWP, jika perlu
o Monitor PAP, jika perlu
o Monitor ICP (intra cranial pressure)
o Monitor glombang icp
Terapeutik
Nyeri akut Nyeri berkurang/hilang dalam waktu 3x24 jam Manajemen nyeri:
setelah dilakukan tindakan keperawatan, Observasi
berhubungan
dengan kriteria hasil:
dengan o Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Tingkat nyeri: intensitas nyeri.
peningkatan
Keluhan nyeri menurun (4-5) o Identifikasi skala nyeri
tekanan Meringis menurun (4-5) o Identifikasi respon nyeri non verbal.
Frekuensi nadi membaik (4-5) o Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
vaskuler
Tekanan darah normal (4-5) o Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
cerebral o Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
o Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
- Kontrol nyeri:
diberikan.
Melaporkan nyeri terkontrol (4-5)
o Monitor efek samping
Kemampuan mengenali saat nyeri cukup
meningkat (4)
Kemampuan mengenali penyebab nyeri cukup Terapeutik:
meningkat (4) o Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
Kemampuan memakai teknik o Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri.
nonfarmakologi cukup meningkat(4) o Fasilitasi istirahat tidur
Penggunaan analgesic cukup menurun (4) o Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi:
o Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
o Jelaskan strategi meredakan nyeri.
o Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
o Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
o Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Memfasilitasi siklus tidur
3 x 24 jam, pasien dapat istirahat tidur malam Observasi
tidur
optimal, dengan kriteria hasil:
berhubungan - melaporkan istirahat tidur malam yang o Identifikasi pola aktivitas dan tidur
optimal o Identidikasi faktor pengganggu tidur ( fisik/ psikologi )
dengan
- tidak menunjukkan prilaku gelisah o Identifikasi makanan atau minuman yang menggangu tidur
kegelisahan - wajah tidak pucat dan konjungtiva mata tidak o Identifikasi obat tidur yang di konsumsi
anemis karena kurang tidur
dan sering
- mempertahankan pola tidur yang memberikan Terapeutik
bangun saat energi cukup untuk menjalani aktivitas
malam o Modifikai lingkungan (mis : pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
o Batasi tidur siang jika perlu
o Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
o Tetapkan jadwal tidur rutin
o Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis :
pijat, pengatran posisi, terapi akupresur)
o Sesuaikan jadwal pemberian obat dari atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur
Edukasi
2. Terapeutik
2.1 Meminimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
2.2 Memberikan posisi semiflower
2.3 Mempertahankan suhu tubuh normal (36,5 – 37,5)
3. Edukasi
3.1 Memberikan terapi sedasi dan anti konsulvan (valisanbe 0,2 mg)
3. Edukasi
3.1 Menganjurkan banyak istirahat untuk 24 jam
3.2 Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Kolaborasi
4.1 Mengkonsultasikan dengan tim gizi untuk memberikan diit rendah
garam
4.2 Memberikan terapi analgesic (peinlos 400 mg) untuk mengurangi nyeri
pada skor nyeri 4-7.
3. Edukasi
3.1 Memberikan terapi sedasi dan anti konsulvan (valisanbe 0,2 mg)
2. Terapeutik
2.1. Menganjurkan keluarga mengajak pasien berbincang-bincang
atau mendengarkan musik yang disukai (Manajemen nyeri non
farmakologi).
2.2. Membantu mengatur posisi yang nyaman untuk mengurangi
nyeri.
3. Edukasi
3.1. Menganjurkan banyak istirahat untuk 24 jam
4. Kolaborasi
4.1. Memberikan terapi analgesic (peinlos 400 mg) untuk
mengurangi nyeri pada skor nyeri 4-7.
3. Edukasi
3.1 Menjalankan pentingnya tidur cukup selama sakit
3.2 Menganjukan menepati kebiasaan waktu tidur
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tanggal/ Tindakan Keperawatan TTD
Keperawatan
Jam
Gangguan 26-08-2020 1. Observasi
perfusi jaringan
14.00 WIB 1.1 Memonitor tanda dan gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah
berhubungan
meningkat, bradikardi, pola napas ireguler, kesadaran menurun)
dengan
1.2 Memonitor status pernapasan monitor MAP (mean arterial pressure)
gangguan
sirkulasi
2. Terapeutik
2.1 Meminimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
2.2 Memberikan posisi semiflower
2.3 Mempertahankan suhu tubuh normal (36,5 – 37,5)
3. Edukasi
3.1 Menganjurkan banyak istirahat untuk 24 jam
EVALUASI KEPERAWATAN
25-08-2020
Jam 15.30
S : Pasien mengatakan kepala terasa pusing, tengkuk masih terasa kaku, tangan kesemutan
O : Kesadaran : compos mentis
Td : 170/90 mmHg
N :96x/mnt
Tax: 36,3
Rr : 20x/mnt
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi mandiri dilanjutkan
26-08-2020
Jam 15.30
S : Pasien mengatakan kepala terasa pusing berkurang, tengkuk terasa kaku berkurang
O : Keadaan : compos mentis
Td : 150/90 mmHg
N :88x/mnt
Tax: 36,9
Rr : 20x/mnt
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
25-08-2020
Jam 15.30
S: Pasien mengatakan nyeri kepala mulai berkurang skala nyeri 2-3.
O: Kesadaran: Compos Mentis,
- Td : 170/90 mmHg
- N :96x/mnt
- Tax: 36,3
- Rr : 20x/mnt
- Pasien tampak bisa mengontrol nyerinya.
- Grimace (+)
- Keluhan nyeri (+)
- Meringis (-)
26-08-2020
Jam 15.30
S: Pasien mengatakan nyeri kepala hilang timbul skala nyeri 1
O: Kesadaran: Compos Mentis,
Td : 150/90 mmHg
N :88x/mnt
Tax: 36,9
Rr : 20x/mnt
- Pasien tampak bisa mengontrol nyerinya.
- Grimace (+)
- Keluhan nyeri (+)
- Meringis (-)
25-08-2020
Jam 15.30
S : Pasien mengatakan frekuensi pola tidur muali membaik, tidur siang +- 1-2 jam
O:
- Pasien tampak lebih segar
- Sumringah
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Perencanaan Pulang
4. Anstipasi bantuan biaya setelah pulang : tidak ada (BPJS sesuai kelas)
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah : Diet yang dikonsumsi pasien diet rendah
garam, menghindari pantangan yang sudah dijelaskan, Pasien tetap bisa melakukan
aktivitasnya / mobilisasi secara bertahap guna membantu proses penyembuhan.