Anda di halaman 1dari 13

FORMAT ANALISA DATA

Data Subyekfir dan Obyektif Analisis Data Masalah Keperawatan


S : px mengatakan setelah jalanjalan ke puncak dan terkena Bersihan jalan nafas berhubungan dengan
udara dingin merasakan batuk disertai sputum yang sulit Alergen ( hawa dingin) hipersekresi jalan nafas di tandai dengan batuk
dikeluarkan tidak efektif, wheezing dan sputum berlebihl

O: ,
1. duduk di pinggir tempat tidur dengan bertumpu
pada kedua tangan dan bahu, hipersensitivitas
2. menggunakan otot-otot bantu nafas,
3. wheezing (+),
4. pernafasan cuping hidung (+),
5. TD : 140/90 MmHg,
6. N : 120x/mnt, Degranulasi
7. RR : 32x/mnt,
8. S : 37,50C.

Melepaskan histamin

Stimulasi sel goblet

Peningkatan pembentukan
sekresi mucus yang berlebihan

Merangsang batuk

Tidak mampu mengeluarkan


sekret

Bersihan jalan nafas tidak efektif


Kolom Analisis Data diisi bagan (patofisiologi) yang menggambarkan penyebab/ faktor risiko sampai terjadi masalah keperawatan

FORMAT PRIORITAS DIAGNOSA

No Diagnosa Keperawatan
1 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh meningkat
2 Hypovolemia berhubungan dengan peningkatan permebilitas kapiler ditandani dengan hematocrit meningkat dan kondisi px melemah
3 Resiko deficit nutrisi ditandai dengan keengganan unutk makan karena mual

Luaran keperawatan keseimbangan cairan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam maka [keseimbangan cairan][meningkat]dengan kriteria hasil

Kriteria hasil menurun Cukup menurun sedang Cukup meningkat meningkat

Batuk efektif
1 2 3 4 5

meningkat Cukup meningkat sedang Cukup menurun menurun


Produksi sputum 1 2 3 4 5

Mengi
1 2 3 4 5

Wheezing
1 2 3 4 5

Sulit bicara
1 2 3 4 5

Gelisah 1 2 3 4 5

memburuk Cukup memburuk sedang Cukup membaik membaik

Frekuensi napas 1 2 3 4 5

Pola nafas
1 2 3 4 5
TANGGAL DX
INTERVENSI KEPERAWATAN
JAM KEPERAWATAN
08 00 Bersihan jalan Intervensi Utama
nafas
berhubungan LATIHAN BATUK EFEKTIF
dengan
Observasi
hipersekresi jalan
nafas di tandai 1. Identifikasi kemampuan batuk

dengan batuk 2. Monitor adanya retensi sputum


tidak efektif,
3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
wheezing dan
sputum berlebihl 4. Monitor input dan output cairan (mis. jumlah dan karakteristik)

Terapeutik

1. Atur posisi semi-Fowler atau Fowler

2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien

3. Buang sekret pada tempat sputum

Edukasi

1. Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,

2. . Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif

3. kemudian keluarkan dan mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik

4. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali

5. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3

6. Kolaborasi pembenian mukolitik atau ekspektoran,jika perlu


MANAJEMEN JALAN NAPAS

Observasi

1. . Monitor sputum (jumlah, wama, aroma)

Terapeutik

1. Terartahankan kepatenan jalan napas dengan head-tit dan chin-it law-thrust

2. curiga trauma servikal)

3. . Posisikan semi-Fowler atau Fowler

4. . Berikan minum hangat

5. . Lakukan flsioterapi dada, jika perlu

6. . Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

7. . Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal

8. -Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill

- Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi

2. Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,jika perlu.

PEMANTAUAN RESPIRASI

Observasi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas

2. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-

3. Stokes, Biot, ataksik)

4. . Monitor kemampuan batuk efektif

5. . Monitor adanya produksi sputum

6. . Monitor adanya sumbatan jalan napas

7. . Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

8. . Auskultasi bunyi napas

9. Monitor saturasi oksigen

10. . Monitor nilaiAG D

11. Monitor hasil x-ray toraks

Terapeutik

1. . Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

2. . Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

2. -Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

INTERVENSI PENDUKUNG
IMPLEMENTASI

TANGGAL DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI TTD


INTERVENSI UTAMA
LATIHAN BATUK EFEKTIF

Observasi

1. mengidentifikasi kemampuan batuk

2. memonitor adanya retensi sputum

3. memonitor tanda dan gejala infeksi saluran napas

4. memonitor input dan output cairan (mis. jumlah dan karakteristik)


Terapeutik

1. mengatur posisi semi-Fowler atau Fowler

2. memaasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien

3. membuang sekret pada tempat sputum

Edukasi

1. menganjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,

2. menjelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif kemudian keluarkan dan mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik

3. menganjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali

4. menganjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3

5. melakukan Kolaborasi pembenian mukolitik atau ekspektoran,jika perlu

MANAJEMEN JALAN NAPAS

Observasi

2. . Monitor sputum (jumlah, wama, aroma)

Terapeutik

1. mempertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tit dan chin-it law-thrust

2. memastikan trauma servikal)

3. . memposisikan semi-Fowler atau Fowler

4. . memberikan minum hangat

5. . melakukan flsioterapi dada, jika perlu


6. . melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

7. . melakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal

8. -mengeluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill

9. memberikan oksigen, jika perlu

Edukasi

3. menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi

4. mengajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

2. melakukan Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,jika perlu.

PEMANTAUAN RESPIRASI

Observasi

1. memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas

2. memonitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot,
ataksik)

3. memonitor kemampuan batuk efektif

4. . memonitor adanya produksi sputum

5. . memonitor adanya sumbatan jalan napas

6. . melakukan Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

7. . melakukan Auskultasi bunyi napas

8. memonitor saturasi oksigen


9. .memonitor nilaiAG D

10. memonitor hasil x-ray toraks

Terapeutik

1. .mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

2. . mendokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

2. menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu

INTERVENSI PENDUKUNG
EVALUASI

DESKRIPSI EVALUASI ( tanggal 13 maret 2020 )


DATA S : PX mengatakan lebih rilex
O;
1. tidak ada penggunaan otot bantu nafas,
2. wheezing (-), pernafasan cuping hidung (-),
3. TD : 140/90 MmHg,
4. N : 98x/mnt,
5. RR :26x/mnt, S : 370C.

Masalah teratasi ( sesak )


ASSESMENT

PLANNING Lanjutkan intervensi : lanjutkan dengan pemantauan status respirasi


Intervensi utama
Pemantauan status respirasi
Manajemen jalan nafas
Intervensi pendukung
Tidak ada

Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai