O: ,
1. duduk di pinggir tempat tidur dengan bertumpu
pada kedua tangan dan bahu, hipersensitivitas
2. menggunakan otot-otot bantu nafas,
3. wheezing (+),
4. pernafasan cuping hidung (+),
5. TD : 140/90 MmHg,
6. N : 120x/mnt, Degranulasi
7. RR : 32x/mnt,
8. S : 37,50C.
Melepaskan histamin
Peningkatan pembentukan
sekresi mucus yang berlebihan
Merangsang batuk
No Diagnosa Keperawatan
1 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh meningkat
2 Hypovolemia berhubungan dengan peningkatan permebilitas kapiler ditandani dengan hematocrit meningkat dan kondisi px melemah
3 Resiko deficit nutrisi ditandai dengan keengganan unutk makan karena mual
Batuk efektif
1 2 3 4 5
Mengi
1 2 3 4 5
Wheezing
1 2 3 4 5
Sulit bicara
1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
Pola nafas
1 2 3 4 5
TANGGAL DX
INTERVENSI KEPERAWATAN
JAM KEPERAWATAN
08 00 Bersihan jalan Intervensi Utama
nafas
berhubungan LATIHAN BATUK EFEKTIF
dengan
Observasi
hipersekresi jalan
nafas di tandai 1. Identifikasi kemampuan batuk
Terapeutik
Edukasi
1. Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
3. kemudian keluarkan dan mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
5. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
PEMANTAUAN RESPIRASI
Observasi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
Terapeutik
Edukasi
INTERVENSI PENDUKUNG
IMPLEMENTASI
Observasi
Edukasi
1. menganjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
2. menjelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif kemudian keluarkan dan mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
4. menganjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
PEMANTAUAN RESPIRASI
Observasi
2. memonitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot,
ataksik)
Terapeutik
Edukasi
INTERVENSI PENDUKUNG
EVALUASI
Intervensi dihentikan