Materi I
Apoteker dan Praktik Kefarmasian
Dasar Hukum
Praktik Kefarmasian
Organisasi Profesi
Sumpah/Janji Apoteker
Peraturan Perundang-undangan
Dasar Hukum
UU 36/2009 Kesehatan
APOTEKER
Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai
Apoteker dan telah mengucapkan
Tenaga Kefarmasian adalah sumpah jabatan Apoteker.
tenaga yang melakukan [PP 51/2009]
Pekerjaan Kefarmasian, yang
terdiri atas Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian.
[PP 51/2009]
Pendidikan Tinggi UU 12/2012
Sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni tertentu.
Pendidikan Akademik mencakup program
Sarjana Farmasi
pendidikan sarjana (S1), magister atau master
(S2), dan doktor (S3).
AKADEMIK
UMUM
SUMPAH
KEWENANGAN
PENDERITA
Kode Etik
INTERNAL APOTEKER INDONESIA KEWAJIBAN
TEMAN SEJAWAT
HAK
Peraturan TENAGA
EKSTERNAL Perundang-Undangan KESEHATAN LAIN
KEWAJIBAN
SUMPAH/JANJI APOTEKER
Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh- Rahasia
sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,
kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial;
kefarmasian
Saya ikrarkan Sumpah/Janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh
keinsyafan
PROFESIONAL & KODE ETIK PROFESI
TENAGA KESEHATAN
adalah setiap orang
yang mengabdikan diri PENGETAHUAN
dalam bidang (KNOWLEDGE)
kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui
pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk
jenis tertentu KETRAMPILAN SIKAP/ETIKA
memerlukan (SKILL) (ATTITUDE)
kewenangan untuk
melakukan upaya
kesehatan.
ETIKA
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (ahlak);
Ettiquette (Perancis)
Etika
Sopan santun
Cara bertingkah laku Tentang tingkah laku itu sendiri
Sanksi sosial Sanksi fisik (kurungan) atau (Kode Etik adalah etika yang
(“memalukan”, dll) denda tertulis/ditulis yang mempunyai
sanksi profesi)
Kode Etik Profesi
(Code of Conduct)
Dengan membuat
kode etik, profesi
sendiri akan
Kode etik harus menetapkan hitam
menjadi hasil self- atas putih niatnya
Kode etik itu dibuat
regulation untuk mewujudkan
oleh profesi itu sendiri
(pengaturan diri) dari nilai-nilai moral yang
profesi. dianggapnya hakiki,
hal itu tidak pernah
bisa dipaksakan dari
luar.
MUKADIMAH
Pasal 1
Sumpah/Janji
Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Apoteker.
Pasal 2
Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Apoteker Indonesia.
Pasal 3
Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta
selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya.
Pasal 4
Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di
bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan
diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi
ketentuan-ketentuan Kode Etik.
Pasal 12
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang
baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta
mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER/FARMASIS TERHADAP SEJAWAT PETUGAS
KESEHATAN LAINNYA
Pasal 13
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan
hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati Sejawat Petugas
Kesehatan.
Pasal 14
Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan lainnya.
BAB V
PENUTUP
Pasal 15
Ditetapkan di :Denpasar
Pada tanggal:18 Juni 2005
APOTEKER
(IAI) KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
KOMUNITAS
KODE ETIK IPMG
(International Pharmaceutical Manufacturer Group)
Kode Etik Komunitas Farmasi
UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Ketetapan MPR
Perda Provinsi
Perda Kabupaten/Kota
Lanjutan…
Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh:
MPR,
DPR,
DPD,
MA,
MK,
BPK,
KY,
BI,
Menteri,
Badan, Lembaga, atau Komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau
Pemerintah atas perintah Undang-Undang,
DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang
setingkat.
Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
[UU 12/2011, Pasal 8 ayat (1) ]
Lanjutan…