Anda di halaman 1dari 25

Rahasia Kedokteran, Rahasia Kefarmasian, dan

©
Sumpah / Janji Apoteker
Materi IA
PERUNDANG-UNDANGAN & ETIKA
Program Studi Profesi FARMASI
Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Budi Djanu Purwanto, SH, MH
Semester Genap 2020-2021

© Hak Cipta dilindungi Undang-Undang


PERUNDANG-UNDANGAN & ETIKA
FARMASI

Materi IA
Rahasia Kedokteran, Rahasia Kefarmasian, dan
Sumpah/Janji Apoteker
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Budi Djanu Purwanto, SH, MH
Semester Genap 2020-2021
© Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Rahasia Kedokteran, Rahasia Kefarmasian, dan
Sumpah / Janji Apoteker

Makna Sumpah
Administratif Registrasi Nakes

Menyimpan
Substantif
rahasia
DASAR HUKUM

UU 29/2004 PRAKTIK KEDOKTERAN

UU 36/2009 KESEHATAN

UU 44/2009 RUMAH SAKIT

UU 36/2014 TENAGA KESEHATAN


DASAR HUKUM

PP 20/1962 LAFAL SUMPAH/JANJI APOTEKER

PP 10/1966 WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN

PP 51/2009 PEKERJAAN KEFARMASIAN

PMK 36/2012 RAHASIA KEDOKTERAN


Sumpah / Janji Apoteker PP 20/1962

 Sebelum seorang apoteker melakukan jabatannya, maka ia harus


mengucapkan sumpah menurut cara agama yang dipeluknya, atau
mengucapkan janji.

 Ucapan sumpah dimulai dengan, kata-kata “Demi Allah” bagi


mereka yang beragama Islam, dan sumpah untuk agama lain,
pemakaian kata-kata “Demi Allah”........ disesuaikan dengan
kebiasaan agama masing-masing.
Lanjutan ...
 Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan terutama dalam
bidang Kesehatan;
 Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya
dan keilmuan saya sebagai Apoteker;
 Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian saya
untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;
 Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian;
 Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh
supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik
kepartaian, atau kedudukan sosial;
 Saya ikrarkan Sumpah/Janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keinsyafan.
RAHASIA KEDOKTERANUU 29/2004

Pasal 48
 Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
wajib menyimpan rahasia kedokteran
 Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan
pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan
Peraturan Menteri.
Rahasia KedokteranUU 44/2009

Pasal 38
(1) Setiap Rumah Sakit harus menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dibuka untuk kepentingan kesehatan pasien, untuk pemenuhan
permintaan aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, atas
persetujuan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan
Peraturan Menteri.
Rahasia Kondisi KesehatanUU 36/2009

Pasal 57
(1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah
dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
(2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal:
a. perintah undang-undang;
b. perintah pengadilan;
c. izin yang bersangkutan;
d. kepentingan masyarakat; atau
e. kepentingan orang tersebut.
Lanjutan …

Pasal 58
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya. (Yang termasuk “kerugian” akibat pelayanan kesehatan termasuk didalamnya
adalah pembocoran rahasia kedokteran.)

(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kewajiban Tenaga KesehatanUU 36/2014
Pasal 58
(1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib:
a. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan
Profesi, Standar Prosedur Operasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan
Penerima Pelayanan Kesehatan;
b. memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau keluarganya atas
tindakan yang akan diberikan
c. menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
d. membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan, asuhan, dan
tindakan yang dilakukan; dan
e. merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yang mempunyai
Kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf d hanya berlaku bagi
Tenaga Kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perseorangan.
Lanjutan ...

Rahasia Kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan


Pasal 73
(1) Setiap Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan wajib
menyimpan rahasia kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan.
(2) Rahasia kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan, pemenuhan permintaan
aparatur penegak hukum bagi kepentingan penegakan hukum, permintaan Penerima
Pelayanan Kesehatan sendiri, atau pemenuhan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang rahasia kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Wajib Simpan Rahasia KedokteranPP 10/1966

Pasal 1
 Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-
orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam
lapangan kedokteran.
 Penjelasan:
 Dengan kata-kata “segala sesuatu yang diketahui”, dimaksud: Segala fakta yang didapat dalam
pemeriksaan penderita, interpretasinya untuk menegakkan diagnose dan melakukan pengobatan:
dari anamnese, pemeriksaan jasmaniah, pemeriksaan dengan alat-alat kedokteran dan
sebagainya.
 Juga termasuk fakta yang dikumpulkan oleh pembantu-pembantunya.
 Seorang ahli obat dan mereka yang bekerja dalam apotik harus pula merahasiakan obat dan
khasiatnya yang diberikan dokter kepada pasiennya. Merahasiakan resep-dokter adalah sesuatu
yang penting dari etik pejabat yang bekerja dalam Apotik.
Lanjutan ...

Pasal 2
 Pengetahuan tersebut Pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam Pasal 3,
kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada Peraturan
Pemerintah ini menentukan lain.
 Penjelasan:
 Berdasarkan pasal ini orang (selain dari pada tenaga kesehatan) yang dalam pekerjaannya berurusan
dengan orang sakit atau mengetahui keadaan sisakit, (baik) yang tidak maupun yang belum mengucapkan
sumpah jabatan, berkewajiban menjunjung tinggi rahasia mengenai keadaan sisakit.
 Dengan demikian para mahasiswa kedokteran “kedokteran gigi, ahli farmasi, ahli laboratorium, ahli sinar,
bidan, para pegawai, murid para medis dan sebagainya termasuk dalam golongan yang diwajibkan
menyimpan rahasia.
 Menteri Kesehatan dapat menetapkan, baik secara umum, maupun secara insidentil, orang-orang lain yang
wajib menyimpan rahasia kedokteran, misalnya pegawai tata-usaha pada rumah-rumah sakit dan
laboratorium-laboratorium,
Lanjutan ...

Pasal 3

Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam Pasal 1 ialah:


a. tenaga kesehatan menurut Pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
tahun 1963 No. 79).
b. mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Yang dimaksud dengan Tenaga Kesehatan dalam undang-undang No. 6 Tahun 1963 ttg Tenaga Kesehatan,
ialah:
Tenaga Kesehatan sarjana, yaitu:
a. dokter;
b. dokter-gigi;
c. apoteker;
d. sarjana-sarjana lain dalam bidang kesehatana.

Tenaga Kesehatan sarjana-muda, menengah dan rendah:


e. dibidang farmasi : asisten-apoteker dan sebagainya;
f. dibidang kebidanan: bidan dan sebagainya;
g. dibidang perawatan: perawat, physio-terapis dan sebagainya;
h. dibidang kesehatan masyarakat : penilik kesehatan, nutrisionis dan lain-lain;
i. dibidang-bidang kesehatan lain.
PEKERJAAN KEFARMASIANPP 51/2009

Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian


Pasal 30
(1) Setiap Tenaga Kefarmasian dalam menjalankan Pekerjaan Kefarmasian wajib
menyimpan Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian.
(2) Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian hanya dapat dibuka untuk
kepentingan pasien, memenuhi permintaan hakim dalam rangka penegakan hukum,
permintaan pasien sendiri dan/atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Lanjutan …

 Rahasia Kedokteran adalah sesuatu yang berkaitan dengan


praktek kedokteran yang tidak boleh diketahui oleh umum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Rahasia Kefarmasian adalah Pekerjaan Kefarmasian yang
menyangkut proses produksi, proses penyaluran dan proses
pelayanan dari Sediaan Farmasi yang tidak boleh diketahui
oleh umum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
Lanjutan ...

 Pemberian obat oleh dokter pada dasarnya mempunyai


hubungan sangat erat dengan Pekerjaan Kefarmasian di mana
obat pada dasarnya mempunyai fungsi mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan
dan peningkatan kesehatan, oleh karena itu perlu dijaga
kerahasiaannya dan agar tidak menimbulkan dampak negatif
kepada pasien.
RAHASIA KEDOKTERANPMK 36/2012

(1) Rahasia kedokteran adalah data dan informasi tentang kesehatan seseorang yang
diperoleh tenaga kesehatan pada waktu menjalankan pekerjaan atau profesinya.
(2) Rahasia kedokteran mencakup data dan informasi mengenai:
a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
penegakan diagnosis, pengobatan dan/atau tindakan kedokteran; dan
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.
(3) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari
pasien, keluarga pasien, pengantar pasien, surat keterangan konsultasi atau rujukan,
atau sumber lainnya.
Kewajiban Menyimpan Rahasia Kedokteran
(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data
dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses terhadap data dan
informasi kesehatan pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien di fasilitas
pelayanan kesehatan;
e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan; dan
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan/atau
manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien telah
meninggal dunia.
Pembukaan Rahasia Kedokteran

(1) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk:


 kepentingan kesehatan pasien,
 memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum,
 permintaan pasien sendiri, atau
 berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pembukaan rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan terbatas sesuai kebutuhan.
PASIEN

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
UU
29/2004 memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada dokter atau dokter gigi

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
UU
44/2009
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di Rumah Sakit

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
PMK
36/2012
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada tenaga kesehatan yang berwenang.
KUHPUU 1/1946
MEMBUKA RAHASIA.
 Pasal 322
(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan
atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu
rupiah.
(2) Bila kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang, maka perbuatan itu dapat dituntut
hanya atas pengaduan orang itu.
Pasal 323
(3) Barangsiapa dengan sengaja memberitahukan hal-hal khusus tentang suatu perusahaan
dagang, kerajinan atau pertanian, di mana ia bekerja atau dulu bekerja, sedangkan ia
harus merahasiakannya, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan butan
atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
(4) Kejahatan ini dituntut hanya atas pengaduan pengurus perusahaan itu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai