Anda di halaman 1dari 32

PERUNDANG-UNDANGAN & ETIKA FARMASI

Materi II
Tenaga Kefarmasian
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Budi Djanu Purwanto, SH, MH


Semester Genap 2020-2021
© Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dasar Hukum

Praktik Kefarmasian
Tenaga Kesehatan, Tenaga Kefarmasian, Tenaga Teknis Kefarmasian,
& Asisten Tenaga Kefarmasian
AGENDA Sertifikat Profesi, Registrasi & Perizinan Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan Lulusan Luar Negeri

Ketentuan Pidana

Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia


UU 36/2009 Kesehatan

UU 36/2014 Tenaga Kesehatan


DASAR
HUKUM
PP 51/2009 Pekerjaan Kefarmasian

Perpres 90/2017 KTKI sebagaimana telah diubah dengan Perpres 86/2019


PMK 889/Menkes/Per/V/2011 Registrasi, Izin Praktik, & Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian sebagaimana telah diubah dengan PM 31/2016

PMK 80/2016 Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan


DASAR
HUKUM PMK 83/2019 Registrasi Tenaga Kesehatan

SE HK.02.02-MENKES-24-2017 Juklak Registrasi, dan Izin Praktik Tenaga


Kefarmasian
PRAKTIK KEFARMASIAN UU 36/2009

TENAGA
KEFARMASIAN
PRAKTIK KEFARMASIAN yang
meliputi pembuatan termasuk 1. Apoteker
pengendalian mutu sediaan 2. Tenaga Teknis Kefarmasian
farmasi, pengamanan, • Sarjana Farmasi
pengadaan, penyimpanan dan • Ahli Madya Farmasi
• Analis Farmasi
pendistribusian obat, pelayanan
obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional
harus dilakukan oleh tenaga FASILITAS SEDIAAN
kesehatan yang mempunyai KEFARMASIAN FARMASI
keahlian dan kewenangan sesuai
1. Obat
dengan ketentuan peraturan 1. Produksi 2. Bahan Obat
perundang-undangan. 2. Distribusi 3. Obat Tradisional
3. Pelayanan 4. Kosmetik
Pasal 108 ayat (1) 5. Suplemen Kesehatan
6. Obat Kuasi
1
TENAGA
PSIKOLOGI
11
KLINIS 2
TENAGA
TENAGA
KESEHATAN
KEPERAWATAN
TRADISIONAL

TENAGA
KESEHATAN 10
TEKNIK
TENAGA KESEHATAN 3
TENAGA
BIOMEDIKA setiap orang yang KEBIDANAN
mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui
9
pendidikan di bidang 4
UU TENAGA
kesehatan yang untuk jenis TENAGA
KETEKNISIAN
36/2014 MEDIS tertentu memerlukan KEFARMASIAN
kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.

8 5
TENAGA TENAGA
KETERAPIAN KESEHATAN
FISIK MASYARAKAT

6
7
KESEHATAN
TENAGA GIZI
LINGKUNGAN
Tenaga Kefarmasian

Sarjana Farmasi
Tenaga Kefarmasian
Sarjana Farmasi
Ahli Madya
Farmasi

TTK
Apoteker

TTK
UU Ahli Madya
UU PP Farmasi
36/2014
23/1992 51/2009
Tenaga Teknis
Kefarmasian Analis Farmasi Analis Farmasi

Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten
Apoteker
Asisten
Tenaga
Kefarmasian
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga
yang membantu Apoteker dalam menjalani
Pekerjaan Kefarmasian
Tenaga Teknis Kefarmasian

TENAGA APOTEKER
KEFARMASIAN Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai
[UU 36/2014] Apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker.
[PP 51/2009]

Tenaga Kefarmasian adalah


TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
tenaga yang melakukan
Pekerjaan Kefarmasian, yang
terdiri atas Apoteker dan Tenaga yang membantu Apoteker dalam
Tenaga Teknis Kefarmasian. menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri
atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis
[PP 51/2009] Farmasi, [UU 36/2014]
Pelimpahan Pekerjaan Kefarmasian UU 36/2014

 tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam


Dalam melakukan kemampuan dan keterampilan yang telah dimiliki
pekerjaan oleh penerima pelimpahan.
kefarmasian, TTK  pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di
dapat menerima bawah pengawasan pemberi pelimpahan.
pelimpahan
pekerjaan  pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas
kefarmasian dari tindakan yang dilimpahkan sepanjang pelaksanaan
tenaga apoteker. tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan.
 tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk
[Ps 65]
pengambilan keputusan sebagai dasar pelaksanaan
tindakan.
Asisten Tenaga Kesehatan PMK 80/2016

Asisten Perawat;
Asisten Tenaga Kesehatan
adalah setiap orang yang Asisten Tenaga Kefarmasian;
mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan Asisten Dental;
dan/atau keterampilan
melalui pendidikan bidang Asisten Teknisi Laboratorium Medik; &
kesehatan di bawah jenjang
Diploma Tiga.
Asisten Teknisi Pelayanan Darah.
Setiap Asisten Tenaga Kesehatan yang telah lulus
pendidikan wajib mengikuti uji kompetensi.

Asisten
Dalam melaksanakan pekerjaannya, Asisten Tenaga
Tenaga
Kesehatan tidak memerlukan registrasi dan surat izin.
Kesehatan

Asisten Tenaga Kesehatan hanya dapat melakukan


pekerjaannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Asisten Tenaga Kefarmasian

Asisten Tenaga Kefarmasian dapat


juga menjalankan pekerjaannya pada FASILITAS PRODUKSI
fasilitas produksi dan/atau distribusi
sediaan farmasi, perbekalan
SEDIAAN FARMASI
kesehatan dan alat kesehatan.

Asisten Asisten Tenaga Kesehatan


hanya dapat melakukan
FASILITAS DISTRIBUSI
Tenaga pekerjaannya di bawah SEDIAAN FARMASI
Kefarmasian Supervisi tenaga kesehatan.

FASILITAS PELAYANAN
Supervisi oleh tenaga kesehatan SEDIAAN FARMASI
dilakukan secara langsung.
Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, Asisten Tenaga Kefarmasian
disupervisi oleh tenaga teknis kefarmasian dan apoteker.

Asisten Dalam hal di Pusat Kesehatan Masyarakat, tenaga teknis kefarmasian


Tenaga dan apoteker tidak ada, Supervisi dapat dilaksanakan oleh Kepala Pusat
Kefarmasian Kesehatan Masyarakat.

Ketiadaan tenaga teknis kefarmasian dan apoteker, ditetapkan oleh dinas


kesehatan kabupaten/kota.
Lingkup Pekerjaan Asisten Tenaga Kefarmasian
di Fasilitas Pelayanan KefarmasianPMK 80/2016

melakukan pencatatan tentang pembelian dan penyimpanan obat serta


Meliputi pelaksanaan melakukan pendataan persediaan obat;
tugas yang diberikan menerima pembayaran resep, stok harga, penandaan item untuk
oleh tenaga teknis penjualan, pencatatan dan klaim asuransi;
kefarmasian dan
apoteker dalam melakukan pelayanan perbekalan kesehatan rumah tangga;
pekerjaan administrasi
(clerkship) dan peran melakukan pengarsipan resep sesuai data dan ketentuan berlaku;
pelayanan pelanggan,
mengikuti pelaksanaan melakukan pemeriksaan kesesuaian pesanan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan; dan
standar prosedur
operasional, dalam hal: melakukan pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk
keperluan floor stock.
UJI KOMPETENSIUU 36/2014

Mahasiswa PT bekerja
SERTIFIKAT BERLAKU
bidang sama dengan
PROFESI 5 TAHUN
kesehatan OP, LP, atau LSP
pada akhir
masa
pendidikan
vokasi dan
profesi harus
mengikuti Uji
Kompetensi ORGANISASI
secara SERTIFIKAT PROFESI REGISTRASI
nasional. PROFESI ULANG
(IAI)
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN UU 36/2014

memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan


• Setiap Tenaga
Kesehatan yang
Ps. 44
menjalankan praktik memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat
ayat (1)
wajib memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR). Profesi

memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental

• STR diberikan oleh


konsil masing-masing memiliki surat pernyataan telah mengucapkan
Ps. 44
ayat (2)
Tenaga Kesehatan sumpah/janji profesi
setelah memenuhi
persyaratan.
membuat pernyataan mematuhi dan
melaksanakan ketentuan etika profesi
berlaku selama 5 (lima) tahun sejak
tanggal dikeluarkan dan berakhir
STR pada tanggal lahir Tenaga
Kesehatan yang bersangkutan

berlaku selama 1 (satu) tahun dan


STR
KTKI STR SEMENTARA
dapat diperpanjang untuk 1 (satu)
tahun berikutnya.

diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga


STR Kesehatan kepada Tenaga Kesehatan warga
negara asing sebagai peserta program
BERSYARAT pendidikan spesialis untuk mengikuti pendidikan
dan pelatihan formal di Indonesia.
REGISTRASI
PP 51/2009 TENAGA UU 36/2014
KEFARMASIAN

PMK
889/2011 Jo. PMK 83/2019
PMK 31/2016

STRA
KONSIL
KFN STRA KEFARMASIAN
STRTTK
KADINKES
STRTTK
PROVINSI Pasal 89
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia dan Komite Farmasi
Nasional sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan tetap melaksanakan fungsi, tugas, dan
wewenangnya sampai terbentuknya Konsil Tenaga Kesehatan
Indonesia.
PMK 83/2019

KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 18

a. Penyelenggaraan Registrasi Tenaga Kesehatan tetap dilaksanakan oleh Komite


Farmasi Nasional dan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia sampai dengan
diangkatnya anggota konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan dapat
melaksanakan tugas.
b. Penyelenggaraan Registrasi Tenaga Kefarmasian mengikuti prosedur
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 322) sampai
dengan diangkatnya anggota konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan
dapat melaksanakan tugas.
c. Tenaga kesehatan yang belum memiliki STR sebelum diberlakukannya uji
kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
kepadanya diberikan STR berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Setiap Tenaga Kesehatan hanya dapat memiliki STR pada
1 (satu) jenis Tenaga Kesehatan.

memiliki STR lama;


perpanjangan masa
memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi; berlaku STR

memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;


REGISTRASI peralihan jenis profesi
ULANG membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan Tenaga Kesehatan
ketentuan etika profesi.
telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau
vokasi di bidangnya; dan peningkatan level
memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, kompetensi
pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah
lainnya.
Perizinan Tenaga Kesehatan UU 36/2014

•Setiap Tenaga Kesehatan yang


Ps. 46 menjalankan praktik di bidang
ayat (1) pelayanan kesehatan wajib
memiliki izin. • SIP berlaku
Ps. 46
ayat (5) hanya untuk 1
(satu) tempat.
Ps. 46 • Izin diberikan dalam bentuk
ayat (2) SIP. SIPA bagi

SIP
Apoteker

•SIP diberikan oleh pemerintah daerah


kabupaten/ kota atas rekomendasi pejabat
SIPTTK bagi TTK
Ps. 46 •SIP masih berlaku
kesehatan yang berwenang di
ayat (3) kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan
sepanjang:
menjalankan praktiknya. •STR masih berlaku;
Ps. 46 dan
•Untuk mendapatkan, Tenaga Kesehatan
ayat (6) •tempat praktik
Ps. 46 harus memiliki; masih sesuai dengan
•STR yang masih berlaku; yang tercantum
ayat (4) •Rekomendasi dari Organisasi Profesi;
•tempat praktik. dalam SIP.
SE Menkes HK.02.02/Menkes/24/2017
tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011
Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian

Fasilitas PRODUKSI • 1 SIPA

Fasilitas DISTRIBUSI • 1 SIPA

Fasilitas PELAYANAN • 3 SIPA


Formulir 7

DINAS KESEHATAN /PENYELENGGARA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU *) KABUPATEN / KOTA ................................................
SURAT IZIN PRAKTIK APOTEKER (SIPA) KESATU/KEDUA/KETIGA
**) NOMOR .................................................................................

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Dinas Kesehatan/penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu*) Kabupaten/Kota
…………...................... memberikan Izin Praktik Apoteker Kesatu/Kedua/Ketiga **) kepada:
Nama Lengkap : ...............................................................................
Tempat, tanggal lahir : ...............................................................................
Alamat Rumah : ...............................................................................
No. STRA : ...............................................................................
Masa berlaku STRA sampai : ............................................(tanggal/bulan/tahun)
Untuk melakukan praktik di:
Nama Tempat Praktik : ...............................................................................
Alamat : ...............................................................................
Waktu Praktik**) : Hari : .................... Jam : .................... s.d. ....................
Masa berlaku SIPA sampai : ............................................(tanggal/bulan/tahun)

Dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Penyelenggaraan pekerjaan/praktik kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian harus mengikuti standar pelayanan
kefarmasian dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. SIPA ini batal demi hukum apabila bertentangan dengan angka 1 di atas dan pekerjaan/praktik kefarmasian dilakukan tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam SIPA.
Dikeluarkan di : ………………………………
Pada tanggal : ………………………………
Kepala Dinas Kesehatan/penyelenggara Pelayanan
Terpadu Satu Pintu*) Kabupaten / Kota ……………..

(…………………………………..................)
NIP………………………………….............
• penilaian keabsahan ijazah oleh menteri
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan;
• surat keterangan sehat flsik dan mental;
dan
• surat pernyataan untuk mematuhi dan
melaksanakan ketentuan etika profesi.

Penilaian
Kelengkapan
STR
WNI [WNI]
Tenaga Administratif
Kesehatan
EVALUASI
KOMPETENSI
Lulusan Penilaian
Luar Negari Kemampuan STR
WNA untuk Sementara
melakukan [WNA]
Praktik

uji kompetensi sesuai dengan


ketentuan Peraturan Perundang-
undangan
Ketentuan Pidana UU 36/2014
 Setiap Tenaga Kesehatan yarg dengan sengaja
menjalankan praktik tanpa memiliki STR sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah). (Pasal 85 ayat 1)
 Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang dengan
sengaja memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki STR
Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 85 ayat 2)
Ketentuan Pidana UU 36/2014

 Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik tanpa


memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat
(1) dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000,000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 86 ayat 1)
 Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang
dengan sengaja memberikan pelayanan kesehatan tanpa
memiliki SIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(1) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 86 ayat 2)
Ketentuan Pidana UU 36/2014

 Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan melakukan praktik seolah-


olah sebagai Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun. (Pasal 83)

 Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang


mengakibatkan Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun. (Pasal 84 ayat 1)

 Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan kematian, setiap Tenaga Kesehatan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun. (Pasal 84 ayat 2)
Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia UU 36/2014

Untuk meningkatkan mutu Praktik Tenaga Kesehatan serta untuk


memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Tenaga
Kesehatan dan masyarakat, dibentuk Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.

Keanggotaan Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia merupakan


pimpinan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan.

Keanggotaan Konsil masing-masing Kesehatan terdiri atas unsur:


• Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan;
• Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan;
• Organisasi Profesi;
• Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan;
• Asosiasi institusi pendidikan Tenaga Kesehatan;
• Asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan; dan
• Tokoh masyarakat.

KETUA

WAKIL KETUA
MERANGKAP
ANGGOTA

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Tugas & Wewenang
Konsil masing-masing Tenaga Kesehatan

melakukan registrasi Tenaga Kesehatan menyetujui atau menolak permohonan


sesuai dengan bidang tugasnya; registrasi Terraga Kesehatan;

melakukan pembinaan Tenaga


menerbitkan atau mencabut surat
Kesehatan dalam menjalankan praktik tanda registrasi;
Tenaga Kesehatan;
menyelidiki dan menangani
menyusun Standar Nasional masalah yang berkaitan dengan
TUGAS WEWENANG
Pendidikan Tenaga Kesehatan; pelanggaran disiplin profes Tenaga
Kesehatan;
menetapkan dan memberikan sanksi
menyusun standar praktik dan standar disiplin profesi Tenaga Kesehatan;
kompetensi Tenaga Kesehatan; dan dan

memberikan pertimbangan pendirian


menegakkan disiplin praktik Tenaga atau penutupan institusi pendidikan
Kesehatan. Tenaga Kesehatan.
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan sebanyak I (satu) orang;
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan tinggi sebanyak 1 (satu) orang;

Organisasi profesi sebanyak 2 (dua) orang;


Anggota
Konsil Kolegium sebanyak 2 (dua) orang;

Kefarmasian Asosiasi institusi pendidikan sebanyak I (satu) orang;

Asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 1(satu) orang;


dan

Tokoh masyarakat sebanyak 1 (satu) orang.


Anggota Komite
Farmasi Nasional
dan Majelis Tenaga
Kesehatan
Indonesia tetap
melaksanakan
tugasnya sampai
dengan  Komite Farmasi Nasional, yang
diangkatnya selanjutnya disingkat KFN adalah
anggota konsil lembaga yang dibentuk oleh Menteri
masing-masing Kesehatan yang berfungsi untuk
tenaga kesehatan. meningkatkan mutu APOTEKER dan
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN dalam
Pasal 89 UU 36/2014 melakukan pekerjaan kefarmasian
pada fasilitas kefarmasian.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai