Anda di halaman 1dari 68

Candi-Candi

Besar di
Indonesia
Sejarah Indonesia Masa
Hindu Budha
Drs. R. Wisnubroto, M.Pd
Daftar Materi
01 Candi Borobudur

02 Candi Prambanan

03 Candi Dieng

04 Candi Gedong Songo


01
Candi Borobudur
Candi yang dibangun pada abad ke-8 ini sudah
ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan
kebudayaan dunia
Lokasi & Luas
Candi Borobudur terletak di Desa
Borobudur, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa
Tengah.Lingkungan geografis Candi
Borobudur dikelilingi oleh Gunung
Merapi dan Merbabu di sebelah Timur,
Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah
Utara, dan pegunungan Menoreh di
sebelah Selatan, serta terletak di antara
Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur
didirikan di atas bukit yang telah
dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.
Denah Candi Borobudur ukuran panjang
121,66 meter, lebar 121,38 meter, Tinggi
35,40 meter
Pembangunan Candi Borobudur
Pendapat Casparis berdasarkan interpretasi prasasti berangka tahun
824 M dan prasasti Sri Kahulunan 842 M, pendiri Candi Borobudur
adalah Smaratungga yang memerintah tahun 782-812 M pada masa
dinasti Syailendra. Candi Borobudur dibangun untuk memuliakan
agama Budha Mahayana.
Pendapat Dumarcay Candi Borobudur didirikan dalam 5 tahap
pembangunan yaitu:
– Tahap I + 780 Masehi
– Tahap II dan III + 792 Masehi
– Tahap IV + 824 Masehi
– Tahap V + 833 Masehi
Menurut Kitab Negarakertagama yang ditulis Empu Prapanca pada tahun
1365M Arsitek Candi Borobudur adalah Empu Gunadarma, nama itu
adalah satu-satunya nama pelaku yang membangun candi.
Relief Candi Borobudur
Tingkat 1
• dinding atas relief Lalitavistara : 120 panil, Relief ini menggambarkan
riwayat hidup Sang Buddha Gautama dimulai pada saat para dewa di
surga Tushita mengabulkan ermohonan Bodhisattva untuk turun ke
dunia menjelma menjadi manusia bernama Buddha Gautama.
• dinding bawah relief Manohara dan Avadana : 120 panil, Cerita Manohara
menggambarkan cerita udanakumaravada yaitu kisah perkawinan
pangeran Sudana dengan bidadari Manohara.
• langkan bawah (kisah binatang) relief Jatakamala: 372 panil
• langkan atas (kisah binatang) relief Jataka:128 panil Relief ini mempunyai
arti untaian cerita jataka yang mengisahkan reinkarnasi sang Buddha
sebelum dilahirkan sebagai seorang manusia bernama pangeran
Sidharta Gautama.
Relief

Tingkat 2 Tingkat 3
Dinding relief Gandawyuha : 128 dinding relief Gandawyuha :
panil, langkan relief 88 panil, Relief ini
Jataka/Avadana : 100 panil Relief ini
menggambarkan riwayat
mungkin melanjutkan kehidupan
Sang Buddha di masa lalu. Bodhisattva Maitreya sebagai
Beberapa adegan dikenal kembali calon Budha yang akan
antara lain terdapat pada sudut datang, merupakan
barat laut, yaitu Bodhisattva kelanjutan dari cerita di
menjelma sebagai burung merak tingkat II.
dan tertangkap, akhirnya
memberikan ajarannya.
Tiga Candi Serangkai
Selain Borobudur, terdapat beberapa candi Buddha dan Hindu
di kawasan ini. Pada masa penemuan dan pemugaran di awal
abad ke-20 ditemukan candi Buddha lainnya yaitu Candi Mendut
dan Candi Pawon yang terbujur membentang dalam satu garis
lurus.Awalnya diduga hanya suatu kebetulan, akan tetapi
berdasarkan dongeng penduduk setempat, dulu terdapat jalan
berlapis batu yang dipagari pagar langkan di kedua sisinya
yang menghubungkan ketiga candi ini.
Ditelantarkannya Candi Borobudur
Alasan sesungguhnya penyebab Borobudur ditinggalkan hingga kini
masih belum diketahui. Tidak diketahui secara pasti sejak kapan
bangunan suci ini tidak lagi menjadi pusat ziarah umat Buddha. Pada
kurun 928 dan 1006, Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan
Medang ke kawasan Jawa Timur setelah serangkaian letusan gunung
berapi; tidak dapat dipastikan apakah faktor inilah yang menyebabkan
Borobudur ditinggalkan, akan tetapi beberapa sumber menduga bahwa
sangat mungkin Borobudur mulai ditinggalkan pada periode ini.
Monumen ini tidak sepenuhnya dilupakan, melalui dongeng rakyat
Borobudur beralih dari sebagai bukti kejayaan masa lampau menjadi
kisah yang lebih bersifat tahayul yang dikaitkan dengan kesialan,
kemalangan dan penderitaan. Dua Babad Jawa yang ditulis abad ke-18
menyebutkan nasib buruk yang dikaitkan dengan monumen ini. Menurut
Babad Tanah Jawi (Sejarah Jawa),
Asal-Usul Penamaan Candi Borobudur

Rafles Casparis
Budur yang kuno (Boro= kuno, Berasal dari kata sang kamulan
budur= nama tempat) Sang ibhumisambharabudara,
Budha yang agung (Boro= agung, berdasarkan kutipan dari
budur= Buddha) Budha yang prasasti Sri Kahulunan 842 M
banyak (Boro= banyak, budur= yang artinya bangunan suci yang
Buddha) melambangkan kumpulan
kebaikan dari kesepuluh
tingkatan Bodhisattva.
Asal-Usul Penamaan Candi Borobudur

Moens Soekmono dan Stutertheim


Kota para penjunjung tinggi Bara dan budur berarti biara
Sang Budha di atas bukit Menurut
Soekmono fungsi Candi
Poerbatjaraka Borobudur sebagai tempat
Biara di Budur (Budur= nama ziarah untuk memuliakan
tempat/desa) agama Budha aliran
Mahayana dan pemujaan
nenek moyang.
Riwayat Temuan

Candi Borobudur muncul kembali


tahun 1814 ketika Sir Thomas
Stanford Raffles, Gubernur
Jenderal Inggris yang menjadi wali
negara Indonesia mengadakan
kegiatan di Semarang, waktu itu
Raffles mendapatkan informasi
bahwa di daerah Kedu telah
ditemukan susunan batu
bergambar, kemudian ia mengutus
Cornelius seorang Belanda untuk
membersihkannya. Pekerjaan ini
dilanjutkan oleh Residen Kedu yang
bernama Hartman pada tahun 1835
Pemugaran

Pemugaran 1 (1907-1911) Pemugaran 2 (1973-1983)


Pemugaran I sepenuhnya Dengan masuknya Indonesia menjadi
anggota PBB, maka secara otomatis
dibiayai oleh pemerintah
Indonesia menjadi anggota UNESCO.
Hindia Belanda. Sasaran Indonesia mulai mengimbau kepada
pemugaran lebih banyak dunia internasional untuk ikut
ditujukan pada bagian menyelamatkan bangunan yang
sangat bersejarah tersebut. Usaha
puncak candi yaitu tiga teras
tersebut berhasil, dengan dana dari
bundar dan stupa pusatnya. Pelita dan dana UNESCO, pada
tahun 1975 mulailah dilakukan
pemugaran secara total.
02
Candi Prambanan
Candi Prambanan
Membangun kembali Candi Prambanan
• Sejauh ini penamaan gugusan candi di Prambanan disebutkan dengan
berbagai macam nama.
• istilah yang jamak dikenal yaitu 'Prambanan',kemudian 'Rara Jonggrang'
yang penamaannya dilatarbelakangi legenda yang dikenal masyarakat.
Dan terakhir adalah 'Siwagraha' · atau 'Siwalaya'.
• Ketiga nama tersebut semuanya tetap mengacu pada satu bangunan
yakni bangunan Candi Prambanan .
• Penyebutan dengan nama Rara Jonggrang justru semakin terkenal
karena adanya tulisan-tulisan dari J.W I Jzerman dan Thomas Sir Raffies
yang mengadopsi dari legenda yang berkembang di daerah sekitar
Prambanan, sehingga dikenal luas di kalangan antiquarian Eropa.
• Tokoh wanita yang bernama Rara Jonggrang dalam legenda ini
menjelma menjadi area terakhir dari seribu area yang dipersyaratkan
bagi Bandung Bondowoso. Area tersebut seringkali dinisbatkan dengan
area Durga Mahisasuramardini yang berada di bilik utara eandi Siwa.
Pembangunan Candi Prambanan
• Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti , yaitu tiga dewa
utama Hindu , mereka adalah Dewa Whisnu , Dewa Shiwa , dan
Dewa Brahma .
• Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di
Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan
candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat
dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar
pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu
Raja Balitung Maha Sambu.
• Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang
ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di
Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778
Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Pembangunan Candi Prambanan
• Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M,
bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa,
dan nama asli bangunan ini dalam bahasa Sanskerta
adalah Siwagrha (Sanskerta:Shiva-grha yang berarti:
'Rumah Siwa') atau Siwalaya (Sanskerta:Shiva-laya yang
berarti: 'Ranah Siwa' atau 'Alam Siwa').
• Kompleks bangunan ini secara berkala terus
disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram
berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong.
Latar Belakang Berdirinya Candi Prambanan
• Candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya yaitu
menunjukkan kejayaan Hindu di Tanah Jawa.
• Sebagai candi pemujaan: Candi Hindu yang paling umum
dibangun untuk memuja dewa, dewi, atau bodhisatwa
tertentu. Contohnya: candi Prambanan, candi Canggal,
candi Sambisari, dan candi Ijo yang menyimpan lingga dan
dipersembahkan utamanya untuk Siwa.
• Sebagai candi Pandharman: Candi yang dibangun untuk
memuliakan arwah raja atau tokoh penting yang telah
meninggal. Fungsi candi ini terkadang sebagai candi
pemujaan juga karena arwah raja yang telah meninggal
seringkali dianggap bersatu dengan dewa perwujudannya.
Bagian-Bagian Dari Candi Prambanan
• Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang
membujur arah utara selatan. Di barisan barat terdapat 3
buah candi yang menghadap ke timur.
• Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di
tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi
Brahma.
Bagian-Bagian Dari Candi Prambanan
Bagian Pertama adalah Candi Siwa
• Pada saat ditemukan, Candi Syiwa berada dalam kondisi rusak
berat. Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu
dimulai pada tahun 1918 dan baru selesai pada tahun 1953.
• Dinamakan Candi Syiwa karena di dalam candi ini terdapat Arca
Syiwa. Candi Syiwa dikenal juga dengan nama Candi Rara
Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca
Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca
Rara Jonggrang.
• Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar
sekaligus tetinggi di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran
tinggi 47 meter dan lebar 34 meter Puncak mastaka atau
kemuncak candi ini dimahkotai modifikasi bentuk wajra yang
melambangkan intan atau halilintar.
Bagian-Bagian Dari Candi Prambanan
• Candi Siwa di tengah tengah, memuat lima ruangan, satu ruangan di
setiap arah mata angin dan satu garbagriha, yaitu ruangan utama
dan terbesar yang terletak di tengah candi.
• Ruangan timur terhubung dengan ruangan utama tempat
bersemayam sebuah arcaSiwa Mahadewa (Perwujudan Siwa sebagai
Dewa Tertinggi) setinggi tiga meter.
• Arca ini memiliki Lakçana (atribut atau simbol) Siwa, yaitu
chandrakapala (tengkorak di atas bulan sabit), jatamakuta (mahkota
keagungan), dan trinetra (mata ketiga) di dahinya. Arca Siwa
Mahadewa berdiri di atas lapik bunga padma di atas landasan
persegi berbentuk yoni yang pada sisi utaranya terukir ular Nāga
(kobra).
• Ada tiga ruangan yang menyimpan arca – arca kecil dari Dewa Siwa ,
di ruang selatan ada Resi Agastya , Ganesha Putra Siwa , diruang
barat ada arca sakti atau istri Siwa yaitu Durga Mahisasuramardini.
Candi Siwa
Bagian-Bagian Dari Candi Prambanan
Bagian Kedua adalah Candi Brahmana
• Candi Brahma merupakan bagian dari Taman Wisata Candi Prambanan,
letaknya di dukuh Tlogo, desa Tlogo, kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten, Prop.Jawa Tengah.
• Ukuran candi 20 X 20 meter dengan ketinggian 37 meter. Di sini hanya ada
satu ruangan tempat arca Bramha berdiri.
• Brahma mempunyai empat kepala dan empat tangan. Ia dianggap
sebagai dewa pencipta dunia. Salah satu tangannya memegang tasbih,
tangan lainnya memegang “kamandalu” tempat air.
• Keempat wajahnya menggambarkan keempat kitab suci Weda, masing-
masing menghadap ke empat arah mata angina. Dia membawa air
melambangkan bahwa seluruh alam keluar dari air.
• Tasbih menggambarkan waktu. Dasar kaki candi dikelilingi oleh selasar
yang dibatasi pagar langkan dimana pada dinding langkan sebelah
dalam terpahat relief yang merupakan kelanjutan dari cerita Ramayana.
Bagian-Bagian Dari Candi Prambanan
• Candi ini mengalami kerusakan paling parah di banding candi lainnya
ketika gempa bumi berkekuatan skala 5,9 melanda Yogyakarta. Luas
dasar Candi Brahma 20 meter persegi dan tingginya 37 meter.
• Keempat wajahnya menggambarkan keempat kitab suci Weda yang
masingmasing menghadap ke arah mata angin. Keempat lengannya
menggambarkan keempat arah mata angin. Sebagai Pencipta ia
membawa air karena seluruh alam keluar dari air.
• Tasbih menggambarkan waktu.
• Dasar kaki candi juga dikelilingi oleh selasar yang dibatasi pagar
langkan dimana pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief
lanjutan cerita Ramayana dan relief serupa pada Candi Siwa hingga
tamat.
Candi Brahmana
Bagian-Bagian Dari Candi Prambanan
Bagian Ketiga adalah Candi Wisnu
• Candi Wisnu terletak di bagian sebelah utara candi Siwa
anda hany akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca
Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di
sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan
menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi Wisnu
Candi-Candi Sekitar Candi Prambanan
Disekitar Candi Prambanan terdapat beberapa cando yang
berdiri. Candi-Candi tersebut ialah:
• Candi Nandi
• Candi Garuda
• Candi Angsa
• Candi Apit
• Candi Penjaga.
Candi Nandi
• Candi ini mempunyai satu tangga masuk yang menghadap ke
barat, yaitu ke Candi Syiwa.
• Nandi adalah lembu suci tunggangan Dewa Syiwa. Jika
dibandingkan dengan Candi Garuda dan Candi Angsa yang
berada di sebelah kanan dan kirinya, Candi Nandi mempunyai
bentuk yang sama, hanya ukurannya sedikit lebih besar dan lebih
tinggi.
• Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 m.
• Seperti yang terdapat di Candi Syiwa, pada dinding kaki terdapat
dua motif pahatan yang letaknya berselang-seling. Yang pertama
merupakan gambar singa yang berdiri di antara dua pohon
kalpataru dan yang kedua merupakan gambar sepasang
binatang yang berteduh di bawah pohon kalpataru. Di atas pohon
bertengger dua ekor burung. Gambar-gambar semacam ini
terdapat juga pada candi wahana lainnya.
Candi Nandi
• Candi Nandi memiliki satu ruangan
dalam tubuhnya. Tangga dan pintu
masuk ke ruangan terletak di sisi
barat.
• Dalam ruangan terdapat Arca
Lembu Nandi, kendaraan Syiwa,
dalam posisi berbaring menghadap
ke barat. Dalam ruangan tersebut
terdapat juga dua arca, yaitu Arca
Surya (dewa matahari) yang sedang
berdiri di atas kereta yang ditarik
oleh tujuh ekor kuda dan Arca
Candra (dewa bulan) yang sedang
berdiri di atas kereta yang ditarik
oleh sepuluh ekor kuda.
Candi Garuda
Candi Garuda. Candi ini letaknya di
utara Candi Nandi, berhadapan
dengan Candi Wisnu. Garuda
merupakan burung tunggangan Wisnu.
Bentuk dan hiasan pada kaki dan
tangga Candi Garuda serupa dengan
yang terdapat di Candi Nandi.
Walaupun dinamakan candi Garuda,
namun tidak terdapat arca garuda di
ruangan dalam tubuh candi. Di lantai
ruangan terdapat Arca Syiwa dalam
ukuran yang lebih kecil daripada yang
terdapat di Candi Syiwa. Arca ini
diketemukan tertanam di bawah candi,
dan sesungguhnya tempatnya bukan di
dalam ruangan tersebut.
Candi Angsa
Candi ini letaknya di selatan Candi
Nandi, berhadapan dengan Candi
Brahma. Angsa merupakan burung
tunggangan Brahma. Ukuran, bentuk
dan hiasan pada kaki dan tangga
Candi Angsa serupa dengan yang
terdapat di Candi Garuda. Ruangan di
dalam tubuh candi dalam keadaan
kosong. Dinding ruangan juga tidak
dihias, hanya terdapat batu yang
menonjol pada dinding di setiap sisi
ruangan yang berfungsi sebagai
tempat meletakkan lampu minyak.
Candi Apit
Candi Apit merupakan sepasang candi
yang saling berhadapan. Letaknya,
masing-masing, di ujung selatan dan
ujung utara lorong di antara kedua
barisan candi besar. Kedua candi ini
berdenah bujur sangkar seluas 6 m2
dengan ketinggian 16 m. tubuh candi
berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5
m. Tidak terdapat selasar di permukaan
kaki candi. Masing-masing mempunyai
satu tangga menuju satu-satunya
ruangan dalam tubuhnya. Hanya ada
hal yang istimewa tentang candi ini,
ialah ketika candi ini sudah selesai di
bangun kembali, kelihatan sangat
indah.
Candi Penjaga
Dua candi apit yang telah diuraikan di
atas, di pelataran atas masih terdapat
delapan candi berukuran sangat kecil,
yaitu dengan denah dasar sekitar 1,25
m2. Empat di antaranya terletak di
masing-masing sudut latar, sedangkan
empat lainnya ditempatkan di dekat
gerbang masuk ke pelataran atas.
Peresmian Candi Prambanan
• Rekonstruksi sejarah Candi Prambanan sedikit tersingkap
dengan adanya temuan prasasti batu bertarikh 778 Saka (856
M).
• Informasi yang sampai ke kita di masa kini hanyalah periode
peresmian saja oleh seorang raja bernama Jatiningrat.
• Dari uraian deskriptif dalam prasasti Siwagraha secara
tersirat menampakkan bahwa bangunan telah selesai atau
setidaknya telah lengkap keseluruhan ketika diresmikan di
tahun 778 Saka (856 M).
• Dengan melihat besarnya kompleks percandian menimbulkan
argumentasi jika Candi Prambanan dibangun jauh sebelum
tahun 856 Masehi. Ahli yang memberikan pendapatnya
mengenai pendirian awal dari Candi Prambanan
Peresmian Candi Prambanan
• Dumarcay (1991) berpendapat jika Candi Prambanan dibangun
dalam tempo waktu 24 tahun yakni antara tahun 832 M dan
selesai tahun 856 M. Meski pendapat ini masih diragukan.
• J.G. Casparis (1956), ia berpandangan bahwa Candi
Prambanan sekitar pertengahan abad 9 M bersamaan
dengansaat terjadi perebutan kekuasaan antara dinasti
Sailendra dan kebangkitan kembali Dinasti Sanjaya oleh Rakai
Pikatan.
Peresmian Candi Prambanan
J.G. Casparis membagi isi prasasti Siwagraha menjadi dua bagian
penting.
• Pertama, adalah bagian yang berkaitan dengan pendirian
bangunan bangunan candi (dharmma) yang dijumpai pada bait 11
sampai dengan 23.
• Kedua, adalah bagian yang berkaitan dengan peresmian dan
penetapan tanah sima yang terjadi pada hari Kamis Wage
tanggal 11 bulan Margasira tahun 778 Saka sekaligus peresmian
area dewa (Casparis,1956).
pembangunan Candi Prambanan adalah sebuah pekerjaan
mahabesar dalam peradaban masyarakat Jawa Kuna. Hal tersebut
masih harus disempurnakan dengan penyelesaian arsitektur dan
teknis bangunan Candi Prambanan yang juga tak kalah rumitnya.
Hal tersebut semakin meyakinkan pendapat bahwa Candi
Prambanan telah didirikan dengan perencanaan yang matang.
Pemugaran Candi Prambanan
• Penemuan kembali reruntuhan bangunan yang terbesar, yaitu
Candi Syiwa, dilaporkan oleh C.A. Lons pada tahun 1733. Upaya
penggalian dan pencatatan pertama dilaksanakan di bawah
pengawasan Groneman. Penggalian diselesaikan pada tahun 1885,
meliputi pembersihan semak belukar dan pengelompokan batu-
batu reruntuhan candi.
• Pada tahun 1902, upaya tersebut dilanjutkan kembali oleh van Erp.
Pengelompokan dan identifikasi batu-batu reruntuhan
dilaksanakan secara lebih rinci.
• Pada tahun 1918, pemugaran terhadap Candi Prambanan
dilanjutkan kembali di bawah pengawasan Dinas Purbakala
(Oudheidkundige Dienst) yang dipimpin oleh P.J. Perquin. Melalui
upaya ini, sebagian dari reruntuhan Candi Syiwa dapat
direkonstruksi kembali.
Pemugaran Candi Prambanan
• Pada tahun 1926, dibentuk sebuah panitia pemugaran di bawah
pimpinan De Haan untuk melanjutkan upaya yang telah
dilaksanakan Perquin. Di bawah pengawasan panitia ini, selain
pembangunan kembali Candi Syiwa semakin disempurnakan
hasilnya, dimulai juga persiapan pembangunan Candi Apit.
• Pada tahun 1931, De Haan meninggal dan digantikan oleh V.R. van
Romondt.
• Pada tahun 1932, pemugaran kedua Candi Apit berhasil
dirampungkan. Pemugaran terpaksa dihentikan pada tahun 1942,
ketika Jepang mengambil alih pemerintahan di Indonesia. Setelah
melalui proses panjang dan tersendat-sendat akibat perang dan
peralihan pemerintahan.
• Pada tahun 1953 pemugaran Candi Syiwa dan dua Candi Apit
dinyatakan selesai. Sampai saat ini, pemugaran Candi Prambanan
masih terus dilaksanakan secara bertahap.
Pemugaran Candi Prambanan
Pemugaran Candi Prambanan
Pada waktu gempa bumi yang lalu, banyak
batu yang runtuh ,termasuk batu yang
dipasangi klem penangkal petir. Kerusakan
komponen penangkal petir pada Candi
Nandi meliputi kawat penangkal petir lepas
dan putus termasuk besi penangkal petir di
ratna pusat. Agar penangkal petir yang
rusak tersebut dapat berfungsi seperti
semula, komponen yang yang rusak
diperbaiki yang meliputi penggantian ujung
penangkal petir dan pembuatan klem yang
ditanam pada permukaan batu dengan
cara dibor/ dipahat dan diperkuat dengan
epoxy resin. Klem tersebut berfungsi untuk
pegangan kawat dari atas sampai ground.
03
Candi Dieng
Pengertian dan Lokasi Candi Dieng
• Candi Dieng adalah kompleks percandian Hindu yang
beraliran Syiwa. Artinya tidak hanya terdiri dari satu
bangunan candi, melainkan terdiri dari banyak gugusan
candi yang tersebar di beberapa lokasi yang agak
berjauhan.
• Kompleks candi ini terdiri dari 3 kelompok gugusan candi
dan 1 buah candi yang berdiri sendiri.
• Candi Dieng berlokasi di Dataran Tinggi Dieng, dekat
Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia.
Sejarah Candi Dieng
Awal ditemukannya kompleks Candi Dieng Wonosobo terjadi
pada sekitar tahun 1814. Diawali ketika seorang tentara
Inggris yang pada waktu itu bermaksud berwisata di kawasan
dataran tinggi Dieng. Secara tidak sengaja dia melihat
beberapa bagian atas candi yang terendam di dalam
kubangan air.
Dalam Sejarah Candi Dieng pernah ditemukannya sebuah
prasasti yang berangka tahun 808. Prasasti tersebut
merupakan prasasti tertua dengan tulisan Jawa Kuno. Jadi
para ilmuwan menyimpulkan Candi Dieng dibangun pada
pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya. Di kawasan candi
dieng juga ditemukan arca dewa Syiwa yang saat ini di
simpan di Museum Nasional Jakarta.
Pemugaran Candi Dieng
Candi ini diperkirakan dibangun dalam dua tahap, dimana tahap
pertama pembangunan dilakukan pada sekitar pertengahan abad ke-7
sampai abad ke-8. Dimana pembangunanya meliputi candi Arjuna,
Candi Srikandi, Candi Semar, dan Candi Gatutkaca. Kemudian,
pembangunan candi dilanjutkan pada akhir abad ke-8 yaitu sekitar
tahun 780 M.
Pada tahun 1814, untuk pertama kalinya candi dieng ditemukan kembali
dalam keadaan terendam dalam air telaga oleh seorang tentara inggris
yang kebetulan sedang berkunjung di daerah situ. Hingga pada tahun
1856 dilakukanlah pengeringan untuk mempelajari bangunan candi yang
baru ditemukan tersebut.
Pengeringan tersebut dipimpin oleh Van Kinsbergen, kemudian setelah
upaya pengeringan selesai. Dilanjutkan dengan pembersihan bagian-
bagian candi oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864. Hingga
penelitian dilanjutkan kembali oleh Van Kinsbergen dengan mencatat
dan mengambil beberapa gambar.
Bangunan Candi Dieng
Kompleks candi-candi di dieng memiliki luas sekitar 720 meter
persegi. Kompleks-kompleks candi tersebut dibagi menjadi 4 bagian
dimana 3 bagian terdapat bermacam-macam candi, sedangkan satu
bagian hanya ada satu candi.
1. Komplek Candi Arjuna
a. Candi Arjuna

b. Candi Semar

c. Candi Srikandi

d. Candi Sembadra

e. Candi Puntadewa
2. Komplek Candi Gatutkaca
3. Komplek Candi Dwarawati
Candi Arjuna
Candi Arjuna berbentuk persegi
berukuran sekitar 4 m2. Candi
Arjuna berada di ujung paling
selatan dan menghadap ke arah
barat yang ditandai dengan
adanya tangga pada sisi barat
candi. Badan Candi Arjuna
berada pada sebuah batur
setinggi 1 meter.
Candi Semar
Candi Semar terletak persis di
depan Candi Arjuna, dan
posisinya saling berhadapan.
Candi Semar berbentuk persegi
panjang dan mempunyai ukuran
yang lebih kecil dari Candi
Arjuna. Dalam Candi Semar
hanya ada ruangan kosong
dengan dinding yang dihiasi
jendela-jendela kecil
Candi Srikandi
Candi Srikandi terletak persis di
sebelah utara Candi Arjuna.
Candi Srikandi berbentuk kubus
dengan dinding luar yang dihiasi
relief Dewa Wishnu di bagian
utara, Dewa Brahma di dinding
selatan, dan Dewa Syiwa di
dinding timur.
Candi Sembadra
Candi Sembadra terletak
disebelah candi Srikandi. Pada
dasarnya candi ini berbentuk
persegi dengan bagian depan
menjorok keluar begitu juga
dengan bagian samping kanan
dan kiri candi juga menjorok
keluar.
Candi Puntadewa
Candi Puntadewa ini memiliki
fondasi yang bersusun hingga
mencapai tinggi 2.5 meter,
terdapat pintu dengan ukiran
seperti kertas yang terhubung
dengan tangga menuju ke dalam
candi.
Komplek Candi Gatutkaca

Terdapat 5 candi di Kompleks


candi Gatutkaca. Candi-candi
tersebut adalah candi
Gatutkaca, Candi Petruk, Candi
Gareng, Candi Nakula, dan
Candi Sadewa. Dari kelima
candi tersebut hanya candi
gatutkaca saja yang masih
berdiri kokoh hingga sekarang.
Sedangkan candi-candi lainnya
hanya tinggal reruntuhan batu.
Komplek Candi Dwarawati

Terdapat 4 candi di dalam


kompleks candi Dwirawati, yaitu
Candi Abiyasa, Candi
Margasari, Candi Pandu, dan
Candi Dwarawati itu sendiri.
Dan Candi Dwarawati juga
merupakan candi yang terlihat
masih utuh di kompleks ini.
04
Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo
• Candi Gedong Songo merupakan sebuah kompleks
bangunan peninggalan budaya Hindu yang lokasinya
tersebar di puncak-puncak bukit berbeda di Desa Candi,
Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi
Jawa Tengah.
• Nama Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong”
berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan.
Jadi arti kata Gedong Songo adalah sembilan (kelompok)
bangunan. Meski dikatakan Gedong Songo, saat ini
bangunan yang utuh hanya tersisa 5 kelompok candi.
Berdirinya Candi Gedong Songo
• Para ahli belum dapat memastikan waktu dan tujuan
pembangunan Candi Gedong Songo, karena sampai saat ini
belum ada prasasti yang ditemukan yang menyebut tentang
keberadaan bangunan kuno itu.
• Lokasi candi yang berada di daerah perbukitan mendasari
dugaan bahwa candi ini dibangun pada masa awal
perkembangan agama Hindu di Jawa, yaitu pada kurun waktu
abad ke-7 sampai ke-9 Masehi pada masa Dinasti Sanjaya dari
Kerajaan Mataram Kuno.
• Menilik gaya arsitektur dan letaknya, candi Hindu Syiwa ini
diduga dibangun untuk keperluan pemujaan. Pada masa itu
dataran tinggi atau perbukitan dianggap sebagai perwujudan
dari 'kahyangan', tempat bersemayam para dewa.
Penemuan Candi Gedong Songo
• Keberadaan candi-candi ini diungkapkan pertama kali oleh Loten
pada tahun 1740. Kemudian seorang bangsawan Inggris, Sir
Thomas Stamford Raffles menemukan 7 buah candi di kompleks
tersebut pada tahun 1804, dan dalam bukunya The History of
Java (1817), Raffles mencatat kompleks tersebut dengan nama
Gedong Pitoe karena hanya ditemukan tujuh kelompok bangunan.
• Setelah ditemukan, dilakukan beberapa penelitian terhadap
candi oleh para arkeolog Belanda, antara lain Van Stein
Callenfels (1908) dan Knebel (1911). Dalam penelitian tersebut
ditemukan dua kelompok candi lain, sehingga dari situlah Candi
Gedong Pitoe berubah namanya menjadi Candi Gedong Songo.
Pemugaran Candi Gedong Songo
• Pemugaran candi pertama kali dilakukan pada tahun 1928-1929
oleh dinas purbakala pemerintahan Belanda pada Candi Gedong
I. Pemugaran Candi Gedong II pada tahun 1930-1931. Pemugaran
dilanjutkan lagi oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Jawa Tengah, untuk Gedong III, Gedong IV dan Gedong V.
• Selama hampir 10 tahun, mulai dari tahun 1972-1982, pemugaran
dan penataan lingkungan candi dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Kemudian pada tahun 1997, dilakukanlah penataan
kembali dan pengembangan Kompleks Percandian Gedong Songo
oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.
Candi Gedong 1
Candi Gedong I terdiri dari satu
bangunan utuh dengan menghadap ke
sebelah Barat, berukuran relatif kecil
dengan denah dasar persegi panjang.
Terbagi menjadi tiga bagian yakni kaki
dengan pemahatan bermotif bunga
(padma), tubuh, dan atas bangunan
yang berbentuk segi empat dan puncak
atap yang terlihat hancur.
Dinding luar tubuh candi polos tanpa
relief atau relung tempat menaruh arca.
Di tengah dinding terdapat pahatan
bermotif bunga yang membentuk
semacam bingkai kosong.
Candi Gedong 2
Candi Gedong II terdiri satu bangunan
utuh dengan menghadap ke sebelah
barat dan denah dasar candi
berbentuk persegi.
Atap candi berbentuk 3 balok
bersusun, makin ke atas makin
mengecil dengan puncak atap runcing.
Puncak atap candi saat ini sudah tidak
ada.
Terdiri dari candi Induk dan di depan
bangunan candi terdapat bangunan
lain yang sekarang hanya tersisa
pondasi dan reruntuhan bangunan
yang diperkirakan sebagai candi
perwara.
Candi Gedong 3
Candi Gedong III terdiri dari tiga
bangunan yaitu dua bangunan
yang berjajar menghadap ke
timur dan satu bangunan yang
menghadap ke barat. Ketiga
bangunan tersebut dapat
dikatakan keadaannya utuh
dengan denah dasar berbentuk
persegi.
Candi Gedong 3
• Kedua bangunan yang menghadap ke timur mirip sepasang bangunan
kembar, namun yang berada di sebelah utara lebih besar dan lebih tinggi
daripada yang di selatan. Di pertengahan masing-masing sisi kaki candi
terdapat relung, salah satunya berisi arca gajah.

• Pada dinding di kiri dan kanan ambang pintu bangunan utara terdapat
relung berisi arca Syiwa dalam posisi berdiri. Dalam relung pada dinding
selatan candi utama terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila,
sedangkan dalam relung pada dinding selatan terdapat Arca Durga
bertangan delapan dalam posisi berdiri
Candi Gedong 4
• Candi Gedong IV terdiri dari 1 buah
candi utama yang menghadap ke
timur dan sejumlah bangunan candi
yang berupa reruntuhan di
sekelilingnya, yang kemungkinan besar
adalah sebuah candi perwara.
• Di ketiga sisi dinding luar candi juga
terdapat bilik penampil dengan relung
yang berisi arca dalam keadaan rusak.
• Atap Candi Gedong IV berbentuk 3
persegi bersusun, makin ke atas makin
mengecil dengan puncak atap runcing,
mirip atap Candi Gedong II.
Candi Gedong 5
Candi Gedong V juga mirip dengan Candi
Gedong IV yang terdiri dari 1 bangunan
candi utama dan sejumlah reruntuhan
candi di dekatnya yang diduga adalah
sebuah candi perwara.
Bangunan utama Candi Gedong V ini
bentuknya juga sangat mirip dengan
bangunan Candi Gedong II.
Hampir keseluruhan bentuk candi
menyerupai Candi Gedong II, hanya saja
pada relung dinding luar Candi Gedong V
terdapat sebuah Arca Ganesha yang
masih tersisa, dengan posisi duduk
bersila.
Anggota Kelompok

Septiani Tri Astuti Faradhila Fadhliyah


1403620049 1403620004
Anggota Kelompok

Candle Haposan Mulatua Miliani Wulandari


1403620076 1403620071
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai