Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MUKJIZAT AL-QUR’AN & AS-SUNAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Islam & ke-mathlaul
anwaran
Dosen : M. Mu’amar, S.Ag. M.H.

Disusun oleh kelompok 1


Andi Ratu Fitriany Kudus 620190027
Cucu Purwanti 620190035
Dini Aeni Virnawati 620200028
Rizaldi Syafaat Suryadi 620190159

PRODI FARMASI
FAKULTAS SAINS, FARMASI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Daftar isi..................................................................................................i

Kata Pengantar........................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................2
1.3 Tujuan .........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................4

2.1 Pengertian....................................................................................4
2.2 Macam-Macam Mukjizat ...........................................................5
2.3 Unsur Mukjizat............................................................................6
2.4 Segi-Segi Kemukjizatan..............................................................7
2.5 Pengertian As-Sunnah.................................................................9
2.6 Fungsi As-Sunnah.......................................................................10
2.7 Macam-Macam As-Sunnah.........................................................11

BAB III PENUTUP.................................................................................13

3.1 Kesimpulan .................................................................................13


3.2 Saran ...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................14

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa.karena Atas
berkat rahmat, nikmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah
ini. semoga tetap dilimpahkan karunia kepada kita semua.

Makalah yang penulis beri judul “MUKJIZAT AL-QUR’AN & AS-SUNAH”


dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah ISLAM &
KEMATHLAUL ANWARAN pada Fakultas Sains Farmasi dan Kesehatan
(FSFK) Universitas Mathla’ul Anwar Banten.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kekurangan tersebut. Penulis juga
senantiasa membuka tangan untuk menerima kritik dan saran yang membangun
agar kelak penulis bisa berkarya lebih baik lagi. Harapan penulis, semoga karya
kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Semoga pula makalah ini dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.

Lebak, 03 April 2021

Kelompok 1

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini telah diketahui bahwa mukjizat al-Qur’an berfungsi untuk


membenarkan dan membuktikan kebenaran yang dibawa oleh nabi-nabi Allah.

Mukjizat tersebut tentu saja disesuaikan dengan keahlian suatu kaum pada saat
itu.Sedangkan mukjizat yang lebih relevan untuk saat ini adalah mukjizat al-
Qur’an yang bisa dibuktikan dengan fakta ilmiah, karena objeknya adalah
manusia yang sudah terbiasa dengan hal yang berbau teknologi serta ilmu
pengetahuan yang sudah sedemikian maju.Salah satu karya yang berisi dan
membahas tentang kemukjizatan ilmiah al-Qur’an adalah kitab I’jaz al-Qur’an.

Al-Qur‘an merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad saw. yang


terbesar, dan juga bersifat non-indrawi atau non-material, namun dapat dipahami
oleh akal. Karena sifatnya yang demikian, maka ia tidak dibatasi oleh suatu
tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Qur‘an dapat dijangkau oleh setiap orang
yang menggunakan akalnya di mana pun dan kapan pun. Akan tetapi, secara
umum dapat dibenarkan bahwa manusia mengalami perkembangan dalam cara
berfikirnya. Salah satu dampaknya adalah menyangkut pembuktian kebenaran
(mukjizat) yang dipaparkan oleh para nabi. Umat para nabi khususnya sebelum
Nabi Muhammad saw, amat membutuhkan bukti kebenaran yang harus sesuai
dengan tingkat pemikiran mereka. Ketika itulah bukti tersebut harus demikian
jelas dan langsung terjangkau oleh indera mereka.

Mukjizat al-Qur‘an disesuaikan dengan keadaan masyarakatnya. Kalau zaman


dulu, masyarakat Arab pada masa Nabi Muhammad saw. diutus, mereka sangat
ahli dalam bidang sastra dan kebahasaan, maka sangat wajar jika mukjizat yang
utama dan pertama diturunkan dari al-Qur‘an adalah mukjizat dari segi
kebahasaan. Mungkin hal ini berbeda jika dibandingkan dengan zaman sekarang
yang dibalut dengan zaman teknologi yang serba canggih. Jadi, mukjizat yang

1
lebih relevan untuk saat ini adalah mukjizat al-Qur‘an yang bisa dibuktikan
dengan fakta ilmiah.

Meskipun demikian, tidak ditampik adanya perdebatan mengenai


kemukjizatan al-Qur‘an yang ditinjau dari aspek ilmiah, dan hal ini memang
sudah lama berdengung. Perbedaan pendapat para ulama tentang hubungan al-
Qur‘an dan ilmu pengetahuan pun sudah lama berlangsung. Dalam kitabnya
Jawahir al-Qur’an, Imam al-Gazali menerangkan pada bab khusus bahwa seluruh
cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan kemudian, yang telah diketahui
maupun yang belum, semua bersumber dari al-Qur’an. Sedangkan Imam al-
Syatibi, tidak sependapat dengan Imam al-Gazali. Dalam kitabnya al-Muwafaqat,
beliau antara lain berpendapat bahwa para sahabat tentu lebih mengetahui al-
Qur‘an dan apa-apa yang tercantum di dalamnya, tapi tidak seorangpun di antara
mereka yang menyatakan bahwa al-Qur‘an mencakup seluruh cabang ilmu
pengetahuan.2 Akan tetapi, terlepas dari perdebatan itu, dalam memahami
hubungan al-Qur‘an dengan ilmu pengetahuan bukan dengan melihat adakah
teori-teori ilmiah atau penemuan terbaru tersimpul di dalamnya, akan tetapi lebih
kepada melihat adakah al-Qur‘an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi kemajuan
ilmu pengetahuan atau mendorong lebih maju,dan juga semangat al-Qur‘an untuk
memotivasi manusia untuk berpikir ilmiah dan merenungi ciptaan Allah dengan
merenungi kitab suci-Nya.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mukjizat ?
2. Apa yang dimaksud dengan macam-macam mukjizat ?
3. Apa yang dimaksud dengan unsur-unsur mukjizat?
4. Apa yang dimaksud dengan segi-segi kemukjizatan Al Qur’an ?
5. Apa yang dimaksud dengan as-sunnah ?
6. Apa yang dimaksud dengan fungsi as-sunnah ?
7. Apa yang dimaksud dengan macam-macam as-sunnah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari mukjizat.
2. Untuk mengetahui macam-macam mukjizat.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur mukjizat.
4. Untuk mengetahui segi-segi kemukjizatan Al Qur’an.
5. Untuk mengetahui yang dimaksud as-sunnah.
6. Untuk mengetahui fungsi dari as-sunnah.
7. Untuk mengetahui macam-macam dari as-sunnah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Kata "i'jaz" secara etimologi diambil dari kata kerja ‫إعجاز‬   -  ‫ا ْع َج َز‬ yang berarti
"melemahkan atau menjadikan tidak mampu" i'jaz ialah ketidakmampuan
mengerjakan sesuatu, lawan dari kekuasaan atau kesanggupan. yang dimaksud
i'jaz dalam pembahasan ini adalah menampakkan kebenaran Nabi dalam
pengakuannya sebagai seorang Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang
Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al Qur-an, dan kelemahan
generasi-generasi sesudah mereka. Dan Mukjizat adalah sesuatu hal luar biasa
yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain, sebagai "suatu hal
atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengakui nabi,
sebagai bukti kenabiannya yang yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk
melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani
tantangan itu.

Menurut istilah Mukjizat adalah  peristiwa luar biasa yang terjadi melalui


seseorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya. Dengan redaksi yang
berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu yang luar biasa yang
diperlihatkan Allah SWT.Melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas
kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.
Mukjizat tersebut tentu saja disesuaikan dengan keahlian suatu kaum pada saat
itu.Sedangkan mukjizat yang lebih relevan untuk saat ini adalah mukjizat al-
Qur’an yang bisa dibuktikan dengan fakta ilmiah, karena objeknya adalah
manusia yang sudah terbiasa dengan hal yang berbau teknologi serta ilmu
pengetahuan yang sudah sedemikian maju.Salah satu karya yang berisi dan
membahas tentang kemukjizatan ilmiah al-Qur’an adalah kitab I’jaz al-Qur’an.

4
Al-Qur‘an merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad saw. yang
terbesar, dan juga bersifat non-indrawi atau non-material, namun dapat dipahami
oleh akal. Karena sifatnya yang demikian, maka ia tidak dibatasi oleh suatu
tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Qur‘an dapat dijangkau oleh setiap orang
yang menggunakan akalnya di mana pun dan kapan pun. Akan tetapi, secara
umum dapat dibenarkan bahwa manusia mengalami perkembangan dalam cara
berfikirnya. Salah satu dampaknya adalah menyangkut pembuktian kebenaran
(mukjizat) yang dipaparkan oleh para nabi. Umat para nabi khususnya sebelum
Nabi Muhammad saw, amat membutuhkan bukti kebenaran yang harus sesuai
dengan tingkat pemikiran mereka. Ketika itulah bukti tersebut harus demikian
jelas dan langsung terjangkau oleh indera mereka.

2.2 Macam-macam Mukjizat

Menurut syahrur mukjizat dapat diklarifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:


1. Mu’jizat Material Indrawi
Artinya Mukjizat yang tidak kekal, maksudnya mukjizat jenis ini hanya
berlaku pada Nabi selain Nabi Muhammad Saw dan juga mukjizat ini juga
berlaku untuk jaman tertentu, kapan mukjizat itu di turunkan.Oleh karena
itu wajar kalau sifat mukjizat tersebut tidak kekal. Secara umum dapat
diambil contoh adalah mukjizat nabi Musa AS dapat membelah lautan,
mukjizat nabi Daud AS dapat melunakkan besi, mukjizat nabi Isa AS
dapat menghidupkan orang mati, mukjizat nabi Ibrahim AS tidak hangus
oleh api saat di bakar dan mukjizat-mukjizat nabi lainnya.
2. Mukjizat Immaterial
Artinya Mukjizat ini bersifat kekal dan berlaku sepanjang jaman.Mukjizat
tersebut adalah al-Quran al-Karim.Hal ini, menurut Syahrur karena
Muhammad (sebagai penerima mukjizat ini) nabi terkhir sehingga
mukjizatnya harus memiliki sifat abadi dan berlaku sampai dunia ini
hancur, secara lebih gampang Syahrur membedakan mukjizat Nabi
Muhammad dengan nabi-nabi sebelumnya.Pertama, aspek rasionalitas
kenabian Muhammad yang berupa al-Quran dan al-sab’ul al-

5
matsanimendahului pengetahuan inderawi, yaitu dalam
bentuk mutasyabih. Setiap jaman berubah, konsepsi-konsepsi al-Quran
masuk kedalam wilayah pengetahuan inderawi yang disebut sebagai takwil
langsung yaitu kesesuaian antara teks pengetahuan terhadap hal iderawi.
Kedua, al-Quran memuat hakikat  wujud mutlak yang dapat di fahami
secara relatif sesuai dengan latar belakang pengetahuan. Pada masa yang
di dalamya usaha pemahaman al-Quran dilakukan.Ketiga, kemukjizatan
al-Quran bukan hanaya bentuk redaksinya saja, tetapi juga kandungannya.

2.3 Unsur-unsur Mukjijat

M. Quraish Shihab dalam tulisan Rosihan menjelaskan empat unsur mukjizat


yaitu:
1. Hal  atau peristiwa yang luar biasa.
Peristiwa-peristiwa alam atau kejadian sehari-hari walaupun menakjubkan
tidak dinamakn mukjizat.Ukuran “luar biasa” tersebut adalah tidak
bertentangan dengan hukum alam, namun akal sehat pada waktu terjadinya
peristiwa tersebut belum bisa memahaminya.
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi.
Tidak mustahil terjadi hal-hal di luar kebiasaan pada diri siapapun.Namun,
apabila bukan dari seorang yang mengaku nabi, tidak dinamai
mukjizat.Sesuatu yang luar biasa tampak pada diri seseorang yang kelak
bakal menjadi nabi pun tidak dinamai mukjizat,
tetapi irhash. Keluarbiasaan yang terjadi pada seseorang yang taat dan
dicintai oleh Allah pun tidak dapat disebut mukjizat, tetapi karamah atau
kekeramatan, yang bahkan tidak mustahil terjadi pada seseorang yang
durhaka kepadanya.Kekeramatan yang terakhir ini
dinamai ihanah (penghinaan) atau istidraj (rangsangan untuk berbuat
lebih durhaka lagi). Bertitik tolak dari keyakinan umat islam bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah nabi terakhir, tidak mungkin lagi terjadi suatu

6
mukjizat sepeninggalnya, walaupun ini bukan berarti keluar biasaan tidak
dapat terjadi dewasa ini.
3. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian.
Mikjizat terkait erat dengan tantangan dan jawaban terhadap orang-orang
yang meragukan kenabian.Jadi peristiwa yang terkait dengan Nabi, tapi
tidak berkenaan dengan kenabian tidak bisa dikatakn sebagai mukjizat.
4.  Tantangan tidak mampu gagal dilayani.
Mukjizat merupakan tantangan terhadap orang-orang yang meragukan atau
mengingkari kenabian dan mereka tidak mampu melayani tantangan
tersebut.Oleh karena itu, kalau tantangan tersebut mampu dilawan atau
dikalahkan, maka tantangan tersebut bukanlah bentuk mukjizat.

Keempat unsur tersebut menjadi Syarat bagi peristiwa tertentu sehingga


peristiwa ini bisa dinamakan mukjizat.Kalau salah satu unsur tersebut tidak ada,
maka peristiwa itu tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat.Untuk memahami esensi
keempat unsur mukjizat tersebut, kita mesti memahami segi-segi kemukjizatan,
khususnya kemukjizatan al-Quran.

2.4 Segi-segi Kemukjizatan Al Qur’an


1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa Al Qur-an banyak membuat orang Arab saat itu kagum dan
terpesona. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak manusia
masuk islam. Bahkan, Umar bin Khattab pun yang mulanya dikenal
sebagai seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW dan
bahkan berusaha untuk membunuhnya, ternyata masuk islam dan beriman
kepada kerasulan Muhammad hanya karena mendengar petikan ayat-ayat
Al Qur-an. Susunan Al Qur-an tidak dapat disamai oleh karya sebaik
apapun.
Al Qur-an mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan
bahasanya, sehingga membuat kagum bukan saja orang-orang mukmin,
tetapi juga orang-orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-

7
tokoh kaum musyrik sering secara sembunyi-sembunyi berupaya
mendengarkan ayat-ayat Al Qur-an yang dibaca oleh kaum muslim. Kaum
muslimin di samping mengagumi keindahan bahasanya, juga mengagumi
kandungannya serta meyakini bahwa ayat-ayat Al Qur-an adalah petunjuk
kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Susunan Kalimat
 Kendatipun Al Qur-an, hadits Qudsi, dan hadits nabawi, sama-sama
keluar dari mulut Nabi, uslub (style) atau susunan bahasanya sangat jauh
berbeda. Uslub bahasa Al Qur-an jauh lebih tinggi kualitasnya bila
dibandingkan dengan dua yang lainnya. Al Qur-an muncul
dengan uslub yang begitu indah, di dalamnya terkandung nilai-nilai
istimewa dan tidak akan pernah ada pada ucapan manusia.Dalam Al Qur-
an, misalnya, banyak ayat yang mengandung tasybih (penyerupaan) yang
disusun dalam bentuk yang sangat indah lagi mempesona, jauh lebih indah
dari pada apa yang dibuat oleh para penyair dan sastrawan. Menurut pakar
ilmu balaghah, Al Qur-an selain menggunakan tasybih dan isti’arah, juga
menggunakan majaz (metafora) dan  matsal (perumpamaan).
3. Hukum Ilahi yang Sempurna
Al Qur-an menjelaskan pokokakidah, norma-norma keutamaan, sopan
santun, undang-undang ekonomi politik, sosial kemasyarakatan, serta
hukum-hukum ibadah. Kalau pokok-pokok ibadah wajib diperhatikan,
akan diperoleh kenyataan bahwa Islam telah memperluasnya
menganekaragamkannya serta meramunya menjadi ibadah maliyah, seperti
zakat dan sedekah. Ada juga yang berupa ibadah amaliyah sekaligus
ibadah badaniyah seperti berjuang di jalan Allah.
Tentang akidah, Al Qur-an mengajak umat manusia pada akidah
yang suci dan tinggi, yakin beriman kepada Allah Yang Maha Agung,
menyatakan adanya nabi dan rasul serta mempercayai semua kitab
samawi.
Dalam bidang undang-undang, Al Qur-an telah menetapkan
kaidah-kaidah mengenai perdata, pidana politik, dan ekonomi. Mengenai

8
hubungan internasional, Al Qur-an telah menetapkan dasar-dasarnya yang
palingsempurna dan adil, baik dalam keadaan damai maupun perang.
4. Ketelitian Redaksinya
Al Qur-an sangat teliti dalam pemilihan kosa katanya. Sering kali
pemilihan tersebut pada pandangan pertama tampak ganjil, bahkan boleh
jadi dinilai menyalahi kaidah kebahasaan atau tidak sejalan dengan bahasa
yang baik dan benar.
5. Berita Tentang Hal-hal yang Ghaib
Al Qur-an mengungkap sekian banyak ragam hal gaib. Al Qur-an
mengungkap kejadian masa lampau yang tidak diketahui manusia, karena
masanya telah demikian lamanya, dan mengungkap juga peristiwa masa
datang atau masa kini yang belum diketahui manusia.Peristiwa gaib pada
masa lampau yang diuyngkapkan oleh Al Qur-an, misalnya, adalah
peristiwa tenggelamnya Fir’aun dan diselamatkan bandanya, atau
peristiwa Ashabul Kahfi (sekelompok pemuda yang berlindung ke gua dan
hidup selama tiga ratus tahun lebih).Sementara peristiwa masa datang
yang diungkapkannya dapat dibagi dalam dua bagian pokok.
6. Isyarat-Isyarat Ilmiyah
Hakikat-hakikat ilmiah yang disinggung Al Qur-an, dikemukakannya
dalam redaksi yang singkat dan sarat makna, sekaligus tidak terlepas dari
cirri umum redaksinya, yakni memuaskan kebanyakan orang dan para
pemikir.Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al Qur-an. 
2.5 Pengertian As-sunah

Pengertian As-Sunnah Yang dimaksud As-Sunnah di sini adalah Sunnah Nabi,


yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan,
perbuatan, atau persetujuannya (terhadap perkataan atau perbuatan para
sahabatnya) yang ditujukan sebagai syari’at bagi umat ini.

Adapun pengertian dalam istilah syari’ah adalah petunjuk dan jalan di mana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya berada di atasnya,
baik dalam hal ilmu, ‘aqidah, ucapan, ibadah, akhlaq maupun mu’amalah

9
2.6 Fungsi As-sunah

Menetapkan hukum yang terdapat di dalam al-Quran bertujuan untuk


menunjukkan bahwa masalah-masalah yang terdapat di dalam al-Quran dan
sunnah itu sangat penting untuk diimani, dijalankan dan dijadikan pedoman dasar
oleh setiap muslim. Menempati posisi kedua setelah al-Quran, sunnah memiliki
fungsi sebagai bayan (penjelas) atau penafsir yang dapat mengungkapkan tujuan
dan maksud-maksud al-Quran. Firman Allah:”Dan Kami turunkan kepadamu al-
Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka berpikir.” Adapun penjelasan-penjelasan hadis
terhadap al-Quran diantaranya:

1. Bayan Al-Taqrir
Bayan taqrir di sebut juga dengan bayan al-Ta’kid atau bayan al-Isbat,
yaitu sunah berfungsi untuk mengokohkan atau menguatkan apa yang
telah disebutkan didalam al-Quran.
2. Bayan Al-Tafsir
Yang dimaksud dengan bayan al-tafsir adalah penjelasan hadis terhadap
ayat-ayat yang memerlukan perincian atau penjelasan lebih lanjut, seperti
pada ayat-ayat yang mujmal, mutlak.Maka fungsi hadis dalam hal ini
adalah memberikan perincian (tafshil) dan penafsiran terhadapayat-ayat al-
Qur‟an yang masih mujmal, memberikan taqyid atas ayat-ayat yang masih
mutlaq, serta memberikan takhshish atas ayat-ayat yang masi umum.
3. Bayan Al-Tasyri’
Yang dimaksud dengan bayan tasyri‟ adalah penjelasan tasyri‟ yang
berupa mengadakan, mewujudkan, atau menetapkan suatu hukum atau
aturan-aturan syara‟ yang tidak terdapat dalam al-Qur‟an. Rasulullah saw
berusaha menunjukkan suatu hukum dengan cara menjawab pertanyaay-
pertanyaan yang diajukan para sahabat yang tidak didapati jawabannya
dalam al-Qur‟an. Sebagai contoh dalam masalah ini adalah hadis tentang
zakat fitrah Menghapus ketentuan hukum dalam Al-Qur’an,diantaranya
ialah seperti hadis: “Tidak boleh berwasiat kepada ahli waris.” Hadis

10
tersebut menghapus ketentuan hukum dalam Al-Qur’an tentang
diperbolehkannya wasiat kepada ahli waris, baik kepada kedua orang tua
atau kerabat-kerabat waris lainnya,

2.7 Macam-macam As-sunah


1. As-Sunnah al-Fi’liyah (perbuatan / tindakan)
Sunnah Fi'liyah adalah amal perbuatan Nabi Salallahu Alaihi Wasalam
yang berhubungan dengan syariat Islam, seperti tata cara mengerjakan
sholat, menunaikan ibadah Haji. Contoh dalam Sabdanya : "Kerjakanlah
shalat seperti kamu melihat bagaimana aku mengerjakannya". (HR.
Bukhari dan Muslim). "Ambillah manasik (tata cara melaksanakan haji)
kalian dariku". (HR. Muslim dari Jabir).
2. As-Sunnah al-Qauliyah (perkataan / sabda)
Sunnah Qauliyah adalah perkataan atau ucapan-ucapan Nabi Salallahu
Alaihi Wasalam yang berhubungan dengan syariat Islam. Contoh dalam
Sabdanya : "Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu dengan niat, dan
sesungguhnya tiap orang akan mendapat apa yang di niatkan".(HR.
Bukhari dan Muslim).
3. Sunnah Taqririyah
adalah sunnah yang berupa ketetapan Nabi Muhammad Saw. terhadap apa
yang datang atau dilakukan para sahabatnya. Dengan kata lain sunnah
taqririyah, yaitu sunnah Nabi Saw. yang berupa penetapan Nabi Saw.
terhadap perbuatan para sahabat yang diketahui Nabi saw. tidak
menegornya atau melarangnya bahkan Nabi Saw. cenderung
mendiamkannya. Beliau membiarkan atau mendiamkan suatu perbuatan
yang dilakukan para sahabatnya tanpa memberikan penegasan apakah
beliau membenarkan atau menyalahkannya.
4. Sunnah Hammiyah

suatu yang dikehendaki Nabi Saw. tetapi belum dikerjakan. Sebagian ulama
hadis ada yang menambahkan perincian sunnah tersebut dengan sunnah
hammiyah. Karena dalam diri Nabi saw. terdapat sifat-sifat, keadaan-keadaan

11
(ahwal) serta himmah (hasrat untuk melakukan sesuatu). Dalam riwayat
disebutkan beberapa sifat yang dimiliki beliau seperti, “bahwa Nabi saw.
selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras dan tidak pula
kasar, tidak suka berteriak, tidak suka berbicara kotor, tidak suka mencela.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata "i'jaz" secara etimologi diambil dari kata kerja ‫إعجاز‬   -  ‫ا ْع َج َز‬ yang berarti
"melemahkan atau menjadikan tidak mampu".i'jaz dalam pembahasan ini adalah
menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul,
dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya
yang abadi, yaitu Al Qur-an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah
mereka.Adapun macam-macam mukjizat terdiri dari mu’jizat material indrawi dan
mukjizat Immaterial.Dan empat unsur mukjizat yaitu peristiwa yang luar biasa,
terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi, mengandung tantangan
terhadap yang meragukan kenabian dan tantangan tidak mampu gagal dilayani.
Dilihat dari segi-segi kemukjizatan al Quran yaitu gaya bahasa, Susunan kalimat,
hukum Ilahi yang sempurna, ketelitian redaksinya, Berita tentang hal-hal yang
gaib dan isyarat-isyarat ilmiah.
Pengertian As-Sunnah Yang dimaksud As-Sunnah di sini adalah Sunnah Nabi,
yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan,
perbuatan, atau persetujuannya (terhadap perkataan atau perbuatan para
sahabatnya) yang ditujukan sebagai syari’at bagi umat ini.Adapun pengertian
dalam istilah syari’ah adalah petunjuk dan jalan di mana Rasulullah
shallallahu‘alaihi wasallam dan para shahabatnya berada di atasnya, baik dalam
hal ilmu, ‘aqidah, ucapan, ibadah, akhlaq maupun mu’amalah.

3.2 Saran
Saran bagi penulis dan khususnya mahasiwa semoga dengan adanya makalah
ini kita bias dapat mengetahui tentang kemukjizatan al-Quran dan as-sunah yang
sangat luar biasa, apalagi kita sebagai uamat islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon, 2013, Ulum Al-Quran, Bandung: Pustaka Setia


Ash Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi, 2002, Ilmu-ilmu Al Quran,  Semarang:
Pustaka Rizki Putra
Edi Nur, R., 2014. As-sunnah (Suatu Kejadian Aliran Ingkar Sunnah). ASAS, vol
6 no.2
https://mediaindonesia.com/ramadan/237409/bulan-mukjizat-alquran
https://media.neliti.com/media/publications/300998-dinamika-struktur
kemukjizatan-al-quran-08221170.pdf

https://www.w-islam.com/2018/01/6716/mengenal-mukjizat-dan-jenis-jenisnya/

http://iwanbio02.blogspot.com/2009/05/mukjizat-al-quran.html

14

Anda mungkin juga menyukai