Anda di halaman 1dari 3

Nama : Endhita Nanda Oktaviani

NIM : 180210204169

Kelas :F

Mata Kuliah : Pengembangan Pendidikan IPS SD

Dosen Pengampu : Dyah Ayu Puspitaningrum, SE.,M.Si.

Bedah Artikel Kerusuan Ternal skala besar dari gunung berapi selama
bertahun- tahun sebelum letusan

dalam pengelolahan bahaya alam maka letusan gunung berapi adalah hal yang
penting uttuk diperhatikan dimana berpotensi dalam pelepasan panas di permukaan
gunung berapi sehingga sumber energi utama yang ada disaat gunung merapi diam
meskipun begitu, emisi dalam permukaan untuk menanggapi mengalami proses pra-
latusan yang berbeda. Pada analisis stastik data inframerah gelombag berbasis satelit
yang digunakan (10.780- 11.280 μm), dalam keadaanya menjelaskan jika letusan
halus di dalam jangka signifikan dan jangka panjang. Dimana skala panjang nantinya
mampu meningkatkan fluks yang panas pancaranya, kerusuhan termal dalam skala
besar mampu di deteksi dari antisipasi dan pemantuan gunung merapi lainnya seperti
letusan merapi yang terjadi di Ontake (jepang) tahun 2014 dan letusan Magnetik
Calbuco di Chili tahun 2015.

Kerusuhan termal yang terjadi pada skala yang besar mengakibatkan peningkatan
Hidrotermal bawah tanah yang menyebabkan adanya analisis observasi inframerah
yang berbasis pada satelit untuk meningkatkan kendala pada anggaran ternal di
gumung berapi guna mendeteksi secara dini jika adanya letusan gunung merapi.

1
Gunung merapi merupakan penghasil utama panas internal bumi yang melepaskan
difus melalui tanah sebagai sumber energi utama, dalam penelitian sebelumnya
diketahui jika energi panas yang ada dipermukaan kebanyakan dilepaskan oleh
solfatara yang dilepaskan saat episode seismik dan deformasi, dalam penelitian lainya
juga menjelaskan adanya emisi panas yang dilakukan mencapai > 90% dari panas
yang ada pada Fossa Vulcano bidang Fumarol (ITALIA), emisi panas tidak dibatasi
pada Fumarolik tetapi meluas ke area vulkanik yang aktif dalam gradien panas bumi
di Fluks panas permukaannya ada beberapa area Campi Flefrei (-0.149Wm-2) yaitu
sekitar nilai regional 5 (~ 0,085Wm − 2 ) dan Fluks panas yang meningkat ke jarak
gunung berapi dengan nilai ~ 0,5Wm − 2 ).

Untuk mendeteksi emisi panas maka panas pencaraan inframerah yang diukur setara
pada MODIS dan Nasa, menangkap adanya variasi dan efeks ecara minimal dalam
penyerapan atmosfer dan emisi 7, MODIS 7 sendiei menyediakan cakupan secara
global dengan revolusi secara temporal sedangkan analisis modis didasarkan pada
anomali median. Secara evolusi temporal ada sistem vulkanik yaitu

a. Jenis letusan
b. Evoluasi
c. Derajat aktivitas ternal hidro dipermukaan
d. Tingkat kerusushan pra- letusan dan pasca- erupsi
e. Penutupan gunung
f. Garis lintang
g. Peraturan tektonik

Yang menjadi salah satu persyaratan pemilihn gunung merapi yaitu algoritma stastik
sehingga mampu membuat

a. Gunus meletus hanya satu kali


b. Mempuyai tepografi yang substansial

2
Dalam acara besat untuk menurunkan dalam letusan kecil sehingga beberapa bulan
dalam letusan besar sehingga adanya material yang diendapkan lewat lubang angin
sehngga memeperkecil bencana gunung vulkanik. Kerusuhan secara termal yang
terjadi selama~ 2 terkaitn pengamatan mikro seis pada geodesi berapi atau helium
anomali, sehingga tidak terdefinisi dan terdeteksi pada letusan. Dimana peningkatan
hidrotermal menjelaskan adanya kemungkinan untuk pra letusan yang terjadi dalam
jangka panjang, sehingga menjadi peningkatann pasokan cairan ke permukaan bawah
tanah yang mampu menghasilkan perubahan dalam jangka panjang dengan
kelembappan tanah dan vegetasi untuk meningkatkan emisivitas tanah di area yang
luas yang bertanggung jawab pada peningkatan pra-erupsi.

Anda mungkin juga menyukai