OLEH :
2021
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (Fikriana, 2018) hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan
yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder :
a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial
dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan
pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi. (Kemenkes.RI, 2014)
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
(Kemenkes.RI, 2014)
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi menurut European Society of Cardiology :
Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal 120 - 129 80 - 84
Normal tinggi 130 - 139 85 - 89
Hipertensi :
Stage I (ringan) 140 - 159 90 - 99
Stage II (sedang) 160 - 179 100 - 109
Stage III ( berat) > 180 > 110
Hipertensi sistolik derajat > 190 < 90
Terisolasi
Sumber : ESC (European Society of Cardiology)
3. Etiologi Hipertensi
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Ras
4) Pola hidup
4. Patofisiologi Hipertensi
Reseptor yang menerima perubahan tekanan darah yaitu baroreseptor yang
terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta. Pada hipertensi, karena adanya berbagai
gangguan genetik dan resiko lingkungan, maka terjadi gangguan neurohormonal
yaitu sistem saraf pusat dan sistem renin-angiotensin-aldosteron, serta terjadinya
inflamasi dan resistensi insulin. Resistensi insulin dan gangguan neurohormonal
menyebabkan vasokontriksi sistemik dan peningktan resistensi perifer. Inflamasi
menyebabkan gangguan ginjal yang disertai gangguan sistem renin-angiotensin-
aldosteron (RAA) yang menyebabkan retensi garam dan air di ginjal, sehingga terjadi
peningkatan volume darah. Peningkatan resistensi perifer dan volume darah
merupakan dua penyebab utama terjadinya hipertensi.
Pusat yang menerima inpulsyang dapat mengenali keadaan tekanan darah
terletak pada medula di batang otak. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut, perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada akhirnya akan menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya yaitu kemampuan aorta dan arteri besar menjadi
berkurang dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup), sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan
resistensi perifer.(Asikin, Nuralamsyah, & Susaldi, 2019)
Pathway
Hipertensi
Perubahan
Kerusakan vaskuler pembuluh darah status
kesehatan
Perubahan struktur
Ansietas
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
7. Penatalaksanaan Hipertensi
Tatalaksana pasien hipertensi terdiri dua hal yaitu non farmakologi melalui
perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi untuk menurunkan tekana darah serta
mencegah terjadinya komplikasi seperti serangan jantung (Fikriana, 2018 : 56)
1) Non Farmakologi
Pasien pada hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup untuk
menurunkan tekanan darah pada dirinya. Berikut terdapat beberapa hal
yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pembatasan konsumsi garam
b. Olahraga
c. Beta Blocker
Beta Blocker adalah jenis obat anti hipertensi yang digunakan untuk
memperlambat detak jantung serta menurunkan kekuatan kontraksi
jantung yang dapat membuat aliran darah yang terpompa lebih sedikit
sehingga tekanan darah berkurang. Contoh obat anti hipertensi beta
blocker terdiri dari Timotol , Antenotol, dan Bisoprolol .
d. Calsium Chanel Blocker (CCB)
Calsium Chanel Broker merupakan obat yang digunakan untuk
memperlambat laju kalsium melalui otot jantung dan kemudian masuk
ke dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah dapat rileks serta
membuat aliran darah lancar. Obat anti hipertensi yang tergolong CCB
antara lain Felodipine dan Nifedipine
8. Komplikasi Hipertensi
Menurut (Fikriana, 2018) Hipertensi adalah salah satu penyakit jantung
yang memliki dampak pada kematian. Menurut data WHO, diprediksi
sebanyak 7,5 juta orang di dunia meninggal disebabkan karena hipertensi atau
sebesar 12,8% kematian disebabkan karena hipertensi. Komplikasi pada
hipertensi antara lain :
a) Serangan Jantung
b) Stroke
c) Chronic Heart Failure (CHF)
d) Chronic Renal Failure (CRF)
b) Kesadaran
Kesadaran klien biasanya composmetis, apatis sampai somnolen
8) Tanda tanda vital :
a) Suhu normal 37◦c
b) Nadi meningkat : 70-82 x/mnt
c) Tekanan darah meningkat atau menurun
d) Pernafasan biasanya mengalami peningkatan
9) Pengkajian Persistem :
a) System pernafasan (B1 Breathing )
Dapat ditemukan sesak nafas, sesak waktu beraktivitas, peningkatan
frekuensi pernafasan, adanya penggunakaan otot bantu pernafasan,
adanya gangguan pernafasan.
b) System sirkulasi (B2 Bleeding)
Kaji adanya penaykit jantung, frekuensi nadi apical sirkulasi perifer, dan
kehangatan, periksa adanya distensi vena jungularis.
c) System persyarafan (B3 Brain)
Kaji adanya hilangnya gerakan/sensasi, spasme otot, terlihat kelemahan/
hilangnya fungsi. Pergerakan mata/ kejelasan melihat, dilatasi pupil.
Agitasi ( mungkin berhubungan dengan nyeri / ansietas )
d) Sistem perkemihan (B4 Bledder)
Perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urine, dysuria, distensi
kandung kemih, warna dan bau urine, kebersihannya.
e) Sitem pencernaan (B5 Bowel )
Konstipasi, konsistensi feses, frekuensi eleminasi, auskultasi bising usus,
anoreksia, adanya distensi abdomen, nyeri tekan abdomen.
f) Sistem muskulokeletal (B6 Bone)
Nyeri berat tiba – tiba/ mungkin terlokalisasi pada area jaringan, dapat
berkurang pada imobilisasi, kontraktur atropi otot, laserasi kulit dan
perubahan warna.
g) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /
katup, penyakit serebrovaskuler. Tanda : Kenaikan TD, Nadi : denyutan
jelas, Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia, Bunyi jantung :
murmur, Distensi vena jugularis
h) Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, Episode kebas,
Kelemahan pada satu sisi tubuh, Gangguan penglihatan (penglihatan
kabur, diplopia), episode epistaksis.
b. Pengkajian fungsional
1. ADL (Activity Daily Living)
Pengkajian fungsional berdasarkan INDEKS KATZ
Pengkajian ini meliputi obsservasi kemampuan klien untuk melakukan aktivitas
kehdupan sehari-hari/Activity Daily Living
1) INDEKS KATZ
Termasuk/katagori manakah klien?
Skore Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK),
A
berpindah, ke kamar kecil, mandi dan berpakaian
B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
C
tambahan
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan
D
satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke
E
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
F
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
Lain-Lain
diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F
Keterangan:
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang
lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi meskipun ia dianggap mampu.
2) MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS
Termasuk yang manakah klien?
N Item yang
Skor Nilai
O dinilai
1 Makan 0 = Tidak mampu
(Feeding) 1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega, dll
2 = Mandiri
2 Mandi 0 = Tergantung dengan orang lain
(Bathing) 1 = Mandiri
3 Perawatan 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
diri 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan
(Grooming) bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal mengancing baju)
2 = Mandiri
5 Buang air 0= Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol
kecil 1 = Kadang inkotinensia (maks, 1x 24 jam)
(Bladder) 2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
besar 1 = Kadang inkotinensia (sekali seminggu)
(Bowel) 2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantan satu orang
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti
tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5.8 : Ketergantungan Berat
1.4 : Ketergantungan Total
2. PENGKAJIAN KOGNITIF
1) Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status
Questioner (SPMSQ)
Instruksi :
- Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
- Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10
pertanyaan.
Skore
Kete No Pertanyaan Jawaban
+ -
rang 1 Tanggal berapa hari ini?
an : 2 Hari apa sekarang?
3 Apa nama tempat ini?
4 Berapa nomor telepon Anda?
Dimana alamat Anda?
(tanyakan bila tidak memiliki telepon)
5 Berapa umur Anda?
6 Kapan Anda lahir?
7 Siapa Presiden Indonesia sekarang?
8 Siapa Presiden sebelumnya?
9 Siapa nama Ibu Anda?
10 Berapa 20 dikurangi 3? (Begitu seterusnya
sampai bilangan terkecil)
Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan ?
b. Ada atau banyak pikiran ?
c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain ?
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ?
e. Cenderung mengurung diri ?
Keterangan :
Bila lebih dari satu atau sama 1 jawaban “ya” MASALAH EMOSIONAL
POSITIF (+)
4. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang,sikap klien pada orang
lain, harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi.
5. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep atau keyainan klien tentang kematian,
harapan-harapan klien, dan lain-lain.
Total skor
Keterangan
Risiko Rendah 0-7
Risiko Tinggi 8-13
Risiko Sangat Tinggi ≥ 14
Nama/ paraf
Catatan:
1. Pengkajian awal risiko jatuh dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit,
dituliskan pada kolom IA (Initial Assessment)
2. Pengkajian ulang untuk pasien risiko jatuh ditulis pada kolom keterangan
dengan kode :
a. Setelah pasien jatuh (Post Falls) dengan kode: PF
b. Perubahan kondisi (Change of Condition) dengan kode: CC
c. Menerima pasien pindahan dari ruangan lain (On Ward Transfer) dengan
kode: WT
d. Setiap minggu (Weekly) dengan kode: WK
e. Saat pasien pulang (Discharge) dengan kode: DC
Kode ini dituliskan pada kolom keterangan
N LANGKAH
O
1 Posisi pasien duduk di kursi
2 Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter), kembali ke
kursi, ukur waktu dalam detik
Keterangan :
Skor :
>12 detik : risiko jatuh tinggi
≤ 12 detik : risiko jatuh rendah
8. APGAR KELUARGA
3. Intervensi Keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah hipertensi dilakukan dengan menilai masalah keperawatan
yang muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dan hasilnya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan
memberikan umpan balik terhadap keperawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Amila, A., Sinaga, J., & Sembiring, E. (2018). Self Efficacy dan Gaya Hidup Pasien
Hipertensi. Jurnal Kesehatan, 9(3), 360. https://doi.org/10.26630/jk.v9i3.974
Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Kementrian Kesehatan RI, 1–5.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf
PPNI, T. P. S. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (I). Dewan Pengurus PPNI.
Santi, shofi & fanni. (2018). Pola tidur yang buruk meningkatkan resiko hipertensi.
Suprayitno, E., & Wahid, A. (2019). Pendampingan Tentang Penyakit Hipertensi Dan
Perawatan Keluarga Dengan Hipertensi. Seminar Nasional Hasil Pengabdian …, 104–
106. http://proceeding.uim.ac.id/index.php/senias/article/view/299