Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN ARTRITIS DI
JALAN NGESREP TIMUR III KELURAHAN SUMUR BOTO KECAMATAN
BANYUMANIK PROVINSI JAWA TENGAH

DI SUSUN OLEH:
HANIFAH ANGGRAENI
P1337420920172

POLITEKNIK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI PROFRSI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang terlah
memberikan rahmatnya-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat membuat laporan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi. Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga
ini memuat tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan penyakit Hipertensi.” Tn S
merupakan kepala keluarga yang mengalami hipertensi menjadi pasien penatalaksanaan
Asuhan Keperawatan Keluarga.

Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini pasti tidak lepas dari kesalahan dan
penulis menyadari dalam penyusunannya masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan
Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini. Semoga ini bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca dengan sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Dosen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang selaku dosen pembimbing
mata kuliah Praktik Keperawatan keluarga dan Pembimbing Klinik Praktik Keperawatan
Keluarga.

Semarang. 07 Desember 2020

( Hanifah Anggraeni )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula
pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan
kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit
reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan
makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat
menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan
fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan
baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik.
Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya
dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut
kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai
keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada
sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta
adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan
gerak.
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia
lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan
meningkat dengan meningkatnya umur.
B. Tujuan Umum dan Khusus
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini untuk memaparkan asuhan keperawatan geriatri yang
diberikan kepada penerima manfaat Ny S yang menderita rematik atau artritis di
rumah lansia jalan Ngesrep Timur III Kelurahan Sumur Boto Kecamatan
Banyumanik Provinsi Jawa Tengah.

2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus Asuhan
Keperawatan keluarga dengan masalah utama Hipertensi pada Ny. S di
Ngesrep Timur III Kelurahan Sumurboto Kota Semarang.
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama
hipertensi pada Ny S di Ngesrep Timur III Kelurahan Sumurboto Kota
Semarang.
c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi pada Ny S di
Ngesrep Timur III Kelurahan Sumurboto Kota Semarang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP LANJUT USIA
1. Definisi Lanjut Usia

Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di
mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,
ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru
dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkunganya.

Lansia menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang


yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya (WHO, 2016).
WHO juga memberi batasan yaitu usia pertengahan (middle age) antara 45 - 59
tahun, usia lanjut (elderly) antara 60 - 74 tahun, dan usia lanjut tua (old) antara 75 –
90 tahun, serta usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sementara Kementerian
Kesehatan RI (2016), lansia atau lanjut usia adalah kelompok yang memasuki usia
60 tahun keatas.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lanjut usia adalah
seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun (keatas).

Lansia atau lanjut usia adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup
seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode
terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat
(Sarwono, 2015). Lansia yaitu bagian proses tumbuh kembang dimana manusia
tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang mulai dari bayi, anak, remaja,
dan menjadi tua (Pujianti, 2016). Lansia adalah tahap dari siklus hidup manusia
paling akhir, yaitu bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan
akan di alami oleh setiap orang. Pada tahap tua ini individu mengalami banyak
perubahan baik secara fisik maupun psikis, khususnya kemunduran dalam berbagai
fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Soejono, 2014).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa


usia lanjut atau lansia adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup seseorang
yang tidak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu.

2. Batasan-Batasan Lanjut Usia


WHO memberi batasan yaitu usia pertengahan (middle age) antara 45 tahun
sampai dengan 59 tahun, usia lanjut (elderly) dari 60 tahun sampai 74 tahun, dan
usia lanjut tua (old) dari 75 tahun sampai dengan 90 tahun (Nugroho, 2016).
Menurut departemen Kesehatan RI (dalam Darmojo, 2014), batasan lansia
terbagi dalam beberapa kelompok yaitu :
a. Pralansia (Prasenilis) yaitu masa persiapan usia lanjut yang mulai
memasuki antara 45-59 tahun.
b. Lansia (lanjut Usia) yaitu kelompok yang memasuki usia 60 tahun
keatas.
c. Lansia resiko tinggi yatu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau
kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti,
menderita penyakit berat, atau cacat.
3. Status Sehat pada Lansia di Indonesia
Status kesehatan para lansia di Indonesia, penyakit atau keluhan yang sering
didengar yaitu penyakit hipertensi. Banyak lansia wanita yang menderita atau
mengeluhkan penyakit hiperensi tersebut (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
4. Proses Penuaan
Penuaan terjadi baik secara fisiologis dan patologis. Bila seseorang telah
mengalami penuaan fisiologis, mereka tua dalam keadaan sehat (healthy aging).
Penuaan sesuai dengan kronologis seperti usia, dipengaruhi oleh faktor endogen,
perubahan dimulai dari sel-jaringan-organ-sistem pada tubuh (Pudjiastuti dan
Utomo, 2016).
Penuaan banyak dipengaruhi oleh fakor seperti faktor eksogen, yaitu berupa
lingkungan, sosial budaya, gaya hidup disebut penuaan sekunder. Penuaan itu
tidak sesuai, dengan kronologis usia dan patologis. Faktor eksogen juga dapat
memengaruhi faktor endogen, sehingga dikenal dengan faktor risiko. Faktor
risiko tersebut yang menyebabkan terjadinya penuaan patologis (Pudjiastuti dan
Utomo, 2016).
B. KONSEP RHEUMATOID ARTRITIS
1. Defenisi
Arthritis rheumatoid adalah penyakit autoimun yang disebabkan karena
adanya peradangan atau inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan sendi
atau nyeri. Nyeri dapat muncul apabila adanya suatu rangsangan yang mengenai
reseptor nyeri (Yulianti, et., 2013)
Arthritis rheumatoid merupakan penyakit inflamasi non-bakterial yang
bersifat sistemik, progresif, cinderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
ikat sendi secara sistematis (NIC-NOC,2015). Arthritis rheumatoid adalah
penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif,
dengan target utama adalah sendi. Arthiritis rheumatoid tidak hanya mengenai
lapisan sinovial sendi tetapi juga dapat mengenai organ-organ diluar persendian
seperti kulit, jantung, paru-paru, dan mata (Suarjana,2014).
2. Klasifikasi
Menurut ( Buffer, 2010)
a. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7
kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus
menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
b. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5
kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus
menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
c. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3
kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus
menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
d. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2
kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus
menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.\
3. Etiologi
Penyebab arthritis rheumatoid tidak diketahui. Faktor genetik
diyakini memainkan peran dalam perkembangannya, kemungkinan
kombinasi dengan faktor lingkungan.
Beberapa penelitian menemukan bahwa perokok berat
meningkatkan resiko untuk terjadinya arthritis rheumatoid. Diketahui
bahwa insidens arthritis rheumatoid menurun selama 40 tahun terakhir,
mendukung teori bahwa faktor lingkungan dapat berubah dan dapat
meningkatkan atau melindungi terhadap arthritis rheumatoid.
Rangkaian arthritis rheumatoid beragam dan berfluktuasi pada orang
yang mengalami arthritis rheumatoid, lebih besar peningkatan resiko
infeksi, perdarahan GI, dan penyakit kardiovaskular
4. Manifestasi Klinis

Awitan arthritis rheumatoid biasanya tersembunyi dan perlahan-lahan,


walaupun sekitar 15% kasus dapat memiliki awitan akut. AR dimulai
dengan manifestasi sistemik umum pada inflamasi, meliputi demam,
kelelahan, kelemahan, anoreksia, kehilangan berat badan dan nyeri
serta kekakuan diseluruh tubuh. Manifestasi lokal juga muncul secara
bertahap dalam hitungan minggu atau bulan. Secara khas, sendi akan
menjadi nyeri, nyeri pada penekanan, dan kaku. Nyeri pada fase awal
penyakit disebabkan oleh tekanan akibat pembengkakan. Pada fase
lanjut, nyeri disebabkan oleh sklerosis tulang subkondral dan
pembentukan tulang baru. Rasa nyeri serta ketidakmampuan untuk
melakukan fungsi normal adalah alasan utama datang untuk mencari
pertolongan secara medis. Kekakuan biasanya berlangsung sekitar 1
jam setelah bangun pagi.
5. Komplikasi
Arthritis rheumatoid adalah penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi
bagian lain dari tubuh selain sendi, efek ini meliputi :
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti
adanya proses granulasi dibawah kulit yang disebut subcutan
nodule.
b. System muskuloskeletal : pada otot dapat terjadi myosis karena
proses granulasi jaringan otot dan osteoporosis.
c. System pembuluh darah : troemboemboli adalah adanya
sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya
darah yang membeku.
d. Splenomegali : splenomegali merupakan pembesaran limfa, jika
limfa membesar kemampuannya untuk menangkap dan
menyimpan sel-sel darah akan meningkat.
e. System pencernaan : pada system pencernaan yang sering
dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan
komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid
(OAINS) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama padaarthritisrheumatoid.
f. Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas
sehingga sukar dibedakan akibat lesi artikuler dan lesi
neuropatik.
g. Infeksi : pasien dengan AR memiliki resiko lebih besar untuk
infeksi. Obat imunosupresif akan lebih meningkatkan resiko.
h. Penyakit paru-paru : sebuah studi kecil menemukan prevalensi
tinggi peradangan paru dan fibrosis pada pasien yang baru
didiagnosis AR, namun temuan ini dapat dikaitkan dengan
merokok.
i. Sindrom felty : kondisi ini ditandai dengan splenomegali,
leukopenia dan infeksi bakteri berulang.
j. Limfoma dan kanker lainnya : AR terkait perubahan system
kekebalan tubuh. (Shiel, 2011)
6. Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis

Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, status ekstensi.

Sumber Sebab eksternal atau penyakit Tidak diketahui pengobatan


dari dalam. yang terlalu lama.

Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang,


dan terselubung.

Waktu Sampai enam bulan. Lebih dari enam bulan sampai


bertahun-tahun

Pernyataan Nyeri Daerah nyeri tidak diketahui Daerah nyeri sulit dibedakan
dengan pasti. intensitasnya, sehingga sulit
dievaluasi (perubahan perasaan)

Gejala-gejala Klinis Pola respons yang khas dengan Pola respons yang bervariasi
gejala yang lebih jelas. dengan sedikit gejala (adaptasi)

Pola Terbatas. Berlangsung terus, dapat


bervariasi.

Perjalanan Biasanya berkurang setelah Penderitaan meningkat setelah


beberapa saat. beberapa saat.

7. Perbedaan Nyeri Somatis dan Viseral


Karakteristik Nyeri Somatis Nyeri Viseral
Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, menusuk, Tajam, tumpul, nyeri Tajam, tumpul, nyeri
membakar. terus. terus, kejang.

Menjalar Tidak. Tidak. Ya.

Stimulasi Torehan, abrasi terlalu Torehan, panas, Distensi, iskemia,


panas dan dingin. iskemia pergeseran spasmus, iritasi kimiawi
tempat. (tidak ada torheran).
Reaksi Otonom Tidak. Ya. Ya.
BAB 3

HASIL

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN- PRODI KEPERAWATAN SEMARANG
Jalan Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien

Nama Lengkap : Ny. Sumartini


Tempat /Tanggal Lahir : Semarang, 1954
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Janda
Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Golongan Darah : Tidak Tahu
Diagnosa Medis (bila ada) :
TB/BB ; 150 cm/ 81 Kg
Alamat : Ngesrep timur III
No Telpon : Tidak Punya

2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi


Nama : Rismiati
Alamat : Jln. Ngesrep Timur III
Hubungan dengan klien : Anak Kandung
No. telp :-

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi


Pekerjaan saat ini : Buruh
Pekerjaan sebelumnya : Ibu Rumah Tangga
Sumber pendapatan : Dari buruh
Kecukupan pendapatan : Cukup

4. Aktivitas Rekreasi
Klien mengatakan pada saat libur tidak pernah jalan-jalan, hanya menonton TV dan main ke
depan rumah mengobrol dengan tetangga. Saat libur anak dan cucu yang mengunjungi Ny. S

5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung

Nama Keadaan Saat ini Keterangan


Ny. Maryati Mempunyai riwayat Masih hidup
darah tinggi, diabetes
mellitus
Tn Melan Tidak mempunyai Masih hidup
riwayat penyakit
Tn. Marzuki Tidak mempunyai Masih hidup
riwat penyakit
b. Riwayat Kematian dalam Keluarga (1 tahun terakhir)
Klien menagatakan tidak ada riwayat kematian keluarga dalam satu tahun terakhir.
c. Kunjungan Keluarga : Setiap satu minggu sekali, anak dan cucu Ny.S
mengunjungi Ny. S
d. Genogram (buatlah 3 generasi)

Keterangan:
: laki-laki meninggal : laki-laki hidup

: perempuan meninggal : perempuan hidup

: penerima manfaat perempuan

B. Pemahaman dan Penatalaksanaan masalah kesehatan


Ny. S tidak memahami tentang penyakit yang di alaminya.
Ny. S mengatakan jika sudah berobat tetapi Ny. S tetep tidak mengetahui tentang penyakitnya.
Ny S mengatakan jika beliau berobat sudah sangat lama sekali. Ny S mengatakan jika akhir-akhir
ini beliau merasakan nyeri dan keram di kaki nya dari mulai lutut sampai ke telapak kaki.

C. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Nutrisi
Frekuensi makan : 2-3x/ hari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : makanan lunak
Kebiasaan sebelum makan : mencuci tangan dan berdoa
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
Alergi terhadap makanan : Tidak ada
Pantangan makanan : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan makanan : Tidak ada

2. Eliminasi
a. BAK

Frekuensi dan waktu : 5-6x/ hari


Keluhan BAK pada malam : Tidak ada
Hari
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
Dengan BAK
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x/ hari
Konsisten : konsistensi lunak
Keluhan yang berhubungan : Terkadang dalam sehari tidak BAB
Pengalaman memakai pencahar : Tidak pernah

3. Personal Hygine
a. Mandi
Frekuensi dan waktu : 1x/ hari pada pagi hari
Pemakaian sabun (ya/tidak) : Ya

b. Oral Hygine
Frekuensi dan waktu : 1x/hari pada saat mandi
Menggunakan pasta gigi : Ya

c. Cuci rambut
Frekuensi : 1x/ minggu
Penggunaan shampoo : Ya

d. Kuku dan tangan


Frekuensi gunting kuku : Jika kuku sudah panjang langsung di potong
Kebiasaan mencuci tangan : Tidak menentu
Pakai sabun : Ya

4. Istirahat dan Tidur


Lama tidur malam : 6-7 jam
Tidur siang : kadang-kadang
Keluhan yang berhubungan dg Tidur : Tidak ada

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


Olahraga : Jalan kaki sekitaran rumah Ny. S
Nonton Tv : biasanya Ny. S menonton TV bersama cucu
Berkebun/memasak :-
Lain-lain :-
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok (ya /tidak) : Tidak
Minuman keras : Tidak
Ketergantungan terhadap obat : Ya

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari


Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
1. Mandi : kurang lebih 10 menit
2. Bersih bersih rumah : 1-2 jam
3. Kerja
4. Bermain dengan cucu : Tidak menentu

D. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Nyeri persendian
Gejala yang dirasakan : Seperti kesemutan dan terkadang merasa keram
Faktor pencetus :
Timbulnya keluhan : Bertahap
Waktu mulai timbulnya keluhan : pada saat setelah duduk dan bangun tidur pada saat
mau berjalan
Upaya mengatasi : Ny S tidak tahu cara mengatasinya

2. Riwayat kesehatan masa lalu


Penyakit yang pernah diderita : Artritis rheumatoid
Riwayat alergi obat : Tidak ada
Alergi makanan,debu dll : Tidak ada
Riwayat kecelakaan : Tidak ada
Riwayat di rawat di Rumah sakit : Tidak ada
Riwayat pemakian obat : Tidak ada

3. Pengkajian/pemeriksaan fisik (observasi, Pengukuran, Auskultasi, Perkusi, dan palpasi)


a. Keadaan umum : Ny S agak susah berdiri setelah duduk
b. BB/TB : 81 Kg/ 150 cm
c. Rambut : persebaran rambut merata, tidak lebat, tidak
rontok, warna rambut putih, rambut bersih
d. Mata : konjunctiva merah muda dan sering berair,
pandangan sedikit kabur
e. Telinga : bersih dan tidak ada serumen, kempuan
pendengaran kurang
f. Mulut, gigi dan bibir : Gigi Ny S tinggal 4 buah di bawah, kotor dan bibir
kering
g. Dada : simetris, tidak menggunakan otot bantu
pernapasan, tidak ada bunyi jantung tambahan maupun bunyi paru-paru tambahan.
h. Abdomen : perut tampak buncit , tidak ada nyeri tekan
i. Kulit : kering, keriput, kendor, turgor 3 detik dan pitting
edema < 2 detik
j. Ekstremitas atas : kanan maupun kiri mampu digerakkan mandiri dan
skala kekuatan otot bernilai 5
k. Ektremitas bawah : kanan maupun kiri mampu digerakkan mandiri dan
skala kekuatan otot bernilai 5
l. System immune : Tidak ada gangguan
m. System Reproduksi : Sudah Manoupouse
n. System persyarafan : Tidak ada gangguan
o. System pengecapan : masih bisa merasakan pengecapan
p. System penciuman : masih bisa mencium aroma
q. Tactil Respon :

E. Hasil Pengkajian Khusus


1. Masalah Kesehatan Kronis :Skor 25 ( Masalah kesehatan kronis Ringan)

No Keluhan Kesehatan/Gejala yg dirasakan Selalu Sering Jarang Tdk pernah


pd 3 bulan terakhir (3) (2) (1) (0)
A Fungsi Penglihatan
1 Penglihatan kabur V
2 Mata berair V
3 Nyeri pd mata V
b Fungsi pendengaran
4 Pendengaran berkurang V
5 Telinga berdengung V
c Fungsi paru (pernafasan)
6 Batuk lama disertai keringat malam V
hari
7 Sesak nafas V
8 Berdahak (sputum) V
d Fungsi Jantung
9 Jantung berdebar-debar V
10 Cepat lelah V
11 Nyeri dada V
e Fungsi pencernaan
12 Mual/ muntah V
13 Nyeri ulu hati V
14 Makan &minum banyak /berlebih V
15 Perubahan BAB (diare, sembelit) V
g Fungsi pergerakan

16 Nyeri kaki saat berjalan V

17 Nyeri pinggang / tulang belakang V

18 Nyeri persendian/ bengkak V

h Fungsi persarafan

19 Lumpuh/ kelemahan pd kaki/tangan V

20 Kehilangan rasa V

21 Gemetar/ tremor V

22 Nyeri/ pegal pd tengkuk V

i Fungsi saluran kemih


23 BAK banyak V

24 Sering BAK malam hari V

25 Ngompol V

Analisis Hasil :
Skor < 25 : masalah kesehatan kronis Ringan (tdk ada masalah kesehatan kronis)
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronis Sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis Berat

2. Fungsi Intelektual : Fungsi Intelektual masalah kesehatan


kronis ringan

SPMSQ (Short Portable Status Quesioner)


Skor : 8
Benar Salah
No Item pertanyaan Jawaban
(1) (0)
1 Jam berapa sekarang 16.00 V
2 Tahun berapa sekarang 2020 V
3 Tahun berapa Bp/Ibu lahir 1954 V
4 Berapa umur Bp/ibu 66 tahun V
5 Dimana alamat Bp/Ibu Ngesrep timur III RT 9 V
RW 1 banyumanik
kota semarang
6 Berapa Jml anggota keluarga 5 V
yg tinggal bersama Bp/Ibu
7 Siapa nama anggota keluarga Ny Rusmiati V
yg tinggal bersama Bp/Ibu.
8 Indonesia merdeka tahun 1945 V
berapa
9 Siapa nama presiden RI Jokowi V
sekarang
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 17 16 18 10 9 8 7 6 V
20 ke 1 54321
JUMLAH YG BENAR 8
Analisis Hasil :
Skor 0-3 : Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
Skor 4-5 : Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Skor 6-8 : Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Skor 9-10 : Fungsi Intelektual Utuh

MINI MENTAL STATE EXAM (MMSE)


1. KODE RESPONDEN : SU (Pr) Umur 66 tahun Pendidikan : Tidak Sekolah
2. Riwayat Penyakit :
Peny. Lain
3. Tgl Pemeriksaan : 2 Desember 2020

Item Tes Nilai Maks Nilai


ORIENTASI
1. Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari apa) ? 5 2
2. Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), ( 5 4
lantai, kamar)

REGISTRASI
3. Sebutkan nama tiga buah benda (pintu, rumah, mawar) tiap 3
3
benda 1 detik, pasien diminta mengulang ketiga nama benda
tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai
pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan.

ATENSI DAN KALKULASI


4. Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang 5
benar.
Hentikan setelah 5 jawaban, atau disuruh mengeja terbalik
kata “INTAN” (Nilai diberi pada huruf yang benar
sebelum 2
kesalahan, misalnya NTAIN = 2)

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


5. Pasien diminta menyebutkan kembali 3 nama benda diatas 3
BAHASA
6. Pasien diminta menyebutkan nama benda yang 2
ditunjukkan
(pensil, jam tangan/gelang) 3
7. Pasien diminta mengulang rangkaian kata “tanpa kalau, 1
dan,
atau tetapi”. 2
8. Pasien diminta melakukan perintah: “Ambil kertas ini 3
dengan
tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”.
9. Pasien diminta membaca dan melakukan perintah 1 1
“Angkatlah
tangan kiri Anda!”.
10. Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan). 1 1
11. Pasien diminta meniru gambar di bawah ini. 1
1

1
1
Skor 21
Total
Keterangan :
Nilai 27 – 30 Normal
Nilai 10-20 : Demensia Sedang
Nilai 21 – 26 : Demensia Ringan
Nilai < 10 : Demensia Berat
Alat : Kertas kosong, pensil, jam tangan/gelang, tulisan yg bisa dibaca dan gambar yg harus
ditiru.

3. status Fungsional :
Test Berg Balance Scale (BBS)

1. Berdiri tanpa support dengan mata tertutup.


Instruksi :Silahkan berdiri dengan tutup mata selama 10 detik.
0 : membutuhkan bantuan untuk menjaga supaya tidak jatuh
1 : tidak bisa dengan menutup mata selama 3 detik tetapi mampu berdiri tegak
2 : mampu berdiri selama 3 detik
3 : mampu berdiri selama 10 detik dengan
pengawasan
4 : mampu berdiri selama 10 detik dengan aman

2. Berdiri tanpa support kedua kaki rapat


Instruksi : silahkan merapatkan kaki dan berdiri tanpa pegangan selama 1 menit.
0: membutuhkan bantuan saat berdiridan tidak mampu bertahan selama 15 detik
1 : membutuhkan bantuan saat berdiri dan mampu berdiri selama 15 detik
2 : tidak mampu berdiri selama 30 detik
3 : mampu berdiri selama 1 menit dengan pengawasan
4 : mampu berdiri selama 1 menit secara aman
3. Menggerakkan lengan kedepan dengan tangan terulur maksimal pada posisi berdiri
Instruksi : angkat lengan 90 º dan dapat meraih > 25 cm
menggerakkan lengan kedepan dan jari membuka sejauh mungkin semampu pasien (therapist
menempatkan penggaris pada jari terpanjang saat akhir gerakan, saat lengan posisi 90 º). Jari –
jari seharusnya tidak menyentuh penggaris saat pasien meraih kedepan ukuran yang dicatat
adalah jarak kedepan yang diraih saat posisi pasien lebih condong kedepan.
0: kehilangan keseimbangan saat mencoba membutuhkan bantuan dari luar
1 : meraih lengan kedepan tetapi membutuhkan bantuan
2 : dapat meraih lengan kedepan > 5 cm secara
aman
3 : dapat meraih lengan kedepan > 12 cm secara aman
4 : dapat meraih lengan kedepan dengan keyakinan > 25 cm secara aman

4. Mengambil objek dilantai dari posisi berdiri


Instruksi : ambilah benda yang ditempatkan dikakimu
0: tidak bisa mencoba
1 : memerlukan bantuan saat mengambil
2 : dapat meraih sejauh 2 - 5 cm dari benda dan mampu menjaga keseimbangan
3 : mampu mengambil benda tetapi memerlukan pengawasan
4 : mampu mengambil benda dengan mudah

5. Berbalik untuk melihat kebelakang melebih shoulder kiri dan kanan saat berdiri
Instruksi : berbalik melihat kearah kebelakangmu lebih kearah bahu kirimu, berbalik lagi
kearah kanan, tetapi boleh menggunakan benda dibelakang arah pasien untuk dilihat
memperoleh putaran yang lebih baik
0 : memerlukan bantuan untuk menjaga dari kehilangan keseimbangan
1 : membutuhkan bantuan ketika berbalik
2 : mampu berbalik menyamping tetapi keseimbangan tetap terpelihara
3 : mampu melihat ke salah satu sisi pada sisi lainnya terjadi sedikit perubahan berat
badannya tetap keseimbangan terpelihara
4 : mampu melihat kebelakang dari kedua sisi dan perubahan berat badan dengan baik

6. Berdiri dengan satu kaki didepan kaki yang satu


Instruksi : berikan contoh pada pasien, tempatkanlah satu kaki didepan kaki yang lain
jika kamu merasa tidak dapat menempatkan kaki kedepan, contohlah melangkah
kedepan, letakkan tumit didepan jari-jari kaki yang lain ( score 3 panjang langkah
seharusnya dissuaikan kurang lebih dengan base pasien itu sendiri secara normal)
0 : keseimbangan hilang
saat berdiri
1 : mampu bertahan
selama 15 detik
2 : mampu bertahan selama
30 detik
3 : mampu menempatkan kaki didepan kaki yang lainnya secara mandiri selama
30 detik
4 : mampu menempatkan kaki dengan berurutan secara mandiri selama 30 detik

7. Berdiri satu kaki


Instruksi : berdirilah satu kaki selama lebih dari 10 detik dan tanpe
pegangan
0 : tidak mampu mencoba
1 : mencoba mengangkat kaki tidak mampu bertahan selama 3 detik tetapi
mempertahankan berdiri
2 : mampu mengangkat kaki secara mandiri
selama > 3 detik
3 : mampu mengangkat kaki secara mandiri selama 5–
10 detik
4 : mampu mengangkat kaki secara mandiri selama > 10 detik

Hasil Scoring : 15 ( Resiko Jatuh menengah )

- 21-28 = risiko jatuh rendah


- 11-20 = risiko jatuh menengah
- 0-10 = risiko tinggi jatuh

4. Status Psikologis (Skala Depresi ) :

No Skala Depresi Geriatrik Yesavage Nilai


1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan 0
kehidupan anda? (Ya)
2 Sudakah anda mengeluarkan aktivitas dan minat 1
anda? (Ya)
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda 1
kosong? (Ya)
4 Apakah anda sering  bosan? (Ya) 0
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik 0
setiap waktu? (Tidak)
6 Apakah anda takut sesuatu terjadi pada 0
anda? (Ya)
7 Apakah anda merasa bahagia di setiap 0
waktu? (Tidak)
8 Apakah anda lebih suka tinggal dirumah pada 0
malam hari, dari pada pergi dan melakukan
sesuatu yang baru? (Ya)
9 Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai 0
lebih banyak masalah dengan ingatan dari pada
yang lainya? (Ya)
10 Apakah anda berpikir sangat menyenangkan 0
hidup sekarang ini?(Tidak)
11 Apakah anda merasa “saya sangat tidak 0
berguna” dengan keadaan anda sekarang? (Ya)
12 Apakah anda merasa penuh energi? ( Tidak) 1
13 Apakah anda berpikir bahwa situasi anda tidak 1
ada harapan? (Ya)
14 Apakah anda berpikir bahwa banyak orang yang 0
lebih baik dari pada anda? (Ya)
Total nilai      : 4
Kesimpulan   : Penerima manfaat tidak ada depresi
Penilaian Skala Depresi  Geriatrik Yesavage :
Nilai 0-4   : Depresi Tidak ada Nilai  > 5  : Depresi 
5. Dukungan keluarga :

The Timed Up and Go (TUG) Test


Purpose: To assess mobility

Equipment: A stopwatch

Directions: Patients wear their regular footwear and can use a walking aid if needed.
Begin by having the patient sit back in a standard arm chair and identify a line 3 meters or
10 feet away on the floor.

Instructions to the patient: When I say “Go,” I want you to:


1. Stand up from the chair
2. Walk to the line on the floor at your normal pace
3. Turn
4. Walk back to the chair at your normal pace
5. Sit down again

On the word “Go” begin timing. Stop timing after patient has sat back down and record.
Time: 21 seconds

An older adult who takes ≥12 seconds to complete the TUG is athigh risk for falling.

Observe the patient’s postural stability, gait, stride length, and sway.

Circle all that apply:

Properly
The Timed AND GO (TUG) Test
NO LANGKAH Ket
1 Posisi penerima manfaat duduk di kursi Mampu
Minta penerima manfaat berdiri dari kursi, berjalan 10 Mampu
2 langkah (3meter), kembali ke kursi, ukur waktu dalam
detik
Interpretasi
Skor :
≤10 detik : resiko jatuh rendah
11 – 19 detik : resiko rendah jatuh
20 -29 detik : resiko sedang hingga risiko jatuh tinggi
≥30 detik : ketergantungan total, risiko jatuh tinggi
BARTHEL INDEKS

PROSEDUR TES:
Pasien di observasi saat melakukan aktivitas di bawah ini.
NO AKTIFITAS SCORE
DEPENDENCE INDEPENDENCE
1 PEMELIHARAAN KESEHATAN 0 10
DIRI
2 MANDI 0 10
3 MAKAN 5 10
4 TOILET (AKTIFITAS BAB & BAB) 5 10
5 NAIK/TURUN TANGGA 5 10
6 BERPAKAIAN 0 10
7 KONTROL BAB 0 10
8 KONTROL BAK 0 10
9 AMBULASI 0 10
KURSI RODA 0 0
(BILA PASIEN
AMBULASI DENGAN
KURSI RODA)
10 TRANSFER KURSI/BED 5 0
TOTAL: 90
KRITERIA HASIL : Ketergantungan Moderat
0 – 20 KETERGANTUNGAN PENUH
21 – 61 KETERGANTUNGAN BERAT (SANGAT TERGANTUNG)
62 -90 KETERGANTUNGAN MODERAT
91 – 99 KETERGANTUNGAN RINGAN
100 MANDIRI

F. Lingkungan tempat tinggal


1. Kebersihan dan kerapian ruangan : Rumah Ny S tampak berantakan
2. Penerangan : ada penerangan dan cahaya matahari
masuk kedalam rumah.
3. Sirkulasi : Terdapan Ventilasi Rumah
4. Keadaan kamar mandi dan WC : bersih
5. Pembuangan air kotor : Terdapan selokan pembuangan air
6. Sumber air minum : Masak sendiri
7. Pembuangan sampah : Setiap 2 hari sekali di ambil oleh tukang
sampah

G. Data Penunjang

ANALISA DATA
No Tanggal/jam Data fokus Etiologi Masalah
keperawatan
1. 02/12/2020 1.DS : Agen pencedera Nyeri akut
Klien mengatakan fisiologis
16.00 WIB
nyeri pada bagian lutut
sampai telapak kaki
dan persendian.
2.DO :

Klien jika berjalan


pincang.. Kekuatan
otot 5 pada semua
ekstremitas.
Skala nyeri : 5
P : artritis Rheumatoid
Q: Seperti di tertusuk
tusuk semut dan kebas
2 02/12/2020 Defisit
R: Di lutut sampai ke Pengetahuan
16.00 WIB 1. Keterbatasan
telapak kaki.
kognitif
S: Skala nyeri 5 2. Kurangnya
T: keinginan untuk
mencari
1. DS :
informasi
klien mengatakan
tidak mengetahui
tentang penyakit yang
dialaminya.
2. DO :
Klien tidak bisa
menjawab pertanyaan
dri perawat mengenai
penyakit yg di alami
nya dan tidak
mengetahui pencetus
sakit yang dirasakan
. klien

PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut
2. Defisit pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Keterbatasan kognitif dan
Kurangnya keinginan untuk mencari informasi

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnose 1 : nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

Tanggal/ No Diagnosa Tujuan Intervensi TTD


Keperawatan Perawat
Jam

02/12/20 1. Nyeri akut Setelah NIC :


20 berhubungan dilakukan
Pain Management
dengan agens asuhan
16.00
cedera keperawatan   Lakukan pengkajian nyeri
WIB
biologis selama 3 x secara komprehensif termasuk
24 jam lokasi, karakteristik, durasi,
diharapkan frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
pemenuhan
kebutuhan   Observasi reaksi nonverbal dari
pasien ketidaknyamanan
tercukupi
yaitu :   Gunakan teknik komunikasi
NOC : terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
  Pain
Level,   Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri
  Pain
control,   Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
  Comfort
level   Evaluasi bersama pasien dan
tim kesehatan lain tentang
Kriteria
ketidakefektifan kontrol nyeri masa
Hasil :
lampau
  Mampu
  Bantu pasien dan keluarga
mengontrol
untuk mencari dan menemukan
nyeri (tahu
dukungan
penyebab
nyeri,   Kontrol lingkungan yang dapat
mampu mempengaruhi nyeri seperti suhu
menggunaka ruangan, pencahayaan dan
n tehnik kebisingan
nonfarmakol
  Kurangi faktor presipitasi nyeri
ogi untuk
mengurangi   Pilih dan lakukan penanganan
nyeri, nyeri (farmakologi, non
mencari farmakologi dan inter personal)
bantuan)
  Kaji tipe dan sumber nyeri
  Melapor untuk menentukan intervensi
kan bahwa
nyeri   Ajarkan tentang teknik non
berkurang farmakologi
dengan   Berikan analgetik untuk
menggunaka mengurangi nyeri
n manajemen
nyeri   Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
  Mampu
mengenali   Tingkatkan istirahat
nyeri (skala,   Kolaborasikan dengan dokter
intensitas, jika ada keluhan dan tindakan nyeri
frekuensi tidak berhasil
dan tanda
nyeri)   Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
  Menyata
kan rasa
nyaman Analgesic Administration
setelah nyeri
berkurang   Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
  Tanda pemberian obat
vital dalam
  Cek instruksi dokter tentang
rentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
normal
  Cek riwayat alergi
  Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
  Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
  Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
  Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur
  Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
  Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
  Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)

2. Diagnosa 2 : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang mampu mengingat


dan kurang minat dalam belajar/ dalam pemberian informasi.
Tanggal/ No Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
jam keperawatan Perawat
02/12/2020 1 Defisit Setelah dilakukan NIC :
16.00 pengetahuan asuhan keperawatan Teaching :
berhubungan selama 3 x 24 jam disease process
dengan diharapkan - berikan
Keterbatasan penilaian tentang
kognitif dan pemenuhan tingkat
Kurangnya kebutuhan pasien pengetahuan
keinginan untuk tercukupi yaitu: pasien tentang
mencari informasi proses penyakit
NOC : yang spesifik.
1. Knowledge : - jelaskan
Disiase process patofisiologi dari
2. Knowledge : health penyakit dan
behavior bagaimana hal ini
berhubungan
Kriteria hasil : dengan anatomi
- pasien dan keluarga dan fisiologi
menyatakan dengan cara yang
pemahamana tentang tepat.
penyakit, kondisi, - sediakan
prognosis dan informasi pada
program pengobatan. pasien tentang
- pasien dan keluarga kondisi, dengan
mampu menjelaskan cara yang tepat.
prosedur yang sudah - hindari harapan
dijelaskan dengan yang kosong.
benar. - Diskusikan
- pasien dan keluarga perubahan gaya
mampu menjelaskan hidup yang
kembali apa yang mungkin
sudah di jelaskan diperlukan untuk
oleh perawatan/ tim. mencegah
komplikasi
dimasa yang akan
datang.
- Diskusikan
pilihan terapi atau
penanganan
- dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau mendapat
second opinion
yang tepat atau di
indikasikan.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


1. Diagonosa Pertama
nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

Tanggal Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi TTD


/jam keperawatan Keperawatan Perawat
2/12/20 Nyeri akut   Melakukan pengkajian nyeri S :
20 berhubungan secara komprehensif termasuk
P : Klien
dengan agens lokasi, karakteristik, durasi, mengatakan nyeri
16.40
cedera frekuensi, kualitas dan faktor setiap waktu
WIB
biologis presipitasi
Q : Nyeri terasa
  menggunakan teknik tertusuk
komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri R : Di daerah
kaki bagian lutut
pasien
sampai telapak kaki
  mengkaji tipe dan sumber nyeri
S : Skala 5
untuk menentukan intervensi
T : Hilang timbul
  mengajarkan tentang teknik non
farmakologi (Guided Imagenary) O : klien tampak
tenang
  menyarankan untuk
meningkatkan istirahat TD :130/85
mmHg
  Monitor penerimaan pasien
N : 86 x/mnt
tentang manajemen nyeri
RR : 22 x/mnt
A : Masalah
keperawatan nyeri
akut teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
3/12/20 Nyeri akut   melakukan pengkajian nyeri S:
20 berhubungan secara komprehensif termasuk
P : Klien
dengan agens lokasi, karakteristik, durasi, mengatakan nyeri
cedera frekuensi, kualitas dan faktor sudah berkurang
biologis presipitasi namun masih tetep
  mengobservasi tentang teknik terkadang ada rasa
non farmakologi (Guided nyeri yang agak
Imagenary) hebat

  Monitor penerimaan pasien Q : Nyeri terasa


tentang manajemen nyeri tertusuk
R : Di daerah
kaki
S : Skala 4
T : Hilang timbul
O : klien tampak
tenang
TD :120/80
mmHg
N : 90 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A : Masalah
keperawatan nyeri
akut teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
4/12/20 Nyeri akut   melakukan pengkajian nyeri S:
20 berhubungan secara komprehensif termasuk
P : Klien
dengan agens lokasi, karakteristik, durasi, mengatakan masih
cedera frekuensi, kualitas dan faktor nyeri pada lutut
biologis presipitasi sudah berkurang
  monitor tentang teknik non Q : Nyeri terasa
farmakologi (Guided Imagenary) tertusuk
  Tingkatkan istirahat R : Di daerah
kaki (lutut)
  Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri S : Skala 3
T : Hilang timbul
O : klien tampak
tenang
TD :120/80
mmHg
N : 87 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A : Masalah
keperawatan nyeri
akut teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi

Tangga Diagnosa Implementasi keperawatan Evaluasi TTD


l/Jam Keperawatan Keperawatan Perawat
5/12/20 Nyeri akut   melakukan pengkajian nyeri S:
20 berhubungan secara komprehensif termasuk P : Klien
dengan agens lokasi, karakteristik, durasi, mengatakan nyeri
cedera frekuensi, kualitas dan faktor sudah berkurang
biologis presipitasi Q : Nyeri terasa
  monitor tentang teknik non tertusuk
farmakologi (Guided Imagenary) R : Di daerah
  Tingkatkan istirahat kaki
  Monitor penerimaan pasien S : Skala 3
tentang manajemen nyeri T : Hilang timbul
O : klien tampak
tenang
TD :120/80 mmHg
N : 87 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A : Masalah
keperawatan nyeri
akut teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi

Tangga Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi TTD


l/jam Keperawatan Keperawatan Perawat
6/12/20 Nyeri akut   melakukan pengkajian nyeri S :
20 berhubungan secara komprehensif termasuk P : Klien
dengan agens lokasi, karakteristik, durasi, mengatakan nyeri
cedera frekuensi, kualitas dan faktor sudah berkurang
biologis presipitasi Q : Nyeri terasa
  monitor tentang teknik non tertusuk
farmakologi (Guided Imagenary) R : Di daerah
  Tingkatkan istirahat kaki
  Monitor penerimaan pasien S : Skala 2
tentang manajemen nyeri T : Hilang timbul
O : klien tampak
tenang
TD :120/80 mmHg
N : 87 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A : Masalah
keperawatan nyeri
akut teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi

2. Diagnosa Kedua
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang mampu mengingat dan kurang
minat dalam belajar/ dalam pemberian informasi.
Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Keperawatan TTD
Jam Keperawatan perawat
2/12/202 Defisit pengetahuan - memberikan S:
0 berhubungan dengan penilaian tentang
16.00 Keterbatasan kognitif tingkat O: klien tampak
dan Kurangnya pengetahuan menyimak dan
keinginan untuk mencari pasien tentang memahami
informasi proses penyakit pengetahuan informasi
yang spesifik yang diberikan.

- menjelaskan A: Masalah
patofisiologi dari Keperawatan deficit
penyakit dan pengetahuan teratasi.
bagaimana hal
ini berhubungan P: Tidak perlu lanjutkan
dengan anatomi intervensi.
dan fisiologi
dengan cara yang
tepat.

- menyediakan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat.

- mendiskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi
dimasa yang
akan datang.

- mendukung
pasien untuk
mengeksplorasi
atau mendapat
second opinion
yang tepat atau
di indikasikan
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai