S DENGAN ARTRITIS DI
JALAN NGESREP TIMUR III KELURAHAN SUMUR BOTO KECAMATAN
BANYUMANIK PROVINSI JAWA TENGAH
DI SUSUN OLEH:
HANIFAH ANGGRAENI
P1337420920172
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang terlah
memberikan rahmatnya-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat membuat laporan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi. Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga
ini memuat tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan penyakit Hipertensi.” Tn S
merupakan kepala keluarga yang mengalami hipertensi menjadi pasien penatalaksanaan
Asuhan Keperawatan Keluarga.
Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini pasti tidak lepas dari kesalahan dan
penulis menyadari dalam penyusunannya masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan
Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini. Semoga ini bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca dengan sebagaimana mestinya.
( Hanifah Anggraeni )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula
pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan
kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit
reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan
makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat
menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan
fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan
baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik.
Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya
dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut
kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai
keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada
sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta
adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan
gerak.
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia
lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan
meningkat dengan meningkatnya umur.
B. Tujuan Umum dan Khusus
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini untuk memaparkan asuhan keperawatan geriatri yang
diberikan kepada penerima manfaat Ny S yang menderita rematik atau artritis di
rumah lansia jalan Ngesrep Timur III Kelurahan Sumur Boto Kecamatan
Banyumanik Provinsi Jawa Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus Asuhan
Keperawatan keluarga dengan masalah utama Hipertensi pada Ny. S di
Ngesrep Timur III Kelurahan Sumurboto Kota Semarang.
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama
hipertensi pada Ny S di Ngesrep Timur III Kelurahan Sumurboto Kota
Semarang.
c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi pada Ny S di
Ngesrep Timur III Kelurahan Sumurboto Kota Semarang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP LANJUT USIA
1. Definisi Lanjut Usia
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di
mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,
ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru
dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkunganya.
Lansia atau lanjut usia adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup
seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode
terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat
(Sarwono, 2015). Lansia yaitu bagian proses tumbuh kembang dimana manusia
tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang mulai dari bayi, anak, remaja,
dan menjadi tua (Pujianti, 2016). Lansia adalah tahap dari siklus hidup manusia
paling akhir, yaitu bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan
akan di alami oleh setiap orang. Pada tahap tua ini individu mengalami banyak
perubahan baik secara fisik maupun psikis, khususnya kemunduran dalam berbagai
fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Soejono, 2014).
Pernyataan Nyeri Daerah nyeri tidak diketahui Daerah nyeri sulit dibedakan
dengan pasti. intensitasnya, sehingga sulit
dievaluasi (perubahan perasaan)
Gejala-gejala Klinis Pola respons yang khas dengan Pola respons yang bervariasi
gejala yang lebih jelas. dengan sedikit gejala (adaptasi)
HASIL
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
4. Aktivitas Rekreasi
Klien mengatakan pada saat libur tidak pernah jalan-jalan, hanya menonton TV dan main ke
depan rumah mengobrol dengan tetangga. Saat libur anak dan cucu yang mengunjungi Ny. S
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
Keterangan:
: laki-laki meninggal : laki-laki hidup
2. Eliminasi
a. BAK
3. Personal Hygine
a. Mandi
Frekuensi dan waktu : 1x/ hari pada pagi hari
Pemakaian sabun (ya/tidak) : Ya
b. Oral Hygine
Frekuensi dan waktu : 1x/hari pada saat mandi
Menggunakan pasta gigi : Ya
c. Cuci rambut
Frekuensi : 1x/ minggu
Penggunaan shampoo : Ya
D. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Nyeri persendian
Gejala yang dirasakan : Seperti kesemutan dan terkadang merasa keram
Faktor pencetus :
Timbulnya keluhan : Bertahap
Waktu mulai timbulnya keluhan : pada saat setelah duduk dan bangun tidur pada saat
mau berjalan
Upaya mengatasi : Ny S tidak tahu cara mengatasinya
h Fungsi persarafan
20 Kehilangan rasa V
21 Gemetar/ tremor V
25 Ngompol V
Analisis Hasil :
Skor < 25 : masalah kesehatan kronis Ringan (tdk ada masalah kesehatan kronis)
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronis Sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis Berat
REGISTRASI
3. Sebutkan nama tiga buah benda (pintu, rumah, mawar) tiap 3
3
benda 1 detik, pasien diminta mengulang ketiga nama benda
tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai
pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan.
1
1
Skor 21
Total
Keterangan :
Nilai 27 – 30 Normal
Nilai 10-20 : Demensia Sedang
Nilai 21 – 26 : Demensia Ringan
Nilai < 10 : Demensia Berat
Alat : Kertas kosong, pensil, jam tangan/gelang, tulisan yg bisa dibaca dan gambar yg harus
ditiru.
3. status Fungsional :
Test Berg Balance Scale (BBS)
5. Berbalik untuk melihat kebelakang melebih shoulder kiri dan kanan saat berdiri
Instruksi : berbalik melihat kearah kebelakangmu lebih kearah bahu kirimu, berbalik lagi
kearah kanan, tetapi boleh menggunakan benda dibelakang arah pasien untuk dilihat
memperoleh putaran yang lebih baik
0 : memerlukan bantuan untuk menjaga dari kehilangan keseimbangan
1 : membutuhkan bantuan ketika berbalik
2 : mampu berbalik menyamping tetapi keseimbangan tetap terpelihara
3 : mampu melihat ke salah satu sisi pada sisi lainnya terjadi sedikit perubahan berat
badannya tetap keseimbangan terpelihara
4 : mampu melihat kebelakang dari kedua sisi dan perubahan berat badan dengan baik
Equipment: A stopwatch
Directions: Patients wear their regular footwear and can use a walking aid if needed.
Begin by having the patient sit back in a standard arm chair and identify a line 3 meters or
10 feet away on the floor.
On the word “Go” begin timing. Stop timing after patient has sat back down and record.
Time: 21 seconds
An older adult who takes ≥12 seconds to complete the TUG is athigh risk for falling.
Observe the patient’s postural stability, gait, stride length, and sway.
Properly
The Timed AND GO (TUG) Test
NO LANGKAH Ket
1 Posisi penerima manfaat duduk di kursi Mampu
Minta penerima manfaat berdiri dari kursi, berjalan 10 Mampu
2 langkah (3meter), kembali ke kursi, ukur waktu dalam
detik
Interpretasi
Skor :
≤10 detik : resiko jatuh rendah
11 – 19 detik : resiko rendah jatuh
20 -29 detik : resiko sedang hingga risiko jatuh tinggi
≥30 detik : ketergantungan total, risiko jatuh tinggi
BARTHEL INDEKS
PROSEDUR TES:
Pasien di observasi saat melakukan aktivitas di bawah ini.
NO AKTIFITAS SCORE
DEPENDENCE INDEPENDENCE
1 PEMELIHARAAN KESEHATAN 0 10
DIRI
2 MANDI 0 10
3 MAKAN 5 10
4 TOILET (AKTIFITAS BAB & BAB) 5 10
5 NAIK/TURUN TANGGA 5 10
6 BERPAKAIAN 0 10
7 KONTROL BAB 0 10
8 KONTROL BAK 0 10
9 AMBULASI 0 10
KURSI RODA 0 0
(BILA PASIEN
AMBULASI DENGAN
KURSI RODA)
10 TRANSFER KURSI/BED 5 0
TOTAL: 90
KRITERIA HASIL : Ketergantungan Moderat
0 – 20 KETERGANTUNGAN PENUH
21 – 61 KETERGANTUNGAN BERAT (SANGAT TERGANTUNG)
62 -90 KETERGANTUNGAN MODERAT
91 – 99 KETERGANTUNGAN RINGAN
100 MANDIRI
G. Data Penunjang
ANALISA DATA
No Tanggal/jam Data fokus Etiologi Masalah
keperawatan
1. 02/12/2020 1.DS : Agen pencedera Nyeri akut
Klien mengatakan fisiologis
16.00 WIB
nyeri pada bagian lutut
sampai telapak kaki
dan persendian.
2.DO :
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut
2. Defisit pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Keterbatasan kognitif dan
Kurangnya keinginan untuk mencari informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnose 1 : nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Diagnosa Kedua
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang mampu mengingat dan kurang
minat dalam belajar/ dalam pemberian informasi.
Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Keperawatan TTD
Jam Keperawatan perawat
2/12/202 Defisit pengetahuan - memberikan S:
0 berhubungan dengan penilaian tentang
16.00 Keterbatasan kognitif tingkat O: klien tampak
dan Kurangnya pengetahuan menyimak dan
keinginan untuk mencari pasien tentang memahami
informasi proses penyakit pengetahuan informasi
yang spesifik yang diberikan.
- menjelaskan A: Masalah
patofisiologi dari Keperawatan deficit
penyakit dan pengetahuan teratasi.
bagaimana hal
ini berhubungan P: Tidak perlu lanjutkan
dengan anatomi intervensi.
dan fisiologi
dengan cara yang
tepat.
- menyediakan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat.
- mendiskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi
dimasa yang
akan datang.
- mendukung
pasien untuk
mengeksplorasi
atau mendapat
second opinion
yang tepat atau
di indikasikan
DOKUMENTASI