Anda di halaman 1dari 64
Hamzah B. Uno Nina Lamatenggo eT (¢ Ola ren Pembelajaran Aspek yang Memengaruhi Hamzah B. Uno Nina Lamatenggo Tugas Guru dalam Pembelajaran Aspek yang Memengaruhi UGAS GURU DALAM PEMDELAJARAN: ASPEK YANG MEMENGARUHI Oleh: Hamzah B. Uno Nina Lamatenggo Diterbitkan oleh PY Bumni Aksara J Sato Reya No. 18 Jakarta 13220 Hak cipta dilindangi undang-undang. Dilarang memperbas plan atau selarulnya, dalam bentuk dan dengan cara apa pan jaga,b mekanis maupnn elekronis,termasuk fotokopi, rekaman, dan Jain tertuls dart penerbit, Cetaean pertama, September 2016 Perancang kuli, Diah Purpameseri Sumber gamba: acon wp-content/upleads‘2015/03/elssscoom.jpz ISBN: 978-602: Pexpastakuan Nasional: Katalog Dalam Terbiian (KD) Hamzsh B. Uno ‘Tugas Gurv dalam pembe Hamzah B. Uno, Nine Laratenggo.+~Cet 1 - jakarte: Buri Aksar 2016, i198 hlm. 323 om. yang memengaruhi/ SBN 978-602:217-531-5 1.Gure 1 Judal, TL Lamatenggo, Nina ort bi... ‘Ada ungkapan bijak yang pemah dilontarkan seorang pembesar dari Jordan, yaitu Rania Al Abdullah yang berbunyi, “Educating our children is not just about imposing a body of knowledge on them. Rasher, it involves preparing ldven fromm ibe carly years far the world in which they will come of age. It instilling a love for lifelong learning, creativity, seifexpresiion and an appreciacion for diversity” Mendidik anak bukan berarti mengajarkan sekumpulan ilmu pengeta- Iuan semata, namun yang lebih penting lagi mendidik berarti mengajarkan kepada anak-anat kisa sejak usia dini kemanipuan untuk siap menghadapi rantangan dienia masa depan yang akan menjadi aiang hidup mercka nantinya. i berarti menanamean keingintahuan dan rea cinta belajar sexu biciup, eveutvitas keberanian mengemukakan pendapat dan berespres, sera penghar- gaan akan segala benruke perbedaan (antar manusia) kapan bijak ini tencu mendorong guru dan mungkin orang jk berinspirasi bahwa menjadi seorang pendidik bukanlah peker- ig mudah, karena pekerjaan itu berkaitan dengan bagaimana men- asa yang akan datang. Pekerjaan guru tidale dapat .2 yang tingan. Tentunya di masa depan kita sat ini, tetapi juga membentuk jalan yang dihadapi, dan mampu menja- kegiatan guru dalam mendidik saat ini berupaya untuk. Peranyaannya adalah sudahkah guru mendi menyiapkan masa depan generasi yang akan da kita mencermati keberadaan guru sekarang ini, sudah banyak upaya yang dila- mengajarkan anak dengan baik. Upaya peningkatan kualitas guru itu dila- kukan melalui berbagai seminar, lokakarys, pelatihan, dan kegiatan lain ruru, Harapannya adalah agar guru dapat secara profesional. Kebijalcan 2 ulang kurikulum yang m: in pemerintah dengan petkembangan bagaimana proses pembelajaran yang diciprakan guru, baik melalui perbaikan scrategi pembelajaran, metode pembelajeran, model pembelajaran, teknik pembelajaran maupun pendekatan pembelajaran. Pendek kata, upaya per- baikan ke arah peningkatan kualitas pengelolaan pendidilean ini tidak per- nah dilupalsan pemerintah. Kepada siapa kebijakan ini diserahkan uneule dilaksanakan? Tentu kepada guru. Buku ini merupalan kajian teoretis tentang berbagai tugas guru yang dimulai dari bagian pendabuluan yang memuat tentang serba-setbi guru. Di dalamnya mengulas berbagai ungkapan yang dilekadlan pada guru ancara Jain guru kontrak, guru honorer, guru bantu, guru GT yang dikonocasikan sebagal guru tidak tetap. Selanjurnye, bagian kedua beris tentang kompetensi guru yang menguraikan secara detail tentang empat kompetensi guru me- liputi kompetensi pedagogik, profesional, personal, dan sosial yang semua Kompetensi tersebut d ich bangunan konstruknya dan definisi opera- Jkurnya. Pada bagian ketiga dibahas secaca i disesuaikan dengan bagaimana aturan disiplin yang beilaku pada guru, bagaimana yang erjedi di lapangan, Suna sepet kerja guru tersebut dimulai pembahasannya dengan ian empar dibahas secara det Pada bagian lain pula dibahas secara teoretis tentang pemberdayaan guru, yang di dalamaya memuat tentang bagaimana menjadikan pekerjzan i pckerjaan yang dilakoni dengan bail dan juga dihargei. Peng kescjahteraar ipan gumu yang beemuara pada tunjangan yang diberikan kepada bagian kedelapan dibahas secara detail entang peran komice sekolat m meningkackan kualieas pendidikan yang dilaksinakan di sekolah has masalah upaya komite sekolah dalam meningkatkan ku Ikesejahteraan guru dan perbaikan mutu pendidikan. Meskipun kajian yang dibahas dalam buku ini belum komprehensif laknya dapat curust memberikan gambaran tentang guru di Indonesia in yang ileat memperkaya kkasth at i s menyampaikan banyak teri etbagai pihak schingga buku ini dapat ita ditujuken kepada guru-g n yang diletakkan dan disampaikan kepad: ih-benifr mutiara yang cumbub di dalam alan lis. Terma kasih itu kami sampaikan kepada Prof kasih yang sama kami sampailan kepada Prof. Dr. Mohammad Dimyati, Prof Dr. Suhasjono, dan Prof. Dr. I. Nyoman Sudana Degeng, yanghetiganya ‘merupalsan guru besar di Universitas Negeri Malang. Demilian pula terima ih yang sama kami sampaikan kepada Prof. Dr. Samtosa Mucw: Prof. Dr. Hasan Walinono, Prof. Dr. Mujayanah Sutikno, Prof, Di. Dj Prof. Ds. Acch Suryadi, Prof. Dr. H. A. R. Tilaas, Prof, Dr. Cony Seriawan ‘yang semuanya merupakan guru besar di Universitas Negeri Jakarta. Mereka Kami juga menyampailean terima kasih kepada Prof, Dr. Arwi Suparman dan Belawati. Mereka adalah guru besar di Universitas Terbuka, sama ketika Penulis menjadi Kepala Universitas ‘Terbuka di Gorontalo selama empat tahun, Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof, Dr. Nani Tuloli dan Prof. Dr Mansur Pateda, yang merupakan mantan pimpinan Univer- Direktur Bidang Akademik Program Pascasarjana UNG. Penulis juga me- nyampaikan terima kasih kepada Prof. Dy. Nelson Pomalingo, yang saat zmenjabat Rektor UNG selama dua periode, Penulis dipercaya men- anyak menemukan berbagai hal yang perlu dibenahi dalam me- rendidikan, bukan saja di perguruan tinggi terapi juga sampai di fan menengah dan dasar. juga Penulis wujukan kepada Prof. Dt. Yosep Dr. Hassanuddin, Prof. Dz. arson Pomalato, Prof. Dr. Evie , Prof. Dr. Mahludin Ban id, Prof Dr. Yasin va, Prot. Dr. Abd Haris Ramli Utina, dan Prof. Dr. Nuthayati Abas, Mereka semua kolega Penulis dan tim pengajar di Program Pascasarjana UNG, ima kasi juga Penulis sampaikan kepada Michael Calvano, Ph.D, I.R. Andi Lolo, Ph. D., Dz. Subaes, Ph. D., dan Dr, Cut Kam . Mereka adalah tokoh-tokoh pelaku program USAID-DI Profési Kependiditan; (5) Orientasi Baru dalam Prikologi Veanbelajarany; (6) Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajarans (7) Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Pembelajaran; (8) Pembelajaran dengan Pendekatan PAILKEM: (9) Asesmen Pembelajaran: dan (10) Menjadi Penelti PTK yang Profesional keu-buku rersebut banyak digunakan sebagai re- fecensi untuk mara kuliah yang berkaitan dengan pembelajaran. Penulis werharap dengan referensi yang telah diterbickan Bumi Aksara, perbaikan wlidikan dan pembelajaran di Indonesia semakin certata schingga pada ikan Indonesia yang diharapkan dapat terwujud. aki, Penulis berdua mengucaplean terima kasih kepada anak- ic kamis Wiwit Zuriaty Uno, Jamal Adinugroho Uno, dan Mohammad Zaay Alan Uno atas pengertian dan kesabaran mercka yang terkadang di Jesibukan kami berdva, telah hilang hak mereka uncuk bersenda gurau stawa ceria bersama orang tuanya. /amatenggo, yang pada saat menyelesaikan studi Program Doktor iversitas Negeri Jakarta, banyak wakeu yang difokuskan pada penye- studi, Semogs kessbaran dan doa mereka tetap menginspirasi kami 1m banyak hal terutama meningkatkan kualitas pengabdian kami pada ipa dan negara. Gorontalo, Juli 2015 } Povee Isi B. Guru di Indonesia .. CC, Tagas dan Fungsi Guru BAB2 KOMPETENSI GURU ‘A, Permasalahan Terlait Kompetensi B. Hakikat Kompetensi Guru C. Inscrumea Pengukur Kompetensi Guru BAB DISIPLIN KERJA GURU BABA BAB 5 LINGKUNGAN KERJA GURU A. Teori-Teori yang Berhubungan den; gan Kerja B. Instrumen Lingkungan Kerja Guru .. BAB 6 KEIKUTSERTAAN GURU DALAM PELATIHAN KE- LOMPOK KERJA GURU (KK a ‘A. Teori- Teori yang Berhubungan dengan Keikutsertaan Guru dalam Pelatihan Kelompok Kerja Guru (KKG) . 82 B._ Instrumen Keikutsertaan Guru dalam Kegiatan Kel pok Kerja Gut (KKG) ...esennttennnn BAB7 MOTIVASI GURU DALAM MENGAJAR Konsep Mot ‘Teori Motivasi . Prinsip dan Teknik Motivasi ). Motivasi Gu ik Berprestasi Instrumen untuk Mengukur Moti lam Berprestasi BAB 8 PEMBERDAYAAN GURU DAN TENAGA KEPENDE- DIKAN A. Pendidikan Prajabatan Calon Guru B. Rekrutmen dan Penempatan Gur C. Peningkatan Mutu Guru D. Pengembangan Karier Guru BAB 2 GURU DAN KAITANNYA DENGAN ORGANISASI KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG KEBER- HASILAN PENDIDIKAN 153 A. Organisasi Komit Pendidilean 153 B. Pactisipasi 155 BAB 10 KOMITE SEKOLAH DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN .. A, Peran Organisasi Ko Muru Pendidikan B. eran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran Siswa .scscsnsensesesen csoacee: TPL DAFTAR PUSTAKA sserssse 185 PROFIL PENULIS .... 195 & + Bal 1 Serba-Serbi Guru A. PENGERTIAN GURU Hal yang terbayangkan ketika kita mendengar istilah guru adalah sosok ing yang sedang mengajarkan sesuatu kepada anak-anak atau musidnya, yyaannya adalah apakah masih seperti itu pemahaman kita tentang ika dikaitkan dengan perkemban; Dalam ber- culisan, kita sering membaca atau melihar melalui media elekronik: -mbelajaran melalui media tanpa kehadiran seorang, yemahaman tentang makina guru yang sebenarnya. 1u adalah pendidik dan pengajar untuk pendidikan sekolah atau pendidikan formal, dasar, dan menengah. harus memiiliki kualifikasi formal, Dalam definisi yang lebih lah yang juga menggambarken peran guru antara lain tos, tentor, dan tutor. Dalim agama Hindu, guru merupakan simbol bagi suatu tempat suc lu (vidya) dan juga pembagiilmu, Guru adalah pemandu spi- wurid-muridnya, Semencara ieu dalam agama Buddha, gun ‘Orang India, Cina, Mesir, dan Israel ‘yang merupakan scorang imam atau nabi, Oleh sebab itu, guru sangat di- terkenal di masyarakat. Mereka menganggap guru sebagai pembimbing unculs mendapar kesclamatan schingga guru sangat dihormati, bahkan lebih dari orang tua mereka, Guru dalam proses belajar mengajar adalah orang yang memberikan pelajaran, Dalam Karnus Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaanaya mengajar. Guru adalah salah satu Komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan serta dalam usaha pem- bentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. encrima pengajaran dari guru Guru adalah semua orang yang, berwenang dan bertanggung jawab lual maupun secara kal, baik di sekolah maupun di luar sekolah Selain itu, guru juga merupakan semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab uncuk membimbing dan membina anak didi, baik seeara individual maupun kla- sikal, di selolah ataupun di luar sekolah. B. GURU DI INDONESIA uru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta kemampuan berdasarkan latar belakeang pendidikan formal im yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia, Di Indonesia terdapat tiga tipe guru, yaitu sebagai berikut. 1. GurwTetap Guru tetap adalah guru pegawai n dan ditugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya. Selaku guru di sekolah swasta, guru tersebut dinyatakan sebagai kewenangen khusus yang terap untuk meng- ajar di suacu yayasan tertentu, yang telah diakredicasi oleh pihak berwe- nang di kepemerintahan Indonesia. 2. Guru Honorer Guru honorer adalah guru tidak cetap yang belum berstatus 1 n di bawah gzji minimum yang telah diterapkan secara resmi. Secara ‘mata mereka eampale tidak jauh berbeda dengan guru cetap, bahkan nakan seragam pegawai negerisipil layaknya seorang guru tetap. idak Tetap tetap banyak diangkat olch kepala sekolah tanpa sepengetahuan ah, Pengangkatan guru tersebut berawal dari sekolah yang tidak temulkan sekolah-sekolah dasar yang terdiri iga orang guru. Untuk me~ iggulangi kekurangan guru tersebut, kepala sekolah berusaha mencari pengajar dan terlepas dari cuntutan persyaratan yang ideal. Hal yang :ing adalah adanya tenaga pengajar untuk mengisi pelajaran di leas. TUGAS DAN FUNGSI GURU ‘maupun fungsi guru merupakan sesuatu kesatuan yang tidak dapat \dalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pe Jan pengevaluasi dari peserca didi.’ 1, Guru sebagai Pendidike yang menjadi cokoh panuran, dan identiflkai bagi para rca didi dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus mempunyai « kualicas pribadi ertentu yang mencakup tanggung jawab, ke ‘moral dan ssi sertaberussha untuk berperlkusesual dengan nll ferscbut. Guru juga harus bercanggung jawab terhadap tindak- lam proses pembelajaran di sekolah. Guru dalam tugasnya sebagai rus berani mengambil keputusan secara mandii berkaitan de- belajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai eserta didik dan lingkungan. ‘Mulva, Menind onal, (Bandune: PT Remela Rosdakarya, 2007), him. 197-198, 2. Guru sebagai Pengajar ‘Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang uncuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar harus terus mengikuti perkembangan teknologi sehingga apa yang disampaikan kepada peserta didik merupakan hal-hal yang terus dipecbacu. Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang ber- tugas menyampaikan materi pembelajaran, menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar. Hal itu dimunglcinkan karena perkem- guru diperlukan mengajar di depan kelas scorang diri, menginformasikan, ‘menerangkan, dan menjelaskan? Untuk itu, guru harus senantiasa mengem- banglan profesinya secara profesional sehingga tugas dan peran guru sebagai pengajar masih cetap diperlukaan sepanjang hayac. 3. Guru sebagai Pembimbing Guru schagai pembimbing dapat diiburatkan sebagai pembimbing peyjalanan, yang berhsukan pengethuan dan pengalamannya yang bertanggung jawab. Sebagai pembimbing guru harus merumuskan tujuan secarajelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjule perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua kegiatan yang dilakukan oleh guru hharus berdasarkan Kerja suma yang baik antara guru dengan peserta didik, Guru memiliki hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang di- snakan dan dilaksanakannya. 4. Guru sebagai Pengarah Gi 1 adalah scorang pengarah bagi peserta didik bahkan bagi orang tua. Se- i pengarah guru harus mampu mengajarkan peserea ddik dalam meme- kan berbagai permasalahan yang dihadapi, mengarahlean peserta didile mengambil suatu keputusan, dan menemukan jati dirinya. Guru dapat membangun karakter yang, Jhidupan nyata di masyarakat. 5, Guru sebagai Pelatih \didikan dan pembelajaran memerlukan latihan kererampilan, baike | maupun motorik sehingga menuntut guru untuk bertindak seba- ih. Guru bertugas melatih peserta didile dalam pembentukan kom- jasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik. Selain metharikan kompetensi dasar dan materi standar, pelatiban yang kan juga harus mampu memerhatikan perbedaan individual peseria igku Untuk iu, guru harus memiliki pengetahuan yang . meskipun tidak mencakup semua hal secara sempurna, juru sebagai Penilai xt evalusi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain arti apabila berhubungan dengan kontcks yang tidak dipisahkan dengan setiap segi penilaian, Tidak ada pembelajaran jan, Karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas es untule menentukan tingkat pencapaian tujuan pem- ik, Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan dan dengan teknike yang sesuai, baik tes atau nontes, Tekenik lakukan dengan prosedur yang jelas is masing-masing a. cara menencukan baike cas, daya beda hia / Kompetensi Guru A. PERMASALAHAN TERKAIT KOMPETENSI GURU ikan_begitu menarik untuk dicermati kerena pendi- ingan individu maupun ke- -tanda perbaikan yang si leh sebagian kalangan bal joritaskannya pendidikan dalam pembangunan bangs. Dalam asa depan bangsa seharusnya dile- , schingga mampu melahirkan politik dengan pendekatan keamanan, Akibarnya asi kepada peningkatan kualicas sumber daya manusia menjadi sangar certinggal. Mem tahun 2014 tentang Fiuman Development Index (ADD) Indonesia berada pada tingkat 108 dari 187 negara. Rendahnya HDI me- nunjuklcan rencahnya daya sang bangsa dalam percasuean global!” Sela menurut lporan UNESCO dalam The Education for All Development Inde tahun 2010, Indonesia berada pada urutan 64 dari 120 negara.’ 1 htip//aruw-undp.arg/contertiundp/ervhome/ibrarypage/hdr/2014-human-dovelopmient- repocthim: 2. hto:/www unesce orginswtencmin MUL TIMEDINHOIEDIpdtigm2012oportad pd seu persoalan pokok yang perl mendapat perhatian adalah masih 1g pendidikan, termasuk pada iki kompetensi yang baik dal jalan dengan yang dikemukakan ol dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu menampilkan ke- membuat perencanaan, melaksinakan prosedur pengajaran, dan ragadakan hubungan antarpribadi, di samping harus ditunjang oleh s yang memadai.? rmasalahan mengenai kompetensi guru harus mendapat perhatian sebagaimana upaya yang telah ditempuh oleh negara tetangga Jepang, Taiwan, dan Tiongkok. Ketiga negara tersebut sangat men- ‘esi peran komperensi mengajar yang harus dimilili guru di Fh sertiffkat kompetensi mengajar, namun hanya seperlima yang m. h kelulusan. Begitu pula promosi untuk menjadi wakil kepala sekolah, ckolah, atau ketua kelompok guru-guru (semacam MGMP di ataupun Tiongkok tidak berbeda, yi sea ) i epang, Tian, ka dibandingkan dengan ketiga negara tersebut, Indonesia masih geal dalam hal penghargaan dan peningkacan kompetensi guru. ngalcualisasikan seluruh kompetensi yang harus elajar mengajar. Selanjutnya, kelak diharapkan kewibawaan guru yang tinggi karena ditunjang oleh ting- petensi mengajar nia Pustaka Jaya, 1996), him. 173-175. ia Profs! Keguruan (Jakarta: Depdkas, hah Kon rapkan mampu memberikan iklim yang dan kepercayaan pada lembaga sekolah, dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan secara efisien dan bermutu dengan memberdayakan peran serta masyarakat secara akeif. Terciptanya iklim de- mokratis atau disebur demokrasi pendidikan dan kepercayaan luas pada lembaga sekolah, ditanjukkan dengan adanya oronomi pedagogis guru (pedagogische vriyheid). Memurut Buchori, otonomi pedagogis adalah ke- ya” Menurut Resyid, dalam konteks otonomi daerah, rendidikan teraktualisasikan melalui penerapan Manajemen Berbasis Sckolah arau School Based Management (MBS) yang dihatapkan ‘mampu meningkackan kepuasan pelayanan pendidikan, pengakomodasian Pratik MBS di Indonesia di mulai dari sekolah-sekolah percontohan yang pelaksanaannya dlibiayai oleh World Bank, Sementara itu, sekolah- sekolah lain dapat pula melaksanakan MBS sesuai dengan kemampuan dan kesiapannya masing-masing, Selanjutnya pada tahun 2004 seluruh, sekolah diharaplan sudah melaksenakan MBS.’ Terdapat pro dan konera terhadap pelaksanean MBS. Untuls yang pro tethadap pelaksanaan MBS .ggap sebagai momen yang balk atas lahirnya kebangkitan sekolah dalam menentukan arah pendidikan sesuai dengan keburuhan siswa dan mengacu kepada kualitas yang diinginkan, Untuk yang kontra, mereka beranggapan bahwa kewenangan yang luas bagi kepala sekolah menycbablan mereka menjadi figur sentral dalam penentu keebijakan sehingga dapar berpotensi menjadi otoritatian. termasuk para guru, MBS in, pemberian kesempatan yang lebih luas kepada guru untuk, ‘mengimplementasikan segenap kemampuan mengajarnya, telah dirempuh Mochiar Bushod,‘Raformaei Pordidiken’, rogram Kora PDIP UJskarta: POI, 1960), tm. 7. berbagai pelatihan-pelatihan dalam wadch pem- lusyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). in telah tersedia wadah pembinaan profesional tersebut, dalam nya masih ditemulan MGMP yang tidak berjalan sebagaimana isi tersebur dapat dipaharni mengingat kegiatan-kegiatan yang, ggarakan dalam wadah MGMP sebagian besar masih cenderung, (mana menghadapi kasus-kasus murid rertenca, dan bagaimana wn evaluasi yang tepat kepada siswa masih mendapatkan porsi likan Nasional) n pemangku kepentingan (kepala dinas, pengawas pendidikan, dan olah) masih belum berkonsentrasi secara optimal terhadap faktor pelasihan, sera pengethuan fakcor-faktor yang terkait mutu pen- Departomin Pendidikan Nasional, berbaga plashan unvul p gus sckolah seyopianya ae bates ma yang harus diramuskan secara jelas, dan kualifikasi minimal yang harus dicapai oleh peserta pela- vihanS B. HAKIKAT KOMPETENSI GURU Sebelum membahas lebih jauh tentang kompetensi gurus, terlebih dahula akan dibahas tentang hakilac kompetensi seseorang, Bahasan tentang kom- petensi seseorang ini menjadi dasar untuk mencati karakreristilekompetensi sescorang. Salah satu teori yang dapat dijadikan landasan terbentuknyakompetensi seseorang adalah teori medan yang dirintis olch Kure Lewin. Teori medan berangkat dati teori psikologi Gestalt yang dipelopori oleh tiga psikologi Jerman, yakni Max Wertheimer, Kobles, dan Koffsa. Dalam teori mereka diseburkan bahwa kemampuan seseorang ditentukan oleh edan psikofisis yang terorganisasi dan hampir sama dengan medan gra- virasi. Perhatian urama dalam 1 adalah masalah persepsi, belajar, dan berpikir.’ Selanjutnya, Kurt Lewin mengembangkan teori ini dengan memosisikan seseorang akan memperolch kompetensi karena medan vvitasi di sekitarnya yang turut membentuk potensi seseorang secara individu. Hal itu berarci bahwa komperensi individu dipengaruhi dan dibentuk oleh linglungannya, yang dalam pandangan teknologi pembelajaran lingkungan is melalui observasi, pengetahuan ilmiah yang dite- idikan formal, dan keterampilan yang dilakukannya ‘turut mewarnai pembenrukan kompetensi Dengan komperensi yang di suatu sesuai dengan kei hendak yang dilakuk norma yang berlaku. . Meskipun demikian, ke- ju tersebur tap didasarkan pada aruran arau Komperen idu juga dapat terbencuk karena adanya pote wan dan lingkungan sekitar. Teori yang mendasati pemikiran 8 Depdikbud, Pedomran Pengolahen Gugus Sekciah (Jakarta: Difen Dikdasmen. 1997), him. 20, 9 Galvin S. Hall, dik, Teor-Teor Hoss (Oryanisasienomenologis) (Yogyakarta: Konsivs, 2000), hin 275-276, konvergensi yang dipelopori oleh William Stern. Meni cembangan pribadi dan kompetensi seseorang merupakan has aan) dan environmen ut teori cerja sama antara hereditas (per in termasuk pendidikan)." Bagaimanapun baiknya hereditas, apabila ungan tidak menunjang dan mengembangkannya, herecitas yang ik pun akan menjadi laten (cetap tidur). Begitu juga sebaliknya, a ereditas sudah tidak bail, naman linglengan memungkinkan nenunjang maka kompete mengetengahkan secara teoretis terbe iri seseorang yang di suai dengan pendapar Munandar bahwa kompetensi meru- nelakukan suacu cindakan sebagai hasil dari pembawaan * Pendapat Munandar ini ruhi terbentuknya komps an faktor latihan seperti h: sehagai penampilan kinerja a Pengertian Spencer lebih nkan pada wujud dari kompetensi. Kompetensi tersebut sebagai uk melakukan sesuatu yang mewujud dalam bencuk unjuk kerja I kerja. mana telah diungleapkan di atas, ori Lewin mengindikasikan akni faktor bawaan seperti Menurut Spencer, kom- ksanakan cagas-cugas kependidikan, Hal icu disebut jpunyal arah dan tujuan. Performance metupakan pe- Jaku nyata yang tidak hanya diamati retapi juga meliputi perihal yang ik campak Dalam terminologi yang betlaku umum, istlah kompetensi berasal dari kata competence yang memiliki kesamaan dengan being competent, dan competent yang i kesamaan dengan having ability, power, authority shill, knowledge, artitude dan lain-lain. Menurut Fullan: competence is broad capacities as fully human atsribue. Competence is supposed to include all “qualivies of perwonal effectiveness thar are required iin che workplace”, ic is certain that we have bere a very divere set of qua- livies indeed: attinudes, mosives, interests, personal attunements of all kinds percepsivenes, receptivity openness, creativity social sills generally inter- personal maturity, kind: of peronal ideniification et. ~as well as knowledge, understandings. action and sill! Inti pengertian kompetensi menurut Fullan eersebut lebih cenderung pada hal yang dapat dilakulean seseorang atau masyarakat, daripada hal yang mereka ketahui (what people cam do rather than what they know). Hal ini ditandaskan oleh Houston yang dikutip oleh Semana bahwa kompetcnsi adalah kemampuan yan pilkan olch guru, dalam melaksanakan ke- vajibannya memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Mennrut Littell, kompetensi adalch keluatan mental dan Fiske untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajar praktik.!> Sementara itu, menurut Stephen J. Kenez adalah kemampuan-kemampuai Kemampuan menurut Kenezevich adalah kkcmampuan yang memiliki banyak jenis, yang dapat berupa pengetahuan, ke- terampilan, kepemimpinan, kecerdasan, dan lain-lain yang dimiliki sese- orang uncuk menicapai cujuan organisas. “The Futurs of Educatioral Change”. The Meaning of Educatonal Change |On- 3 Press}, nim, 236 14 A. Semana, Profesionalsme Keguruan (Yogyekara: Karisivs, 194), Hn. 4, 15 Ju. Lite, From School to Werk A Cagreraive Edication Bool (South Holland Wins; The Goocheart-Willsex Company, Ine, 124), him, 210. 16 Stephen J. Kenzevien, Administration of Public Education (New York: Kamer Calins Pub- lish 1984), him. 17 igertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan sese- fang dinyatekan kompeten di bidang certentu, dimana orang terse- nguasai kecakapan kerja atau keahlian yang selaras dengan tuntutan ng kerjanya. Spencer & Spencet mendefinisikan kemampuan sebagai karakreristik ol bagi seseorang, dan mengin berpikir dalam segala situasi yang berlangsung terus dalam periode lama, Dari pendapat tersebut dapat dipzhami bahwa kompetensi kc pada kinerja sescorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat iran, sikap, dan perilakunya. spencer & Spencer membagi lima karakteristikk kompe- tu karalceristkefisik tanggapan konsisten terhadap sit formasi. Contohnys, penglihatan yang baik adalah kompetens! jcahkan masalah dan melaksanakan panggilan tugas. iri, yakni sikap, nilai, dan citra diti sescorang. Conrohnya, . Kepercayaan atau keyakinan seseorang agar dia men- siruasi adalah bagian dari konsep iri. k melakukan rugas-tugas yang Jontohnya, kermampuan fisik 1 kemampuan ui ke dan me adalah keterampilan program komputer uncuk menyusun data secara beraturan, Sementara itu, kemampuan berpikiranalitis dan konseptual 1 kogniti seseorang, ‘Mereka juga mengategorikan kompetensi ke dalam dua bagian, yaitu thrsld competencies dan differen competence, Tine competencies berkaitan dengan kemampuan mental seperti kemampuan membaca) yang seseorang bi i efektif dalam suas pekerjaan, tetapi bukan untuk membedakan pelalcu f Blecos Defbrentarieg emprwnce ieee wuan dan penguasaan metode dan model mengajar; bedakan pelaku yang superior davi yang biasanya, terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran; (7) pengetahuan tetha- jan dan mampa merencanakan, serta memimpin guna kelancaran + pendidilcan. Tunturan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru Secelah membahas berbagai teori dan pandangan para a kompecensi, sclanjuunya bagaimana kompet merupakan silah satu faktor yang memengaruhi cercapainy belajaran dan pendidikan di sekolah, Biarpun demikian, kompetensi guru tidak berdiri sendiri retapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendi- dikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru dapat dinilsi pentng slain sebagai alr selelsi dalam penesimaan ealon gar, tus memperolch informasi yang dapat memperlaya kemampuan, idak iengalami ketertinggalan dalam kompetensi profesionalnya. mua hal yang disebutkan di atas merupakan hal yang dapat menun- terbentukenya kompete i profesional tpcngatuh pada proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu keluaran pendidikan yang bermutu. Keluaran yang bermutu ¢ dilihae pada hasil langsung pendidikan, berupa nilai yang dicapai at melalui dampak pengiring yakni di masyarakat. ng berpengaruh paca pendidikan ancara lin adalah komponen input, ‘dan keluaran pendidikcan, serta berbagai sistem lain yang berkembang rofesional guru. Komperer dan pengembangan renaga guru. Kanga nya dengan kegiatan beajar mengajar dar Menurat Mohammad Amin, kompetensi guru pada bakikaenya tidak bise dilepaskan dari konsep hakikat guru dan cugas gue hhubungan dengan arti jabatan guru yang ut suacu, kompetensi tertentu sebagaimana disebuckan pads bahasan sebelumnya. Ace Suryadi mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf kompetensi, scorang guru lama dan biaya mahal, Status komy lan oleh siapa pun, tetapi harus dicapai dalam kelompoke Pada awalnya teneu harus dil ur pembencuk kompetensi profesional guru Sheehy, menyatakan ya sescorang yang berumur 21 tahun sampai dengan 25 tahun mem- acta, aspirai, semangee, dan rencana hidup yang berbeda dengin dla pada umumnya memilié amb ‘melalui penguatan . lan mencapai supremasi dalam hal ide. 19 (bd, Hin, 10, 20 ibd, Him. 7. 3 Momantapkan Sisiem Porctalin Nasioral (Jakarta: Gramedia Wideserane, 24 Inyarini, ect 60-61 berkurang, Tingkat komitmen sebenarnya dapat digambarkan dalam sacu garis kontinum yang bergerak dari tingkatan rend: tinggi. Gurttyang rendah tingkat komitmennya ditandai oleh Jain: (1) sedikie perharian yang disishkan uncuk memethatikan siswanyas (2) sedikie wake dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tuges- nnyas (3) hanya memerhatil tingkatan komitmen tinggi ditandai oleh hatiannya cerhadap siswes (2) banyak waktu dan tenaga yang dikeluarian untuk melaksariakan tugasaya; (3) banyak bekerja uncuk kepentingan orang lain.” Komitmen pada desamya belum dapat dijadikan penenta profesiona- lisme bila tidak didulung olch tingkaran abstraksi atau kernampuan meng- ‘gunakan nalar Tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar sangat penting dalam melaksanakan tugas-tugas keguruan. Harvey, Hunt, Joice, dan juga Glickman melalui berbagai scudi mercka menemukan bahwa guru dengan tingkatan kognitif tinggi akan cenderung berpikir lebih abstrak, i E kreatif, dan demokratis. Guru seperti ini akan lebih fleksibel da- relasi yang bail dengan siswa Glickman, melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa guru-guru yang tingkatan nalaraya tinggi dapat melihac berbagai kemungkinan dan mampu mencati berbagai alternatif mode] mengajar schingga mereka cen- dcrung konselaucn dan efektif dalam menghadapi siswa. Dengan modal kompecensi me guru bisa melihat sesuatu dari berbagai perspektif Sebaliknya bila vingkat nalaanya rendah, ia hanya mampu mene- mukan salah satu alternatifsaja, AKibamnya ia merasa bingung ketika meng- hadapi masalah-masalah dalam kelas dan tidak bisa berbuat banyak. Oleh karena ita, guru seperti iru cenderung meminta petunjuk dalam melakukan tugas.” Kompetensi menggunakan nalar dapat dilikiskan sebagai berikut. 24 Ai invon, opt 25: bd. 28 AK Imon, op. cit 27 Wa, tm. 80, 8 ying Hong Tegal Komen a thes! nda Aasas uaa Renan Tak Torr Recah Gembar Paradigera Kategori Gui Kompetensi guru merupakan gambaran hakikat kuali 11 renaga kependidikan yang tampalc sanget berarti.” Perilaku d Ic bukan hanya pada perilaku nyata, tctapi juga meliputi hal-hs campake, Charles FE. Jhonson mengemukakan bahwa kompe ‘nerupakan perilaku. yang rasional untuk mencapai cujuan yang dipe an sesuai dengan kondisi yang dibarapkan.” Barlow mengemukala ct kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melak fan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. demikian, kompetensi guru merupakan kapasitas intemal yang d 1 dalam melaksanakan tugas profesinya. Tugas profesional gur sur dari sejauhmana guru mendorong proses pelaksanaan pet ing efekctif dan efisien. Coopes, dalam Sudjana mengemukskan empat kompetensi gi rmempunyai pengetahuan tentang belajar dan sing las manus pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinany Harper & Row Pubtshors, 192), him.16. Psychology and Teaching (Bombay: D.B.Tarapor him. 3. al Pandlaiken dengan Pendekatan Bans (Bandung: Remaje Rose sone 8 ¢ (i? Yarpetsi are ran; (2) kemampuan mend tingkah laku siswa; (3) kemampuan melaksanakan proses pengajaran; dan (4) kemam- puan menguku hasil belajar siswa." Nana Sudjana telah membagi kompetensi guru dalam (1) kompetensi bidang kogni Sementara i tiga bagian, y: intelekeual sepe ‘cara mengajas, pengetahuan tentang belay, cingkah faku individ, pengetahuan. tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta penget arcinya ket lainnya; (2) kompetensi bi- dang sikap arcinya kesiapan dan kesediaan guru teshadap berbagai hal kecerampilan/berperilaku seperti keterampilan. mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alatbantu pengajaran, bergaul atau berlomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajas, keterampilan punyai hubungan hierarkis, artiaya saling mendasari satu sama lain, 32 Nana Susjara, DaserDasar Prosos Bok ‘i ae lair Mengeiar (Bandung Snax Bars Agensindo Oe adalah guru yang, kompeten (berkemampuan) mpetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan engan kata lain, kompetensi adalah pemilikan pe- runcut oleh jabatan sc- Jerupakan pendidik formal di sekolah yang bertugas membe- jgwa-siswanya sehingga memperoleh berbagai pengctahuan, ke- lai dan sikap yang semakin sempumma, atau kedewasaan priba- (Oleh Karena itu, guru terikat dengan berbagai syarat, yang di ancaranya isyaratkan untuk memiliki sepuluh kemampuan dasar, yaitu: (1) ) mengelola program belajar mengajars (3) mengelola iguasai media atau sumber bel gelola interaksi belajar mengajar; (7) ingan penyuluhan; sekolah; (10) memahami prinsip- tuk kepeeluan pendidikan dan hum, 394 LA. Crow, Educational Payohology (New York: American Book Compary,1960), e. Lin Syab, Psiobat Pendidikan: Suatu Pendekatan Bar (Bandung: Remaja Rosdekanya, a ( Sahetign dan Ma Leida Sahetian, Supervsi Pendidikan dalam Rangke Program In pla, 1990), hin. 4 intorals: dan Motivas! Bolojer Mergajer (Jakarta: RejaGrafirdo Porsaéa, 3 (hs? Hompetons iru 1M ‘Adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga Uncuk itu, perlu disusun Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). guru adalah sebagai berikue, APKG berfungsi uneuk mengukur kemampuan guru, APKG adalah suatu 1, Kompetensi profesional, artinya guru harus memiliki pengetahuan alt untuk mengukur tingkat kualicas kemampuan guru yang, bersifar ic esentialy dikctakan generic karena kemampuan tersebut secara umum tiki oleh setiep guru mata pelajaran termasuls mata pelajaran geo- nyay dikatakan exentials karena hanya mengulsur kemampuan , Halinicidak berarti bahwa kemampuan-kemampuan yang luas atas subject matter (bidang scudi) yang akan diajarkan, sera ‘menguasai metodologi, dalam arti memi mili mevode dalam proses belajar meng 2. Kompetensi perso i i konsep teoretis dan me- n harus diukur dengan alac kpribadian yang pantas ditcl Pag ee agian, yaitu APKG I yang digunakan u pemimpinan seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewancara, yaitu “ing Nearsa Sung Tilada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wari Han- dayani’ 3. Kompetensi sosial, artinya guru harus mampu berinterals sosial, baile dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru, kepala sekolah, serta dengan masyarakat luas, m kegiatan profesionalnya, guru harus memilikt kemampuan untuk rneanakan program pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran, latihan yang berkesinambungan, baik wun pada masa pendidikan dalam in. Kernampuian pertama sangat memberi warna pada keberhasilan wenguasai kemampuan kedua. in berbagai kriteria uncuke ‘menilai kompetensi atau kemampuan guru, yaitu sebagai berikut. 1. Apslah guru menggunakan alae peraga untuk menjelaskean bahan yang akan diajarkan? hanya menggunakan sacu atau beberap: wrena hanya mengukur kemampuan guru yang bersifut generic essen lam hal ini APKG hanya mengukur komperensi yang di dapat diasumsikan oleh gui rukan kompetensi yang bersifae generic esventials. Adapun penyu- n APKG meliputi pengukuran kemampuan membuat perencanaan ran yang terdiri dais (1) perencanaan pengorganisasian bahan code yang kup mengajukan pertanyaan? 4, Apakcah ia menguasai bahan yang diajarkan? 5. Apakah guru hanya 1 1g reguh buku pelajaran halaman demi halaman ataukah memberi pengetahuan yang luas pada anak-anak de- ngan menggunakan sumber lain? ‘Apaleah gura mampu berinceralesisecara ssw? f terhadap masing-masing, (5) pendemonstrasian penguassan mata (6) pengorganisasian wakcu, ruang, bahan perlengkapan; dan (7) Depdihud, Program Akta Hongefar V8 Kempenen Da dalian Tanaga Keperdiditan Berdacare 'S. Nasution,Asas-Ases Monde (Bardi hb? Kongens fury 2H Sementa‘a iu, kemampuan mengadakan hubungan antara pribadi siswa ian dan kecakapan seorang guru dalam menjalanan profesinya, yang ) kompetensi yang berhubungan dengan tugas profesionalny2 gurus (b) kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau igannya; dan (c) kompetensi yang beshubungan dengan keadaan pri- nya. Sementara itu, untuk kemampuan dalam pra 5 i: Angket tersebut mem lima alternatifjawaban yang skornya sebagai (1) peaggunaan metode, media, dan bahan | ‘mengajar; (2) berkomunikasi dengan siswa; (3) zanah metode mengajar; (4) mendorong dan menggalakkan ket siswa dalam pembelajaran; (5) mendemonstrasikan penguasaan mata pe- lajaran dan relevansinya; (6) mengorganisasi wakeu, ruang, bahan, dan perlengkapan pemb dalam proses pembelajara bersikap terbuka dan luwes tethadap siswa dan orang pelajaran yang diajatkan. ihan jawaban untuk setiap butir, yaitu: (A) Sanget sering: s (D) Jerang; dan (E) Tidak perah, C. INSTRUMEN PENGUKUR KOMPETENSI GURU Uncule mengulair kompetensi guru diperlukan sebuah instrumen peng- ukuran, Hasil dari penilaian kompetensi guru ini diharapkan dapat ber- guru ke depannya, Berikut ini akan No. Indikator Jumiah Kecakapon 1 prafesocal % ‘Kecakanan ssi B 15 Secara konseptnal, yang dimaksnd dengan kompetensi guru adalah keca- kapan atau kemampuan ich guru yang diindikasikan dalam 5, _ | Kecakaran priveat Sone 5 tige kompeteasi, yaitu: (a) kompetensi yang bethubungan dengan tugas pro- sr fesionalnya scbagai guru (profesional); (b) kompetensi yang bethubungan_ eae dengan keadaan pribadinya (pets ) dan kompetensi yang berhu- bbungan dengan masyarakat arau lingkungannys (sosil 4, Petunjuk Pengisian 2. Definisi Operasional Secura operasional, kompetensi guru sekolah dasar adalah skor yang diper- olch guru setelah mengisi angket tentang kompetensi yang merefleksikan an cencang kompetensi guru. a i berguna bagi kami untuk 2 bi, nin 5 1m rangkea peninplatan pro- 44 Eima Sapuire dan 0. Suwandl, Potunjuk Teknis Pelaksanaan Pemantantan Pengalamian Lapargan (Bending: Kerwil Gopekbut Provns|Jaban), hm. 1719 22__ lua ton Porter Data yang kami dapackan semata-mata hanya uncuk kepentingan pene- Unruk itu, Anda ridak perlu ragu unculs mengisi angker ini, — No. Pomyataan vawaban f da mato pasar oa nda dalam memberikan informasi sangat karni harapkan: SE ec ieneta oO kami mohon kese- a cerlebih dahulu TTaakpoman a i pon Ae i age satu jawaban yang, paling sesuai 7. | Gebeum eave meno sya \ sant ‘ering 3 len " i “slang” Seestntah arate aateratk | Sota gan Kendzan And, fla berkalah ends ‘sang’ OX) pce howl rong Se ane a yang rersedia, ‘Seer 3 & setiap pernyataan dapat diisi selurubnya, fokeamen ED ‘abel 22 Data Potanyaan untuk Aalss Kompetens Guu | unm nenyonin oneana a lan Penlegtatan Pros Pambelaavan pauran soyermenguraan a Shih Sane Panes ‘analisis karalteristik siswa o We Pormpstan siawaban Shops donrporimbangon 8 i [Saderaniae (ernie = — = rarpsblan bn eS 8 o nuk mompemaye pengetahuan =| = sav 5 onbajeranys saya susun a a organ ancargan otvasionl a | o 2, | Styabensana nersaidan a Tonpoca temepsioumbar | Senn 8 70, | panbeleran yng sayabarkan | Sangat ving a Unuremperaye ergernan | Kadan-tadang a [eiuaterasoyacsmutan | Seng a yooeon ema Kime g argon wen pecan ecargsacang a ‘Task pemah 5 nesbnal arene a “Tak paman 5 a Sangat ern oa rmempet sag o 11 [ge rralemenrnian | seen 3 — Kadena tad ‘rota panteipran 0 we to a Keiag tacos et cm rang eke = ‘ast pemeh a 4 | Saya me r kepada siswa ering o = Serer tania [san S 12. | eta ertilaan yong enya | Sanoasorna oO mond Kata sedang a anrsaya sosulon denn a vureng 8 sr owe 3 "ask pom a 8 5 | Mele pearan yang kek saya | sanoat song cepa rsa, | Se 3 Gi | petra 5 Sowa saya Kesar kadarg ie mnenerapcan bea metode o urn = porbaran So Tidal perma a 5 bert i ‘manggunakan meiode dus, saya metrimpin disks! fu a. aoa ies Jah penyesuaian dii yang dilakukan seseorang tanpa di hindari perilaku yang dilarang atau juga menyesuaikan dengan tugas gis tertenta yang harus dilakukannya. Penyesuaian perlaku sepert ini merupakan : leh seseorang semasa kanak- anak schingga di kemudian hari orang ersebut sudah memiliki kebiasaan dengan perilaku tertentu, Misalaya, memberikan salam kepada orang ta, ‘membuang sampah pada tempat sampah dan sebagainya, Perilaku-perilaku sing dilakukan secara spontan atau otornats. Self control adalah pengendalian perilaku olch sescorang, sccara sadar atau penyesuaian perilakunya yang disebabkan oleh euntutan atau cuges- adalah pengendalian perilaku yang masih dalam bentuk usaha atau direncanakan, Salah satu contoh seff'mdification ini adalah ren- cana guru untuk membagi jaciwal kerja, mengatur kegiatan-keegiatan yang dilaksanakan, dan memberilan prioritas terhadap kegiatan-kegiatan entu dengan maksud mencapai hasl kerja yang malssimal, Selfmodification la setiap orang telah mengalami kegagalan atau self regulation, Misalaya, Karena mendapat ailal h uncuk beberapa maca pelajaran pada semester sebelumnya, scorang kad untuk memperbald hesjnya di vemstr berkutnya, akan untuk idaknya terdapat stan yang berkenaan dengan disiplin kerja, yakni pencekatan pendekatan negosiasi, dan pendekatan modifikasi perilaku." David L. Watson & Folard @. Tharp, Selt-Diracted Sehavcr, Self Modification for Personsh Aajustmert (Montero, Calferna: Brooke:Cole Pubteation Company, 1905), hin. 8. Keivn Seiten, Equcational Psychology (Boston: Houghton Miflin Company. 1989), him. ri tanpa mengganggu orang lain. kerja dikenakan kepada guru, hendaknya kontrol agar dapat mengatur apa yang harus bih banyak didengar daripada dipaksakan n-aturan, karena pada dasarnya mereka dapat berini jadwal kegiaran mereka sendiri secara bertanggung jawab. ndckatan negosiasi mengacakan bahwa memiliki i perilaku-perilaku mereka yang tidak sesuai, namun tetap impinan hendaknya sturan yang ada, Menurut pendekatan ini, guru akan mendi legiatan-Kegiatan baik di sekolah maupan di luar sekolah apat liberi tanggung jawab dan koncrol dari pimpinan ataupu lekatan modifikasi perilakur menekankan pent stan positif dan negatif uneuke mengoncrol pesilaku. Menurut rende- petilakt yang sesuai dengan acuran arau hhendaknya diberi penguatan berupa penghargean bat yang diterimanya. Apabila akibat itu menyenangkan 4 akan mempertahanksan perilakunya Sebaliknya apabila ber- n, tentu mereka akan menghindasiperlalr itu di kemudian i beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan pengendalian seseorang dalam mengatur perilatanya, agar sesuai dengan peraturan-peraturan yang ditetaplan sebelumaya, Konteks peneli- lebih diarahkan pada pendckacan hy Hurlock mengemukakan bahwa unsur-unsur ig pening, Secara umum disi vwatak agar segala perbuatan seseorang ses aku, Oleh karena itu, pengkajian dan studi para ahli manajemen sumber daya m: dengan tata tertib a menjadi per- in kerja adalah ran sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam pelaksanaan per- yan, hukuman untuk pelanggaran peraturaa dan penghargaan untuk yang baik.' Selanjutnya, Gord at pada kode etik yang celah ditetapkan sehingga ki ic baik. Apabila muncul, sikap in seorang guru akan npake negatif pada proses belajar mengajar sehingga mucu dan Kualitas h menjadi rendah. bukan hanya sekadar acuran. Untuk mewujudkannya perl ketentuan dan aturan-aturan yang harus di pendapat att. kepatuhan terhadap peraturan, sebagai pedoman perilaku yang di- berlakukan, Guru akan bekerja memersepsi dan memahami tujuan dan fungsi disiplin kerja. Dalam hal ini, untuk memahami dlsiplin kerja cidak dapat cilakukan dengan cara pomaksaan atau pembalasan mekanis, Hal ies dikarenakan guru harus dapat merasakan sendiri man- csadaran itu mereka mau melakukan tugas secara suikarela, di samping perlunya memberikan kesempatan kepada gurw untule memprakrikkannya, Berdasarken analisis tersebut, dapat disimpullan bahwa disiplin kerja adalah upaya-upaya pengendalian perilaku sendiri, kesadaran, dan kepa- tuhan dalam bekerja berdasarkan peraruran-peraturan yang diterapkan oleh organisasi. Dalam hal ini sekolah bercujuan untuk membangun karak- ter dan kebiasaan kerja secara efisien dan efekctif, lan kesadaran itulah yang membuat seseorang sanggup untuk aturan-aturan yang berlakta. Kondisi semacam ini kemudian an perilaku taat yang sadar tanpa emosional dan Dalam berbagai aspek kehidupan, seorang guru yang sukses dan berprestasi mempunyai kesadaran bahwa tanpa diil i dengan disiplin 10. George S. Morison, Ger Cichooe Educational Today (USA: Merl Pubishing Company 1988), hin. 338. Elzabeth B. Hurtock, Child Doveiapment (New York: MeGraw-tal, Inc, 1978), him. 84 8 Thomas Gordon, Mengelar Anak Bercispln Kena Ori al Auman dan of Sekovan (sakara: Gtamecta Pusiata Utara, 1995), him. 3. wsikan.” Dalam ddany kesanggupan sescorang untuk ‘menghayati acuran tata tertib yang berlaku sehingga secara sadar ia alan aturan-aturan tersebut. Disiplin erat hubungannya dengan sikap ‘mental dan moral yang melekat pada d rang. Sikap mental dan mo- ur pengendalian sagan adanya pengend: nya kesanggupan sescorang untuk meng- gga sccara sacar mau gandung unsur verdapar pengendalian diri pada ditt individu maka akan tertanam moral yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas dapat pakan suatu sikap mental sescorang, yang mencerminkan ketatan tethadap avuran-aturan ya oleh rasa tanggung jawab, Di samping itu, penegakan cisiplin kerja memungkinkan terciptanya ketertiban dan ke- lancaran pelaksanaan cugas. Semencara itu, disiplin juga berarti kesadaran dan kesediaan norma sosial yang berlaku, Kesadaran adalah sikap seseorang untuk ‘menaati segala peraruran, Iarena sadar akan tugas dan tanggung jawab ‘mereka dalam melakukan tugasnya secara baik tanpa ada paksaan, Kesediaan merupakan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan sese- orang yang sesuai dengan peraturan-peraturan baik secara tertulis maupun. k tertulis, Newstron dan Davis mengemukakan bahwa terdapat dua yakni sebagai 12 James L. Gibson. John M, wancevich, James H. Donnelly, JR, Organizations, Behavior, Siructura, Procaccee (Boston, Maseashueota: Iwi im. 250., 1 Becjo Sswanio, Mangjemen Tenage Kes (Bendung: Sinar Bar, 1989), hin. 278 14 bia, hen. 279. 15 Jon W. Newstom dan Keth Davis, Crganizalonal Behavior Human Behavier at Work (Wow York: MoGraw. Hill 1962), hm. 380, Disiplin prevensif, yaiew tindakan yang dilakukan untuk mendorong pegewai dalam menaati standar dan peraturan sehingga tidak terjadi in preventif bertujuan untuk mendorong pegawai jadi, pimpinan bertanggung jawab untuk menciptalan ikacan organisasi yang kondusif dan berusaha agar pegawai mengetahui standar. Jika pegawai tidak mengetahui standar yang diharapkan untuk dipenuhi, ‘arena itu, pimpinan harus bekerja sama dengan semua bagian di dalam organisasi untuk mengembangkannya, Disiplin koreltif yaitw tindakan yang dilakukan setelah terjadi pelang- garan tethadap suata aturan. Tindakan tbulnya pelanggaran lebih jauh sehingga cindalcan di masa akan sesuai dengzun standar. Tindakan korcktif biasanya berupa jenis hukuman certentu dan disebut tindakan disipliner (daciplinary dion), Dati pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tyjuan tindakan di- dapat dikategorikan dalam tiga hal yaicu: (1) memperbaiki perilakar anggar aturan/standar: (2) mencegeh orang lain melakukan tindakan (3) mempertahankan standar kelompok yang konsisten dan in yang positif, yaitu bersifac jukan untuk memperbaiki uu yang mungkin akan dilakukan Kembali di masa mendatang, bukan Jaksanalcan disiplin ko- sebagai sarana pelaksanaan pengawasan. Dengan demikian, disiplin kerja adalah suacu fungsi kepribadian seorang pegawai dan lingkungan ker kerja ditunjukdkan dengan rasa scnang terhadap peker i. diikui dengan sikap yang mendukung terselesaikannya pekerjaan dengan baik menurut standar kualitas yang telah ditentukan, Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan olch beberapa ahli di atas, dapat dinyarakan bahwa disiplin merupakan seperangkat ala yang berupa peraturan atau kebijakan organisasi yang dibuar ole mana- jemen, Tujuan semua itu khususnya dalam pembuatan aruran atau adalah sebagai alat pengawasan terhadap perilaku, agar pegawai memi ai dengan aturan dan kebijakan onganisasi Disiplin yang mantap akan tumbuh dan terpancar dati hasil kesadaran ‘yang tidak bersuimber dari hati dari dasar kesadaran diri ieulah yang diharapkan sclalu tertanam pada setiap isi manusia. Disiplin dapar dibedakan menurut tiagkatannya, yaitu: 1. disipl ali sebagai perwujudan yang lahir dari kepatuhan atas aruran-aturan yang menj 2. disiplin kelompole sebagai perw ‘ant dan pach, cerhadap aturan hule kelompok atau bidang-bidang kchi 3. disiplin nasional, yaki wujud disi peraturan/undang-undang yang dit masyarakar secara nasional dan norma yang berlaku pada nanusia; ng lahir dari sikap patuh pada Ikan kepada seluruh lapisan bukan suacu hal yang abstrak, namun dapat dilihat secara langsung seperti halnya menepati janji yang dikeluarkan. Sesusi dengan pendapat Greenberg dan Baron, disiplin merupakan pelaksanaan hukuman yang bersifar sistemnats.'© mematuhi kekuatan surat Dari beberapa pengertian di tas, dapat dinyatakan bahwa yang dimak- sucl dengan disiplin kerja adalah secuatu yang akan membuat sescorang,tahus 16 Jovala Greenberg Rater A. Béron, Behavorin Organization Understanaing and Managing The Human Side of Werk Bostor:Alye8Bscon, 1993}, nim. 93, jah dicegakkan bila u bertindak taat, . tertb, terarur, bukan Karena ada tekanan atau paksaan dari lua. Guru sebagai tenag p: mematuhi dan menaati selurah furan yang berlaku. Peraturan dan rata tertib yang diterapkan oleh stansi pendidikan khususnya sekolah sangat mengikar guru dalam sebagai pepawai negeri sipil. Dalam hubungannya dengan kajian buku ini, disiplin kerja guru dikaitkan dengan tuges-tagas mereka di lah agar pekerjaan dapar dilaksanakan secara efektif dan efisien. De- demikian, disusunlah aturan-acuran yang berisi tentang berbagai milaman praktis, serta gagasan positif untuk menumbubkan suasana lusif bagi pengembangan kepribadian gurtt. in kerja guru meliputi keraatan dalam melakukan cugas pele feracama dalam menzati dan melaksanakan tanggung javabnya n memilic dampale penting bagi terciptanya proses pembelajaran kondusif, namun juga menjadi teladan yang ditunjukkan dan dapat dak terearup kemungkinan bahwa perilaku guru yang indispliner mem- pak negatif pada kelancaran proses pembelajaran dan cia . terapi juga menyangkut pada pengembangan intelekuual anak didik, Jc moralitas, dan mentalitas. Banyak cara dan usaha yang telah dilakukan pemerintah dalara mem- Jin pegawai negeri sipil rermasuk guru, yaitu melalui ikacan \egawai negeri sipil pada saat diangkat menjadi pegawai. Pada saac nara pega: i berlaku dan menghindari perilaku yang menyimpang atau negatif. bentuk pengikatan hain secara moral dilakukan melalui kode dengan diteapkannya Peraturan Pemerintah karan moral melalui kode evik guru diharapkan akan menumbuhkan kesadaran mengenai identitas para pegawai tersebut. Dalam konteks itu, dibarapkan muncul perilaku yang patuh dan caat terhadap kode etik. guru, seperti pada beberapa peraturan pemetincah yang terdapat pada PP Nomor 30 Tahun 1980, antara lain: (1) kewajiban pegawal negeti (2) larangan bagi pegawai nege 3) sanksi atau hukuman: dan (4) pendelegesian hukuman. Berdasarlsan uraian yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan isiplin kerja guru adalah pengendalian perilaku yang diseswaikan dengan norma, kepatuhan, ketaatan, kesediaan, tanggung jawab, dan ke- sadaran guru dalam bekerja berdasarkan peraruran dan kebijakan yang lembaga/instansi pendidikan yang bersang- kutan, Hal tersebut beskaitan dengan tugas profesional guru dalam menge- lola administrasi, merencanakan, melaksanakcan, dan melakukan evaluasi pembelajaran di sekolah, B. INSTRUMEN DISIPLIN KERJA GURU Salah sacu falctor penting yang dapat memengaruhi kualitas pendidikan adalah peran guru. Guru yang profesional merupakan guru yang memili kecakapan akademik sesuai bidang keahliannya dan memiliki kecakapan personal serta mempunyai disiplin kerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu instrumen untuk mengukur disiplin kerja guru. 1. Definisi Konseptual Disiplin Kerja Guru Disiplin kerja guru adalah pengendalian perilaku yang disesuaikan dengan norma, kepatuhan, ketaatan, kesediaan, tanggung jawab, dan kesadaran guru dalam bekerja berdasarkan peraturan dan kebijakan yang telah di- canakan, melaksenakan, dan melakulan evaluasi pembelajaran di sekolah. 2. Definisi Operasional Secara operasional, penger “abel 3.1 Kis-KisiDisipin Kee Guru rndalian perilaku yang disesuaikan dengan norma, kepatuhan, . kesediaan, ranggung jawab, dan kesadaran guru dalam be warkan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan organisasi/ instansi pendidikan yang bersangkutan. Hal cersebur berkaitan dengan profesional guru dalam mengelola administr Jikstnakan, dan melakaukan evaluasi pembela 4}. Kisi-Kisi Penyusunan Angket Disiplin Kerja Guru an kisi-kisi penyusunan angket s Jaan dimensi dan indikator dari prestasi kerja sebagaimana terlihat dalam bel sebagai berikut. i, merencanakan, me- di sekolah. in kerja guru disusun berda- eye Guru [Wengelots |wemeum | sctaxsaratan [tetakuhan | omiah Meme Gas | Kemmmatsl|Rereana_|Pomuicirar | Evan Aspek Disiptn Pembelajaran Perbatoaran| 1. J Pengerauien | 17.20 2A 14.38 utr 2 | Mengtat Nore 2 tc) ® Shute |i Prearrercey 13,32 3 ae Shar ua 7 [emnrameaap | ‘ aa a Shir elena ss | ome 5 7 18st a Stuse rrsehuan poheraen | Taoggana awa | an ‘8 21.98 28 Sbuir rraaksaraan tis |essouanates ag 28,37 25.40 20 Tur Zour [room | rsa vopun | soba Jawaban Bapak dan Ibu semate-mata menjadi dava penelitian, dan. Bl eens Pilinan Jawaban, identitas Bapak dan Ibu akan dirahasiakan sehingga jawaban yang dibe- ss | sn _| ko | JA | rikan tidak akan berefek negatif pada pekerjaan dan jabatan dari Bapak dan | Memetuhijedwel pombelajran bu. Aras bantuan dan kesedizan Bapak dan Ibu mengisi instrumen ini, eee ea Jako evalisipanboliran kami stmpaikan terima kasih Gl peepeear erent 2 Bapak dan Ibu tidak perlu menuliskan nama atau identitas lain pada 7p, | aise sswa ausun dengan lembar jawaban instrumen. fap sual uke admistras Uru hu memudatian peegoraan | b, Seu butir instrumen diisi berdasarkan keadaan dan aktivitas yang Sowa, yang sebenar-benarnya Bapak dan Ibu lakukan atau alami dalam men- 11, | Sebolum mangacrinavasitan jalankan cugas sebagai guru SD. | cata sina, rang tua dina rrenels format date, ¢Pilihlah salah satu jawaban berdasarkan feekuensi Bapak dan Ibu (SS = qr sangat seting, SR = sering, KD = Kadang, JR = Jarang, dan TP = cidak pombeejaran yang deusun di aval petnah) melalut pemyataan-pernyataan yang ada dalam butir-butic —e instrumen berikut ini, dengan cara memberikan tanda cek (V) pada | Rel Rae kkolom sebelah kanan dari tiap pernyaraan, | fas (pra eengan ap rmemomatic rambi-rambu aturan d, Selamat mengisi instrumen. yang lah ciotapkan eokola, va | Melaksanakan oretes aiau ts Tabel 32 Instumen Dispin Kena Guna omarrpuan awal tswal semester. e ae ihn Soon 15. | Were es oma ane s ae ss | sr | ko | ya | re diawali dengan memberilahukar ‘Sin avelpelkcansanny 92" 1. | Anite pein Beer enor ‘dsapkan dengan bak. 16 | Melakakan administasi data siswa dengan mergjicatinerma yang leat detapkan. 2. | Rencana pambelsjaran disusun ‘mengikist norma yang borcku. 3 | Pembetajaran olaksenakan 17 | Mamet jadwal yara teratur ‘dengan taetaturen jada ya Untuk melaksanakan kogiatan 4. | Paluh molekeancken evaivas! ‘kstakuhuer rene 18, | Hal yang tlah dsusan calam wal Kogiatan dlaksanakan ase tanggune jaws, 5. | Bersedia rengabla admninistast pombodajaran cobagol bagian dar Pekejean guru. 19. | Bersedia meleksanakan kegiatan elton esa acl yang | Merencanaken pembelaren Sean | dengan mematubi rambu-rambu yang tela dontukan, 0 7. | Mengerakan siabus | © | Polahoanasn Pentel |__| stanat semester orlanjat ; sn Jawaban j Pilinen Jawaben No Pernyatoan eT shor No Pernyataen Stor se | sn | Ko | un | 1 sey |e Peas ee 21. | Borscaia molakukan evaluat 3, | Pargetesan kerempuan siowa Kegan povoeaaran ss. dlaksaraken seobjekit mungkin, gan bidang gas guru Ss 34 | Datarg topat wale saat 22, | Halyang ioah cleusun menjadi memperkan pembeajran, rencane kogicten diaksanakan t

Anda mungkin juga menyukai