Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Inovasi Teknologi dalam
Meningkatkan Keselamatan di Dunia Penerbangan”.

Dengan selesainya karya ilmiah ini, penulis mengharapkan dapat memberikan


pengetahuan kepada para pembaca. Penulis sadar bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf jika ada salah kata dan penulisan.

Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan wawasan
dan pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Bogor, 26 Juni 2016

Penulis

1
Daftar isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
ABSTRAK..................................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
1.2 PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH.....................................................................4
1.3 TUJUAN PENELITIAN................................................................................................................4
1.4 METODE PENELITIAN..............................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................6
2.1 Automatic Dependant A surveillance Broadcast (ADS-B)............................................................6
2.2 Manfaat ADS-B.............................................................................................................................6
2.3 Kelebihan ADS-B..........................................................................................................................7
2.4 Cara kerja ADS-B..........................................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

2
ABSTRAK
Penumpang merupakan subjek dan alasan utama terselenggaranya suatu pengangkutan,
baik dalam pengangkutan darat, laut, maupun udara. Seluruh kegiatan penerbangan tidak akan
berarti apa-apa tanpa adanya penumpang. Kurangnya perhatian akan jaminan keamanan dan
keselamatan penumpang merupakan cermin masih rendahnya upaya perlindungan hukum yang
ada terhadap penumpang dalam penerbangan. Kedudukan hukum yang terjadi di tengah
kehidupan masyarakat belum dapat menunjukkan perlindungan hukum yang memuaskan.

Seringkali penumpang berada pada posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan
pengusaha atau perusahaan penerbangan dalam hubungan antara konsumen dengan pelaku
usaha. Penumpang pun cenderung lebih memilih untuk tidak melakukan tindakan apapun apabila
dirugikan oleh pengusaha penerbangan. Penumpang lebih memilih budaya "nrimo" sepanjang
penggantirugian yang diterimanya dirasa sudah cukup tanpa melihat lebih lanjut aspek
hukumnya. Penumpang dapat mengupayakan haknya dalam rangka mendapatkan keamanan dan
keselamatan, pelayanan informasi yang benar, maupun ganti rugi. Walaupun demikian,
pengusaha penerbangan seharusnya mengusahakan perlindungan hukum yang dapat diwujudkan
melalui tata cara atau sistem pelayanan yang terpadu. Perlindungan hukum yang seharusnya
disediakan oleh maskapai penerbangan kepada penumpangnya bersifat total dan menyeluruh di
setiap pelayanannya. Bahwa pada dasarnya yang bertanggung jawab dalam suatu
penyelenggaraan penerbangan adalah pihak pengangkut udara atau disebut juga maskapai
(perusahaan) penerbangan. Oleh sebab itu, maka setiap perusahaan penyedia jasa pengangkutan
udara itu harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap penumpang demi tercapainya
keamanan dan keselamatan selama menggunakan jasa penerbangan.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada saat ini penerbangan merupakan salah satu moda transportrasi yang sudah banyak
digunakan oleh masyarakat. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kebutuhan masyarakat akan
transportasi untuk jarak jauh sudah cukup tinggi terlihat dari jumlah penumpang setiap
penerbangan dalam maupun luar negeri.

Dalam memasuki era informasi di abad globalisasi ini, kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang begitu pesat kini telah memberikan dampak yang begitu luas. Kemajuan
teknologi ini juga di manfaatkan oleh perusahaan –perusahaan, salah satunya yaitu perusahaan
penerbangan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di dunia penerbangan Indonesia.

1.2 PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH


Karya Ilmiah ini di beri judul “ Inovasi Teknologi dalam Meningkatkan Keselamatan di
Dunia Penerbangan” di lihat dari judulnya saja, jelaslah bahwa karya ilmiah ini yang penulis
garap semuanya mencakup tentang bagaimana teknologi dapat berperan dalam dunia
penerbangan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan dalam penerbangan lebih baik dari
sebelumnya.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian ini tidak lain untuk menambah wawasan pembaca dalam membuat karya
ilmiah, selain itu juga ada beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui dampak teknologi terhadap dunia penerbangan?


2. Bagaimana teknologi dapat meningkatkan keselamatan di dunia penerbangan?

1.4 METODE PENELITIAN


Setiap penelitian pasti mengharapkan penelitiannya itu sempurna dan baik, maka harus
memilih dan menggunakan metode serta teknik penelitian yang cocok dan sesuai. Adapun
metode penulis lakukan adalah metode deskripsi dan tekniknya adalah:

4
1. Teknik pustaka, yaitu mencari sumber dari media internet yang bersangkutan dan juga
dari informasi – informasi dari berbagai media yang bersangkutan dengan isi karya
ilmiah ini.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Automatic Dependant A surveillance Broadcast (ADS-B)
Indonesia memiliki wilayah terbentang dari barat ke timur dengan total luas negara
5.193.250 km² (mencakup daratan dan lautan) hal ini menempatkan Indonesia menjadi negara
terluas ke-7 di dunia dengan jumlah bandar udara 194, dan menjadi jalur penerbangan sipil
internasional. Dengan begitu luas wilayah Indonesia dan jumlah bandar udara begitu banyak,
diperlukan pengaturan system navigasi dan komunikasi sebagai upaya untuk pengawasan
terhadap lalu lintas udara, sehingga kecelakaan dan kesalahan dalam penerbangan dapat
diminimalkan. Automatic Dependant A Surveilance Broadcast (ADS-B) adalah design system
untuk menggantikan fungsi radar dalam pengelolaan ruang udara bagi penerbangan sipil. Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi - BPPT (PTIK) telah berhasil mengembangkan 2 (dua)
model Sistem Pemantauan Penerbangan berbasis ADS-B dimana perbedaannya terletak pada sub
Sistem ADS-B receivernya.

Untuk model yang menggunakan ADS-B Receiver buatan Kinetic Avionic SBS-2 yang
sudah compliance dengan standard DO-260 (High End) disebut dengan Sistem-1, sedangkan
yang menggunakan ADS-BReceiver yang murah (Low Cost) dan belum diverifikasi compliance
dengan standard DO-260 disebut dengan Sistem-2. Kedua sistem ini sudah diuji lebih dari
setahun dan ditempatkan di Bandara Ahmad Yani Semarang. Beberapa perbaikan sudah
dilakukan selama proses pengujian, perbaikan dilakukan karena kedua sistem tersebut masih ada
kesalahan (bug) pada tahap awal dan juga karena memperhatikan masukkan dari user/operator
untuk penambahan fitur-fitur baru. Permasalahan adalah mencari sistem yang dapat membantu
fungsi radar dalam memberikan informasi penerbangan, terkait dengan hal tersebut pengelolaan
navigasi penerbangan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan industry penerbangan. Navigasi
penerbangan yang menjadi tugas ATC, kini tak hanya sekadar memandu penerbangan dan
memastikan keamanannya. Di tengah persaingan industri penerbangan, navigasi berperan dalam
meningkatkan efisiensi. Sebab, perencanaan penerbangan, mulai rute yang dipilih dan ketinggian
terbang, berperan dalam mengefisienkan biaya terbang sebuah pesawat.

2.2 Manfaat ADS-B


Ada tiga manfaat ADS-B. Pertama, posisi GPS yang dilaporkan oleh ADS-B menjadi
lebih akurat dibandingkan dengan posisi radar saat ini dan lebih konsisten. Ini berarti bahwa
dalam IFR environment, jarak antarpesawat terbang di udara dapat menjadi lebih dekat dari jarak
antara (separation) yang boleh digunakan sekarang.
Kedua, surveillance ADS-B lebih mudah dan lebih murah untuk dipasang dan
dioperasikan daripada radar. Ini berarti bahwa wilayah udara yang sebelumnya tidak memiliki
radar dan hanya layanan pemisahan prosedural (procedural separation), sekarang dapat
menikmati manfaat dari layanan ATC lebih baik.

6
Akhirnya, karena ADS-B adalah layanan broadcast yang dapat diterima oleh pesawat
terbang selain ATC, ADS-B menawarkan pilihan bagi pesawat terbang untuk memiliki traffic
awareness yang akurat dan murah akan adanya pesawat terbang lain di sekitarnya.

2.3 Kelebihan ADS-B


ADS-B merupakan teknologi baru dalam dunia penerbangan sipil dalam bidang
surveillance yang memanfaatkan kemampuan teknologi GPS. Dibandingkan dengan teknologi
radar yang sudah digunakan secara luas pada awal 70-an, maka ADS-B memberikan banyak
kelebihan.
Dalam penerbangan sipil sebelum suatu teknologi baru diimplementasikan, maka harus
didahului oleh beberapa kegiatan, terutama terkait dengan masalah keselamatan penerbangan
serta commonality di berbagai tempat di dunia.
ADS-B digunakan pada wilayah udara tertentu, sedangkan pada wilayah udara di sekitar
bandar udara yang jumlah lalu lintas penerbangannya sibuk, tetap menggunakan radar. Pada
wilayah udara tertentu karena pertimbangan keselamatan dan kelancaran lalu lintas penerbangan,
juga perlu menggunakan radar bersama-sama dengan ADS-B. Kebijaksanaan tersebut terlebih
dulu harus ditetapkan otoritas penerbangan sipil.
Semua negara anggota ICAO Asia Pacific telah sepakat menggunakan ADS-B berbasis 1090
Extended-Squiter ADS-B Out. Namun, waktu mulai penerapannya bergantung dari kesiapan
masing-masing negara anggota.

2.4 Cara kerja ADS-B


Teknologi utama yang digunakan untuk menerima informasi penerbangan disebut automatic
dependent surveillance-broadcast ( ADS-B). Teknologi ADS-B dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pesawat terbang mendapat koordinat posisinya dari sumber navigasi GPS (satelit)
2. Pemancar (transponder) ADS-B pada pesawat mengirimkan sinyal yang berisi koordinat
lokasi (dan banyak lagi antara lain altitude-ketinggian pesawat-, kecepatan horizontal,
kecepatan vertical, dll)
3. Sinyal ADS-B diterima oleh penerima (receiver) dan ditampilkan di layar.
4. Jika anda mau berbagi data dari sinyal ADS-B, maka data harus diumpankan ke
server Flightradar24.
5. Data ditampilkan di website www.flightradar24.com dan dalam applikasi Flightradar24
Saat ini, sekitar 65% dari semua pesawat penumpang (75% di Eropa, 35% di AS) dilengkapi
dengan transponder ADS-B. Persentase ini terus meningkat sebagai ADS-B ditetapkan untuk
menggantikan radar sebagai metode pengawasan utama untuk mengendalikan pesawat.

Flightradar24 memiliki jaringan lebih dari 3.000 receiver ADS-B di seluruh dunia yang
menerima informasi pesawat dan informasi penerbangan dari pesawat terbang dengan
transponder ADS-B dan mengirimkan informasi ini ke server FR24. Karena frekuensi tinggi
yang digunakan (1090 MHz), cakupan dari masing-masing penerima terbatas pada kira-kira
sekitar 250-400 km (150-250 mil) di semua arah, tergantung pada lokasi. Semakin jauh jauh dari
receiver, pesawat harus terbang semakin tinggi supaya sinyal ADS-B dapat diterima oleh
receiver. Keterbatasan jarak pancar membuatnya sangat sulit untuk mendapatkan cakupan ADS-
B di atas lautan.
7
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, salah satu cara untuk meningkatkan inovasi teknologi dalam keselamatan di
dunia penerbangan yaitu salah satunya dengan cara menggunakan Automatic Dependant A
surveillance Broadcast (ADS-B). Automatic Dependant A Surveilance Broadcast (ADS-B)
adalah design system untuk menggantikan fungsi radar dalam pengelolaan ruang udara bagi
penerbangan sipil. ADS-B menjadi lebih akurat dibandingkan dengan posisi radar saat ini dan
lebih konsisten. Surveillance ADS-B lebih mudah dan lebih murah untuk dipasang dan
dioperasikan daripada radar. Ini berarti bahwa wilayah udara yang sebelumnya tidak memiliki
radar dan hanya layanan pemisahan prosedural (procedural separation), sekarang dapat
menikmati manfaat dari layanan ATC lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://anekapengetahuan.wordpress.com/tag/ads-b/
http://tabloidaviasi.com/iptek/mengenal-ads-b-pengganti-radar/
http://lombalitbanghub.dephub.go.id/
http://transportasi.co/inovasi_teknologi_di_udara_165.htm

Anda mungkin juga menyukai