Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penyusunan tugas ini
diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dan Pancasila. . Makalah yang berjudul Bela Negara ini mempunyai makna
yang sangat besar untuk menjaga keutuhan bangsa kita. Makalah ini mengandung tentang
pentingnya bela negara. Bela negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Maka tujuan makalah ini yaitu saya ingin mengajak kita untuk ikut serta dalam upaya pembelaan
negara. Karena upaya bela negara sangat berguna untuk menjalin kehidupan bangsa yang tertib
tanpa gangguan. Saya berharap makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dalam kehidupan
berbangsa maupun bernegara dengan meningkatkan keikutsertaan dalam upaya bela negara.Jika
ada kesalahan dalam makalah ini baik berupa penulisan (kata) maupun yang lainnya, saya mohon
maaf.

Bogor, 15 Juni 2016

Widhi Setyowati

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................4
A.Pengertian Bela Negara...................................................................................................................4
B.Dasar Hukum Bela Negara..............................................................................................................5
C. Peran Mahasiswa dalam Bela Negara..............................................................................................5
D. Sikap mahasiswa dalam Bela Negara..............................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik indonesia.
Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi ada juga yang negatif dan akan
merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republic Indonesia. Suasana
keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus informasi dari segala penjuru
dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim
kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan
diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa
terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.

Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan
kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan
kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang demokratis.
Namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan separatisme yang sering terjadi dengan
mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan
sebagai suatu bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan
utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban
dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional indonesia.
Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap
warga Negara republik indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republic Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.

B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan Bela Negara?
b) Apa dasar hukum Bela Negara?
c) Peran mahasiswa dalam Bela Negara?
d) Bagaimana sikap mahasiswa dalam Bela Negara?

C. Tujuan dan Manfaat


a) Menjelaskaan pengertian Bela Negara
b) Mengetahui peran mahasiswa dalam Bela Negara
c) Mengetahui bagaimana sikap mahasiswa dalam Bela Negara
d) Meningkatkan pengetahuan tentang arti penting Bela Negara

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas
TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban
dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional indonesia.
Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap
warga Negara republik indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republic Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dapat didefinisikan
dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan
rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap
tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Ada lima dasar bela negara yaitu :

1. Cinta tanah air

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara

3.Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara

4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara

5. Memiliki kemampuan awal bela Negara

B. Dasar Hukum Bela Negara

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1) Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.

2) Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3) Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah
oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4) Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
4
5) Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6) Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7) Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

C. Peran Mahasiswa dalam Bela Negara


Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas menengah yang kritis dan
selalu mencoba memahami apa yang terjadi di masyarakat. Bahkan di zaman kolonial,
mahasiswa menjadi kelompok elite paling terdidik yang harus diakui kemudian telah mencetak
sejarah bahkan mengantarkan Indonseia ke gerbang kemerdekaannya.

Pergolakan dan perjalanan mahasiswa Indonesia telah tercatat dalam rentetan sejarah
yang panjang dalam perjuangan bangsa Indonesia, seperti gerakan mahasiswa dan pelajar tahun
1966 dan tahun 1998. Masih dapat kita ingat 8 tahun yang lalu gerakan mahasiswa Indonesia
yang didukung oleh semua lapisan masyarakat berhasil menjatuhkan suatu rezim tirani yaitu
ditandainya dengan berakhirnya rezim Soeharto.

Legenda perjuangan mahasiswa di Indonesia sendiri juga telah memberikan bukti yang
cukup nyata dalam rangka melakukan agenda perubahan tersebut. Tinta emas sejarahnya dapat
kita lihat dengan lahirnya angkatan ‘08, ‘28, ‘45, ‘66, ‘74, yang masing-masing memiliki
karakteristik tersendiri tetapi tetap pada konteks kepentingan wong cilik. Terakhir lahirlah
angkatan bungsu ‘98 tepatnya pada bulan Mei 1998 dengan gerakan REFORMASI yang telah
berhasil menurunkan Presiden Soeharto dari kursi kekuasaan dan selanjutnya menelurkan Visi
Reformasi yang sampai hari ini masih dipertanyakan sampai dimana telah dipenuhi.

Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk menjadi pelopor dalam
melakukan fungsi control terhadap jalannya roda pemerintahan sekarang. Bukan malah
sebaliknya.

Agenda reformasi adalah tanggung jawab kita semua yang masih merasa terpanggil
sebagai kaum intelektual, kaum yang kritis dan memiliki semangat yang kuat. Dan tanggung
jawab ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai rasa sosial yang tinggi. Bukan
orang-orang kerdil yang hanya memikirkan perut, golongannya dan tidak bertanggung jawab.
Hanya lobang-lobang kematianlah yang mampu menjadikan mereka untuk berpikir bertanggung
jawab. Jangan pikirkan mereka, mari pikirkan solusi untuk menghibur Ibu Pertiwi yang selalu
menangis dengan ulah-ulah anak bangsanya sendiri.

Kondisi tersebut tidak terlihat lagi pada masa kini, mahasiswa memiliki agenda dan garis
perjuangan yang berbeda dengan mahasiswa lainnya. Sekarang ini mahasiswa menghadapi
pluralitas gerakan yang sangat besar. Meski begitu, setidaknya mahasiswa masih memiliki
idealisme untuk memperjuangkan nasib rakyat di daerahnya masing-masing.

Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change, agent of


modernization, atau agen-agen yang lain. Hal ini memberikan konsekuensi logis kepada

5
mahasiswa untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan gelar yang disandangnya. Mahasiswa
harus tetap memiliki sikap kritis, dengan mencoba menelusuri permasalahan sampai ke akar-
akarnya.

Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap korektif
terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa depan harus hinggap
dalam pola pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif pro-status quo harus
dihindari.

Mahasiswa harus menyadari, ada banyak hal di negara ini yang harus diluruskan dan
diperbaiki. Kepedulian terhadap negara dan komitmen terhadap nasib bangsa di masa depan
harus diinterpretasikan oleh mahasiswa ke dalam hal-hal yang positif. Tidak bisa dimungkiri,
mahasiswa sebagai social control terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga
mahasiswa harus menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang disandangnya,
termasuk sikap hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa.

Karena itu, kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan
keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan spesialisasi
pada bidang ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai
ketimpangan sosial ketika terjun di masyarakat kelak.

Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi esensi
dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus
tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa,
sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap
perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau
harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.

Peran Lembaga Kemahasiswaan cukup signifikan, baik untuk lingkup nasional, regional
maupun internal kampus itu sendiri. Ke depan, peran strategis ini seharusnya juga dimainkan
oleh lembaga-lembaga formal kampus lainnya seperti pers mahasiswa, atau kelompok studi
profesi.

Secara garis besar, menurut Sarlito Wirawan, ada sedikitnya tiga tipologi atau
karakteristik mahasiswa yaitu tipe pemimpin, aktivis, dan mahasiswa biasa.

Pertama, tipologi mahasiswa pemimpin, adalah individu mahasiswa yang mengaku


pernah memprakarsai, mengorganisasikan, dan mempergerakan aksi protes mahasiswa di
perguruan tingginya. Mereka itu umumnya memersepsikan mahasiswa sebagai kontrol sosial,
moral force dan dirinya leader tomorrow. Mereka cenderung untuk tidak lekas lulus, sebab perlu
mencari pengalaman yang cukup melalui kegiatan dan organisasi kemahasiswaan.

Kedua, tipologi aktivis ialah mahasiswa yang mengaku pernah aktif turut dalam gerakan
atau aksi protes mahasiswa di kampusnya beberapa kali (lebih dari satu kali). Mereka merasa
menyenangi kegiatan tersebut, untuk mencari pengalaman dan solider dengan teman-temannya.
Mahasiswa dari kelompok aktivis ini, juga cenderung tidak ingin cepat lulus, namun tidak ingin
terlalu lama. Mereka tidak terlalu memersepsikan diri sebagai leader tomorrow namun
6
pengalaman hidup perlu dicari di luar studi formalnya. Sudah barang tentu jumlah mereka itu
lebih banyak daripada kelompok pemimpin.

Ketiga, tipologi mahasiswa biasa adalah kelompok mahasiswa di luar kelompok


pemimpin dan aktivis yang jumlahnya paling besar lebih dari 90%. Sesungguhnya cenderung
pada hura-hura yaitu kegiatan yang dapat memberikan kepuasan pribadi, tidak memerlukan
komitmen jangka panjang dan dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama. Mereka ingin
segera lulus, bahkan tidak sedikit mahasiswa yang tidak segan-segan dengan cara menerabas
(nyontek, membuat skripsi "Aspal" dan lain-lain) agar segera lulus. Apakah hal ini merupakan
indikator kurangnya dorongan prestatif di kalangan mahasiswa, masih perlu diteliti.

Fakta membuktikan, dinamika kehidupan bangsa dan mahasiswa pada umumnya banyak
dimotori oleh tipe pemimpin dan aktivis ini. Meskipun secara kuantitas kecil tetapi mereka
mampu menjadi pendorong dan agen utama perubahan dan dinamika kehidupan kampus.
Sebagian mereka karena telah terlatih menjadi pemimpin dan aktivis, maka tidak sulit setelah
selesai pada akhirnya mereka juga menjadi pemimpin dan aktivis setelah terjun di masyarakat
dan pemerintahan.

D. SIKAP MAHASISWA DALAM BELA NEGARA

1) Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju. Sikap tersebut
dapat diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat bekerja, optimis terhadap masa
depan, tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta menumbuhkan semangat
gemar menabung. mahasiswa harus giat belajar demi meraih masa depan yang
gemilang serta dapat membantu kelangsungan pembangunan Negara .Ilmu yang
melimpah dari para pelajar apabila di amalkan kepada bangsa ini maka akan
membawa perubahan yang besar.

2) Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha pembangunan.
Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat membayar pajak, taat hukum, ikut
serta dalam menjaga keamanan, serta menjaga kehormatan dan martabat bangsa di
hadapan dunia internasional.

3) Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa


pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara sehat jasmani dan
rohani, tahan derita dan tahan uji, selalu tegar menghadapi masalah, cekatan dalam
bertindak, berpendirian teguh, siap menanggung risiko, bertanggung jawab, serta
berani membela kebenaran dan keadilan.

4) Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan) dalam


berbagai hal. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara terbuka terhadap
perubahan, menerima dengan selektif budaya asing, menolak tegas kebudayaan asing

7
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, mengubah pola hidup dan
tingkah laku yang tidak sesuai dengan sendi-sendi kehidupan yang baik, serta selalu
bangga sebagai bangsa dan warga negara Indonesia.

5) Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negri maupun diluar negri. Budaya
merupakan harta suatu bangsa dan alangkah bagusnya apabila harta tak ternilai
tersebut dilestarikan.

8
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mahasiswa adalah kaum yang intelektual, kaum yang kritis dan memiliki
semangat yang kuat dalam bela negara, Semangat mahasiswa tersebut adalah Semangat
mengawal dan mengawasi jalannya reformasi dalam, selalu tertanam dalam jiwa setiap
mahasiswa. Sikap kritis akan tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali
untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah
mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan
sosial dan solidaritas kerakyatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/93012698/Upaya-Mahasiswa-dalam-Bela-Negara
http://cakrawala-net.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-pkn-bela-negara.html

10

Anda mungkin juga menyukai