Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan pb 4

Nama : Masrit Tuwondila

Nim : 17502035

Tugas : Bakteriologi

Pengertian Diagnosis

Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis dan kedokteran sebagai proses
untuk penentuan jenis penyakit dengan cara melihat dari gejala-gejala yang muncul. Dalam
dunia pendidikan, istilah “diagnosis” merupakan istilah yang relative baru. Sesuai dengan
pendapat Poerwadarminto yang mengatakan, “Diagnosis berarti penentuan sesuatu penyakit
dengan menilik atau memeriksa gejalanya. Istilah ini biasanya digunakan dalam ilmu
kedokteran”. dLm dunia pendidikan arti “diagnosis” tidak banyak mengalami perubahan,
yaitu diartikan sebagai usaha untuk mendeteksi, meneliti sebab-sebab, jenis-jenis, sifat-sifat
dari kesulitan belajar murid.

Diagnosis merupakan istilah teknis (terminology) yang kita adopsi dari bidang medis.
Menurut Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai:

a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang
dialami seorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya
(symptons)

b. Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau
kesalahan dan sebagainya yang esensial

c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau
fakta tentang suatu hal.

Dari ketiga pengertian tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa di dalam konsep
diagnosis, secara implicit telah tersimpul pula konsep prognosisnya. Dengan demikian, di
dalam pekerjaan diagnosis bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya
seta latar belakang dari suatu kelemahan tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu
upaya untuk meramalkan atau memprediksikan kemungkinan dan menyarankan tindakan
pemecahannya.

Menurut Harriman, “Diagnosis adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah
penyesuaian dari pola gejala-gejalanya”. Sama dengan istilah dalam dunia kedokteran,
diagnosis merupakan kegiatan untuk menentukan jenis penyakit dengan meneliti gejala-
gejalanya. Berdasarkan hal tersebut diagnosis merupakan proses pemeriksaan terhadap hal-
hal yang dianggap tidak beres atau bermasalah Sedangkan menurut Webster, diagnosis
diartikan sebagai proses menentukan hakikat daripada kelainan atau ketidakmampuan dengan
ujian dan melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta
untuk menentukan masalahnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diagnosis adalah upaya


menentukan penyakit atau kelemahan yang dialami seseorang melalui pengujian untuk
mendapatkan suatu keptusan yang saksama atas gejala-gejala tentang suatu hal.

Syarat Diagnosa

Pahami organisasi ialah sebagai sistem terbuka. Maksud dari sistem dalam Diagnosa
yang dalam “Whole compounded of several parts” (suatu keseluruhan yang tersusun atau
terbentuk dari beberapa bagian) An organized, functioning relationship among units or
components (hubungan-hubungan yang berlangsung di antara unit atau juga komponen
dengan secara teroganisir/teratur).

Ciri-Ciri Diagnosa

1. Kesederhanaan: Informasi yang digali tidak rumit, dipresentasikan oleh seorang


konsultan kepada klien dengan cara yang mudah untuk dipahami oleh klien

2. Kejelasan akan konsultan yang mampu dalam memilih dan juga dengan menggunakan
instrumen tolok ukur mengenai apa yang terjadi dalam suatu organisasi yang
menyebabkan lahirnya ketidakseimbangan

3. Keterlibatan multistakeholders mutlak juga perlu dilakukan.

4. Selain dari itu dengan melakukan identifikasi faktor-faktor Utama dengan tujuan
untuk dapat digunakan kumpulan variabel utama tanpa distorsi atau juga rekayasa
(key success factors).

5. Menyoroti juga faktor-faktor kritikal: critical factors analysis, tak terjebak pada faktor
periferal

6. Penumbuhan rasa urgensi yang memiliki arti menghasilkan kesadaran pada suatu
perubahan memang penting yang didukung oleh tiap-tiap pihak dengan tujuan untuk
dapat menghadapi berbagai tantangan organisasi

Jenis-Jenis Diagnosa

Dengan berdasarkan pendapat Salzmann (1950) yang membedakan diagnosis ini terdiri atas
5, sebagai berikut :

 Diagnosis Medis (Medical diagnosis)

Suatu diagnosis yang menetapkan bahwa keadaan normal atau dalam keadaan menyimpang
itu disebabkan oleh suatu penyakit yang membutuhkan pada tindakan medis / pengobatan.
 Diagnosis Ortodontik (Orthodontic diagnosis)

Diagnosis tersebut menetapkan keadaan normal atau juga kelainan disebut uga anomali
oklusi gigi-gigi (bukan penyakit) yang membutuhkan tindakan yakni rehabilitasi.

 Diagnosis Biogenetik (Biogenetic diagnosis)

Diagnosis terhadap kelainan oklusi gigi-geligi (maloklusi) dengan berdasarkan atas faktor-
faktor genetik atau juga sifat-sifat yang diturunkan (herediter) dari orang tua terhadap anak-
anaknya.

 Diagnosis Sefalometrik (Cephalometric Diagnosis)

merupakan diagnosis tentang oklusi gigi-geligi yang ditetapkan dengan berdasarkan atas
data-data pemeriksaan dan pengukuran pada sefalogram (Rontgen kepala). contohnya seperti
Maloklusi klas II Angle tipe skeletal.

 Diagnosis Gigi geligi (Dental Diagnosis)

Diagnosis ini ditetapkan sesuai atas hubungan gigi-geligi dengan berdasarkan hasil
pemeriksaan dengan secara klinis atau intra oral atau pemeriksaan terhadap model studi.

Manfaat Diagnosa

Dikemukakan oleh Suherman (2011) diagnosa ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya
sebagai berikut :

1. Untuk dapat menemukan atau mengidentifikasi kelemahan atau juga penyakit


(weakness, disease) apa yang dialami seseorang.

2. Untuk dapat menemukan karakteristik atau juga kesalahan-kesalahan dari gejala-


gejala atau faktatentang suatu hal.

3. Sebagai pertimbangan dalam upaya pengendalian penyakit di lapangan.

4. Juga Salah satu dari upaya untuk mencegah serta juga menanggulangi penyebaran
suatu penyakit atau wabah.

Teknik-teknik Diagnosis
Teknik-teknik tertentu harus digunakan dalam mendiagnosis kesulitan belajar.
Dikenal tiga jenis teknik diagnosis sebagai berikut:

a. Diagnosis general Diagnosis general dilakukan menggunakan tes komprehensif dan


jenis evaluasi prosedur lainnya. Penggunaan tes standar sangat efisien untuk mengukur
tingkat-tingkat pencapaian. Hasil tes ini berguna bagi guru dan siswa dalam mengukur
kemampuan matematika secara umum dan daerah mana yang kuat dan mana yang mungkin
membutuhkan pengajaran remedial.

b. Diagnosis analitik Diagnosis analitik didesain untuk mengidentifikasi daerah-


daerah pencapaian hasil belajar matematika yang belum dikuasai anak. Tes yang digunakan
adalah tes survey yang meliputi ranah subjek matematika. Tes ini mempunyai kelemahan
karena hanya mendiagnosis segmen sebuah topic matematika tertentu.

c. Sampel tes diagnosis Tes diagnosis matematika, misalnya dalam operasi bilangan
menyangkut kesalahan-kesalahan berhitung yang mungkin karena anak kurang mengerti,
kesalahan berpola, atau kurang teliti. Untuk mengidentifikasi kesalahan jenis mana, sebuah
soal harus meliputi paling kurang tiga aitem tes. Selanjutnya tes diagnosis harus mewakili
sampel ketrampilam matematika yang luas. Dengan menganalisis pekerjaan anak dan dengan
mewawancara dapat mengalokasika berbagai kesulitan belajar yang akan mendapatkan
remedial.

Ross dan Stanley menggariskan tahapan-tahapan diagnosis (the level og diagnosis) sebagai
berikut:

1. Who are the pupils having trouble? (siapa-siapa siswa yang mengalami gangguan?)

2. Where are the errors located? (Di manakah kelemahan-kelemahan itu dapat
dilokalisasikan?)

3. Why are the errors occur? (mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi?)

Anda mungkin juga menyukai