Anda di halaman 1dari 6

Nama : Masrit Tuwondila

Nim :17502035
Prodi : Biologi
Semestr : VI
No Hp :082196031103
Email :Masrittuwondila99@Gmail.Com

1) Cara kerja pankreas

Dalam pankreas terdapat reseptor yang dapat mendeteksi glukosa dalam darah. Jadi ketika
Anda makan sesuatu, pankreas melepaskan enzim pencernaan ke usus untuk memecah
makanan.

Ketika makanan dicerna, dan tingkat gizi dalam darah meningkat, pankreas memproduksi
insulin untuk membantu tubuh menyimpan glukosa. Sebaliknya, ketika kadar gula dalam
tubuh menurun pankreas memproduksi glukagon untuk mengambil glukosa dalam hati dan sel
otot dan didorong ke dalam darah.

Nah itu dia peran pankreas dalam mengontrol kadar gula darah dalam tubuh Anda. Oleh
karena itu jaga selalu kesehatan pancreas dengan pola makan sehat yang seimbang dan
tentunya mengurangi makanan dengan kadar gula yang tinggi. Semoga bermanfaat.

2) Sinar matahari mengandung vitamin D yang berperan penting untuk memelihara kesehatan
tubuh, terutama tulang. Lebih tepatnya, paparan sinar matahari diperlukan oleh tubuh untuk
membentuk vitamin D secara alami.

Ketika kulit terkena sinar matahari langsung, tubuh akan memproduksi vitamin D dengan
membakar kolesterol yang ada di sel kulit. Inilah sebabnya, paparan sinar matahari dalam
jumlah yang tepat dianggap sangat penting untuk menjaga kadar vitamin D dalam tubuh.

3) Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut:  

1. Kontraksi  

Oto mendapat rangsang ⇒ ujung saraf motorik akan melepaskan protein otot  berupa
asetilkolin ⇒ Asetilkolin menyebabkan terlepasnya ion Ca ⇒ aktin aktif ⇒ pemecahan ATP
⇒ miosin aktif ⇒ merangsang pembentukan aktomiosin ⇒ otot lebih pendek ⇒ otot kontraksi

2. Relaksasi  

Tidak adanya ransang lagi ⇒ berkurangnya ion Ca ⇒aktomiosin terurai ⇒ otot kembali ke
semula ⇒otot memanjang  
4) Mekanisme Pertukaran Gas Yang Terjadi Dalam Paru-Paru
Bernafas yaitu emngabil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-paru. Kemudian
arti yang lebih khusus adalah pertukaran gas yang terjadi didala sel dengan “lingkungannya”.
Pada pernapasan langsung, pengambilan udara pernapasan dilakukan secara langsung oleh
permukaan tubuh danj pada peranpasan tidak langsung adalah  melalui saluran pernapasan

Manusia bernapas secara tidak langsung, artinya udar pernapasan tidak bertdifusi langsung
melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungya difusi gas tersebut
terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru. Pernapasan atau pertukaran
gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan
pernapasan dalam (internal).

 Pernapasan Luar (Eksternal)

Pernapasan luar adalah pertukaran gas di dalam paru-paru. Sehingga berlangsung difusi gas
dari luar masuk kedalam aliran darah. Dengan kata lain, pernapasan luar adalah pertukaran
gas (O2 dan CO2) anatar udara dan darah.

Pada Pernapasan luar, darah kana keluar masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut
sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat () dengan persamaan reaksi seperti
berikut ini. Ketika karbon dioksida yang tinggal sedikit keluar dari dalam darah, maka terjadi
reaksi seperti di bawah ini.

Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah dapat mempercepat
reaksi. Ketika reaksi berlangsung hemoglobin melepaskan ion-ion hydrogen yang telah
diangkut; H Hb menjadi Hb. Hb merupakan singkatan dari haemoglobin, yaitu jenis protein
dalam sel darah merah. Selanjutnya hemoglobin siap untuk mengikat oksigen dan menjadi
oksihemoglobin. Untuk memudahakn penulisan Hb yang mengikat oksigen disingkat HbO 2.

Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu
CO2 meninggalakan darah dan O2 masuk ke dalam secara difusi. Terjadinya difusi O 2 dan
CO2 ini karena adanya perbedaan tekan parsial. Tekanan udara luar sebeasr 1 atm (760
mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru 760m mmHg. Tekanan parsial pada
kapiler darah arteri  100 mmHg, dan di vena 40mmHg. Hal ini emnyebabkan O 2 berdifusi dari
udara ke dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO 2 dalam vean 47 mmHg, teakan
parsial CO2 dalam arteri 41 mmHg dan tekan parsial dalam alveolus 40mmHg. Oleh karena
itu CO2 berdifusi dari darah ke alveolus.

 Pernapasan Dalam (Internal)

Pada pernapasan dalam (pertukaran gas didalam jaringan tubuh) darah masuk kedalam
jaringan tubuh, oksigen meninggalakan hemoglobin dan berdifusi masuk kedalam cairan
jaringan tubuh. Reaksinya sebagai berikut.

Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena
tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal ini
disebabkan  karena sel-sel secar terus menerus menggunakannya dalam respirasi

Perlu diketahui bahwa tekanan parsial O 2 pada kapiler darah 100 mmHg dan tekan parsial
O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon dioksida adalah
tinggi, karena karbon dioksida secara terus-menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tekanan
parsial CO2 dalam jaringan 60 mmHg dan dalam kapiler darah 41 mmHg. Peristiwa inilah
yang menyebabkan O2 dapat dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO 2 berdifusi ke luar
jaringan.

Dalam keadaan biasa tubuh kita menghasilkan 200 mL karbon dioksida per hari.
Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.

1. Sekitar 60-70 % CO2 diangkaut ke dalam bentuk ion bikarbonat ( ) oleh plasma darah,
setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi ion hydrogen (H+)
dan ion bikarbonat ( ). Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb,
sedangkan ion meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion dalam
eritrosit diganti oelh ion klorit.Perasamaan reaksinya sebagai berikut

2. Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karbosihemoglobin. Secara
sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut.Karbosihemoglobin disebut
pula karbominohemoglobin karena bagian dari hemoglobin yang mengikat CO2 adalah
gugus asam amino.Reaksinya sebagai berikut.

5) Sel darah merah memiliki komposisi paling banyak dalam darah manusia. Sel darah
merah berperan penting dalam sistem peredaran darah manusia, yaitu bertugas membawa dan
mengedarkan oksigen ke seluruh bagian tubuh manusia.
Sel darah merah disebut juga eritrosit. Kata “eritrosit” berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythros
yang berarti merah dan kytos berarti selubung sel darah. Eritrosit memiliki karakteristik fisik
berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Hemoglobin merupakan senyawa protein yang
mengandung zat besi.
Kita dianjurkan untuk banyak mengonsumsi bahan makanan yang banyak mengandung zat besi
untuk suplai sel darah merah, misalnya sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan beberapa buah
kering.
Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang berperan dalam mengikat oksigen. Ketika
dalam paru-paru, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap
oksigen, sehingga akan mengikat oksigen membentuk kompleks oksihemoglobin.

6) Faktor yang bisa mempengaruhi kecepatan rambatan impuls saraf, yaitu selaput myelin dan
diameter serabut saraf. Serabut saraf yang bermyelin akan mengalami depolarisasi pada nodus
ranvier sehingga terjadi lompatan potensial kerjaa, hal ini menyebabkan implus saraf lebih cepat
merambat.

7) Ginjal menjaga keseimbangan PH darah, dengan cara mengatur berapa banyak HCO3-


(bicarbonate) yang disekresikan atau diserap kembali. Penyerapan dari HCO3- (bicarbonate) ini,
akan seimbang dengan sekresi terhadap ion H+ (hydrogen).

8) Fungsi HCI :

- mengurangi jumlah mikroorganisme yang menyerang tubuh melalui mulut.

- merangsang sekresi getah usus

- mengaktifkan enzim yg dihasilkan oleh getah lambung.


Jika makanan yg masuk kedalam tubuh sedikit sedangkan kadar HCl dalam tubuh
berlebiha maka akan menyebabkan kerusakan selaput lendir lambung yang dapat
menyebabkan radang atau ulkus lambung yg lebih dikenal dengan sebutan maag.

9) Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan
suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh. Termostat rumah memantau
suhu dalam sebuah ruangan dan memicu mekanisme pemanas ( tungku ) dan mekanisme
pendingin ( AC ) sesuai dengan keperluan untuk mempertahankan suhu
ruangan seperti yang diinginkan. Demikian juga dengan hipotalamus, sebagai pusat
integrasi termoregulasi tubuh, menerima informasi aferen mengenai suhu di berbagai
bagian tubuh dan memulai penyesuaian – penyesuaian terkoordinasi yang sangat rumit
dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan untuk
mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari patokan normal. Hipotalamus sangat
peka. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0.01ºC.
Tingkat respon hipotalamus terhadap penyimpangan suhu tubuh disesuaikan secara
cermat, sehingga panas yang dihasilkan atau dikeluarkan sangan sesuai dengan
kebutuhan untu memulihkan suhu ke normal ( Sherwood, 1996 )
Untuk membuat penyesuaian – penyesuaian hingga terjadi keseimbangan antara
mekanisme pengurangan panas dan mekanisme penambahan panas serta konservasi
panas, hpotalamus harus terus menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan
suhu inti melalui reseptor – reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut
termoreseptor. 

10) Rangsangan Hipotalamik terhadap Menggigil

Terletak pada bagian dorsomedial dari hipotalamus posterior dekat dinding ventrikel
ketiga yang merupakan area pusat motorik primer untuk menggigil. Area ini
normalnya dihambat oleh sinyal dari pusat panas pada area preoptik-hipotalamus
anterior, tapi dirangsang oleh sinyal dingin dari kulit dan medulla spinalis.

Ketika terjadi peningkatan yang tiba-tiba dalam “produksi panas”, pusat ini teraktivasi
ketika suhu tubuh turun bahkan hanya beberapa derajat dibawah nilai suhu kritis.
Pusat ini kemudian meneruskan sinyal yang menyebabkan menggigil melalui traktus
bilateral turun ke batang otak, ke dalam kolumna lateralis medulla spinalis, dan
akhirnya, ke neuron motorik anterior. Sinyal ini tidak teratur, dan tidak benar-benar
menyebabkan gerakan otot yang sebenarnya. Sebaliknya, sinyal tersebut
meningkatkan tonus otot rangka diseluruh tubuh. Ketika tonus meningkat diatas
tingkat kritis, proses menggigil dimulai. Selama proses menggigil maksimum,
pembentukan panas tubuh dapat meningkat sebesar 4-5 kali dari

11. Karena meningkatnya hormon yang ada d dalam diri wanita lebih banyak dari pada hormon
laki-laki

12. proses rterjadinya zigot Jadi ketika dua sel kelamin bertemu, akan terbentuk zigot lalu zigot
akan mengalami perkembangan menjadi embrio, janin lalu akhirnya menjadi bayi yang dapat
tumbuh dewasa.
13. Perbedaan Sistem saraf dan Sistem endokrin

Sistem saraf Sistem endokrin

Dibentuk dari kumpulan sel neuron Dibentuk dari sekumpulan kelenjar

rata-rata transmisi sinyal adalah Impuls Bahan kimia yang disebut hormon adalah
elektrokimia sarana transmisi sinyal

Transmisi sinyal cepat tetapi fungsi tidak Sinyal transmisi lambat, tetapi fungsi yang
berkepanjangan tahan lama

Sel-sel yang saling berhubungan dan Organ seluruh sistem tidak terhubung
seluruh sistem secara kontinyu secara fisik namun mereka adalah diskrit

Menggunakan neuron untuk mengirimkan Menggunakan sistem peredaran darah


sinyal untuk mengirimkan sinyal

Persamaan

Dua sistem ini memiliki beberapa kesamaan, tercantum di bawah ini:

 Keduanya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis

 Homeostasis adalah keadaan “keseimbangan dalam”, keseimbangan stabil


dalam sistem kompleks organ dan jaringan manusia, yang ditentukan oleh
berbagai proses fisiologis. Baik sistem saraf maupun sistem endokrin
berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan itu.

 Mereka mengatur aktivitas sel lain, jaringan dan organ

 Sistem endokrin melalui hormon, saraf melalui sinyal listrik, keduanya


mendikte bagaimana bagian tubuh lainnya akan berfungsi.

 Keduanya diatur oleh mekanisme umpan balik negatif


 Tidak pernah ada baiknya memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon
atau neurotransmiter. Kekurangan atau kelimpahan mereka ditentukan oleh
berbagai penyakit atau obat-obatan.

 Keduanya mengandalkan senyawa kimia yang berbeda untuk mengirimkan


sinyal

Ini adalah kemiripan yang relatif samar, tetapi kedua sistem bergantung pada senyawa
kimianya, baik hormon dalam kasus sistem endokrin, atau neurotransmiter, dalam
kasus sistem saraf.

14. Salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor
untuk dideteksi dan diresepon oleh tubuh.

ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf yaitu

1. Reseptor adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yg
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.

2. Penghantar impuls dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung ( akson ). Pada serabut penghubung terdapat sel2 khusus yg
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.

3. Efektor adalah bagian menanggapi rangsangan yg tlh diantarkan oleh penghantar


impuls. Efektor yg paling penting pada manusia adalah otak dan kelenjar.

Anda mungkin juga menyukai