Anda di halaman 1dari 6

8.Jelaskan Homeostasis !

Pengertian
Homeostasis mengacu pada kemampuan tubuh manusia untuk mengatur lingkungan fisiologis
batin untuk memastikan nya stabilitas dalam menanggapi fluktuasi di lingkungan luar dan cuaca .
Hati, ginjal , dan otak ( hipotalamus , sistem saraf otonom dan sistem endokrin3 ) membantu
mempertahankan homeostasis . Hati bertanggung jawab untuk metabolisme zat beracun dan
mempertahankan metabolisme karbohidrat . Ginjal bertanggung jawab untuk mengatur tingkat
air darah , penyerapan kembali zat-zat ke dalam darah , pemeliharaan garam dan ion
tingkat dalam darah , regulasi pH darah , dan ekskresi urea dan permen lainnya.
Ketidakmampuan untuk mempertahankan homeostasis dapat menyebabkan kematian atau
penyakit , kondisi yang dikenal sebagai ketidakseimbangan homeostatis .
Misalnya, gagal jantung dapat terjadi ketika mekanisme umpan balik negatif menjadi kewalahan
dan destruktif mekanisme umpan balik positif mengambil alih. Penyakit lain yang hasil dari
ketidakseimbangan homeostatis termasuk.4 diabetes , dehidrasi , hipoglikemia , hiperglikemia ,
asam urat dan penyakit yang disebabkan oleh adanya racun dalam aliran darah . Intervensi medis
dapat membantu memulihkan homeostasis dan mungkin mencegah kerusakan permanen pada
organ .
faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis. Faktor-faktor
yang dipertahankan adalah :
1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi.
Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai
bahan bakar metabolic untuk menghasilkan energi. Energy kemudian digunakan untuk
menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk mempertahankan hidup.
2. Konsentrasi O2 dan CO2
Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak
mungkin energi dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO2 yang dihasilkan selama
reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus diseimbangkan dengan CO2 yang dikeluarkan
oleh paru, sehingga CO2 pembentuk asam ini tidak meningkatkan keasaman di
lingkungan internal.

3. Konsentrasi zat-zat sisa


Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-produk akhir yang berefek toksik bagi sel
apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.
4. pH.
Diantara efek-efek paling mencolok dari perubahan keasaman lingkungan cairan internal
adalah perubahan mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktifitas
enzim di semua sel.
5. Konsentrasi air,garam-garam, dan elektrolit-elektrolit.
Karena konsentrasi relative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel (lingkungan
internal) mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasi
keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak
dapat berfungsi secara normal apabila mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain
memiliki bermacam-macam fungsi fital lainnya. Sebagai contoh denyut jantung yang
teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstra sel yang relative konstan.
6. Suhu.
Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel akan
mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan yang lebih
buruk protein-protein structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu
panas.
7. Volume dan tekanan.
Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus dipertahankan pada
tekanan darah dan volume yang kuat agar penghubung vital antara sel dan lingkungan
eksternal ini dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.

Dalam mengatur faktor-faktor di atas, tubuh melalui berbagai sistem untuk mempertahankan
homeostasis. sistem-sistem yang merupakan kontribusi terpenting bagi homeostasis, yaitu :
1. Sistem Sirkulasi.

Merupakan system transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya zat gizi, O2, CO2,
zat-zat sisa,elektrolit, dan hormone dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya.
2. Sistem Pencernaan
Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap ke
dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga memindahkan air dan
elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. System ini mengeluarkan
sisa-sisa makanan yang tidak dicerna ke lingkungan eksternal melalui tinja.
3. Sistem Respirasi
Mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Dengan
menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, system respirasi juga
penting untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.
4. Sistem Kemih
Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui urine,
bersama zat-zat sisa selain CO2.
5. Sistem Rangka
Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. System ini juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang konsentrasinya
dalam plasma harus dipertahankandalam rentang yang sangat sempit. Bersama dengan
system otot,system rangka juga memungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan bagianbagiannya.
6. Sistem Otot
Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang homeostasis
semata-mata, sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi
bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk mengatur
suhu. Karena berada di bawah kontrol kesedaran, individu mampu menggunakan otot
rangka untuk melakukan bermacam gerakan sesuai keinginan. Gerakan-gerakan tersebut,
berkisar dari keterampilan motorik halus yang diperlukan, misalnya untuk menjahit

sampai gerakan-gerakan kuat yang diperlukan untuk mengangkat beban, tidak selalu
diarahkan untuk mempertahankan homeostasis.
7. Sistem Integument
Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegahcairan internal keluar dari
tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. System ini juga penting dalam
mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke
lingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan dengan
mengatur aliran darah hangat ke kulit.
8. Sistem Imun
Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing dan sel-sel tubuh yang telah menjadi
kanker. System ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan penggantian sel yang
tua atau cedera.

9. Sistem Saraf
Merupakan salah satu dari dua system pengatur atau control utama tubuh. Secara umum,
system ini mengontrol dan mengkoordinasikan aktifitas tubuh yang memerlukan respon
cepat. System ini sangat penting terutama untuk mendeteksi dan mencetuskan reaksi
terhadap berbagai perubahan di lingkungan internal. Selain itu, system ini akan
bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan
untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran, ingatan, dan kreatifitas.
10. Sistem Endokrin
Merupakan system kontrol utainnya. Secara umum, kelenjar-kelenjarpenghasil hormone
pada system endokrin mengatur aktifitas yang lebih mementingkan daya tahan (durasi)
daripada kecepatan. System ini terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat
gizi dan dengan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi
elektrolit lingkungan internal.
11. Sistem Reproduksi

System ini tidak esensial bagi homeostasis, sehingga tidak penting bagi kelangsungan
hidup individu. Akan tetapi, system ini penting bagi kelangsungan hidupsuatu spesies.

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan sistem kontrol untuk mempertahankan
homeostasis terbagi atas dua, yaitu :

1. Kontrol intrinsik
Kontrol intrinsik (local, intrinsic berarti di dalam) terdapat di dalam atau inheren bagi
organ yang bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang beraktifitas
menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2 untuk menghasilkan energy yang diperlukan
untuk menjalankan aktifitas kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2 meningkat di
dalam otot tersebut. Melalui kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah
yang mengaliri otot-otot tersebut, perubahan-perubahan kimiawi local tersebut
menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh terbuka lebar untuk mengakomodasikan
peningkatan aliran darah ke otot tersebut. Mekanisme local ini ikut berperan
mempertahankan kadar O2 dan CO2yang optimal di dalam lingkungan cair internal yang
mengelilingi sel-sel otot tersebut.
2. Kontrol ekstrinsik
Kontrol ekstrinsik (extrinsic berarti di luar), yaitu mekanisme pengatur yang dicetuskan
di luar suatu organ untuk mengubah aktifitas organ tersebut. Kontrol ekstrinsik berbagai
organ dan system dilaksanakan oleh system saraf dan endokrin, dua sistem kontrol utama
pada tubuh. Kontrol ekstrinsik memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus
untuk mencapai suatu tujuan bersama; sebaliknya, kontrol intrinsic berfungsi untuk
melayani organ tempat control tersebut bekerja. Mekanisme pengaturan keseluruhan yang
terkoordinasi penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamis lingkungan internal
secara keseluruhan.
Contoh, untuk memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai jika tekanan turun terlalu besar,
sistem saraf secara serentak bekerja pada jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh untuk

meningkatkan tekanan darah ke itngkat normal. Mekanisme kontrol homeostatik tubuh


terutama beroperasi berdasarkan prinsip umpan balik negatif. Umpan balik negative terjadi jika
suatu perubahan pada sebuah variabel terkontrol mencetuskan respon yang melawan
perubahan itu, sehingga variabel itu bergerak dengan arah yang berlawanan dengan perubahan
awal.
(Referensi : Fisiologi
Sherwood)

Anda mungkin juga menyukai