Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM SECTIO CAESAREA

(SC) DI RSU AGHISNA MEDIKA KROYA

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas

Disusun oleh :
1. SUPRIYATI 2. ARI SUNYOTO 3. EDY PRAYITNO 4. HABIBI 5. SUGIYATI
PAMUNGKAS

6. SRI UJIANTI 7. DANANG 8. NUR RAHMAH 9. EKO RIYANTO 10. ZUHER AMRI
JATMIKO

11. SITI SAMSIYAH 12. KHOERUL 13. PONIRAH 14. NUR ROKHIDAH 15. MACHRI AJI
ANWAR

16. RAGIL 17. DWI 18. AAN PERMADI 19. CICI NURITA 20. PARTINAH
ANDRIYANI ARIANTIKA

21. INDARYANTO 22. RINA 23. AFRIANA 24. SUMIYATI 25. RUNI PURWATI
FARIDAWATI EKASARI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KELAS REGULER B KELAS CILACAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
keperawatan medikal bedah sebagai tugas kelompok. Dalam Penyusunan tugas asuhan
keperawatan ini kami banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada teman-teman dan dosen yang telah memberikan pengarahan kepada kami.
Kami menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua Amin. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan para pembaca semua.

Cilacap, 20 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................. 1
Rumusan Masalah .......................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI
Pengertian....................................................................................... 2
Etiologi........................................................................................... 3
Patofisiologi ................................................................................... 4
Pathway .......................................................................................... 5
BAB III TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan .................................................................... 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................... 23
Saran .............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .……………………………………..………………… 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni & wahyu, 2013).
Post Partum merupakan periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Post partum
adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa
sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampaiorgan-
organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Kirana, 2015).
Sectio caesarea merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada
dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis
dilakukannya operasi sectio caesarea ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor
janin dan faktor ibu. Faktor janin meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan
letak janin, ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta,kelainan tali pusat dan
bayi kembar. Sedangkan faktor ibu terdiri dari usia, jumlah anak yang dilahirkan, keadaan
panggul, penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi lahir, ketuban pecah dini (KPD), dan
pre eklamsia (Hutabalian,2011).
Angka kejadian sectio caesarea di dunia pada tahun 2010 berdasarkan World
Health Organization (WHO) mencapai 10% sampai 15% per 1.000 proses persalinan. Di
negara maju angka persalinan sectio caesarea mencapai 15% dari sebelumnya 5% pada
tahun 2010. Sedangkan di negara berkembang seperti Kanada angka sectio caesarea
mencapai 21% dari seluruh persalinan (Husna, 2012). Di Indonesia angka kejadian sectio
caesarea dalam kurun waktu 20 tahun terakhir dari 5% menjadi 20% pada tahun 2010. Di
Jawa Tengah persalinan dengan sectio caesarea pada tahun 2010 sebesar 11,8% (Depkes,
2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Post Partum ?
2. Apa pengertian dan indikasi serta proses mengenai Sectio Caesarea ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan terhadap pasien post partum sectio caesarea?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian post partum
2. Untuk mengetahui pengertian dan indikasi serta peroses mengenai Sectio Caesarea
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan terhadap pasien post partum Sectio Caesarea.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Post Partum
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak, 2010). Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono, 2008:356).
Post Partum merupakan periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Post partum
adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa
sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampaiorgan-
organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Kirana, 2015).
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak, 2010). Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono, 2008:356).
Masa nifas atau masa peurperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira – kira 6-8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi seluruh alat genetal
baru pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu
kebidanan, 2007). Masa nifas (peurperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Masa nifas berlangsung selam kira-kira 6 minggu, wanita yang melalu periode
peurperium disebut peurpura. Nifas berlangsung selama 6 minggu, merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati,
2009).
Menurut referensi dari Prawirohardjo (2009:238), pembagian nifas di bagi 3
bagian, yaitu:
1. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu di perbolehkan berdiri dan berjalan.
Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6-8 minggu.
3. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu, bulan atau tahunan.

B. Pengertian Sectio Caesarea

2
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009). Sedangkan menurut
(Gulardi & Wiknjosastro, 2006) Sectio caesarea adalah tindakan untuk melahirkan janin
dengan berat badan di atas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh, dan
menurut (Mansjoer,2002) Sectio caesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin
dengan membuka dinding parut dan dinding rahim.

C. Etiologi
Menurut Manuaba (2002) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur
uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin
adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio
caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio sebagai berikut :
1. CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai
dengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan
secara normal. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang
membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalau oleh janin ketika
akan lahir secara normal. Bentukpanggul yang menunjukkan kelainan atau panggul
patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan normal sehingga
harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk
rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi
abnormal.
2. PEB (Pre-Eklamasi Berat) adalah kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi,
preeklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternatal dan perinatal paling
penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu
mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
3. KDP ( Ketuban Pecah Dini ) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartus. Sebagian besar ketuban pecah
dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu.
4. Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara sectio caesarea. Hal ini
karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada
kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah
letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
5. Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir
yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
6. Kelainan Letak Janin: Kelainan pada letak kepala
a. Letak kepala tengadah, bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemerikasaan
dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala
bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.
b. Presentasi muka, letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang
terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.
c. Presentasi dahi, posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi
terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasnya dengan
sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala.

d. Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan


kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal

3
beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki
sempurna, presentasi bokong tidak sempurna dan presentasi kaki.

D. Patofisiologi
Sectio caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas
500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan
tindakan sc yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak,
placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan
janin lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik aspek
kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dari aspek fisiologis yaitu
produk oxitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit,
luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan
antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah satu utama karena
insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman. Sebelum dilakukan operasi pasien
perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih
banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang
bayi lahir dalam keadaan upnou yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin
bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri
berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas
yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas
silia yang menutup. Anastesi ini juga mempengaruhi saluran pencarnaan dengan
menurunkan mobilitas usus. Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk
lambung akan terjadi proses penghancur dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian
diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas
yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan
menumpung dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sengat motilitas
yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin,
Mansjoer & Prawirohardjo, 2002).

4
E. Pathway

Panggul Sempit

Ketuban Pecah Dini Sectio Caesarea

Pre-Ekslamsia Berat

Luka Post Op

Jaringa Terputus Jaringa Terbuka

Merangsang Area
Proteksi Kurang
Sensorik

Gangguan Rasa Nyaman


Invasi Bakteri

Nyeri Akut
Resiko Infeksi

Gangguan Mobilitas fisik

intoleransi Aktivitas

5
BAB III

TINJUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM SC

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R
Tempat tanggal lahir : Cilacap, 13 Juni 1972
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Nusawungu rt 02 rw 06, Cilacap
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk RS : 07 Januari 2020
No. RM : 13-74-61
Diagnose Medik : G5P4A0 H 38 mg dengan Hydrocephalus

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. D
Tempat tanggal lahir : Cilacap, 20 Maret 1970
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Nusawungu rt 02 rw 06, Cilacap
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta

C. KELUHAN UTAMA
Nyeri pada luka post OP

D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Klien datang ke poli kandungan RSU Aghisna Medika Kroya pada tanggal 07 Januari
2020 pukul 07.30 WIB untuk memeriksakan kehamilannya. Setelah di USG dokter
menyarankan agar ibu segera dilakukan tindakan SC karena bayi dalam kandungannya
mengalami kelainan Hydrocephalus. Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh hasil
TTV, TD : 110 70 mmHg, N : 81 x menit, RR : 20x menit, S : 36,8°C, DJJ : 156 x
menit, SPO2 : 98%.

6
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.

F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
menular maupun menurun.

G. GENOGRAM

H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Klien mengatakan haid tidak lancer, tidak ada nyeri, tidak pernah minum obat pelancar
haid, menstruasi selama 3-5 hari.

I. RIWAYAT KB
Klien mengatakan sebelum hamil menggunakan KB suntik dan setelah operasi SC
klien melakukan sterilisasi.

J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU

No Tahun Tipe Penolon JK BB Keadaan Masalah


Persalinan g Lahir Bayi Kehamilan
Waktu
Lahir
1 1973 Normal Bidan P 2800 gr Hidup -
2 1978 Normal Bidan L 3100 gr Hidup -
3 1985 Normal Bidan P 3000 gr Hidup -
4 1990 Normal Bidan P 2900 gr Hidup -
5

K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI


1. Berapa kali periksa saat hamil
Klien mengatakan selama hamil rutin periksa di puskesmas tiap bulan dan USG 2x
2. Masalah kehamilan
Klien mengatakan tidak ada masalah selama hamil

L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Jenis persalinan : spontan (letkep̸̸ letsu) ̸ Tindakan (EF, EV)……

7
SC a ̸ i………………… Tgl ̸ jam : 8 Januari 2020 ̸ 11.23 WIB.
2. Jenis kelamin bayi : L ̸ P, BB ̸ PB : 2100 gram ̸ 39 cm A ̸ S 3 ̸ 5 ̸ 6
3. Perdarahan : 700 cc
4. Masalah dalam persalinan

M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


1. Pola Persepsi-Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan sering berkonsultasi dengan bidan terkait kehamilannya dan
rutin memeriksakan kandungannya ke puskesmas.
2. Pola Nutrisi-Metabolik
Klien mengatakan makan sehari 3x lengkap dengan nasi, lauk, sayur, dan buah,
minum ± 1800 ml.
3. Pola Eliminasi
Klien mengatakan belum BAB dan BAK setelah selesai operasi.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Klien mengatakan belum bisa beraktivitas secara mandiri, dengan bantuan
keluarganya.
5. Pola Kognitif Perseptual
Klien mengatakan merasa bahagia tetapi juga sedih karena tidak bisa melahirkan
anaknya secara normal.
6. Pola Istirahat-Tidur
Klien mengatakan hanya tidur 5 jam.
7. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Klien tampak kooperatif saat dilakukan tindakan oleh dokter dan bidan.
8. Pola Peran dan Hubungan
Klien mengatakan hubungannya dengan anggota keluarganya semakin dekat
terutama dengan suami dan anaknya.
9. Pola Reproduksi ̸ Seksual
Klien mengatakan tidak ada masalah tentang reproduksi.
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)
Klien mengatakan selalu meminta pendapat dari orang terdekat.
11. Pola Keyakinan dan Nilai
Klien mengatakan selalu beribadah sholat 5 waktu.

N. PEMERIKSAAN FISIK
Status obstetric : NH 0 P 5 A 0 Bayi rawat gabung : ya ̸ tidak

8
Jika tidak alasan : karena bayinya mengalami kelainan Hydrocephalus kongenital
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
BB ̸ TB : 70 kg ̸ 150 cm
Tanda vital
Tekanan darah 110 ̸ 70 mmHg Nadi : 81 x ̸ menit Suhu 36,8°C Pernafasan : 20 x ̸
menit
Kepala Leher
- Kepala : mesochepal, rambut bersih beruban, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
- Mata : bentuk simetris, konjungtiva anemis, sclera anikterik
- Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip
- Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis
- Telinga : simetris kanan kiri, bersih, tidak ada serumen
- Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
- Masalah khusus : tidak ada

Dada

- Jantung : tidak ada pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan, bunyi lup-dup
- Paru : vocal vremitus kanan kiri sama, tidak ada suara tambahan, bunyi sonor
- Payudara : bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
- Putting susu : menonjol
- Pengeluaran ASI : ASI belum keluar
- Masalah khusus : tidak ada

Abdomen

- Involusi Uterus
Fundus uterus : 2 jari dibawah pusat kontraksi(+) posisi………
- Kandung kemih
- Diastasis rektus abdominus…… cm…….. cm
- Fungsi pencernaan
- Masalah khusus

Perineum dan Genital

- Vagina : bersih
- Integritas kulit……edema…..memar…..ruptur…..hematom…..

- Perineum : utuh ̸ episiotomy ̸ rupture Tanda REEDA


R : kemerahan ya ̸ tidak

9
E : bengkak ya ̸ tidak
E : echimosis ya ̸ tidak
D : discharge serum ̸ pus ̸ darah ̸ tidak ada
A : approximate baik ̸ tidak
Kebersihan : bersih
- Lokia jumlah
Jenis ̸ warna
Konsistensi
Bau
- Hemorrhoid : derajat………….lokasi…………
Berapa lama……………….nyeri ya ̸ tidak
Masalah khusus : …………………..
Ekstremitas
- Ekstremitas atas : edema ya ̸ tidak
- Ekstremitas bawah
Edema ya ̸ tidak, lokasi : punggung kaki
Varises ya ̸ tidak, lokasi :
Tanda Homan : + ̸ -
Masalah khusus :

O. KEADAAN MENTAL
Adaptasi psikologis : taking in
Penerimaan terhadap bayi :
Masalah khusus :

P. KEMAMPUAN MENYUSUI

Q. OBAT-OBATAN

R. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

10
Layanan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Leukosit 21.84 X10^3 ̸ ul L. 3.8-10.6 P: 3.6-11.0
Erytrosit 4.79 X10^6 ̸ ul L. 4.4-5.9 P: 3.8-5.2
Hemoglobin 13.2 Gr ̸ dl L. 13.2-17.3 P: 11.7-15.5
Hematocrit 37.9 % L. 40-52 P: 35-47
MCV 79.1 Fl 82-98
MCH 27.6 Pq 27-32
MCHC 34.8 % 32-37
Trombosit 412 X10^3 ̸ ul 150-400

S. PROGRAM TERAPI

ANALISA DATA

11
Nama klien : Ny. R

Ruang : Mawar

TGL̸ JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI


DS : Nyeri akut Kondisi
pembedahan
- klien mengatakan
nyeri pada luka post
op, nyeri seperti
ditusuk-tusuk dan
terasa hilang timbul.
- Pengkajian nyeri :
O : 5 menit
P : nyeri terasa ketika
bergerak dan hilang
ketika ibu dian ̸
tenang
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan
di perut
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang
timbul

DO :

- Ekspresi wajah nyeri


- Sikap tubuh
melindungi
- Gelisah

DS : Gangguan Tindakan

mengatakan integritas kulit ̸ pembedahan


- Klien
gatal pada bagian jaringan
luka post op

DO :

- Tampak ada cairan,


pus dan darah pada

12
bekas jahitan
- Luka berwarna
kemerahan
- Lembab
DS : Menyusui tidak Tidak ada

mengatakan efektif keinginan untuk


- Klien
menyusui
belum ada keinginan
untuk menyusui
karena belum melihat
kondisi anaknya

DO :

- Klien tampak kurang


kooperatif terhadap
bayinya
- Kurangnya dukungan
keluarga
- ASI belum keluar
DS : Risiko infeksi Efek prosedur
invasif
- Klien mengatakan
ada darah dan cairan
pada area luka post
operasinya

DO :

- Leukosit 21.84
(normal 3.8-10.6)
-

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. R

13
Ruang : Mawar

TTD
No. Tujuan dan Hasil yang diharapkan
TGL/JAM Intervensi &
DP / Kriteria Hasil
Nama
08/01/ 2020 1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri ( I.
21.00 WIB keperawatan selama 2 x 24 jam 08238) :
diharapkan masalah keperawatan 1. Identifikasi
nyeri akut dapat diatasi dengan lokasi,
kriteria hasil tingkat nyeri ( L. 08066 ) karakteristik,
Skala durasi,
Indikator
A T frekuensi,
Keluhan nyeri 2 4
Meringis 2 4 kualitas,
Gelisah 2 4 intensitas nyeri
Indikator Skala :
2. Identifikasi
1 = Meningkat
skala nyeri
2 = Cukup Meningkat
3. Identifikasi
3 = Sedang
yang
4 = Cukup Menurun
memperberat
5 = Menurun
dan
memperingan
nyeri
4. Berikan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
5. Ajarkan teknik
nonfarmakolo
gis untuk
mengurang
rasa nyeri
6. Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
perlu
08/01/2020 2 Setelah dilakukan tindakan Perawatan pasca
21.00 keperawatan selama 2 x 24 jam seksio sesaria (I.

14
diharapkan masalah keperawatan 14567) :
gangguan integritas kulit/jaringan 1. Monitor tanda-
dapat diatasi dengan kriteria hasil tanda vital
integritas kulit dan jaringan ( D. 0192) 2. Monitor
Skala kondisi luka
Indikator
A T dan balutan
Kerusakan jaringan
Kerusakan lapisan kulit 3. Motivasi
Nyeri mobilisasi dini
Perdarahan
Indikator Skala : 6 jam

1 = Meningkat 4. Ajarkan

2 = Cuku Meningkat latihan cara

3 = Sedang ekstremitas,

4 = Cukup Menurun perubahan

5 = Menurun posisi, batuk


dan napas
dalam
08/01/2020 3 Setelah dilakukan tindakan Edukasi Menyusui ( I.
21.00 keperawatan selama 2 x 24 jam 12393 ) :
diharapkan masalah keperawatan 1. Identfikasi
menyusui tidak efektif dapat diatasi tujuan atau
dengan kriteria hasil status menyusui keinginan
(L. 03029) menyusui
2. Libatkan
sistem
pendukung :
suami,
keluarga,
Skala tenaga
Indikator
A T kesehatan dan
Perlekatan bayi pada
masyarakat
payudara ibu
Kemampuan ibu 3. Berikan
memposisikan bayi dengan konseling
benar menyusui
Tetesan/pancaran ASI 4. Jelaskan
Suplai ASI adekuat
Indikator Skala : manfaat

1 = Menurun menyusui bagi

2 = Cukup Menurun ibu dan bayi

3 = Sedang 5. Ajarkan 4

15
4 = Cukup Meningkat (empat) posisi
5 = Meningkat menyusui dan
perlekatan
(lacth on)
dengan benar
6. Aajarkan
perawatan
payudara
antepartum
dengan
mengkompres
dengan kapas
yang telah
diberikan
minyak kelapa
7. Ajarkan
perawatan
payudara
postpartum
(mis.
Memerah ASI,
pijat payudara,
pijat oksitosin
08/01/2020 4 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Area Insisi
21.00 keperawatan selama 2 x 24 jam ( I. 14558 ) :
diharapkan masalah keperawatan 1. Periksa lokasi
resiko infeksi dapat diatasi dengan insisi adanya
kriteria hasil kontrol resiko ( L. 14128 kemerahan,
): bengkak, atau
Skala tanda-tanda
Indikator
A T dehisen atau
Kemampuan mencari
eviserasi
informasi tentang faktor
2. Monitor proses
risiko
Kemampuan penyembuhan
mengidentifikasi faktor area insisi
risiko 3. Monitor tanda
Kemampuan melakukan dan gejala
strategi kontrol resiko inifeksi
Kemampuan menghindari

16
faktor risiko 4. Jelaskan tanda
Indikator Skala : dan gejala
1 = Menurun infeksi
2 = Cukup Menurun 5. Bersihkan area
3 = Sedang insisi dengan
4 = Cukup Meningkat pembersih
5 = Meningkat yang tepat
6. Usap area
insisi dari area
yang bersih
menuju area
yang kurang
bersih
7. Berikan salep
antiseptik, jika
perlu
8. Ganti balutan
luka sesuai
jadwal
9. Ajarkan cara
merawat area
insisi

IMPLEMENTASI

Nama :Ny.R

Ruang : Mawar

Waktu No Dx Implementasi Respon Paraf


Rabu 1 Mengidentifikasi Ds: pasien
08/01/202 lokasi, karakteristik, mengatakan nyeri
0 durasi, frekuensi, pada luka post op,
22.00 kualitas, intensitas nyeri seperti ditusuk-
nyeri tusuk, dengan skala
Mengidentifikasi nyeri 6 dan nyeri
skala nyeri terasa hilang timbul
Do: ekspresi wajah
pasien terlihat
kesakitan
22.10 1 Mengidentifikasi Ds: pasien
17
yang memperberat mengatakan nyeri
dan memperingan bertambah saat
nyeri bergerak dan akan
hilang ketika diam dan
tenang
Do: pasien tampak
berhati-hati dalam
bergerak
Kamis 2 Mengevaluasi dan Ds: -
09/01/202 mengobservasi tanda- Do: Hasil pemeriksaan
0 tanda vital pasien  TD:120/80
05.00 mmHg
 N: 76 x/menit
 S: 36 C
 RR: 20 x/menit

05.30 1 Memberikan terapi Ds: pasien


supositorial kaltrofen mengatakan masih
nyeri
Do: pasien tampak
meringis dan
memegang area luka
post op
06.00 2  Menyeka pasien Ds: pasien
 Memberikan mengatakan sudah
motivasi mobilisasi bisa miring kanan kiri
dini 6 jam namun masih terasa
 Mengajarkan latihan nyeri untuk miring
cara ekstremitas, kanan kiri
perubahan posisi, Do: pasien tampak
batuk dan napas lebih segar setelah
dalam diseka
07.00 1  Mengajarkan teknik Ds: pasien
non farmakologis mengatakan merasa
nafas dalam dan nyeri berkurang
relaksasi untuk setelah melakukan
mengurangi rasa terapi tersebut dari
nyeri pasien skala nyeri 6
berkurang menjadi

18
skala 5
Do: pasien tampak
lebih tenang
12.00 2  Mengevaluasi dan Ds: -
mengobservasi Do: Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital  TD:120/70
pasien mmHg
 N: 86 x/menit
 S: 36,4 C
 RR: 20 x/menit

13.00 1  Memberikan terapi Ds: pasien


supositorial mengatakan masih
kaltrofen nyeri
Do: pasien tampak
meringis dan
memegang area luka
post op
14.15 3  Mengidentifikasi Ds: pasien
tujuan atau keinginan mengatakan belum ada
menyusui pasien keinginan untuk
menyusui karena
belum melihat kondisi
anaknya
Do: pasien tampak
belum ada keinginan
menyusui
14.30 3  Memberikan Ds: pasien
konseling menyusui mengatakan
 Menjelaskan manfaat memahami apa yang
menyusui bagi ibu disampaikan perawat
dan bayi Do: pasien
menganggukan kepala
terlihat paham apa
yang sudah
disampaikan
18.00 1  Mengajarkan teknik Ds: pasien
non farmakologis mengatakan merasa
nafas dalam dan nyeri berkurang
relaksasi untuk setelah melakukan

19
mengurangi rasa terapi tersebut dari
nyeri pasien skala nyeri 5
berkurang menjadi
skala 4
Do: pasien tampak
lebih tenang
20.00 1  Memberikan Ds: pasien
dukungan kepada mengatakan bersedia
pasien untuk istirahat untuk istirahat
tidur Do: pasien tampak
lelah
Jum’at 2  Mengevaluasi dan Ds: -
10/01/202 mengobservasi tanda- Do: Hasil pemeriksaan
0 tanda vital pasien  TD:120/80
05.00 mmHg
 N: 80 x/menit
 S: 36,5 C
 RR: 20 x/menit
EVALUASI

Nama Klien : Ny. R

Ruang : Mawar

Tgl/Jam No. DP Perkembangan TTD&

(SOAP) Nama

S : Pasien mengatakan masih nyeri padaluka bekas post op, -


badan terasa kaku, belum menyusui anaknya
1
p : Nyeri (+) saat digerakan

q : Ditusuk tusuk

r : Bekas luka post op

s : Skala 6

t : Hilang timbul

O : KU : Composmentis

Pasien tampak meringis


Pasien tampak memegang area yang sakit

20
A : Nyeri belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Observasin ttv
Ajarkan mobilisasi
Ajarkan teknik nafas dalam

S : Pasien mengatakanmasih nyeri pada luka post op di


bagian perut

p : Nyeri (+) saat digerakan

q : Ditusuk tusuk
1
r : Bekas luka post op

s : Skala 4

t : Hilang timbul

O : KU : Composmentis

TTV : TD :120/80, N: 76, S: 36, RR: 20x/menit

A : Nyeri belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Observasi nyeri secara berkala


Anjurkan teknik relaksasi

S : Pasien mengatakan belum ingin menyusui bayinya


karena belum mengetahui kondisi bayinya

O : - Pasien tampak masih fokus pada diri sendiri

-KU: Composmentis

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Menjelaskan manfaat menyusui bagi bayi dan ibu


Motivasi pasien agar mau menyusui anaknya

21
3

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009). Sedangkan menurut
(Gulardi & Wiknjosastro, 2006) Sectio caesarea adalah tindakan untuk melahirkan janin
dengan berat badan di atas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh, dan
menurut (Mansjoer,2002) Sectio caesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin
dengan membuka dinding parut dan dinding rahim.
Menurut Manuaba (2002) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur
uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin
adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.

B. Saran
a. Bagi Institusi pendidikan
Makalah ini dapat dijadikan bahan salah satu refensi atau acuan pembelajaran bagi
para mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan sebagai salah satu media
pembelajaran
b. Bagi tenaga kesehatan

22
Makalah ini bisa dijadikan salah satu referensi dalam merawat pasien dengan penyakit
post SC.

DAFTAR PUSTAKA

23

Anda mungkin juga menyukai