Nama : Imaculada Maia Nahak Nim : 17013006 1. Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengn berhati-hati akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas. Seorang akuntan sebagai seorang anggota IAI berkewajiban untuk senantisa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalime Tanggung jawab etis seorang akuntan kepada : a. Publik : Contohnya : jika seorang akutan memeriksa atau mengaudit suatu kasus yang berkaitan dengan kepentingan publik, maka seorang akuntan tersebut harus dengan teliti dan profesional dalam menangani kasus tersebut dan menjaga kerahasiaan antara yg bersangkutan dan orang lain. b. Klien : Contohnya : menurut saya mungkin contohnya tidak jauh berbeda denan contoh dari tanggung jawab etis seorang akuntan kepada publik. c. Kolega : Contohnya: mungkin tidak jauh berbeda dengan contoh dari publik dan klien, terlepas dari itu walaupun mereka beteman dan seprofesi dengan temanya tersebut ia juga harus berhati- hati dan merahasiakan tentang kasus yang dia audit baik itu dari kliennya ataupun dari publik itu sendiri. 2. Dalam prinsip pertama dari AICPA adalah tentang respsobility yang mengharuskan adanya oral judgement karena Profesional judgement atau moral judgement diperlukan karena tidak adanya pengaturan yang baku atas suatu transaksi atau satuan akun, hanya diberikan pengaturan pada prinsip pengakuan, pengukuran dan penilaian. Sehingga akuntan diharapkan memiliki profesionalitas yang kuat, sedangkan untuk akuntan masa depan mereka diwajibkan tidak hanya sekedar mampu membuat laporan keuangan namun dia lebih dituntut untuk bisa memberikan judge yang kuat atas kasus-kasus akuntansi. Selain itu dari pihak auditor juga harus memiliki kecermatan dan kemahiran profesional, dan juga kemampuan berkomunikasi secara baik dengan pihak intern perusahaan guna mendapatkan informasi tentang alasan pemilihan metode akuntansi, karena terlalu banyak keputusan yang didasarkan profesional judgement. 3. Integritas seperti apa yang akan saya pertahankan apabila saya adalah seorang akuntan yaitu : saya akan konsistensi dalam tindakan, nilai-nilai, metode, langkah-langkah, prinsip, harapan, dari hasil yang saya pilih dengan berdasarkan etika profesi akuntansi dalam prinsip kejujuran dan kebenaran. 4. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Dan jika saya adalah seorang akuntan profesional sikap saya dalam menjaga independensi yaitu dengan melaksanakan proses audit, karena akuntan publik memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, saya sebagai auditor harus bersikap independen terhadap kepentingan klien, para pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu sendiri. 5. Skeptisisme profesional sendiri belum memiliki definisi yang pasti (Hurtt, 2003, dan Quadackers, 2009), namun dari definisi kata skeptisisme dan profesional tersebut, dapat disimpulkan bahwa skeptisisme profesional auditor adalah sikap auditor yang selalu meragukan dan mempertanyakan segala sesuatu, dan menilai secara kritis bukti audit serta mengambil keputusan audit berlandaskan keahlian auditing yang dimilikinya. Skeptisisme bukan berarti tidak percaya, tapi mencari pembuktian sebelum dapat memercayai suatu pernyataan (Center for Audit Quality, 2010).