Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDDIKAN PANCASILA

Perumusan dan Pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara NKRI

Disusun oleh:
Dian Ayu Palupi I1B020002
Dinda Rianty Anwar I1B020030
Harsanti Ratna H I1B020053
Putri Handoyo I1B020007
Riska Nurhidayani I1B020011

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Proses
Perumusan dan Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara NKRI”
tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari
Bapak Rifki Ahda Sumantri,S.Pd.I, M.Pd.I pada mata kuliah pendidikan
pancasila di Universitas Jenderal Soedirman. Penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang proses
perumusan dan pengesahan pancasila.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata


kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang dipelajari. Penulis menyadari bahwa pada
makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan diterima penulis demi kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 27 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ………………………………………. 2

DAFTAR ISI ………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………… 4

I. 1 Latar Belakang………………………………….. 4

I. 2 Rumusan Masalah………………………………. 4

I.3 Tujuan Penulisan………………………………… 4

BAB II ISI …………………………………………………… 5

II.1 Proses Perumusan Pancasila ..…………………. 5

II.2 Proses Pengesahan Pancasila ………………….. 8

BAB III PENUTUP………………………………………….. 11

III.1 Kesimpulan …………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Lahirnya pancasila sebagai dasar negara tidak semudah membalikan
telapak tangan banyak kendala dalam proses lahirnya pancasila. Hal ini yang
membuat proses lahirnya pancasila sebagai ideologi negara menjadi sejarah yang
penting untuk bangsa Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, yang
terdiri dari dua kata yaitu ‘’panca’’ yang artinya lima dan “sila” yang artinya
prinsip atau asas. Jadi pancasila merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara untuk seluruh masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang ada pada
pancasila memang telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum
lahirnya pancasila sebagai dasar NKRI. Pancasila bukan hanya sebagai ideologi
negara, pancasila juga merupakan filsafat hidup bangsa yang berasal dari nilai-
nilai luhur nenek moyang sebelum Indonesia berdiri. Lima sendi utama pancasila
ada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

I.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana proses perumusan pancasila sebagai dasar NKRI ?
2. Bagaimana proses pengesahan pancasila sebagai dasar NKRI ?

I.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Agar mengetahui proses perumusan pancasila sebagai dasar NKRI
2. Agar mengetahui proses perumusan pancasila sebagai dasar NKRI

4
BAB II

ISI

II.1 PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NKRI


Janji jepang membentuk BPUPKI direalisasikan, pada tanggal 29 april
1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Secara resmi BPUPKI
dilantik oleh jepang, dengan anggota 62 orang yang terdiri atas tokoh tokoh
bangsa indonesia dan 7 orang anggota dari perwakilan jepang. Ketua BPUPKI
adalah dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dengan 2 wakil yaitu Ichibangase
Yosio dan R.P Sueroso. BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali, satu kali
sidang resmi dan satu kali sidang tidak resmi
a. sidang resmi pertama tanggal 29 mei-1 juni 1945 membahas tentang dasar
negara. Sidang resmi kedua tanggal 10-17 juli 1945 membahas rancangan Undang
Undang Dasar
b. Sidang tidak resmi, dihadiri 38 orang bertujuan untuk membahas rancangan
pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yang di pimpin oleh anggota BPUPKI Ir.
Soekarno
Usulan mengenai dasar negara Indonesia merdeka dalam sidang pertama
BPUPKI secara berurutan di kemukakan oleh Muh. Yamin, Soepomo, dan Ir.
Soekarno. Pada tanggal 29 mei 1945 Mr. Muh. Yamin mendapat kesempatan yang
pertama mengajukan konsep dasar Negara Indonesia merdeka (secara lesan),
yaitu:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
kemudian beliau mengajukan lagi konsep dasar Negara yang disampaikan secara
tertulis, yaitu:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kebangsaan, persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab

5
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hilmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
pada tanggal 31 mei 1945, Soepomo menyampaikan pidatonya tentang dasar
negara. Menurut soepomo, dasar negara indonesia merdeka adalah:
1.Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan rumusan :
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau perikemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan social
5) Ketuhanan Yang maha esa
Pada akhir masa persidangan pertama, Ketua BPUPKI membentuk panitia
kecil yang bermggotakan 8 orang yang dipimpin oleh Ir soekarno. Panitia kecil ini
dibentuk untuk mengumpulkan usulan para anggota yang akan dibahas pada
sidang berikutnya. Setelah sidang Chuo Sangi In, panitia kecil mengadakan rapat
dengan 38 anggota BPUPKI untuk membentuk satu lagi panitia kecil yang
berjumlah 9 orang dikenal sebagai panitia sembilan, bertugas untuk menyelidiki
usul-usul mengenai perumusan dasar negara.
Sidang II BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10-16 Juli 1945. Dalam
sidang II BPUPKI, Panitia Sembilan melaporkan hasil rumusan dasar negara dan
Piagam Jakarta. Selanjutnya, membentuk tiga kepanitiaan, yaitu panitia hukum
dasar, panitia ekonomi, dan panitia bela negara. Panitia hukum dasar yang
diketuai Ir. Soekarno bertugas membahas rancangan undang-undang dasar negara.
Pada 14 Juli 1945, Ir. Soekarno menyampaikan hasil kerja panitia hukum dasar
berupa rancangan undang-undang yang terdiri atas tiga bagian, yaitu pernyataan
Indonesia merdeka, pembukaan undang- undang dasar, dan batang tubuh undang-
undang dasar.

6
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan dan digantikan dengan
PPKI atau Dokuritsu Junbi lnkai. Anggotanya berjumlah 21 orang yang dipilih
oleh Marsekal Terauchi. Akan tetapi, ditambah kembali 6 orang tanpa
sepengetahuan Jepang. PPKI bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Dalam pembicaraan antara Marsekal Terauchi, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan
Rajiman Wedyodiningrat di Dalat, Vietnam, pada 9 Agustus 1945, Jepang
menjanjikan akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia pada tanggal 24
Agustus 1945. Namun kondisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin
memburuk. Satu per satu wilayahnya mulai diambil alih oleh sekutu. Puncak
kekalahan Jepang adalah serangan Sekutu pada dua kota utama jepang. Pada 6
Agustus 1945, Kota Hiroshima dibom atom selanjutnya tanggal 9 Agustus 1945,
Kota Nagasaki dijatuhi bom atom. Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 tepatnya pukul 10.00 WIB Bangsa
Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia yaitu dengan dibacanya teks
proklamasi oleh Soekaro-Hatta. PPKI mengadakan perbahan UUD 195. Salah
satu alasan perubahan UUD 1945 adalah kondisi masyarakat Indonesia yang
majemuk. Oleh karena itu, demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, UUD
mengalami perubahan. Berikut perubahan dalam UUD 1945:
1. Pergantian kata Muqaddimah menjadi Pembukaan.
2. Kalimat Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
Pemeluk-pemeluknya diubah menjadi kalimat Ketuhanan Yang maha
Esa.
3. Kalimat menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab diubah
menjadi Kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Pasal 6 ayat (1) tentang persyaratan sebagai presiden Indonesia.
Semula berbunyi Presiden adalah orang asli dan beragama Islam
diubah menjadi Presiden adalah orang Indonesia asli.

Sidang I PPKI diadakan tanggal 18 Agustus 1945 dan menghasilkan keputusan


sebagai berikut :

a. Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar 1945


b. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai
wakil presiden.
c. Presiden dalam menjalankan tugasnya akan dibantu oleh Komite
Nasional Indonesia.

Dengan ditetapkannya UUD 1945 ( tanggal 18 Agustus 1945) oleh PPKI, artinya
ditetapkan juga pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia.

7
II.2 PROSES PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NKRI
Pancasila terdapat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1945 merupakan tanggal bersejarah bagi
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal itu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia disahkan, tepat satu hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Namun, satu hari sebelum pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia, terjadi peristiwa penting yang turut berpengaruh pada Pancasila kita
saat ini.
Sore hari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Moh. Hatta
menerima pesan dari seorang opsir, Nisyijima (seorang Angkatan Laut Jepang).
Pesannya berisi tentang perwakilan-perwakilan dari agama Protestan dan Katolik
di daerah-daerah yang keberatan dengan isi rumusan Pancasila (saat itu masih
bernama Piagam Jakarta) yang pertama yang berbunyi “Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Moh. Hatta yang saat itu menyadari bahwa pesan dari perwakilan agama
Protestan dan Katolik bisa menjadi pemicu perpecahan bagi bangsa Indonesia ke
depannya, langsung mengabarkan kepada opsir pembawa pesan tersebut bahwa
hal itu akan disidangkan pada sidang PPKI keesokan harinya (18 Agustus 1945).
Keesokan harinya, sebelum sidang BPUPKI dimulai, Hatta mengajak Ki
Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Kasman Singodimejo dan Teuku Hasan
untuk rapat pendahuluan. Mereka membicarakan pesan penting tentang keberatan
terhadap rumusan Pancasila Piagam Jakarta. Hasilnya, mereka sepakat agar
Indonesia tidak pecah, maka sila pertama (dalam rumusan Piagam Jakarta) diubah
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. (Pendidikan Pancasila Hakikat,
Penghayatan, dan Nilai-nilai dalam Pancasila,2015:63)
Hal ini relevan dengan ayat (1) dan (2) Pasal 29 UUD 1945. Jelaslah
bahwa ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila
dengan ajaran tauhid dalam teologi Islam. Jelaslah pula bahwa sila pertama
Pancasila yang merupakan prima causa atau sebab pertama itu (meskipun istilah
prima causa tidak selalu tepat, sebab Tuhan terusmenerus mengurus makhluknya),
sejalan dengan beberapa ajaran tauhid Islam, dalam hal ini ajaran tentang
tauhidus-shifat dan tauhidul-af’al, dalam pengertian bahwa Tuhan itu Esa dalam
sifat-Nya dan perbuatanNya. Ajaran ini juga diterima oleh agama-agama lain di
Indonesia. (Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila dengan Kelangsungan
Agama, 1980)
Demikianlah Pancasila disahkan, setelah melalui proses panjang dimulai
dari perumusannya, hingga mengalami sedikit perbaikan sebelum akhirnya benar-

8
benar sah menjadi dasar negara Indonesia. Indonesia ini beragam, maka sudah
sepatutnya pula dasar negara kita “meng-cover” seluruh keberagaman yang ada.
Pendapat Tokoh Indonesia terhadap Pancasila
▪ Soekarno
Soekarno memandang pancasila sebagai weltanschauung (world view) bangsa
Indonesia yang mencakup prinsip-prinsip kebangsaan, internasionalisme,
mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan.
▪ Soeharto
Memandang pancasila sebagai pandangan hidup yang bulat bagi bangsa Indonesia
yang harus di wujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
▪ Try Soetrisno
Beliau memandang pancasila sebagai sesuatu yang melekat dan menjadi landasan
berdirinya NKRI.
Nilai yang Terkandung dalam Sila Pancasila
Nilai-nilai Pancasila senantiasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh
rakyat Indonesia, baik dalam keyakinan maupun tingkah laku. Di antara bentuk
penerapannya adalah sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama masing-masing.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda sehingga terbina
kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


a. Mewujudkan persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.

3. Sila Persatuan Indonesia

9
a. Bangsa harus tetap menjunjung tinggi asas Bhineka Tunggal Ika.
b. Menolak paham yang menyimpang dari Pancasila
c. Memperjuangkan kepentingan nasional.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia.
e. Mengembangkan persatuan antar bangsa.

4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Dalam Kebijaksanaan


Permusyawaratan/ Perwakilan.
a. Mengakui dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
b. Meningkatkan partisipasi dalam proses pembangunan untuk
kemajuan bangsa Indonesia.
c. Mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi rakyat.
d. Menghormati perbedaan pendapat, menjamin kebebasan berserikat
dan berkumpul.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a. Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di
segala bidang kehidupan, baik materi maupun spiritual.
b. Seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan perlakuan yang adil
dalam bidang hukum, politik,sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

10
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
BPUPKI merupakan organisasi yang dibentuk oleh Jepang pada tanggal
29 April 1945. Ketua BPUPKI adalah dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat,
wakilnya Ichibangase Yosio ( Jepang ) dan R. P. Soeroso. BPUPKI mengadakan
sidang pertama pada 29 Mei – 1 Juni 1945. Para tokoh mengusulkan pendapat
tentang dasar negara, tokoh-tokoh tersebut ada Moh.Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir.
Soekarno. Yang mengusulkan dasar negara di beri nama pancasila adalah Ir.
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Setelah sidang pertama selesai, dibentuklah
panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Dalam sidang II BPUPKI, Panitia
Sembilan melaporkan hasil rumusan dasar negara dan Piagam Jakarta.
Selanjutnya, membentuk tiga kepanitiaan, yaitu panitia hukum dasar, panitia
ekonomi, dan panitia bela negara. Sidang II BPUPKI dilaksanakan tanggal 10-16
Juli 1945.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan dan digantikan oleh
PPKI yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Kondisi
Jepang semakin memburuk saat perang Asia Pasifik. Puncaknya ketika sekutu
menyerang dua kota utama Jepang yaitu Hirosima ( 6 Agustus 1945 ) dan
Nagasaki ( 9 Agustus 1945 ). Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada
sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00
WIB Bangsa Indonesia memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia yaitu dengan
dibacanya teks proklamasi oleh Soekarno-Hatta. Pada tanggal 18 Agustus 1945
PPKI melakukan sidang untuk mengesahkan naskah hukum dasar ( pancasila
sebagai dasar negara ). Pada sidang pertama PPKI rancangan UUD terdapat
perubahan pada sila pertama yang berbunyi “ ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Isi pancasila setelah perubahan :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia

11
DAFTAR PUSTAKA

Brata, Ida Bagus. 2017. Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa


Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP), 7(1).
https://mahasiswa.ung.ac.id
Kuat Puji Prayitno, dkk., (2016) Pendidikan Kewarganegaraan.
Purwokerto:Unsoed Press.
Rahchmawati,Dwi,Hesti.2017.Sejarah Indonesia. Jakarta :Erlangga.
Saputra, Lukman Surya. dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Jakarta :Erlangga.
https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/sejarah-perumusan-dan-lahirnya-
pancasila-811
Ardini, Anugrah Mutiara. 2017. PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Semarang.
Universitas Negeri Semarang. Dari http://masgun.blog.unnes.ac.id/wp-
content/uploads/sites/2821/2017/02/Anugrah-Mutiara-A.pdf
Zabda, Sutan. 2017. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Sebagai Dasar Falsafah
Negara. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 26(2), 106-114.
http://philosopheryn.blogspot.com/2014/01/kronologis-pancasila-sebagai-
dasar.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai