Anda di halaman 1dari 22

ETIKA, MORAL DAN

AKHLAK
Pengertian Akhlak
 Kata akhlak bentuk jamak kata khuluq, yang secara
etimologis berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabi’at.
 Dalam kamus Al-Kautsar, ilmu akhlak: ilmu
tatakrama. Jadi, ilmu akhlak ialah ilmu yang berusaha
untuk mengenal tingkah-laku manusia kemudian
memberi hukum/nilai kepada perbuatan itu bahwa ia
baik/buruk sesuai norma akhlak dan tata susila.
 Dalam The Encyclopedia of Islam ilmu akhlaq: ilmu
tentang kebaikan dan cara mengikutinya, tentang
kejahatan dan cara untuk menghindarinya
 Menurut Imam Ghozali, Akhlak : sifat yang tertanam
dalam jiwa yang dapat menimbulkan perbuatan dengan
mudah, tanpa pemikiran.
Al-Ghazaly menambahkan bahwa manusia memiliki
citra lahiriyah (khalq), dan citra batiniyah (khulq).
Khalq merupakan citra fisik manusia, sedangkan khulq
merupakan citra psikis manusia.
 Menurut Abdul Karim Zaidan, Akhlak: nilai dan sifat
yang tertanam dalam jiwa, dengan sorotan dan
timbangannya seseorang dapat menilai perbuatan baik
dan buruk, untuk kemudian memilih melakukan ataupun
meninggalkannya.
 Menurut Ahmad Amin, akhlak; membiasakan kehendak
Perbedaan akhlak, etika dan moral
 Perbedaan antara ketiganya terletak pada sumber
masing-masing.
 Akhlak bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah rosul
 etika sumbernya akal pikiran
 moral bersumber pada adat kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat.
 Walaupun sumbernya berbeda, namun kadang-kadang
ketiga istilah itu digunakan dengan makna yang sama,
dan bahkan dipertukarkan (interchangeable)
Syarat akhlak
 Dilakukan berulang-ulang
 Timbul dengan sendirinya
Karakteristik Akhlak Islamiyah
 Kebaikannya bersifat mutlak (al-hasanah al-
muthlaqah), yaitu kebaikan yang terkandung dalam
akhlak Islam merupakan kebaikan yang murni, baik
untuk individu atau untuk masyarakat, dalam
lingkungan, keadaan, waktu dan tempat apapun.
 Kebaikannya bersifat menyeluruh (al-hasanah al-
muraqabah), yaitu kebaikan yang terkandung di
dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat
manusia di segala zaman dan di semua tempat.
 Kebaikan yang bersifat tetap, langgeng dan mantap
(al-hasanah al-tsabitah), tidak berubah oleh
perubahan waktu dan tempat atau perubahan
kehidupan masyarakat.
 Pengawasan yang menyeluruh (syumuliyah al-
muraqabah), karena akhlak bersumber dari Allah,
maka pengaruhnya lebih kuat dari moral, etika,
ciptaan manusia, sehingga orang tidak berani
melanggarnya kecuali setelah ragu-ragu dan
kemudian akan menyesali perbuatan untuk
selanjutnya bertobat dengan sunguh-sungguh dan
tidak melakukan perbuatan salah lagi.
Induk-Induk Akhlak Terpuji

1. Sabar: suatu sikap seseorang dalam kualitas


kemampuan menahan diri dari nafsu-nafsu
duniawi dan menyerahkan diri kepada Allah
SWT
Macam-macam sabar;
- Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan
- Sabar dalam musibah
- Sabar melaksanakan ibadah
2. Tawakkal: berserah diri, mempercayakan diri
atau mewakilkan. Sedangkan menurut Istilah
tawakkal adalah mempercayakan diri kepada
Allah SWT dalam melaksanakan suatu rencana,
berstandar kepada kekuatan-Nya dalam
melaksankan suatu pekerjaan, berserah diri di
bawah perlindungan-nya pada waktu menghadapi
kesukaran.
Jadi dalam tawakkal terkandung tiga faktor
sekaligus yaitu ikhtiar, do’a dan menyerahkan
diri kepada Allah SWT.
3. Istiqomah: teguh pendirian atau keteguhan
berpegang kepada sesuatu yang diyakini
kebenarannya, dan ia tidak mau merubah
keyakinannya itu dalam keadaan apapun.
Induk-Induk Akhlak Tercela

1. Israaf: melampau batas (berlebihan) dapat diartikan


suatu tindakan yang dilakukan seseorang diluar
kewajaran atau kepatutan.
2. Tabdir: suatu perbuatan yang dilakukan seorang
dengan cara berlebih-lebihan atau menghambur-
hamburkan sesuatu karena kesenangan atau
kenikmatan sesaat.
3. Dengki: mengharap hilangnya nikmat dari
pemiliknya, terkadang ia ikut terlibat dalam usaha
pemusnahan nikmat itu.
Metode Peningkatan Kualitas
Akhlak
1. Loyal kepada Allah, Rasul-Nya dan Islam
2. Komitmen dengan jalan hidup Islam
3. Kesungguhan [Jiddiyah] dalam menjalani kehidupan
- Ijtihad (bersungguh-sungguh): berusaha dengan
mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk
mencapai suatu tujuan
- Tark al-hazl (meninggalkan sendau-gurau), yakni
mengerjakan suatu pekerjaan dengan tidak main-
main atau sia-sia.
4. Sikap toleran [tasamuh] dan memaafkan, toleransi itu
sinonim dengan lien (lemah lembut) dan tasahul (murah
hati)
5. Sikap moderat terhadap orang lain dan segala sesuatu;
Moderasi adalah pertengahan di antara dua sifat secara
kualitas, kuantitas, atau proporsional. Orang yang moderat
berarti orang yang berada di antara dua ekstremitas.
Moderasi (I'tidal) ini sifat terpuji yang berada di antara
ifrath dan tafrith atau di antara kencang (tasyaddud) dan
longgar (tasayyub). Allah telah menganugerahkan ni'mat-
Nya kepada umat Islam dengan dijadikannya sebagai
ummatan wasathan, yakni umat keadilan, pertengahan dan
kebaikan.
Metode Pencapaian Akhlak
 Takhalli, yakni mengosongkan diri dari sifat-sifat
yang tercela dan maksiat lahir batin. ->“at-takhalli bil
akhlaqis sayyiah” (mengosongkan diri dari sifat
tercela).
 Tahalli, yakni mengisi dengan sifat-sifat terpuji
(mahmudah) secara lahir batin. -> “attahalli bil
akhlaq alkarimah”
 Tajalli, yakni merasakan keagungan Alloh SWT. ->
“at-tajalli ila robbil bariyah” (merasa keagungan
Alloh Tuhan manusia).
Untuk mencapai metode tajalli, maka seseorang dituntut
untuk:
1. musyarathah (memperingati diri agar tidak berbuat
maksiat)
2. muqarrabah (mengawasi diri agar tidak berbuat
maksiat)
3. muhasabah (menghitung dan instrospeksi diri atas amal
yang dibuat)
4. mu’aqabah (menghukum diri jika melakukan
kesalahan),
5. mujahadah (bersungguh-sungguh tekun ibadah dan
mengekang hawa nafsu),
6. muatabah (menyesali diri tidak beribadah secara serius)
Ruang Lingkup Akhlak dalam
Realitas Kehidupan
1. Akhlak kepada Alloh menetapkan keharusan taat dan
patuh dalam beribadah kepada-Nya.
- Taqwa
- Syukur
- Cinta dan Ridlo
2. Akhlak kepada sesama manusia
a. Akhlak kepada rosul, seorang muslim haruslah
mencintai beliau melebihi cinta kepada yang lain,
mentaatinya, mengikutinya, dan menyampaikan
shalawat dan salam.
b. Akhlak pribadi Basis dari akhlak pribadi adalah akhlak
rosululloh, karena beliau adalah suri tauladan bagi setiap umat
Islam.
c. Akhlak dalam keluarga (orang tua, suami, istri, anak, sdr,).
Dalam struktur keluarga terdapat orang tua, suami, istri, anak,
dan saudara. Oleh karena itu akhlak dalam keluarga meliputi
birrul walidain, menempatkan kedudukan bibi /paman sejajar
dengan ayah dan ibu dalam kewajiban berbakti, menjaga
komunikasi yang baik dengan teman-teman dari ayah/ibu,
walaupun mereka berdua telah meninggal dunia,
mendoakannya, dan meneruskan sejarah perjuangan orang tua.
Akhlak suami istri adalah menjadikan kasih sayang sebagai
panglima dalam setiap pergaulannya tanpa harus menonjolkan
fungsi dan peran masing-masing, menafkahi lahir batin,
mendidik, menjaga kehormatan diri, harta, silaturrahim dengan
karib kerabat.
d. Akhlak kepada tetangga /teman, dengan
memuliakan dan menerima tamu, mendahulukan
kepentingan orang lain dan kepentingan bersama
daripada kepentingan sendiri, tidak menggosip,
tidak mencela dan meremehkan orang lain karena
setiap orang memiliki kekhususan dan spesifikasi
sendiri-sendiri.
e. Akhlak dalam kaitannya dengan eksistensi manusia
di berbagai bidang seperti pendidikan, social,
ekonomi, hukum, kebudayaan, politik maupun agama.
- Etika sosial-> menjunjung tinggi persamaan (QS Al-
Hujurot: 13) dan kebersamaan, keadilan social (QS
Al-Maidah:8; QS Al-An’am:152-153), keterbukaan
dan musyawarah (QS Ali Imran: 159; QS Az-
zariyat:8).
- Etika ekonomi-> kekayaan tidak hanya beredar di
kalangan tertentu (QS Az-zariyat:19), jika ada orang
Islam yang keluar dari agamanya karena kefakiran,
maka hal ini merupakan dosa kolektif.
- Etika politik Islam-> politik yang dibangun adalah
politik moral bukan politik kekuasaan, sehingga jabatan
merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan
secara moral Alloh dan publik.
Kepemimpinan dalam Islam tidak terletak pada Islam
yang formalistik tetapi pada Islam yang substansinya
pada aktualitas prinsip musyawarah, keadilan,
persamaan, dan kebebasan berfikir.
- Konsep dasar etika kebudayaan->proses kebudayaan
dari awal tidak boleh dilepaskan dari nilai-nilai akhlak.
Kebudayaan tercipta dalam rangka memperkaya rohani
dan mempertebal iman, bukan untuk aktualisasi diri yang
merefleksikan hawa nafsu sehingga mata, telinga, dan
hatinya tertutup yang akhirnya melahirkan
kecenderungan manusia melakukan kejahatan dengan
ilmunya.
f. Akhlak manusia dengan ciptaannya.
Tidak mempertuhankan produk ciptaan
manusia dan ia harus mampu
meletakkanya pada posisi sebagai alat,
yang sifatnya relatif, tidak mutlak.
g. Akhlak terhadap alam sekitar, menjaga
dan memelihara kelestarian alam
Hubungan Akhlaq dengan Tasawuf

Para ahli Ilmu tasawuf pada umumnya membagi Tasawuf


menjadi 3 :
A. Tasawuf Falsafi = pendekatan rasio atau akal pikiran. Seperti filsafat
tentang Tuhan, manuisa & Hubungan manusia dengan Tuhan
B. Tasawuf Akhlaqi = pendekatan akhlak yang terdiri dari
1. Takhalli ( mengosongkan diri dari akhlaq yang buruk),
2. Tahalli (menghiasinya dengan akhlaq yang terpuji),
3. Tajalli,( terbukanya dinding penghalang) yang membatasi manusia dengan
Tuhan.

C. Tasawuf ‘Amali = Pendekatan amaliah wirid, yang selanjutnya


mengambil bentuk tarikat.

Anda mungkin juga menyukai