Anda di halaman 1dari 7

Mini Program

“LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL


TEKNIK BEVAVIOR CONTRACT DALAM MENANGANI SISWA YANG BOLOS
SEKOLAH”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Praktikum BK Pribadi Sosial” Dosen

Pembimbing :

Drs. Martunis, M.Pd.

Evi Rahmiyati, S.Pd.,M.Ed.

Fitra Marsela, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :

Safinnatun Naza 1906104030025

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN AJARAN 2021


1. Rasional
Terdapat beragam pengertian bimbingan yang dikemukakan para ahli.
Diantaranya adalah pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Crow & Crow
(Prayitno dan Erman Amti, 2004: 94) yang menyatakan bimbingan adalah bantuan
yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian
yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk
membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan
hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
Pengertian tersebut menekankan bahwa bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap individu bertujuan agar individu tersebut memperoleh kemandirian dalam
membuat rencana dan keputusan serta dapat bertanggung jawab atas keputusan-
keputusan yang dibuat. Selanjutnya pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh
Bimo Walgito (2004:5), bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu ini dapat mencapai kesejahteraan hidup.
Bimbingan pribadi sosial merupakan salah satu bidang layanan bimbingan yang
ada di sekolah. Menurut pendapat Abu Ahmadi (1991:109) bahwa bimbingan pribadi
sosial adalah seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat menghadapi
sendiri masalah- masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian
pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan
kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan
masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya. Maksud dari pengertian
bimbingan pribadi sosial yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah bahwa
bimbingan pribadi sosial merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan
kepada peserta didik, agar mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah- masalah
pribadi dan sosial yang dialami secara mandiri.
Syamsu Yusuf (2006: 11), menyatakan bahwa bimbingan sosial-pribadi adalah
bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-
pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan
dengan sesama teman,dengan dosen, serta staf, permasalahan sifat dan kemampuan diri,
penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal
dan penyelesaian konflik. Inti dari pengertian bimbingan pribadi sosial yang
dikemukakan oleh Syamsu Yusuf adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk
menyelesaikan masalah sosial pribadi yang dialaminya seperti masalah hubungan sosial,
permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan
pendidikan dan masyarakat. Serta dapat menyelesaiakan konflik. Sesuai dengan tiga
pengertian ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan pribadi sosial
merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang yang ahli kepada individu atau
sekumpulan individu (siswa), dalam membantu individu mencegah, menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah pribadi dan sosial, seperti penyesuaian diri dengan
lingkungan. Sekolah merupakan tempat pendidikan bagi siswa untuk mengembangkan diri,
memperoleh pendidikan dan keterampilan. Sekolah mempunyai 3 (tiga) kawasan yang
semuanya mengacu pada perkembangan individu, tiga kawasan itu meliputi; kawasan
Pengajaran, pendidikan, dan pelatihan (Kosasih, 2010:17). Lebih lanjut Thomson (dalam
Mirkasa, 2004:17) menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu pengaruh lingkungan
terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang setia dalam
kebiasaan, pemikiran, sikap, dan tingkah laku pada diri siswa.
Masih adanya sebagian anak yang tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah,
terbukti masih adanya sebagian anak yang berperilaku membolos, sehingga perlu ada
sebuah tindakan. Dari sekian tindakan yang bisa dilakukan oleh guru pembimbing, salah
satunya adalah melalui layanan konseling individua teknik behavior contract.“Perilaku
membolos dapat diartikan sebagai anak yang tidak masuk sekolah dan anak yang
meninggalkan sekolah sebelum usai tanpa izin terlebih dahulu” (Supriyo, 2008: 113).
Perilaku membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa. Jika hal ini tidak
segera diselesaikan, maka dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Mengingat
bahwa kewajiban seorang siswa adalah mengikuti kegiatan belajar di sekolah, maka
perilaku membolos merupakan masalah penting yang harus segera diselesaikan.
Layanan konseling individu diberikan untuk mengurangi perilaku membolos
yang dilakukan oleh siswa-siswa di sekolah dengan menggunakan teknik behavior
contract (kontrak perilaku).Prosedur dalam memberikan layanan konseling kelompok
sama halnya dengan konseling kelompok pada umumnya, yang terdiri dari beberapa
tahap yaitu; tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap
pengakhiran. Membolos merupakan perilaku negatif yang dapat diubah oleh diri
individu sendiri.
Menurut Latipun kontrak perilaku (behavior contract) adalah persetujuan antara
dua orang atau lebih (konselor dan konseli) untuk mengubah perilaku tertentu pada
konseli. Konselor dapat memilih perilaku yang realistik dan dapat diterima oleh kedua
belah pihak. Setelah perilaku dimunculkan sesuai dengan kesepakatan, ganjaran dapat
diberikan kepada konseli. Dalam terapi ini ganjaran positif terhadap perilaku yang
dibentuk lebih dipentingkan dari pada pemberian hukuman jika kontrak perilaku tidak
berhasil. Kontrak perilaku (behavior contract) adalah perjanjian dua orang atau lebih
untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dan untuk menerima hadiah bagi tingkah
laku itu. Kontrak ini menegaskan harapan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi dan
konsekuensinya. Untuk menghindari kesalahpahaman, kontrak harus berisi pernyataan
tertulis yang menggambarkan secara tepat tingkah laku yang diharapkan. Di dalamnya
berisi tingkah laku yang harus dilakukan dan tingkat kriteria yang harus dicapai. Setelah
berdiskusi tentang kriteria, siswa harus memahami metode atau instrumen yang akan
digunakan untuk mengevaluasi. Kontrak tersebut juga harus mencakup jenis, jumlah, dan
metode reinforcement.
Dalam memberikan layanan konseling individual dengan teknik behavior contract,
konselor atau pemimpin kelompok membahas tentang perilaku membolos yang
dilakukan oleh anggota kelompok secara tuntas. Selanjutnya konselor dapat
memberikan format behavior contract kepada siswa atau anggota kelompok dan
mengadakan kesepakatan antara konselor dan konseli yang bertujuan untuk
mengubah perilaku konseli. Apabila konseli mampu mengubah perilakunya menjadi
lebih baik, yaitu dapat mengurangi frekuensi perilaku membolosnya menjadi lebih
sedikit atau bahkan tidak membolos lagi, maka konseli akan menerima reward
dari pihak yang telah disebutkan konseli dalam behavior contract yang telah
disepakati oleh dua orang atau lebih (konselor dan konseli). Reward yang dapat
diberikan kepada konseli misalnya hadiah sepatu, tas dan lain-lain
2. Deskripsi Kebutuhan
Penetapan kebutuhan peserta didik didasarkan pada hasil observasi.

PENGAMATAN OBSERVASI

1. Tujuan Observasi : Melakukan pengamatan terhadap siswa yang membolos.


Sumber data :
2. Observer : Safinnatun Naza
3. Observee : Hayatun Nufus ( Konseli )
4. Observasi ke :1
5. Pelaksanaan observasi :
a) Hari/Tanggal : Senin, 7 Juni 2021
b) Jam : 08.00 WIB
c) Alamat : Kota Langsa

Keterangan
1 Lokasi Lingkungan sekolah
2 Keadaan peserta didik dalam Dapat dilihat bahwa peserta didik
proses belajar (Nufus) sering meminta izin keluar kelas
dengan berbagai alasan kepada guru
mata pelajaran.
3 Keadaan peserta didik dalam Dapat dilihat bahwa peserta didik
mengikuti kegiatan di dalam (Nufus) sering tidak serius dalam
sekolah kegiatan sekolah seperti pada saat
ekstrakurikuler.
4 Catatan kehadiran peserta didik Dapat dilihat dari catatan kehadiran
peserta didik (Nufus) setiap minggu ada
yang absen/tidak hadir tanpa keterangan.
5 Catatan penilaian peserta didik Dapat dilihat dari catatan penilaian
peserta didik cukup baik namun adanya
penurunan dari semester sebelumnya.

3. Tujuan
Adapun tujuan umum dari konseling individual adalah untuk memfasilitasi
konseli melakukan perubahan perilaku, mengkonstruksi pikiran, mengembangkan
kemampuan mengatasi situasi kehidupan, membuat keputusan bermakna bagi dirinya dan
berkomitmen untuk mewujudkan keputusan dengan tanggung jawab dalam
kehidupannya. Rahcmat (dalam TUU Tulus, 2004:35) mengemukakan secara rinci
kegunaan disiplin bagi diri siswa, yaitu: (1) Memberikan dukungan bagi terciptanya
perilaku yang tidak menyimpang,(2) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan lingkungan, (3) Menjahukan siswa melakukan hal-hal yang dilarang
sekolah, (4) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar, (5) Perserta didik
belajar hidup dengan kebiasaan- kebiasaan yang baik, positif, dan bermafaat bagi diri dan
lingkungannya.
Dengan pemberian layanan konseling individual ini diharapkan siswa dapat
mematuhi peraturan atau siswa dapat berperilaku disiplin di sekolah. Menurut Lutfi
Fauzan tujuan Behavioral Contract adalah sebagai berikut: (1) Menciptakan kondisi-
kondisi baru bagi belajar (memperoleh tingkah laku baru). (2) penghapusan tingkah laku
maladaptif (3) memperkuat & mempertahankan tingkah laku yang diinginkan (4) tujuan
utama yaitu meningkatkan pilihan pribadi dan untuk menciptakan kondisi-kondisi baru
dalam belajar.
Dalam pelaksanaan pentingnya disiplin sekolah adalah untuk mendidik siswa agar
berperilaku sesuai dengan tata tertib dan aturan yang berlaku di sekolah. Masalah
kedisiplinan siswa menjadi sangat penting bagi kemajuan sekolah. Sekolah yang tertib
aturan akan menciptakan proses pembelajaran yang baik. Sebaliknya pada sekolah yang
tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda. Pelangaran-pelangaran yang terjadi sudah
menjadi barang biasa, Apabila kondisi sudah demikian, maka cara memperbaiki keadaan
akan tidak mudah. Hal ini diperlukan proses pembelajaran aturan yang berlaku di sekolah
merupakan penerapan disiplin siswa, yaitu disiplin dalam berpakaian, kehadiran,
pengaturan waktu belajar, dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Salah satu upaya
agar dilaksanakan oleh siswa adalah dengan pemberian layanan konseling dalam hal
fungsi pencegahan dan pengetasan.

4. Komponen Layanan
Kegiatan program bimbingan dan konseling dalam mengentaskan masalah peserta
didik yang suka membolos di sekolah maka diberikan layanan responsif menggunakan
strategi konseling individual.
1) Layanan Rensponsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami
permasalahan dan harus segera dibantu. Jika tidak maka akan menimbulkan
gangguan dalam proses pencapaian tugasnya. Layanan ini bertujuan untuk
membantu memenuhi kebutuhan bagi siswa yang mengalami hanbatan dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Adapun strategi layanan layanan
responsif dalam BK bersifat kuratif yang digunakan adalah konseling individual,
kelompok, dan konsultasi.
5. Bidang Layanan
Bidang layanan pada bimbingan dan konseling meliputi bimbingan pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Berdasarkan assessment kebutuhan yang dilakukan, maka bidang
layanan yang akan diberikan adalah layanan konseling indivdiual dalam menangani siswa
yang bolos sekolah.
6. Rencana Operasional ( Terlampir )
7. Pengembangan RPLBK ( Terlampir )
8. Evaluasi, Pelaporan, Tindak Lanjut.
a. Evaluasi

Melakukan evaluasi program layanan yang telah diberikan pada peserta didik
mengenai pengentasan masalah peserta didik yang sering membolos sekolah. Pemberian
layanan konseling individual dengan teknik behavioral contract mampu mengentaskan
dan membantu peserta didik agar lebih disiplin dan bertanggung jawab.

b. Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan program layanan BK yang telah diberikan kepada


peserta didik mengenai pengentasan masalah peserta didik yang sering membolos
sekolah. Setelah diberikan layanan konseling individual dengan teknik behavioral
contract peserta didik diharapkan mampu bertanggung jawab dan berkomitmen dengan
kontrak-kontrak yang sudah disepakati.

c. Tindak Lanjut

Memberikan upaya tindak lanjut kepada peserta didik berkenaan dengan masalah
siswa yang sering membolos sekolah. Setelah diberikan layanan konseling individual
dengan teknik behavioral contract, peserta didik diharapkan agar tidak mengulangi
kesalahannya dan menyadari bahwa pentingnya pendidikan serta memprioritaskan pendidikan
dalam dirinya.

Anda mungkin juga menyukai