Anda di halaman 1dari 12

entrepreneurship FH-UP

ORGANISASI USAHA
PERTEMUAN KE 13.

Dalam menjalankan usaha sangat perlu dibentuk suatu wadah untuk


mengakomodir segala aspek yang berkaitan dengan pengoperasian usaha tersebut
serta kepentingan-kepentingan yang lainnya. Sangat mendasar sekali kiranya
kebutuhan akan dibentuknya suatu organisasi usaha untuk hal tersebut. Adapun
bentuk organisasi usaha dapat berupa suatu badan hukum yang tentunya akan
disesuaikan dengan keinginan dan kepentingan dari pemilik usaha itu sendiri.
Sebagaimana telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya bahwa badan usaha
yang akan didirikan mempunya bermacam-macam bentuk bisa Firma, CV, PT atau
bahkan UD. Pada intinya wadah yang merupakan perusahaan itu harus bisa
digunakan untuk melaksanakan fungsi organisasi yang dibutuhkan dalam
menjalankan dan mengembangkan usaha itu.

Organisasi yang didirikan pada dasarnya digunakan sebagai sarana


untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah disepakati bersama agar lebih
efisien dan efektif dengan tindakan yang dilakukan bersama-sama dengan
penuh rasa tanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan apabila para pengurus dan
anggota organisasi mengerti dan memahami dengan benar tentang organisasi.
Karena, organisasi tersebut dapat dipandang sebagai wadah, sebagai proses,
sebagai perilaku dan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Namun,
pendefinisian organisasi yang banyak dilakukan oleh para ahli sekurang-
kurangnya mempunyai unsur-unsur adanya manusia atau orang-orang yang
bekerjasama, adanya kerjasama itu sendiri, dan adanya tujuan organisasi yang
telah disepakati. Dalam konteks kewirausahaan ini tentunya tujuan dari
organisasi tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan materiil yang besar.

A. TEORI ORGANISASI

Terdapat banyak ahli yang memberikan pengertian atau definisi


perihal organisasi ini, diantaranya adalah :
 Dessler (1985) berpendapat bahwa :
Organisasi dapat diartikan sebagai pengaturan sumber daya dalam suatu
kegiatan kerja, dimana tiap-tiap kegiatan tersebut telah disusun secara
sistematika untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pada organisasi
entrepreneurship FH-UP

tersebut masing-masing personal yang terlibat didalamnya diberi tugas,


wewenang dan tanggung jawab yang dikoordinasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Dimana tujuan organisasi tersebut dirumuskan secara
musyawarah sebagai tujuan bersama yang diwujudkan secara bersama-sama.

 Dimock (1960) mendefinisikan organisasi sebagai berikut:


Organisasi adalah perpaduan secara sistematika daripada bagian-bagian yang
saling ketergantungan berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan).

 Raymond E. Miles (1975) mengatakan bahwa, organisasi tidak lebih


daripada sekelompok orang yang berkumpul bersama di sekitar suatu
teknologi yang dipergunakan untuk mengubah input-input dari lingkungan
menjadi barang atau jasa-jasa yang dapat dipasarkan.

 Sondang P. Siagian, mendefinisikan organisasi ialah setiap bentuk


persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah
ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang
yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan
bawahan.

 Pradjudi Armosudiro mengatakan organisasi adalah struktur pembagian


kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai tujuan tertentu..

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada


yang sesuai sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi
pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
(uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan
entrepreneurship FH-UP

lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan organisasi.

Dalam konteks kewirausahaan, perihal organisasi selalu terkait erat


dengan pegelolaan suatu usaha atau manajemen. Pada hakikatnya antara
manajemen dan organisasi merupakan dua hal yang saling terkait satu sama
lainnya atau tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat diartikan bahwa manajemen
merupakan bagian dari organisasi demikian juga organisasi juga merupakan
bagian dari manajemen. Dalam teori yag ada, bahwa manajemen merupakan
alat untuk mencapai tujuan, sedangkan organisasi merupakan tempat utuk
mencapai tujuan itu.
Manajemen juga diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui
orang lain, dan diartikan pula sebagai proses dari perencanaan, peng-
organisasian, pelaksanaan dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan.
Proses untuk mencapai tujuan tersebut kemudian ditungakan menjadi fungsi
manajemen. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen adalah
sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan (Planning) :


Pengertian perencanaan/planning adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk menentukan arah yang akan ditempuph dan kegiatan2 yang
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan ingin diraih. Perencanaan
merupakan cara terbaik dalam mengejar dan membuat tujuan perusahaan
dapat tercapai karena perencanaan merupakan proses bagian dari fungsi
manajemen yang penting karna tanpa perencanaan fungsi-fungsi
manajemen berikutnya tidak dapat berjalan. Dalam proses ini ditentukan
tentang apa yang harus dilakukan, kapan mulai dikerjakan, bagaimana
melakukannya, dengan cara apa dilaksanakannya, siapa yang akan
melakukan pekerjaan itu.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


Pengertian pengorganisasian/organizing adalah proses mengelompokkan
berbagai kegiatan dalam unit-unit atau membagi suatu kegiatan besar
menjadi suatu kegiatan-kegiatan kecil, dengan tujuan agar tertata dengan
jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta mengatur
hubungan kerja yang baik antara unit-unit sesuai bidangnya masing-
entrepreneurship FH-UP

masing. Dalam proses ini akan terbentuk suatu struktur organisasi yang
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Struktur organisasi hendaknya dapat memberikan fasilitas bagi
pengembangan dan pencapaian tujuan jangka panjang dan sekaligus efisien
dalam operasionalisasi tugas-tugas jangka pendek. Perlu diingat bahwa
bentuk struktur organisasi tidak permanen sepanjang waktu, karena
perubahan akan selalu terjadi seiring dengan perubahan lingkungan dari
organisasi tersebut.
Setiap organisasi haruslah mempunyai struktur yang jelas dan harus dapat
mengambarkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing
unit/bagian agar mempermudah perusahaan dalam melakukan
pengendalian. Struktur organisasi juga ditentukan berdasarkan tujuan
organisasi sehingga seluruh tugas, hubungan antar tugas, batas wewenang
dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut
sedemikian rupa dapat mencapai tujuan organisasi.

3. Fungsi Pelaksanaan/Menggerakkan (Actuating) :


Dalam fungsi ini yang merupakan suatu proses bagaimana menjalankan
suatu organisasi, keberadaan dan peran pimpinan (manager) sangatlah
penting dalam rangka memberikan pengarahan, petunjuk, motivasi dan
perintah kepada bawahannya (karyawannya) sehingga segala pekerjaan
selalu berpedoman pada rencana yang telah disusun sehingga hasil
pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana dan tujuan yang ada.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling) :


Pengawasan merupakan suatu proses dalam rangka mengukur dan menilai
pelaksanaan pekerjaan yang sedang atau telah dilakukan oleh unit-unit
apakah sudah sesuai dengan apa yang direncanakan. Apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut terjadi suatu penyimpangan maka akan
dapat segera atau dikendalikan sesuai dengan yang telah direncanakan. Hal
ini juga untuk menghindari kegagalan agar tujuan atau target yang
ditetapkan dapat dicapai.
entrepreneurship FH-UP

Seperti dikatakan oleh beberapa ahli di atas bahwa di dalam organisasi ini
terdapat sekelompok orang yang dilibatkan dan terdapat pula pembagian-
pembagian kerja, maka di dalam setiap organisasi harus memiliki struktur
yang jelas karena di dalam struktur organisasi menggambarkan tugas,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian.

Penentuan jenis dan bentuk organisasi disesuaikan dengan bidang


usaha yang dijalankan, disesuaikan dengan kebutuhan organisasi itu sendiri,
tujuan perusahaan serta efisiensi dan efektifitasnya.
Secara umum, organisasi dibedakan menjadi dua macam :
1. Bentuk organisasi yang ditinjau dari jumlah pimpinan puncak dapat
dibedakan :
a. Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak satu orang, misalnya
perusahaan perseorangan.
b. Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih dari satu orang atau
dewan, misalnya perseroan terbatas atau firma.
2. Bentuk organisasi berdasarkan hubungan wewenangnya dibedakan menjadi:
a. Wewenang lini adalah wewenang yang menimbulkan tanggung jawab
atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan;
b. Wewenang staf adalah wewenang yang membantu agar orang yang
mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai
tujuan-tujuan perusahaan;
c. Wewenang fungsional adalah wewenang yang diberikan kepada
seseorang atau departemen untuk dapat meng-ambil keputusan mengenai
hal-hal yang berada di departemen yang lain.

Penentuan jenis organisasi yang akan dipilih harus dilakukan dengan


berbagai pertimbangan. Penentuan bentuk organisasi yang tidak dilakukan
dengan pertimbangan tepat akan berakibat fatal bagi perkembangan dan
kemajuan perusahaan.
Berikut ini beberapa aspek yang menjadi pertimbangan untuk
menentukan bentuk organisasi yang sesuai dan tepat :
1) Tujuan dan bentuk badan usaha perusahaan
entrepreneurship FH-UP

Pendidikan perusahaan biasanya memiliki tujuan tertentu dan bentuk


badan usaha tersendiri. Hal-hal ini akan memengaruhi bentuk organisasi.

2) Jumlah tenaga kerja


Jumlah tenaga kerja yang kita miliki biasanya berkaitan erat dengan
jumlah aktivitas usaha.
3) Jumlah aktivitas
Jumlah aktivitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melakukan
kegiatan. Semakin banyak kegiatan, maka rentang kendali yang
dibutuhkan banyak dan jangkauan atau cabang yang dimiliki pun luas.
4) Fleksibilitas
Kemungkinan perusahaan untuk berkembang ke depan juga perlu
dipikirkan secara matang.
5) Efisiensi
Agar perusahaan dapat bekerja maksimal, perlu dipikirkan efisiensi
biaya yang akan dikeluarkan. Besarnya organisasi yang dibentuk akan
berpengaruh terhadap biaya yang akan dikeluarkan.

B. KEPEMIMPINAN

Leadership atau kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk


mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian
kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen,
bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.
Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing orang
namun tidak semua orang dapat memanfaatkannya dengan baik, tepat dan
benar. Sifat kepemimpinan ini dapat dipelajari dan dilatih bahkan ada suatu
perusahaan yang memberikan jasa pelatihan menjadi seorang pemimpin.
Ada pemimpin yang disukai oleh bawahannya, mudah mengarahkan
sekelompok bawahan itu, dipercaya oleh mereka, segala perintahnya
dilaksanakan, bahkan kebiasaan-kebiasaannya diikuti oleh bawahannya.
entrepreneurship FH-UP

Adapula pemimpin yang tidak disukai oleh bawahannya, atau ia tidak senang
pada bawahannya, ia selalu curiga dengan karyawannya, tidak dapat
mendelegasikan pekerjaan kepada bawahan, dan sebagainya.
Sebagai entrepreneur atau wirausahawan harus mempunyai watak
sebagai pemimpin yang baik. Sebagai pemimpin yang baik tentunya harus dapat
memberikan pengarahan dan petunjuk kepada bawahannya, secara tepat
memberikan tugas atau pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan kemampuan
dan kepiawaian mereka, bisa memberikan motivasi kepada bawahan agar
mereka selalu dengan penuh tanggung jawab melaksanakan tugas-tugasnya,
pemimpin yang baik harus dapat menerima kritik dan saran, dia harus bersifat
responsif, tanggap terhadap akibat dari adanya suatu kejadian dan sebagainya.

Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan


pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki
‘kepemimpinan’, sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan
tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti
yang sebenarnya.

1. Teori-teori Kepemimpinan.
Ada dua macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya kemampuan
seseorang untuk menggerakan orang-orang lain dalam bekerja sama untuk
mencapai tujuan, yaitu :

a. Teori Genetik (pembawaan sejak lahir).


Di masa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat menjadi
pemimpin karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di
kalangan bangsawan. Lihat misalnya dalam ceritera pewayangan:
Mahabarata, Ramayana, Panji, dan sejarah kerajaan-kerajaan hindu dan
islam di Indonesia.
Dalam hal ini hanyalah keturunan raja saja yang dapat menggantikan
kedudukan ayah atau orang tuanya untuk memerintah sebagai seorang
pimpinan. Sebaliknya jika orang tuanya bukan atau tidak pernah menjadi
pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi
pemimpin.
Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.

b. Teori Sosial.
entrepreneurship FH-UP

Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya diperoleh


berdasarkan keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi
masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua
orang dapat saja menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang
cukup dapat dikembangan melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan
tergantung pula akan ada tidaknya kesempatan serta iklim yang
memungkinkannya menjadi pemimpin. Teori sosial ini sekarang lebih
banyak dipakai karena lebih sesuai dengan alam demokrasi dan tuntutan
hak-hak asasi manusia.

2. Aspek –aspek Kepemimpinan


Pada umumnya dikenal dua aspek kepemimpinan, yaitu aspek internal dan
aspek eksternal yang sekaligus harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu:
a) Aspek internal, adalah pandangan seorang pemimpin ke arah masalah
masalah ketata-lembagaan yang meliputi: keadaan, gerak tuntutan, dan
tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Terhadap aspek internal ini harus diperhatikan bahwa :
(1). Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus menyeluruh;
(2).Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan
tegas;
(3) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan
dilaksanakan dengan baik; dan
(4) Hubungann dengan bawahan harus terbina baik sehingga mudah
mendapatkan dukungan dan menggerakan mereka.
b) Aspek eksternal atau aspek politik, adalah pandangan seorang pemimpin
yang diarahkan ke luar organi-sasi untuk melihat perkembangan situasi
masyarakat.

3. Tugas-tugas kepemimpinan.

Tugas pokok seorang pemimpin sebenarnya telah jelas yaitu melaksanakan


fungsi-fungsi managemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang
terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan
mengawasi.
Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan
seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya.
entrepreneurship FH-UP

Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara efektif seorang


pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu
memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas
seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran
dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan
pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara
bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta
memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

4. Sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan


Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang
dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang
lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang
dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan,
jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang
budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut
ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan
oleh beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi
masyarakat tertentu.
Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki
kelebihan dalam tiga hal dari orang-orang yang dipimpinnya , yaitu :
a) Kelebihan dalam bidang ratio.
Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan
dan asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang
cara-cara untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat
memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah
berhasilnya tujuan.

b) Kelebihan dalam bidang rohaniah.


Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan
keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.

c) Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.


entrepreneurship FH-UP

Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin


akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari-hari
yang baik kepada orang-orang yang dipimpin.

5. Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin, diantaranya


adalah:
a) Dengan jalan membentuk diri sendiri.
Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau orang-orang yang
kreatif dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat memupuk dan
mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat
menciptakan suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.

b) Melalui pemilihan orang banyak.


Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi politik, serikat
sekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya. Lazimnya
pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu
yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.

c) Melalui penunjukan.
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta, seseorang dapat
menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih tinggi
kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.

d) Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan.


Dalam hal ini dua macam cara yang dapat ditempu
1. Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin, dan kemudian para
anggota memilih salah seorang dari calon-calon tersebut.
2. Para anggota memilih beberapa calon pemimpin, dan kemudian atasan
memilih salah satu diantaranya.

Terdapat beberapa parameter yang dapat membantu seorang


wirausaha untuk melakukan penilaian khusus bagi wirausahawan yang
mempunyai tim kerja atau bawahan. Aspek kepemimpinan merupakan salah
satu parameter penilaian kepada karyawan dalam rangka memberikan tanggung
jawab yang lebih kepada karyawan sebagai bentuk pendelegasian suatu
pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawan seorang wirausahawan,
berikut aspek-aspek penilaian kinerja dari sisi kepemimpinan :
entrepreneurship FH-UP

1. Menjalankan Prosedur dan Aturan dengan Jelas.


Sebagai pemimpin dari sebuah departemen atau sebagai manajer tim, dalam
setiap Proses atau Prosedur yang berlaku perlu ditegakkan dengan baik dan
dijalankan oleh masing-masing anggota tim. Kemampuan seorang pemimpin
membuat anggota tim dapat menjalankan proses dan prosedur menunjukkan
seorang pemimpin mampu memimpin mereka.

2. Menjelaskan Informasi yang Relevan bagi Anggota Tim.


Sebagai Pemimpin sudah seharusnya mampu menjelaskan setiap rincian
kerja kepada masing-masing anggota tim kerja, dan menjadikan mereka
bekerja produktif. Keterbukaan yang dijalankan adalah informasi yang
relevan bagi masing-masing individu tim kerja. Informasi ini harus sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan mereka, sehingga dapat bekerja baik dan benar.

3. Menciptakan Suasana Kerja Kondusif.


Seorang Manajer mungkin seorang yang sangat berpengalaman dalam
mengelola proses dan prosedur. Dan jika seseorang memilih menjadi
pemimpin, tidak cukup rasanya hanya memastikan masing-masing anggota
tim kerja mengerti dan paham akan proses-proses kerja atau prosedur
standar yang berlaku. Sebagai pemimpin tim kerja, harus membangun
suasana kondusif, yakni suasana kerja yang penuh keakraban, kehangatan
dan lingkungan personal yang dekat. Kedekatan personal secara langsung
akan membangun suasana kerja kondusif. Kemampuan untuk melakukan
hal tersebut mempertegas aspek kepemimpinan yang handal.

4. Memotivasi Anggota Tim.


Setelah terbangunnya suasana kerja yang hangat dan akrab, selanjutnya
perlu dikembangkan kemampuan seorang pemimpin sebagaimotivator bagi
tim sebab cepat atau lambat suatu rutinitas pekerjaan akan menjadi sebuah
beban bahkan akan terasa menjemukan. Kemampuan sebagai seorang
pemimpin dalam kondisi seperti ini sangat diperlukan untuk membangun
motivasi kepada masing-masing pribadi. Apabila ini dimiliki, ini adalah
merupakan ketrampilan seorang pemimpin sejati. Aspek kepemimpinan
telah terbentuk secara alami jika mampu menjadi tempat bertukar pikiran
atau bahkan tempat curahan hati bawahan.
entrepreneurship FH-UP

5. Menerima dan Melakukan Perubahan.


Yang terakhir dalam aspek kepemimpinan yang perlu dipahami adalah
kemampuan untuk menerima dan melakukan perubahan. Perubahan yang
diharapkan adalah perbaikan kualitas, peningkatan proses kerja, perubahan
sistem kerja lebih efektif, peningkatan kinerja individu dan tim. Perubahan
yang terjadi karena kondisi pasar pun harus dapat diakomodir menjadi
sebuah tantangan kepada setiap anggota tim. Keberhasilan dari tim kerja
yang menjadi bawahan dalam menghadapi perubahan merupakan
kesuksesan dari pemimpin. Siapa yang memimpin mereka?

Anda mungkin juga menyukai