Anda di halaman 1dari 4

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330279028

Peraturan Perundang-undangan Nasional di Indonesia

Article · January 2019

CITATIONS READS
5 8,589

4 authors, including:

Stevani Aziza
Jakarta State University
1 PUBLICATION   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Stevani Aziza on 10 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Peraturan Perundang-undangan Nasional di Indonesia
Stevani Aziza

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Kelas : B 2017
stevaziza@gmail.com
Dosen : Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd

Mata Kuliah: Perencanaan Pembelajaran PPKn

Universitas Negeri Jakarta


Jalan. Rawamangun Muka Nomor 1 Jakarta Timur,DKI Jakarta, Indonesia

Peraturan perundang-undangan menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 memiliki


pengertian yaitu peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan memiliki
hierarki seperti yang terdapat di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011. Yang pertama
yaitu UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kedua TAP MPR, ketiga Undang-
undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang, keempat Peraturan Pemerintah, kelima
Peraturan Presiden, keenam Peraturan Daerah Provinsi, dan yang terakhir Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota. Jadi, dalam pembuatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan
dengan peraturan yang diatasnya maupun peraturan yang setingkat.

Di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 42.000 peraturan mulai dari Undang-undang sampai
Peraturan Daerah. Banyaknya jumlah peraturan yang ada di Indonesia tersebut tak jarang
ditemukan peraturan yang bertentangan atau biasa disebut tumpang tindih dengan peraturan
lainnya. Akibat dari peraturan yang tumpang tindih tersebut seringkali membatasi aparat di
lapangan untuk melaksanakan peraturan tersebut. Selama ini dalam proses melahirkan sebuah
peraturan, penyusun kerap tidak melihat substansi peraturan yang lain. Akibatnya, tumpang tindih
dan bertentangan satu dengan yang lainnya kerap kali terjadi.

Karena tumpang tindih peraturan sering terjadi maka pihak-pihak yang merasa jika ada peraturan
perundang-undangan yang tidak sesuai atau bertentangan dapat melakukan Judicial Review.
Judicial Review merupakan merupakan proses pengujian peraturan perundang-undangan yang
lebih rendah terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang dilakukan oleh
lembaga peradilan. Judicial Review Undang-undang terhadap UUD 1945 dapat dilakukan oleh
Mahkamah Konstitusi sedangkan jika ingin melakukan Judicial Review peraturan perundang-
undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang maka dapat mengajukan ke
Mahkamah Agung. Sementara jika ada peraturan yang setara tetapi bertentangan dapat
mengajukan Legislative Review kepada lembaga pembuatnya contohnya yaitu DPR.

Berikut merupakan contoh peraturan perundang-undang di Indonesia dalam bidang pengelolaan


limbah yaitu Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2007 tentang kebijakan pengelolaan limbah padat non
B3 melalui re use dan re cyle kepada para pengelola limbah khususnya limbah padat non B3.
Kebijakan ini membuat para pengelola limbah harus bijaksana dan mengikuti peraturan dengan
tujuan sejak meningkatnya jumlah industri di Kabupaten Bekasi tentunya akan meningkat juga
limbah yang dihasilkan terutama limbah padat non B3.

Oleh karena itu melalui kebijakan ini diperlukan pengendalian yang dilakukan berupa perizinan
dalam pengelolaan limbah padat non B3. Melalui kebijakan pengelolaan limbah padat non B3 para
pengelola limbah harus turut serta mendaftarkan usaha nya sebagai izin perusahaan pengelolaan
limbah kepada pemerintah daerah Kabupaten Bekasi. Melalui kebijakan pengelolaan limbah padat
non B3 melalui re use dan re cyling untuk kelestarian lingkungan, telah mendapati hasil yang
signifikan. Kondisi lingkungan khususnya di kawasan kabupaten Bekasi kini semakin kondusif
dan bebas dari tumpukan-tumpukan limbah padat non B3 yang belum terolah dan tidak ditampung
ditempat dalam kondisi tertib.

Dari kasus diatas dapat dilihat bahwa peraturan perundang-undangan mutlak diperlukan. Sesuai
dengan asas dari pembentukan peraturan perundang-undangan pada UU No. 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yaitu asas Kedayagunaan dan
kehasilgunaan. Asas “kedayagunaan dan kehasilgunaan” adalah bahwa setiap Peraturan
Perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Referensi

Fajar, M. I., Nadiroh, & Muzani. (2018, Desember 2). Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat
Bukan Berasal dari Bahan Berbahaya dan Beracun Melalui Re-use atau Re-Cycling Untuk
Kelestarian Lingkungan Hidup. JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan,
7(2), 152. doi: doi.org/10.21009/jgg.072.05
Nay. (2005, Februari 11). Google. Retrieved Desember 30, 2018, from Hukumonline.com:
https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol12191/isi-undangundang-saling-
bertentangan-aparat-kesulitan-di-lapangan
Samidi, & Ngadilah. (2018). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP dan
MTS. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Utami, S. P., & Rahmawati, W. (2018, November 28). Google. Retrieved Desember 30, 2018,
from Nasional.kontan.co.id: https://nasional.kontan.co.id/news/terbelenggu-aturan-yang-
tumpang-tindih-pemerintah-indikasi-lembaga-baru

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai