Budi Santoso'
ABSTRAK
This article examines the extent to which the ILO Convention No. 158 Tahun1982
provides worker protection against termination of employment at the initiative
of the employer. The results of the analysis foundthat the Convention clearly
demonstrates awareness of the need to balance worker protection from unjusti-
fied dismissal against the need to ensure labour market flexibility, such as em-
ployers can not terminate the workerfor reasons related to human rights, re-
quires employers contemplating termination for reasons economic and technol-
ogy to undertake preventive measures, in consultation with workers.
Tulisan ini menganalisis sejauh mana Konvensi ILO 158 Tahun 1982 memberi
perlindungan kepada pekerja dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja atas
inisiatif pengusaha. Hasil analysis menyimpulkan bahwa Konvensi ini
menunjukkan kesadaran mengenai pentingnya untuk memberikan perlindungan
pekerja atas PHK yang tidak adil karena praktek fleksibilitas pasar kerja,
misalnya menutup kemungkinan pengusaha untuk melakukan PHK dengan
alasan-alasan yang terkait hak asasi manusia, mewajibkan pengusaha yang
bermaksud melakukan PHK atas alasan ekonomi dan teknologi untuk
melakukan upaya-upaya pencegahan, berkonsultasi dengan perwakilan pekerja,
dan memberitahukan kepada pihak berwenang mengenai rencana PHK tersebut.
Kata kunci: pemutusan hubungan kerja, Konvensi ILO 158 Tahun 1982
A. PENDAHULUAN
bekerja pada pengusaha menginginkan
Bagi sebagian besar orang, pekerjaan adanya peningkatan kesejahteraan, maka
merupakan satu hal yang sangat penting. sudah sewajarnya is akan bekerja sebaik-
Pekerjaan merupakan sumber penghasilan baiknya untuk membantu peru-sahaan
untuk memenuhi kebutuhan hidup-nya. menjadi produktifdan menguntungkan. Di
Pekerjaan juga dianggap melambang-kan pihak lain, pengusaha yang mempekerjakan
status sosial seseorang. Jika pekerj a yang pekerja akan menghargai pekerjaan para
1
Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang; Kandidat Doktor Ilmu Hukum pada Fakulti Undang-
Undang Universiti Kebangsaan Malaysia; alamat e-mail: budi.santoso@ub.ac.id
pekerjanya dengan memberikan upah dan dari pengusaha sehingga melemahkan bar-
hak-hak lainnya. gaining position pekerja2-, tetapi juga
Namun demikian, tidak berarti bahwa dalam lingkup makro hubungan industrial
hubungan kerja antara pengusaha dan dan perekonomian negara.
pekerja akan selalu bertahan lama. Seorang Dalam konteks global, situasi tersebut
pekerja mungkin menjadi tidak produktif dinilai oleh Organisasi Perburuhan
karena sakit berkepanjangan, malas, atau Internasional (ILO) sebagai salah satu aspek
melanggar peraturan perusahaan. Adanya perburuhan yang sangat penting yang perlu
kelesuan ekonomi dapat mengakibatkan disediakan adanya standar. Standar adalah
penurunan permintaan barang atau jasa sarana untuk menyelesaikan konflik di
suatu perusahaan, yang mengakibatkan antara berbagai kelompok kepentingan
turunnya kebutuhan pekerja oleh melalui kebijakan dan perundang-
perusahaan. Pekerja meninggalkan undangan. Standar ILO adalah hasil dari
pekerjaan mereka atas kemauan mereka diskusi antarapemerintah, pengusaha, dan
sendiri karena mendapatkan pekerjaan pekerja, dan konsultasi mereka dengan para
yang lebih baik di perusahaan lain atau ahli dari seluruh dunia. Mereka mewakili
karena alasan lainnya. Kondisi-kondisi konsensus internasional mengenai
tersebut pada akhimya dapat menyebabkan bagaimana suatu masalah tertentu dapat
suatu hubungan kerja berakhir. diatasi di tingkat global dan mencerminkan
Baik pengusaha maupun pekerja pengetahuan dan pengalaman dari seluruh
menginginkan bahwa berakhirnya suatu penjuru
hubungan kerj a akan berlangsung dengan Standar perburuhan internasional
baik. Namun, karena adanya perbedaan menetapkan standar dasar minimum yang
kepentingan yang taj am antara keduanya, disepakati oleh semua pelaku dalam
tidak jarang pengakhiran atau pemutusan ekonomi global, memastikan bahwa
hubungan kerja (selanjutnya disebut pekerja tidak benar-benar ditempatkan
"PHK") menimbulkan konflik atau pada "belas kasihan" majikan
perselisihan. Perselisihantersebutjikatidak mereka.4Standar-standar ILO berbentuk
segera diselesaikan dapat menimbulkan Konvensi dan Rekomendasi perburuhan
kerugian, tidak saja bagi para pihak dalam internasional. Konvensi ILO merupakan
hubungan kerja - terutamanya bagi pekerj a perjanjian-perjanjian internasional, tunduk
karena kedudukannya sebagai subordinasi pada ratifikasi negara-negara anggota.
2 Davies and Freedland, Kahn-Freund's Labour and the Law, dirujuk dlm. Hugh Collins, 2003, Employment Low,
Oxford University Press, London, hlm. 6.
3 ILO, "The benefits of International Labour Standards", http://www.ilo.oralalobal/ standards/introduction-to-
pekerja secara sukarela mengundurkan diri tugas tertentu, yang menyebabkan kinerj a
atau mengajukan pensiun dini secara pekerja yang bersangkutan tidak
sukarela. memuaskan; dan (b) kinerj a yang buruk
Pasal 4 Konvensi 158 mengatur bukan disebabkan oleh kesalahan yang
persyaratan PHK atas inisiatif pengusaha disengaja atau tingkatan ketidakmampuan
bahwa pekerja tidak boleh diputus untuk melaksanakan kerj a, melainkan
hubungan kerjanya kecuali terdapat alasan sebagai akibat dari sakit atau kecelakaan.
yang sah untuk PHK tersebut yang
2. Alasan yang berkaitan dengan sikap
berkaitandengankemampuan atau perilaku
perilaku pekerja
pekerja atau berdasarkan persyaratan
operasional perusahaan. Pasal 4 Konvensi Sikap perilaku pekerja yang dapat
ini mensyaratkan pengusaha yang akan dijadikan alasan yang sah bagi pengusaha
memutuskan hubungan kerjanya dengan untuk melakukan PHK digolongkan ke
pekerja harus sesuai dengan prinsip dasar dalam dua kategori, yaitu: (a)kinerj a tugas
justifikasi bahwa pekerj a tidak boleh diputus pekerja yang tidak mencukupi standar,
hubungan kerjanyakecuali ada alasan yang tugas mana seperti yang telah diperjanjikan
sah untuk pemutusan tersebut yang berkaitan dalam hubungan kerja, contohnya ceroboh
dengan kemampuan atau perilaku pekerja dalam menjalankan tugas, pelanggaran
atau berdasarkan persyaratan operasional peraturan kerja, tidak menurut perintah yang
perusahaan. Ini menunjukkan bahwa layak clan pengusaha, dan lain-lain; atau (b)
persyaratan untuk mendasarkan PHK atas perbuatan yang termasuk perilaku yang
alasan yang sah adalah prinsip dasar tidak wajar, contolmya perbuatan tidak
Konvensi 158.7Alasan-alasan yang sah senonoh, penganiayaan, menyerang, meng-
tersebut yaitu: gunakan bahasa menghina, mengganggu
keamanan dan ketertiban tempat kerja, dan
1. Alasan yang berkaitan dengan
sebagainya.8
kemampuan atau kapasitas pekerj a
3. Alasan yang berkaitan dengan persya-
Ketidak mampuan ataupun ber-
ratan operasiona 1perusahaan
kurangnya kemampuan pekerja terbagi
dalam dua kategori, yaitu: (a) kurangnya Apa yang dimaksud dengan alasan
keterampilan atau kualitas yang persyaratan operasional perusahaan tidak
dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas- secarakhusus didefinisikan dalam Konvensi
' ILO 1982,"Note on Convention No. 158 and Recommendation No. 166 concerning termination of
employment", http://wwwilo.ora/wcmsp5/aroups/publicl@ed norm/@normes/documents/meeting
document/wcms_100768.pdf, diakses 2 Oktober 2012.
ILO, 1995,Protection against Unjustified Dismissal, ILO Publications, Geneva, hlm. 37.
158 ataupun Rekomendasi 166. Namun ini dimaksudkan agar pengusaha mempunyai
demikian, dalam Pasal 13 dan 14 Konvensi kesempatan untuk membuat perubahan
158 dinyatakan bahwa alasan tersebut organisasi bisnisnya yang hams segera
umumnya termasuk alasan-alasan yang dilakukannya. Selain itu, penggantian
bersifat ekonomi, teknologi, struktur pemberitahuan dengan kompensasi
organisasi atau alasan-alasan lainnya yang dimaksudkan agar pekerja dapat memenuhi
serupa. PHK yang terjadi karena alasan- kebutuhan hidupnya dengan kompensasi
alasan tersebut bisa bersifat individu ataupun t ersebut sampai yang bersangkutan
massal dan bisa juga meliputi pengurangan memperoleh pekerjaan baru. Kedua,
pekerja atau bahkan penutupan pekerja tidakperlu diberikan pemberitahuan
perusahaan. alam tenggang waktu tertentu jika dia
Pasal 11 Konvensi 158 mengatur bersalahataspelanggaran serius, contohnya,
bahwa kecuali jikapekeija bersalah, karena mencuri harta milik perusahaan.
kesalahan ataupelanggaran serius, seorang Pengecualian ini relatif tidak menimbulkan
pekerja yang pekerjaannya diputus berhak kontroversi karena pengusaha tidak dapat
memperoleh pemberitahuan untuk waktu diharapkan untuk terus mempekerjakan
yang patut atau kompensasi tertentu sebagai p ekerjanya yang tidak lagi dapat
gantinya. Tujuan kewajiban ini adalah untuk dipercaya.1 °
mencegah pekerja dari "kekagetan" akibat Selanjutnya Rekomendasi 166
PHK yang mendadak dan juga untuk m enambahkan bahwa selama waktu
mengurangi dampak buruk yang mungkin pemberitahuan, pekerja berhak atas jumlah
ditimbulkannya. Pemberitahuan itu bertujuan cuti yang layak tanpa kehilangan upah pada
untuk memungkinkan pekerja memper- w waktu-waktu yang sesuai bagi pekerja yang
siapkan dirinya menyesuaikan diri dengan bersangkutan dan pengusaha, supaya
keadaan berkaitan dengan PHK dan pekerja dapat mencari pekerjaan lain.
mencari pekerjaan baru.9
alam konteks implementasi negara
Boleh jadi hak pekerja untuk anggota, lamanya waktu pemberitahuan
memperolehpemberitahuandalamtenggang tersebut diserahkan untuk ditentukan oleh
waktu yang patut bahwa dia akan diputus perundang-undangan nasional dan dimung-
hubungan kerjanyamerupakan hak pekerj a kinkan untuk ditambahkan dalam perjanjian
yang paling mendasar yang terkait dengan bersama, perjanjian kerja, atau kebiasaan.
PHK, meskipun terdapat pengecualian. Walaupun demikian, Pasal 11 Konvensi 158
Pertama, pekerja dapat diberikan kompen- juga mengatur bahwa persyaratan untuk
sasi sebagai pengganti pemberitahuan. Hal memberikan tenggang waktu pemberitahuan
9 Ibid., him. 89.
10 A.C.L. Davies, 2004, Perspectives on Labour Low,
Cambridge University Press, Cambridge, hlm. 159.
dapat terhapus jika kompensasi telah 6. usia, tunduk pada hukum dan praktek
disediakan sebagai gantinya. nasional terkait dengan pensiun;
Selain mengatur alasan-alasan tertentu 7. ketidak hadiran kerja karena tugas
yang membolehkan pengusaha untuk wajib militer atau kewajiban
melakukan PHK, sebaliknya Konvensi 158 kemasyarakatan lainnya,sesuai dengan
mengatur juga alasan-alasan yang dilarang hukum dan praktek nasional.
untuk alasan PHK. Hal ini sebagaimana Selanjutnya, Pasal 6 Konvensi 158
yang dinyatakan dalam Pasal 5 Konvensi menambahkan bahwa ketidak hadiran kerj a
158, antara lain: sementara karena sakit atau cedera tidak
1. keanggotaan serikat pekerja atau akan menjadi alasan yang sah untuk PHK.
keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan Definisi mengenai apa yang merupakan
serikat pekerja di luar jam kerja atau, ketidak hadiran kerja sementara, sejauh
dengan persetujuan pengusaha, di mana surat keterangan dokter akan
dalam jam kerja; diperlukan dan kemungkinan pembatasan
2. memegang jabatan sebagai, atau pemberlakuannya hams ditentukan sesuai
bertindak atau telah bertindak dalam dengan metode pemberlakuan negara yang
kapasitas sebagai, perwakilanpekerja; meratifikasi.
3. pengajuan keluhan atau keikutsertaan
C. Pengecualian Konvensi 158 dalam
dalam pengajuan gugatan terhadap
Pengaturan oleh Negara
seorang pengusaha yang menyangkut
dugaan pelanggaran undang-undang Konvensi 158 memungkinkan adanya
atau peraturan atau memanfaatkan kelonggaran atau fleksibilitas tindak lanjut
otoritas administratifyang berwenang; pengaturan bagi negara-negara anggota
4. ras, warna kulit, gender, status ILO yang meratifikasi Konvensi tersebut
perkawinan, tangoing jawab keluarga, sebagai cara dimana kewajiban-kewajiban
kehamilan, agama, pendapat politik, dalam Konvensi 158 akan dilaksanakan di
kebangsaan atau status sosial; level negara." Untuk tujuantersebut, Pasal
5. ketidak hadiran kerja selama cuti 1 Konvensi 158 mengatur bahwa
melahirkan. ketentuan-ketentuan dalam Konvensi 158
Berikut ini juga tidak boleh menjadi sejauh tidak dibuat melalui perjanjian
alasan yang sah untuk PHK, bersama, putusan arbitrase, atau putusan
sebagaimana yang dinyatakan dalam pengadilan atau dalam hal apa cara lain
Angka 5 Rekomendasi 166: sebagaimana yang sesuai dengan praktek
negara, akan diberlakukan dengan
sangat penting untuk memastikan bentuk dalam hal kondisi kerja tertentu pekerja
perlindungan yang memadai tersebut. terkait atau ukuran atau sifat perusahaan
yang mempekerjakan mereka.
2. Pengecualian berdasarkan
Ketentuan Pasal 2 ayat (4) dan (5) di
kategori pekerja tertentu
atas menyiratkan adanyatiga hal yang perlu
Pengecualian ketentuan Konvensi 158 diperhatikan untuk mengecualikan
dapat dilihat dalam Pasal 2 ayat (4) dan (5) Konvensi 158 berdasarkan pada kategori
Konvensi 158. Pasal 2 ayat (4) Konvensi pekerj a tertentu, yaitu (a) Konvensi 158
158 mengatur bahwa sejauh diperlukan, hanya boleh dikecualikan setelah berunding
langkah-langkah dapat diambil oleh otoritas dengan organisasi pengusaha dan organisasi
berwenang atau melalui perangkat yang pekerja terkait; (b) perlindungan yang diatur
sesuai di suatu negara, setelah berunding dalam pengaturan khusus mengenai kategori
dengan organisasi pengusaha dan organisasi pekerj a tertentu sekurang-kurangnya setara
pekerja terkait, jika ada, untuk dengan perlindungan yang diberikan
mengecualikan dari pemberlakuan Konvensi Konvensi 158; dan (c) pekerjaan yang
158 atau ketentuan-ketentuan tertentu padanya masalah-masalah khusus yang
darinya kategori orang yang dipekerjakan bersifat substansial muncul dalam hal kondisi
yang syarat dan ketentuan kerjanya diatur kerja tertentu atau ukuran atau sifat
oleh pengaturan khusus yang secara perusahaan.
keseluruhan memberikan perlindungan yang
setidaknya setara dengan perlindungan yang D. PHK harus dilakukan melalui
diberikan di bawah Konvensi 158. Mekanisme yang adil
Pasal 2 ayat (5) Konvensi 158 Menurut Erick Tuker,'' dilihat dari
mengatur bahwa langkah-langkah dapat aspek sejarah, hukum perburuhan dibuat
diambil oleh otoritas berwenang atau melalui untuk lebih memberikan perlindungan
perangkat yang sesuai di suatu negara, kepada pekerja dalam menentang pasar
setelah berunding dengan organisasi kerja yang kapitalis. Hal ini termasuk
pengusaha dan organisasi pekerja terkait, perlindungan dalam hal terjadinya PHK.
jika ada, untuk mengecualikan dari ILO berpandangan bahwa masalah
pemberlakuan Konvensi 158 atau perlindungan PHK untuk pekerja tidak
ketentuan-ketentuan tertentu darinya hanya ditinjau dari sudut pandang substansial
kategori terbatas orang yang dipekerjakan seperti mengenai alasan-alasan yang
lainnya yang padanya masalah-masalah dilarang atau dibolehkan untuk PHK, tetapi
khusus yang bersifat substansial muncul juga dari sudut pandang prosedural. Oleh
uErick Tuker, "Renorming Labour Law: Can We Escape Labour Law's Recurring Regulatory Dilemmas?",
Industrial Law Journal, Volume 39, Nomor 2, 2010, hlm. 99.
2. Prosedur banding atas PHK PHK, Pasal 9 ayat (2) Konvensi 158
menyatakan bahwa agar pekerja tidak
Salah satu bentuk perlindungan
menanggung sendiri beban membuktikan
pekerja terhadap PHK atas inisiatif
bahwa PHK itu tidak sah, maka terdapat
pengusaha dengan alasan yang tidak wajar
dua kemungkinan lainnya, yaitu beban
yang coba diberikan oleh Konvensi 158
membuktikan adanya alasan yang sah atas
adalah hak pekerja untuk banding. Seorang
PHK akan berada pada pengusaha atau
pekerja yang menganggap bahwa
badan berwenang harus diberi wewenang
pekerjaannyatelah diputus secaratidak sah
untuk mencapai kesimpulan tentang alasan
akan berhak untuk mengajukan banding
pemutusan setelah memperhatikan bukti
atas pemutusan tersebut kepada sebuah
yang diberikan oleh pihak-pihak terkait.
badan yang netral, misalnya pengadilan,
Konsepsi ini meskipun tidak sesuai dengan
pengadilan hubungan industrial, komite
prinsip umum hubungan hukum perdata
arbitrase atau arbiter.2° Namun
dimana beban pembuktian terletak pada
demikian,seorang pekerja dapat dianggap
penggugat, namun hal tersebut dipandang
telah melepaskan haknya atas banding
adil bagi pekerja karena bukti-bukti
terhadap PHK jika dia tidak menggunakan
umumnya berada di tangan pengusaha.
hak tersebut dalam suatu jangka waktu yang
3. Hak-hak pekerja atas PHK
wajar setelah pemutusan.2'
Pasal 9 Konvensi 158 menyediakan Seorang pekerja yang pekerjaannya
pedoman lebih lanjut mengenai prosedur telah diputus berdasarkan alasan sah
yang akan digunakan dalam hal pekerja sebagaimana yang dinyatakan dalam
akan menggunakan hak bandingnya. Dalam Konvensi 158 berhak, sesuai dengan
hubungan ini, Pasal 9 ayat (1) Konvensi 158 hukum dan praktek nasional, atas:"
mengatur bahwa badan-badan yang netral a. pesangon atau tunjangan pemisahan
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 8 ayat lainnya, jumlah yang hams didasarkan
(1) Konvensi 158 akan diberi wewenang antara lain pada masa kerja dan tingkat
untuk mengkaji alasan yang diberikan atas upah, dan dibayarkan langsung oleh
pemutusan dan keadaan-keadaan lain yang pengusaha atau oleh dana yang
berkaitan dengan kasus tersebut dan untuk dibentuk oleh iuran pengusaha; atau
membuat sebuah keputusan tentang apakah b. tunjangan dan asuransi pengangguran
pemutusan tersebut bisa dibenarkan. atau bantuan atau bentuk jaminan
Dalam hal siapa yang harus sosial lain, seperti tunjangan hari tua
membuktikan adanya alasan yang sah bagi atau kecacatan, di bawah kondisi nor-
mal yang tunjangan tersebut berlaku mengatur PHK atas alasan-alasan ekonomi,
atasnya; atau teknologi, struktur organisasi perusahaan
c. kombinasi pesangon dan tunjangan atau alasan serupa lairmya. Dalam Pasal 13
semacam itu. Konvensi 158 dinyatakan bahwa bila
Fleksibilitas untuk mempertimbangkan pengusaha merencanakan PHK karena
program mana yang akan dibuat alasan yang bersifat ekonomi, teknologi,
sebagaimana dalam ketentuan di atas struktur atau alasan serupa, makapengusaha
bertujuan untuk memberikan harus: (a) memberikan kepada perwakilan
perlindungan pendapatan terhadap pekerja terkait pada saat yang tepat
pekerja yang diputus hubungan informasi yang relevanmeliputi alasan PHK
kerjanya oleh pengusaha." Oleh yang direncanakan, jumlah dan kategori
karena itu, fleksibilitas yang terkandung pekerja yang kemungkinan akan terdampak
dalam Pasal 12 Konvensi 158 dan masa PHK tersebut direncanakan akan
memungkinkan negarauntuk membuat dilakukan; dan (b) memberi kesempatan
sistem perlindungan yang disesuaikan perwakilan pekerja terkait sedini mungkin
dengan keadaan khusus mereka.24 untuk konsultasi mengenai langkah-langkah
yang akan diambil untuk mencegah atau
E. PHK atas alasan ekonomi, meminimalkan PHK demikian dan langkah-
teknologi, dan struktur organisasi langkah untuk mengurangi dampak buruk
Sejalan dengan perkembangan PHK pada pekerja terkait, misalnya
perekonomian global yang menuntut mencarikan pekerjaan lain. Sedangkan
perusahaan untuk melakukan efisiensi agar dalam Pasal 14 Konvensi 158 dinyatakan
dapat terus kompetitif dalam kelangsungan bahwa rencana PHK dengan alasan-alasan
bisnisnya, maka ILO melihat adanya potensi sebagaimana tersebut di atas harus
implikasi bagi dunia perburuhan. Misalnya, diberitahukan sedini mungkin oleh pihak
efisiensi operasional perusahaan diperlukan pengusaha kepada pihak yang berwenang
manakala terjadi turbulensi ekonomi global di bidang ketenagakerjaan dengan
ataupun nasional, dan hal tersebut seringkali memberikan informasi yang relevan,
berdampak pada pengurangan pekerja. termasuk pernyataan tertulis mengenai
Oleh karenanya, ILO memandang bahwa alasan PHK, jumlah dan kategori pekerja
hal itu perlu diatur agar pekerja dapat lebih yang kemungkinan akan terdampak dan
terlindungi dan penyelesaiannya dapat masa PHK direncanakan akan dilakukan.
berjalan dengan baik. Dari kedua pasal di atas dapat
Pasal 13 dan 14 Konvensi 158 disimpullcan bahwa pengusaha dimungkin-
"ILO, 1995,Op.cit., hlm. 98.
"ILO, 1995,Loc.cit., hlm. 99.
kan untuk memutuskan hubungan kerja sesuai, pembatasan lembur dan pengu-
pekerja atas alasan ekonomi, teknologi, rangan jam kerja normal.'
struktur organisasi perusahaan, atau alasan Bila terjadi PHK karena alasan yang
serupa lainnya, namun dengan syaratterlebih bersifat ekonomi, teknologi, struktural atau
dahuluharus mengajak wakil pekerja untuk sejenisnya, maka perlu dilakukan usaha-
berunding dan mem-beritahukan kepada usaha untuk mengurangi dampaknya.Anglca
pihak yang berwenang (pemerintah) 25 Rekomendasi 166 menjelaskan
mengenai rencana PHK tersebut. mengenai peranan yang dapat dilakukan
Konvensi ini memberikan fleksibilitas oleh pihak berwenang (pemerintah) untuk
kepada negara-negara anggota ILO yang mengurangi dampak PHK tersebut bahwa
meratiiikasi untuk membatasi pemberlakuan pihak berwenang dan bila memungkinkan
Pasal 13 ayat (1) dan Pasal 14 ayat (1) dengan kerjasama antara pengusaha dan
Konvensi 158 untuk kasus-kasus dimana perwakilan pekerja terkait harus
jumlah pekerj a yang pemutusan hubungan mengupayakan penempatan pekerja yang
kerjanya direncanakan adalah setidaknya terdampak dalam pekerjaan alternatif yang
jumlah atau persentase tertentu dari tenaga sesuai secepat mungkin, dengan pelatihan
kerja. Mengenai berapa ambang batas atau pelatihan ulang bila diperlukan. Bila
persentasenya diserahkan kepada negara memungkinkan, pengusaha juga dituntut
untuk menentukannya.25 peranannya untuk dapat membantu para
PHK dengan alasan ekonomi, pekerja yang terdampak dalam mencari
teknologi, struktur organisasi, dan alasan pekerjaan altematif yang sesuai, misalnya
serupa sebisamungkinuntuk dihinclari. Oleh melalui kontak langsung dengan pengusaha
karena itu, Rekomendasi 166 menyediakan lain. Walaupun demikian, langkah-langkah
pedoman sebagai langkah-langkah yang yang perlu diambil untuk mengurangi
dapat digunakan untuk tujuan menghindari dampak PHK tersebut haruslah sesuai
atau meminimalkan PHK demikian. dengan kondisi negara.27
Langkah-langkah tersebut dapat mencakup,
F. Kesimpulan
antara lain, pembatasan mempekerjakan,
menyebarkan pengurangan tenaga kerja Konvensi ILO No. 158 mengenai
selama j angka waktu tertentu untuk Pemutusan Hubungan Kerj a atas Inisiatif
memungkinkan pengurangan tenaga kerja Pengusaha menunjukkan kesadaran
secara alami, perpindahan internal, pelatihan mengenai pentingnya untuk memberikan
dan pelatihan ulang, pensiun dini sukarela perlindungan pekerja atasPIIK yang tidak
dengan perlindungan pendapatan yang adil oleh pengusaha karena praktek
"Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 14 ayat (2) Konvensi 158.
"Angka 21 Rekomendasi 166.
vAngka 25 Rekomendasi 166.