REFERAT KISTA OVARIUM Aring Yahya
REFERAT KISTA OVARIUM Aring Yahya
KISTA OVARIUM
Penguji:
dr. Nunung Nurbaniwati, Sp.OG (K)
disusun oleh :
Fadjrin Yahya
119810019
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas Referat ini dengan
judul “Kista Ovarium“. Tugas laporan kasus ini diajukan untuk memenuhi tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit
Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon.
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis banyak menemukan kesulitan.
Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya laporan kasus
ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
dr. Nunung Nurbaniwati, Sp.OG (K)., selaku pembimbing. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam laporan kasus ini,
Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam tema dan judul yang diangkat dalam laporan kasus ini. Akhir kata
semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak-pihak
yang membutuhkan umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan salahsatu bentuk penyakit reproduksi yang
banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang
bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.
Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau
kanker.
Perjalanan penyakit yang secara diam-diam menyebabkan banyak wanita
yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kisat ovarium dan hanya
mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar
Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker
ovarium. Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium
maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan
pemeriksaan yang lebih lengkap. Sehingga dengan ini pencegahan terjadinya
keganasan dapat dilakukan.
Kista ovarium memiliki jenis dan klasifikasi yang cukup banyak.
Tergantung dari mana kista itu berasal. Untuk lebih lanjutnya akan dibahas pada
tinjauan teori.
2. Tujuan Makalah
a. Untuk mengetahui pengertian Kista Ovarium
b. Untuk mengetahui dan memahami sifat, klasifikasi, tanda dan gejala ibu yang
mengalami Kista Ovarium
c. Mampu memberikan penatalaksanaan yang sesuai dan baik saat praktek
dilapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif
jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur yang
spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.1
1. Kista Fisiologis
2. Kista Patologis
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala
dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70%
pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer.
Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.3
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak
disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit
umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut
yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru
dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu
dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi.3,4
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak
dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar.
Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum
diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut. Kista ganas yang
mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur.
Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal
memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas. 3,4,5
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam
tumor kistik dan solid
Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada adneksa.
Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului oleh masuknya
bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing dan menuju ke adneksa.
Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi proses imunologis sehingga terbentuk abses.3
b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah
bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim,
melainkan membesar menjadi kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan
besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm.Dalam menangani tumor ovarium timbul
persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya
jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel
dalam 2 bulan akan hilang sendiri.3,5
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai
saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai
respon terhadap hipersekresi FSH (folikel stimulating hormon) dan LH (luteinizing
hormone) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal
berukuran limit 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi
atau gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.3
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi
korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus
luteum persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista,
berisi cairan berwarna merah coklat karena darah tua. Pada pembelahan ovarium
kista korpus luteum memberi gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan
berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.
Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini
dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum
diangkat tanpa mengorbankan ovarium.3,5
Gambar 3 : Kista Korpus Lutea
f. Kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi dari sel
yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang merupakan hasil
peluruhan dinding saat menstruasi.3
Neoplasti Jinak
1. Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik.Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium, akan tetapi jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara
histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.3,5
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul
sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum
dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada
penderia yang muda.Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan
jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan
bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini
merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii
musinosum nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala
(lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang
mengandung niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira
10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat
ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi
dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila
terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan
terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna
kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
d. Kista Endometroid
e. Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik,
dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua
kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun
dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat
besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat pembentukan
lapisan embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa akan menjadi sel sel
folikel rambut, tulang, serta gigi secara tidak sempurna tumbuh di sekitar
ovarium. Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan
putih keabuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di
bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa
traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk kelenjer sebasea
berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga
peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5% dari
semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.1,3
Gambar 8 : Kista Dermoid
2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya
berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis,
umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma
embrional yang padat.3,6
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari
1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel
mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma
ovarium dan paling sering ditemukan pada penderita menopause.
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan
90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu
keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila
lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-
sel di tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka
disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai
tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs
(tumor ovarii, ascites, hidrotoraks). 3,5,6
b. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari
semua tumor ovarium.Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang
beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan
berwarna kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang
pada tumor ini temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat
khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel,
yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih
kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik
ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan
keganasan pada histopatologi dan klinisnya.3,5,6
c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan
perubahan suara.
2.5 Etiologi
Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat
abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang tercetus
oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.
2.6 Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.3,6
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG.3,5
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.3,5
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal.Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel
dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.3,5
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau
sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut:
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.2
2.8 Diagnosis
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat berguna sebagai screening maupun
diagnosis apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut
pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.
a. Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan untuk screening
awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan ini dapat
menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik.
b. Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah penyakit keganasan,
dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti leukosit, HB, HT
juga dapat membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.
c. Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari apakah ada kemungkinan
lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk menyingkirkan
diagnosis banding.
d. Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker spesifik pada keganasan
ovarium adalah CA-125. CEA juga dapat diperiksa, namun CEA kurang
spesifik karena marker ini juga mewakili keganasan kolorektal, uterus
dan ovarium.
e. AFP (alfa feto protein)
Mungkin meningkat pada tumor endodermal atau karsinoma sel
embrional
Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah
menyebar ke rongga peritoneum, atau organ visera lainnya. Pada tingkat ini
penyakit telah mencapai stadium lanjut sehingga tindakan pembedahan dan terapi
adjuvan seringkali tidak menolong (Rarung M, 2008).
Kadar CA 125 meningkat lebih dari 80% pada kanker ovarium tipe epitel
stadium lanjut dan meningkat hanya 50% pada kanker ovarium stadium awal.
Tetapi peningkatan kadar CA 125 juga diakibatkan oleh keadaan inflamasi
seperti endometriosis, penyakit radang panggul atau kehamilan dan pada
kanker-kanker non ginekologi seperti kanker payudara, kanker paru, dan kanker
gastrointestinal. Nilai diagnostik kadar CA 125 serum untuk memprediksi
keganasan ovarium mempunyai sensitivitas berkisar antara 56-100% dan
spesifisitas 60-92%. Tumor marker yang lain seperti CA 19-9 yang meningkat
pada beberapa kanker ovarium tipe musinosum, sementara carcinoembryonic
antigen (CEA) sangat kecil peranannya dalam memprediksi keganasan kanker
ovarium.
Keterangan:
RMI 1 menurut Jacob dan kawan - kawan U
= hasil ultrasonografi
Dimana karakteristik ultrasonografi yang dijumpai:
Multilokulare kista ovarium
Komponen solid pada tumor ovarium
Lesi bilateral
Asites
Adanya bukti metastasis intra abdomen
Nilai U = 0, jika tidak dijumpai karakteristik ultrasonografi di atas.
RMI 2 71 % 71 % 61 % 80 %
RMI 3 64 % 76 % 62 % 77 %
RMI 4 69 % 78 % 66 % 80 %
Sumber : (Putsarat I, 2013)
Dari ke empat RMI (dengan cut off 150 pada RMI 1 dan RMI 3, 200 pada RMI
3 dan 400 pada RMI 4 dapat dijadikan diagnnostik yang signifikan untuk
kanker ovarium tipe epitel dan membedakan antara massa panggul jinak dan
ganas (Jung-Woo P, et al, 2012). RMI 4 tidak mengungkapkan perbedaan
statistik yang jelas antara sensitivitas dan spesifisitas dengan RMI yang lain.
Namun, dalam penelitian kami, RMI 4 memiliki sensitivitas dan spesifisitas
yang lebih baik dalam memprediksi keganasan dan kami telah memilih RMI 4
sebagai alat untuk seleksi pasien untuk rujukan ke ahli onkologi ginekologi di
unit kami (Putsarat I, 2013).
Risk Of Ovarian Malignancy Algorithm (ROMA)
The Risk of Ovarian Malignancy Algorithm (ROMA) adalah suatu tes
kualitatif yang menggabungkan hasil kadar serum HE4, kadar serum CA 125
dan status menopause dan menjadikannya skor numerik. ROMA dimaksudkan
untuk membantu dalam menilai apakah seorang wanita premenopause atau
menopause dengan massa adneksa ovarium dengan kemungkinan tinggi atau
rendah untuk menemukan keganasan pada pembedahan. ROMA diindikasikan
untuk wanita yang memenuhi kriteria sebagai berikut: di atas usia 18; ada massa
adneksa ovarium yang direncanakan akan operasi, dan belum dikonsulkan ke
onkologi. ROMA harus dikombinasikan dalam hubungannya dengan penilaian
klinis dan radiologi. Tes ini tidak dimaksudkan sebagai skrining atau berdiri
sendiri sebagai diagnostik (Fujirebio Diagnostics, 2011).
2.9 Penatalaksanaan
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah
dilakukan operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan
stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir.1Angka harapan hidup dalam 5 tahun
rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82%
sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan
dengan prognosis yang buruk.3,6
DAFTAR PUSTAKA