1. Dasar-dasar pengenalan Infrastruktur (Terdiri dari defenisi dan karakteristik);
2. Jenis-Jenis Infrastruktur Wilayah; 3. Manfaat Infrastruktur Wilayah dan Pengembangannya; 4. Permasalahan Pengembangan Infrastruktur di Indonesia; 5. Faktor-Faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur, meliputi : Faktor polusi, Faktor Ekologi, Faktor Sosial dan Budaya, Faktor Engineering dan RTRW.
Jawab :
1. Untuk dapat memahami apa sebenarnya infrastruktur itu, kita dapat
meninjaunya mulai dari pengertian atau arti infrastruktur itu sendiri.Menurut N. Gregory Mankiw dalam bukunya yang berjudul Ilmu Ekonomi tahun 2003, digambarkan bahwa infrastruktur berarti wujud modal publik atau public capital sebagai bentuk investasi pemerintah dalam bentuk segala jenis fasilitas umum seperti jalan umum, sistem saluran pembuangan umum, jembatan untuk kebutuhan publik, dan sebagainya. Menambahkan pengertian di atas terkait arti infrastruktur, Robert J. Kodoatie pun menggambarkan definisi infrastruktur sebagai sistem yang dapat mendukung sistem sosial dan kehidupan ekonomi yang sekaligus menjadi suatu penghubung sistem lingkungan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan atau aturan. Dalam hal ini, seringkali infrastruktur itu sendiri dikaitkan dengan kegiatan ekonomi. Dimana bisnis sendiri pun merupakan salah satu kegiatan utama dalam bidang ekonomi. Oleh karenanya, infrastruktur dapat diartikan sebagai semua ragam fasilitas yang dibutuhkan khalayak umum guna mendukung kegiatan dan kehidupan kesehariannya. Infrastruktur juga dapat disimpulkan sebagai segala fasilitas, termasuk dalam bentuk fisik dan non-fisik yang dibangun pemerintah atau pun perorangan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam ruang lingkupnya yang meliputi sektor dan aspek sosial-ekonomi. 2. Mengacu kepada pengertian infrastruktur sebagai aset baik yang berupa fisik dan non-fisik yang dapat menunjang kehidupan masyarakat luas dalam segi sosial dan ekonomi, tentu infrastruktur pun memiliki beberapa jenis. Berikut beberapa jenis infrastruktur berikut pengertian dan contohnya :
a) Infrastruktur keras, Yang dimaksud dengan jenis infrastruktur keras,
adalah infrastruktur yang terlihat dai bentuk fisiknya yang berupa bentuk nyata yang mencakup pelabuhan, jalan raya, saluran irigasi, bandara, dan jenis fasilitas publik lainnya. b) Infrastruktur keras non fisik, Menurut bentuk jenisnya sebagai infrastruktur non fisik, hal ini mencakup berbagai upaya yang dilakukan guna mendukung sarana dan prasarana umum guna mendukung kegiatan sosial dan ekonomi masyrakakat luas seperti pengadaan air bersih, penyediaan pasokan listrik dan jaringan telekomunikasi, serta upaya yang berkaitan dengan pengadaan sumber pasokan energi sebagai beberapa contohnya. c) Infrastruktur lunak, Yang dimaksud dengan jenis infrastruktur lunak adalah segala hal penunjang kelancaran kegiatan sosial dan ekonomi khalayak luas, yang mana tidak terlihat wujud dan bentuknya secara kasat mata. Biasanya hal ini bergerak dalam suatu sistem, aturan, dan juga norma yang disediakan oleh pemerintah atau pihak NGO lainnya. Sebagai contohnya, penerapan etika kerja yang baik, pelayan publik, peraturan pemerintah mencakup undang – undang terlebih dalam spesifikasinya terkait hukum perdagangan, dan lainnya. 3. Manfaat infrastuktur wilaya pada saat ini kita dapat melihat dengan pembangunan jembatan Merdeka Kendari yang diresmikan secara langsung oleh bapak Jokowi, dengan adanya jembatan tersebut maka secara langsung bagian-bagian wilayah yang menghubungkan kecamatan antar kecamatan yang dulunya susah untuk di jangkau namun dengan adanya jembatan merdeka ini hubungan akomodasi antar keduanya sudah di permudah baik dari segi ekonomi maupun fasilitas umunya sudah merupakan infrastruktur menengah yang dimana masyarakat akan merasakan manfaatnya dikemudian hari. 4. Masalah Infrastruktur Di Indonesia, Dalam Laporan Daya Saing Global 2015- 2016, yang disusun oleh World Economic Forum (WEF), Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 140 negara dalam hal pembangunan infrastruktur. Peringkat yang tetap pada standar rata-rata, namun menyebabkan utama ialah pada beberapa masalah besar dalam ekonomi Indonesia. Sejak pemerintahan otoriter Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto digantikan oleh era reformasi pada akhir 1990-an, pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang kuat, yang terjadi setelah pemulihan dari krisis keuangan Asia di tengah-tengah komoditas booming yang menguntungkan Indonesia pada tahun 2000-an. Karena kurangnya infrastruktur, pertumbuhan ekonomi Indonesia gagal mencapai potensi penuhnya. Istilah tersebut mengacu pada infrastruktur fisik atau teknis yang terdapat jaringan struktural contohnya fasilitas jalan, badara, kereta api, air ebrsih, waduk, kanal, pengolahan limbah, tanggul, telekomunikasi, listrik, pelabuhan, serta infrastrutur namun selain dari fasilitas bisa juga mendukung suatu kegiatan ekonomi pada masyarakat secara lauas. Produksi barang dan jasa sebagai contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan baku sampai ke pabrik kemudian untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada masyarakat. 5. “perencanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia selama ini sangat jarang mempertimbangkan aspek lingkungan. Sebagai salah satu bukti adalah kesalahan dalam pembuatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam pembangunan jalan di atas perairan (JDP) di Bali yang menghubungkan Denpasar (Bandara Ngurah Rai) dan Nusa Dua”. Pernyataan di atas menegaskan kembali bahwa kegiatan pembangunan terutama pembangunan infrastruktur mengenai implementasi program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) masih dinilai mengabaikan konsep kelestarian lingkungan oleh lembaga lingkungan hidup. Tidak hanya lembaga lingkungan hal hidup yang mengomentari permasalahan lingkungan ini, tetapi juga Menteri Pekerjaan Umum (periode 2009-2014), Djoko Kirmanto menyatakan bahwa sejauh ini antisipasi terhadap setiap kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh pembangunan infrastruktur telah dilakukan oleh pemerintah. Tidak hanya itu, disamping pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan pertumbuhan lapangan kerja, upaya memelihara kelestarian lingkungan menjadi salah satu hal penting di dalam pembangunan. Tidak tanggung-tanggung, persoalan tersebut masuk ke dalam daftar pilar pembangunan Indonesia. Konsep pembangunan yang bertahan lama atau berkelanjutan pun diharapkan dapat memfasilitasi persoalan lingkungan yang terjadi. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan paradigma pembangunan yang berkaitan langsung dengan keseimbangan alam atau lingkungan. Keraf menyebutkan bahwa paradigma pembangunan berkelanjutan diterima sebagai sebuah agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia. Sementara menurut Panayotou, hubungan antara ekonomi dan ekologi merupakan hal penting di dalam pembahasan pembangunan berkelanjutan itu sendiri.