Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FAINAL

GEDUNG FASILITAS PENDIDIKAN

OLEH:
MUHAMMAD FATHURRAHMAN
R1B118041

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu pendidikan dipandang bermutu meunut Soedijarto diukur dari perannya
dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan
nasional, adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas,
berkarakter, bermoral, dan berkeperibadian. Untuk itu perlu dirancang suatu
system pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran
yang menyenangkan, merangsang, dan menantang peserta didik untuk
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya
inilah pendidikan yang dmokratis menurut Soedijarto. Makanya dinegara maju
seperti AS dan Jerman tidak mengenal UN untuk memilih dan memilah.
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot
yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun,
prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanaan.
Pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Secara Etimologis (bahasa)
Prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
Misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb.
Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan
misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium.
B. Rumusan Masalah
1. Defenisi Ciri atau karakteristik dan jenis infrastruktur Gedung Fasilitas
Pendidikan
2. Fungsi dan Manfaat Pengembangan Infrastruktur Gedung Fasilitas
Pendidikan
3. Dukungan Kebijakan (Regulasi) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
Gedung Fasilitas Pendidikan
4. Sumber Daya yang diperlukan dalam Pengembangan Infrastruktur Gedung
Fasilitas Pendidikan
5. Permasalahan Pengembangan Infrastruktur Gedung Fasilitas Pendidikan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Fasilitas Belajar
Fasilitas adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah
sesuatu. Fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu prasarana umum
yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi tertentu. Wahyuningrum
(2004:4), menyatakan bahwa fasilitas adalah “segala sesuatu yang dapat
mempermudah dan melancarkan pelaksanaan tata usaha”. Fasilitas pendidikan
artinya segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi (memberikan
kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. “Sarana pendidikan
sebagai segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses
pendidikan sedangkan prasarana pendidikan adalah macam alat yang tidak secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan”.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi
masung-masing, yaitu: 1) Sarana pendidikan untuk memudahkan
penyampaian/mempelajari materi pelajaran, sedangkan prasarana pendidikan
untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan. Dalam makna inilah sebutan
“digunakan langsung” dan “digunakan tidak langsung” dalam proses pendidikan.
Jelaskan, disebut “langsung” itu terkait dengan penyampaian materi (mengajarkan
materi pelajaran), atau mempelajari pelarajaran. Papan tulis, misalnya digunakan
langsung ketika guru mengajar. Meja murid tentu tidak digunakan utuk menulis
pelajaran, melainkan untuk alas murid untuk menuliskan pelajaran.
B. Macam-macam Fasilitas Belajar di sekolah
Ditinjau dari fungsi atau peranannya terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar, maka fasilitas atau sarana dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1) Alat
Pelajaran Alat pelajaran adalah semua benda yang dapat digunakan secara
langsung oleh guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar. Buku tulis,
gambar-gambar, alat tulis-menulis ataupun alat-alat praktek semuanya termasuk
dalam lingkup pelajaran. 2) Alat Peraga Alat peraga mempunyai arti yang lebih
luas. Alat peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat
berupa benda ataupun perbuatan dari yang paling kongkrit sampai ke yang paling
abstrak yang dapat mempermudah pemberian kepada siswa. Dengan pengertian
ini, alat pelajaran dapat termasuk dalam alat peraga, tetapi belum tentu semua alat
pelajaran merupakan alat peraga. 8 3) Media Pendidikan Media pendidikan
mempunyai peranan yang lain dari alat peraga. Media pendidikan adalah sarana
pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar
untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pendidikan, tetapi dapat juga sebagai
pengganti peran guru (Arikunto, 2008:247).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Defenisi Ciri atau karakteristik dan jenis infrastruktur Gedung Fasilitas
Pendidikan
Pendidikan merupakan jembatan suatu negara untuk mencapai kesuksesan.
Pendidikan yang berkualitas membuat suatu negara menjadi negara yang maju.
Akan tetapi, pendidikan di Indonesia sunggulah memperhatinkan, pendidikan di
Indonesia terkesan semraut, tidak maju-maju. Salah satu yang menyebabkan
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah buruknya infrastruktur sekolah
yang ada. Padahal infrastruktur sekolah merupakan salah satu hal penting dalam
menciptakan pendidikan yang berkualitas
(https://suprionostg.blogspot.com/2016/12/pembangunan-infrastruktur-dalam-
bidang.html).
Infrastruktur yang tergolong baik bukan dinilai dari segi tampilan atau
morfologi dari infrastruktur yang dimiliki akan tetapi dinilai dari jenis
infrastruktur yang menyokong terhadap keilmuan siswa seperti laboratorium,
lapangan, perpustakaan, ruang kelas yang nyaman, media belajar dan masih
banyak lagi. Secara fungsional, infrastrukur memberikan support kepada siswa
untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan pengetahuan mereka.
Dengan dilengkapinya infrastruktur belajar maka siswa akan lebih leluasa dalam
mendapatkan pengalaman belajar dan akan berujung pada pengetahuan yang
dimiliki.
Bercermin kepada realita pendidikan yang terjadi di Indonesia saat ini
bahwa hanya beberapa sekolah yang telah memiliki infrastruktur yang baik
sedangkan sebagian besar lagi masih berada dalam skala kelayakan. Perbedaan
tersebut juga menimbulkan strata dalam keilmuan yang dimiliki, rata-rata siswa
yang bersekolah di sekolah yang memiliki infrastruktur baik akan mempunyai
pengalaman belajar yang lebih dari siswa yang bersekolah di sekolah yang dari
segi infrastruktur kurang memadai. Sebagai contoh, anak yang bersekolah di
sekolah yang mempunyai fasilitas laboratorium lengkap akan lebih mahir ketika
menggunakan alat dibandingkan dengan anak yang bersekolah di sekolah yang
tidak mempunyai laboratorium, malahan anak yang bersekolah di sekolah yang
tidak memiliki laboratorium akan kebingungan ketika melihat alat laboratorium
tersebut. Contoh lainnya, siswa yang belajar disekolah yang memiliki koneksi
internet akan berbeda dengan siswa yang bersekolah di sekolah kampung yang
tidak memiliki akses internet. Siswa yang bersekolah di sekolah yang memiliki
koneksi internet akan lebih mudah mendapat informasi baik itu yang bersifat
perkembangan IPTEK terbaru ataupun event-event yang bersifat perlombaan.
Alhasil siswa yang bersekolah di sekolah yang tidak ada koneksi internet tidak
dapat berkontribusi padahal bisa jadi siswa di sekolah yang tidak memiliki
internet tersebut memiliki kemampuan yang luar biasa (http://csp-
education.blogspot.com/2016/06/infrastruktur-bagi-pendidikan-indonesia.html).
B. Fungsi dan Manfaat Pengembangan Infrastruktur Gedung Fasilitas Pendidikan
Kondisi sarana dan prasarana pendidikan dapat dilihat baik buruknya baik
secara kualitas maupun kuantitas dapat ditinjau dari berfungsi tidaknya sarana dan
prasarana pendidikan pada proses pembelajaran. Menurut Dikdasmen Depdikbud
(1997:7) bahwa fungsi sarana pendidikan yang berupa alat pembelajaran, alat
peraga, dan media pendidikan dalam proses pembelajaran sangat penting guna
mencapai tujuan pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan berperan langsung
dalam proses pembelajaran di kelas sehingga berfungsi untuk memperlancar dan
mempermudah proses transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik. Sarana
pendidikan yang lengkap dapat memudahkan guru dalam menyampaikan isi
pembelajaran kepada siswanya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan mempunyai fungsi, antara
lain: (a) sebagai alat yang dapat memperlancar penyampaian informasi
pembelajaran dari guru ke siswa, (b) sebagai alat untuk mempermudah siswa
dalam memahami konsep pembelajaran, (c) sebagai alat untuk memperlancar
proses pembelajaran, dan (d) sebagai penghubung pemahaman siswa dari konsep
kongkrit ke abstrak (Fatmawati Dk, 2019).
C. Dukungan Kebijakan (Regulasi) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
Gedung Fasilitas Pendidikan
Standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama sekolah yang
harus terpenuhi sesuai dengan amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003, PP No 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. Selain itu, juga harus memenuhi dari
ketentuan pembakuan sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijabarkan
dalam:
(1) Keputusan Mendiknas Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pendidikan; (2) Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah
Menengah Pertama Tahun 2004 dari Direktorat Pembinaan SMP; dan (3) Panduan
Pelaksanaan dan Panduan Teknis Program Subsidi Imbal Swadaya: Pembangunan
Ruang Laboratorium Sekolah Tahun 2007 dari Direktorat Pembinaan SMP.
Standar sarana dan prasarana pendidikan yang dimaksudkan di sini baik mengenai
jumlah, jenis, volume, luasan, dan Iain-lain sesuai dengan kategori atau tipe
sekolahnya masing-masing.
1. Landasan hukum dikeluarkannya standar sarana dan prasarana yaitu
berdasarkan:
Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab
XII Pasal 45 tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan berbunyi :
(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. (2) Ketentuan mengenai
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah
2. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Peraturan pemerintah yang mengatur standar sarana dan
prasarana tercantum dalam peraturan pemerintah No.24 tahun 2007
tentang standar sarana dan prasarana yang berbunyi:
Pasal 1
(1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
(SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs),
dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup
kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.
(2) Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen
dan terpencil yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang
tidak bisa dihubungkan dengan kelompok yang lain dalam jarak tempuh 3
(tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki yang tidak membahayakan
dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Berdasarkan PP No.24 tahun 2007, beberapa kriteria minimum standar
sarana dan prasarana yaitu sebagai berikut:
 Lahan terhindar dari potensi bahaya Kemiringan lahan rata-rata
kurang dari 15%
 Lahan terhindar dari : pencemaran air dan udara, serta kebisingan
mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.
memiliki status hak atas tanah
 Bangunan memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap
peserta didik seperti tercantum pada lampiran PP No 24 tahun 2007
 Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan
 Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan,keamanan dan
kenyamanan
 Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang
mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat.
 Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan
 Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum
1300 watt.
 Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan,
dan diawasi secara professional
 Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai
dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar
PU.
dapat bertahan minimum 20 tahun
 Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin
penggunaan
(Prof.Soetjipto dan raflis kosasi,M.Sc.2004.Profesi Keguruan.Jakarta:Rineka
Cipta. Permendiknas no.24 th.2007 tentang standar sarana dan prasarana
pendidikan.)
Sumber Daya yang diperlukan dalam Pengembangan Infrastruktur Gedung
Fasilitas Pendidikan
Sumber Daya yang diperluakan yaitu sumber daya manusia yang
produktifiyas dan kreatifitas guna pengembangan infrastruktur fasilitas
pendidikan yang berkelanjutan (Anonim, 2021).
D. Permasalahan Pengembangan Infrastruktur Gedung Fasilitas Pendidikan
Banyak sekali peserta didik yang tidak bisa menikmati fasilitas sarana dan
prasarana yang sama dengan peserta didik yang ada di kota. Hal seperti itu
membuktikan bahwa pemerintah kurang memperhatikan fasilitas yang ada di
daerah terpencil.
Masalah tersebut biasanya disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
alokasi dana yang terhambat karena banyak sekali kasus penyalahgunaan dana
sekolah yang seharusnya digunakan untuk membuat sarana prasarana malah
digunakan untuk kepentingan oknum tertentu.
Dan faktor lainnya adalah perawatan yang buruk bisa saja terjadi karena
pihak sekolah tidak terlalu memperhatikan bagaimana merawat sarana prasarana
yang telah diberikan, sikap acuh tak acuh dan tidak adanya pengawasan dari
pemerintah membuat banyak fasilitas sekolah yang terbengkalai. Akibatnya para
peserta didik tidak nyaman menggunakan fasilitas karena kondisinya banyak yang
rusak.
Hal tersebut menimbulkan beberapa dampak yaitu:
1. Rendahnya mutu output pendidikan
Minimnya sarana ini menyebabkan generasi muda yang hanya
mengandalkan teori tanpa adanya realisasi yang nyata dalam belajar. Mereka
hanya belajar dalam angan-angan yang keluar dari realitas yang
sesungguhnya.
Kurang terpenuhinya fasilitas pendidikan seperti kerusakan sekolah,
laboratorium, dan lain-lain menimbulkan anak didik susah memahami
pelajaran tersebut.
Contohnya dalam belajar biologi tetang jenis-jenis bakteri, tentunya kita
pasti akan membutuhkan labolatorium agar mengetahui bentuk bakteri secara
nyata menggunakan mikroskop.
Jika labolatorium dan perlengkapannya tidak tersedia rasanya kita akan
kurang memahami jenis bakteri itu seperti apa jika kita hanya melihatnya
melalui buku paket/internet karena kita hanya bisa berangan-angan.
2. Kenakalan remaja dan perilaku yang menyimpang
Sarana pendidikan yang dimaksud disini bukan hanya laboratorium,
perpustakaan, ataupun peralatan edukatif saja, tetapi juga sarana olahraga
atuaupun kesenian untuk mengekspresikan diri mereka.
Pelajar saat ini tentunya membutuhkan ruang gerak dalam kematangan
emosi, misalnya grub band, sepak bola, basket, badminton,dan lain-lain. Jika
hal tersebut tidak terpenuhi cenderung akan membuat perkumpulan yang
menyalahi norma.
Solusi yang harus dilakukan agar permasalahan sarana dan prasarana 
bisa diperbaiki adalah terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekaligus agar
tidak terputusnya komunikasi.
Dengan adanya koordinasi tersebut selanjutnya sarana dan prasarana
harus ditingkatkan dalam rangka meningkatkan output pendidikan tentunya
kita harus meningkatkan harga maksudnya adalah meningkatkan sarana dan
prasarana penunjang pendidikan, yang meliputi:
3. Sarana fisik
Sarana fisik diperlukan untuk pemenuhan pembangunan gedung
sekolahan, laboratorium, perpustakaan, sarana-sarana olahraga seperti
lapangan basket dan perlengkapannya, alat-alat kesenian seperti studio musik,
dan fasilitas lainnya.
Jika sarana belajar tersebut terpenuhi, tentunya akan semakin
memudahkan peserta didik dalam transformasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4. Sarana non fisik
Sarana non fisik ini maksudnya jika system dan pengajaran yang
dilakukan itu bermutu, maka akan mempercepat pembangunan nasional. Hal
tersebut bisa dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pengajar.
Guru harus ditekan demi berjalannya pendidikan itu sendiri. Guru yang
profesional pasti dapat memberi pengajaran yang berkualitas bagi anak
didiknya dan pengajaran tersebut akan lebih fleksibel.
Dengan adanya peningkatan mutu pengajaran guru ini tentunya akan
berdamppak pada membaiknya output pendidikan.
DAFTRA PUSTAKA

Anonim. 2020.
Fatmawati, N. Mappincara, A. Habibah, S. 2019. Pemanfaatan dan Pemeliharaan
Saran dan Prasrana Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan kegururan dan
Pembelajaran. Vol 3(02) P. 117
Prof.Soetjipto dan raflis kosasi,M.Sc.2004.Profesi Keguruan.Jakarta:Rineka
Cipta.
Permendiknas no.24 th.2007 tentang standar sarana dan prasarana pendidikan
 http://reskygusniel.blogspot.com/2013/05/problematika-sarana-dan-
prasarana.html?m=1
https://suprionostg.blogspot.com/2016/12/pembangunan-infrastruktur-dalam-
bidang.html
http://csp-education.blogspot.com/2016/06/infrastruktur-bagi-pendidikan-
indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai