Anda di halaman 1dari 102

BAB 1

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Diagnosis komunitas merupakan kegiatan untuk menentukan suatu masalah
dengan cara mengumpulkan data di masyarakat. Data yang telah terkumpul, akan
diolah sehingga dapat dicari solusi pemecahannya, yang kemudian akan diarahkan
pada intervensi perbaikan dan menghasilkan suatu rencana kerja yang konkrit.
Diagnosis komunitas digunakan dalam program kesehatan untuk referensi data
kesehatan dalam suatu wilayah, sebagai gambaran mengenai masalah kesehatan
pada suatu komunitas, untuk rekomendasi intervensi solusi pemecahan masalah,
mengarahkan rencana kerja, pembentukan dasar indikator keberhasilan dari
evaluasi program kerja kesehatan. Tujuannya untuk menerapkan pelayanan
kedokteran secara holistik dan komprehensif.1
Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolik menahun akibat
pankreas tidak bisa meproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.2 Menurut World Health
Organization (WHO) pada tahun 2014 penderita DM di dunia berjumlah 422 juta
orang dengan jumlah terbesar berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Pada
Tahun 2012 DM menyebabkan kematian sebanyak 3,7 juta orang, 43% kematian
terjadi sebelum usia 70 tahun. Berdasarkan WHO 2018 DM masuk ke dalam
kriteria sepuluh penyakit terbanyak di dunia yang menyebabkan kematian.3 DM
dapat menurunkan angka harapan hidup 5-10 tahun.4 Satu dari dua orang
penderita DM tidak terdiagnosa dan tidak menyadari bahwa dirinya sakit. 5,6
Berdasarkan International Diabetes Federation (IDF) tahun 2018 Asia
Tenggara menempati wilayah dengan penderita DM terbanyak nomor satu di
dunia, yaitu sebanyak 42%.7 Pada tahun 2014 di Asia Tenggara terdapat 96 juta
orang dewasa dengan DM atau 8,6% dari total kasus diabetes di dunia. Pada tahun
2012 satu juta orang meninggal akibat komplikasi dari DM.6
Prevelensi di Indonesia yang didiagnosis DM berdasarkan hasil data Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 terdapat peningkatan prevalensi
penderita DM sejak tahun 2013 berjumlah 6,9% mengalami peningkatan pada
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 1
Periode 23 September – 17 November 2019
2018 menjadi 8,5%. Prevalensi penderita DM yang terdiagnosa dokter pada umur
≥15 tahun mengalami peningkatan sebanyak 0,5% yaitu dari 1,5% pada tahun
2013 menjadi 2% pada tahun 2018.4 Berdasarkan Konsensus Perkeni tahun 2015
dari hasil data IDF tahun 2014, Indonesia menempati peringkat ke-5 terbanyak di
dunia dengan jumlah 9,1 juta orang penduduk didiagnosis DM, naik 2 peringkat
dari peringkat ke 7 pada tahun 2013.5
Berdasarkan RISKESDAS 2018 di Indonesia jumlah laki-laki yang
menderita DM sebanyak 1,2% lebih sedikit dibandingkan perempuan 1,8%.
Berdasarkan usia didapatkan puncak usia penderita DM yaitu 55-64 tahun
sebanyak 6,3%. Upaya penanganan pengendalian DM di Indonesia dengan
olahraga baru tercapai 30,2%. Sementara mereka yang mengatur pola makan
untuk pengendalian DM sebanyak 80,2%. Jenis pengobatan yang digunakan
penderita DM terdapat sebanyak 75% menggunakan Obat Anti Diabetes (OAD),
insulin dan OAD 11%, insulin 5%, sebanyak 9% tidak menjalankan pengobatan.
Alasan penderita DM tidak menjalankan pengobatan sebanyak 50.4% merasa
sudah sehat, 30.2% tidak rutin berobat ke fasilitas kesehatan, 25,3%
mengkonsumsi obat tradisional 18,8% karena lupa mengkonsumsi OAD, 8,5%
tidak mampu membeli obat secara rutin, dan 2,1% obat tidak tersedia di fasilitas
kesehatan.4
Berdasarkan RISKESDAS 2018 pada tahun 2013 di DKI Jakarta penderita
DM pada umur ≥15 tahun mencapai 2,5% lalu pada tahun 2018 mengalami
peningkatan sebanyak 0,9% yaitu menjadi 3,4%.4 DKI Jakarta merupakan
provinsi yang memiliki penderita DM terbanyak di Indonesia. Daerah perkotaan
penderita DM 1,5% lebih banyak dibandingkan di perdesaan 1,0%.8 Berdasarkan
data KEMENKES 2014 prevalensi komplikasi DM di RSCM tahun 2011,
Neuropati menepati komplikasi terbanyak sebanyak 54% diikuti dengan
retinopati diabetik 33,4%.2
Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng DM menempati urutan ke-5 dalam
10 penyakit terbanyak, dan menempati urutan ke-2 Penyakit tidak Menular (PTM)
setelah hipertensi. Pada tahun 2018 diseluruh Kecamatan Cengkareng terdapat
9.589 pasien penderita DM, tetapi yang mendapatkan pelayanan kesehatan hanya
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 2
Periode 23 September – 17 November 2019
8,2% atau hanya 788 orang. Presentase penderita DM pada tahun 2018 di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Cengkareng Barat
merupakan kelurahan dengan presentase penduduk dengan jumlah penderita DM
tertinggi sebanyak 1,86% .9
Alasan dipilihnya DM sebagai topik pendekatan secara komunitas karena
penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Cengkareng meningkat sebanyak
23,5% dari tahun 2017 ke tahun 2018. Pada tahun 2018 tercatat sebanyak 9.589
penderita DM di Kecamatan Cengkareng. Presentase penderita DM pada tahun
2018 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Cengkareng
Barat merupakan kelurahan dengan presentase penduduk dengan jumlah penderita
DM tertinggi.9 Berdasarkan data tersebut, jika tidak dilakukan intervensi maka
ditakutkan akan terjadi peningkatan angka penderita DM, sehingga komplikasi
dari penderita DM akan meningkat dan dapat menyebabkan kematian.
1.2 . Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Diturunkannya angka mortalitas dan morbiditas DM di wilayah kerja Puskesmas
kecamatan Cengkareng
1.2.2. Tujuan Khusus
• Diketahuinya lokasi yang memiliki masalah utama DM yang harus segera
diselesaikan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cengkareng .
• Diketahuinya masalah-masalah penyebab yang menyebabkan tingginya
prevalensi kejadian DM di daerah yang memiliki masalah tertinggi di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cengkareng .
• Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar
dalam menunjang tercapainya tujuan jangka menengah dan jangka panjang
yang diharapkan.
• Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 3
Periode 23 September – 17 November 2019
BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1. Diagnosa Komunitas

Diagnosis komunitas merupakan kegiatan untuk menentukan suatu masalah


dengan cara mengumpulkan data di masyarakat sehingga dapat dicari solusi
pemecahannya, yang kemudian akan diarahkan pada intervensi perbaikan dan
menghasilkan suatu rencana kerja yang konkrit. Menurut WHO diagnosis
komunitas merupakan penjelasan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai
kondisi kesehatan di masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi
kesehatannya. Diagnosis komunitas digunakan dalam program kesehatan untuk
referensi data kesehatan dalam suatu wilayah, sebagai gambaran mengenai
masalah kesehatan pada suatu komunitas, untuk rekomendasi intervensi solusi
pemecahan masalah, mengarahkan rencana kerja, pembentukan dasar indikator
keberhasilan dari evaluasi program kerja kesehatan. Tujuannya untuk menerapkan
pelayanan kedokteran secara holistik dan komprehensif.1
Langkah diagnosis komunitas yaitu analisis situasi, identifikasi masalah,
penyebab masalah, prioritas masalah, menentukan instrumen pengumpulan data,
pengumpulan data dari masyarakat, analisis dan penyimpulan data, laporan hasil
dan presentasi diseminasi. Masalah diagnosis komunitas tidak selalu berbentuk
penyakit, dapat juga merupakan masalah nonmedis yang menjadi penyebab suatu
penyakit. Pendekatan yang digunakan dalam diagnosis komunitas adalah
Paradigma Blum yang terdiri dari perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan
genetik.1
Fokus perhatian diagnosis komunitas bukan terhadap 1 pasien tapi suatu
komunitas atau masyarakat, tidak hanya pada orang yang sakit namun orang sakit
dan sehat yang terdapat pada suatu komunitas tersebut, kemudian ditentukan
intervensi / plan of action, tidak hanya pengobatan, dengan tujuan utama yaitu
promotif dan preventif. Manfaat diagnosis komunitas, yaitu mengetahui kondisi
kesehatan dari komunitas, mengetahui bagaimana kondisi kesehatan komunitas

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 4
Periode 23 September – 17 November 2019
dapat ditingkatkan, dan mengetahui cara untuk meningkatkan kondisi kesehatan
komunitas.1

2.2. Diabetes Melitus

2.2.1. Definisi
DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.5 DM merupakan
salah satu penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini dan merupakan suatu
sindrom hiperglikemia yang sering disertai kelainan metabolisme (lemak dan
protein) yang disebabkan defek sekresi dan jumlah insulin (DMT1) ataupun
kombinasi dengan resistensi insulin (DMT2).10
2.2.2. Sejarah
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti SYPHON. Pada 200 tahun SM
Aretaeus (Greek Physician) memberi istilah diabetes melitus, diabetes berarti
mengalir terus dan melitus berarti madu atau manis. Jadi diabetes melitus sama
berarti kencing manis. Thomas Willis (Inggris, 1674) merasakan urine yang terasa
manis. Paul Langerhans (Jerman, 1869) menemukan timbunan glukosa dalam
hepar sebagai glikogen dan Jean d Meyer (Belgia, 1909) memberi nama hormon
insulin yang berasal Latin Insulina yang berarti Island. Pada tahun 1921 Frederik
G. Banting dan Charles H. Best bekerja sama dengan James B Collip dan J.J.R.
Macleod menemukan insulin. Insulin ini mulai digunakan pada tahun 1922 pada
pria bernama Leonard Thompson usia 14 tahun. Tahun 1954-1955 Franke dan
Fuchs (1954) mulai menggunakan OAD pada manusia dan antidiabetes yang
pertama digunakan adalah sulfonilurea.10

2.2.3. Epidemiologi
Menurut WHO, pada tahun 2012 diabetes menyebabkan kematian sekitar 3,7 juta
jiwa di dunia. Pada tahun 2016, total kematian di dunia akibat diabetes yaitu
sekitar 70%. DM menduduki peringkat ke-7 dari 10 penyebab angka kematian di
seluruh dunia pada tahun 2016.6 Di negara Asia Tenggara, jumlah penduduk yang
mengalami diabetes yaitu 82 juta penduduk pada tahun 2017.2
Prevalensi DM di Indonesia berdasarkan hasil data RISKESDAS tahun

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 5
Periode 23 September – 17 November 2019
2018 terdapat peningkatan prevalensi penderita DM sejak tahun 2013 berjumlah
6,9% mengalami peningkatan pada 2018 menjadi 8,5%. Prevalensi DM di
Indonesia tertinggi terdapat di provinsi DKI Jakarta. Data menunjukan DM paling
banyak terjadi pada dewasa berusia 55-64 tahun (19,6%), serta lebih banyak
terjadi pada perempuan (1,8%) dibandingkan dengan laki-laki (1,2%).4
Berdasarkan data tahun 2019 di Puskesmas Cengkareng, DM merupakan
PTM terbanyak ke-2 dan urutan ke-5 dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng pada tahun 2019. Jumlah penderita DM tahun 2018 di
Seluruh Kecamatan Cengkareng berjumlah 9.589 pasien dan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan hanya 8.2% (788 pasien). Pasien DM yang tercatat di
Puskesmas Cengkareng cenderung meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2016
(811 pasien), 2017 (978 pasien), dan 2018 (1208 pasien). Kelurahan Cengkareng
Barat merupakan kelurahan dengan presentase penduduk dengan jumlah penderita
9
DM tertinggi sebanyak 1,86%.
2.2.4. Klasifikasi

KLASIFIKASI DIABETES MELITUS PERKENI 2015

DM TIPE 1: DM TIPE 2: DM TIPE LAIN: DM


GESTASIONAL
Defisiensi Defisiensi insulin 1. Defek genetik fungsi sel beta Diabetes
insulin absolut relatif: terdiagnosis pada
akibat 2. Penyakit eksokrin pankreas:
1. Defek sekresi Pankreatitis trimester kedua
destuksi sel atau ketiga
beta, karena: insulin lebih
dominan daripada Pankreatektomy kehamilan yang
1. Autoimun resistensi insulin. tidak jelas
3. Endokrinopati: akromegali,
diabetes sebelum
2. Idiopatik 2. Resistensi insulin kusing, hipertiroidisme
kehamilan
lebih dominan 4. Akibat obat: glukokortikoid,
daripada defek hipertiroidisme
sekresi insulin.
5. Akibat infeksi: CMV, Rubella
6. Imunologi: antibodi anti insulin

Gambar 2.1. Klasifikasi diabetes melitus 5

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 6
Periode 23 September – 17 November 2019
2.2.5. Faktor Risiko
Faktor risiko secara umum :

• DM tipe I berhubungan antara gen dan faktor lingkungan (sering terjadi


pada anak dan remaja)

• DM tipe II adalah genetik, faktor metabolik, etnis, riwayat keluarga yang


mengalami diabetes, diabetes gestasional sebelumnya, overweight dan
obesitas, diet yang tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, merokok,
konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, konsumsi makanan
berlemak jenuh, kurangnya konsumsi serat, serta konsumsi minuman yang
mengandung kadar gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko DM.5,6
Faktor risiko yang dapat menyebabkan DM tipe 2 dibagi menjadi 2
kategori yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
a. Faktor risiko yang dapat diubah : 11
1. Obesitas (BMI ≥25 kg/m2)
2. Aktivitas fisik yang kurang
3. Hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg)
4. Kolesterol HDL <35 mg/dL dan atau kadar trigliserid darah >250
mg/dL
5. Stress fisik dan mental
b. Faktor risiko yang tidak dapat dirubah : 11
1. Riwayat DM pada keluarga (keluarga atau saudara dengan DM tipe 2)
2. Ras / etnis tertentu seperti Afrika Amerika, Latin
3. Riwayat prediabetes
4. Riwayat DM saat kehamilan atau melahirkan bayi dengan berat >4 kg
5. Perempuan dengan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
6. Riwayat penyakit kardiovaskular

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 7
Periode 23 September – 17 November 2019
2.2.6. Patofisiologi
Patogenesis DM tipe II disebabkan oleh delapan (omnious octe ) hal berikut:5

a) Kegagalan sel beta pankreas


Pada saat diagnosa DM tipe II ditegakkan, fungsi sel beta sudah sangat
berkurang (obat yang bekerja melalui jalur ini adalah sulfonylurea,
meglitinid, GLP 1 agonis dan DPP-4)
b) Liver
Pada pasien DM tipe II terjadi resistensi insulin yang berat dan memicu
gluconeogenesis sehingga produksi glukosa keadaan basal oleh liver (HGP :
hepatic glucose production) meningkat. Obat yang bekerja melalui jalur ini
adalah metformin yang menekan proses gluconeogenesis.
c) Otot
Pada penderita DM tipe-II didapatkan gangguan kinerja insulin yang multipel
di intramioselular, akibat gangguan fosforilasi tirosin sehingga timbul
gangguan transport glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis glikogen, dan
penurunan oksidasi glukosa. Obat yang bekerja dijalur ini adalah metformin,
dan tiazolidindion.
d) Sel lemak
Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari insulin, menyebabkan
peningkatan proses lipolisis dan kadar asam lemak bebas. Peningkatan asam
lemak jenuh merangsang proses glukoneogenesis, mencetuskan resisten
insulin, dan gangguan sekresi insulin. Obat yang bekerja dijalur ini adalah
tiazolidindion.
e) Usus
Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh lebih besar. Efek yang
dikenal sebagai efek incretin ini diperankan oleh dua hormone GLP-1
(glucagon-like polypeptide-1) dan GIP (glucose-dependent insulinotrophic
polypeptide atau gastric inhibitory polypeptide). Pada penderita DM tipe II
didapatkan defisiensi GLP-1 dan resisten terhadap GIP, tetapi incretin akan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 8
Periode 23 September – 17 November 2019
dipecah hanya dalam beberapa menit oleh enzim DPP- 4.Obat yang bekerja
menghambat kinerja DPP- 4 dalam kelompok DPP-4 inhibitor.

Saluran pencernaan mempunyai peran dalam penyerapan karbohidrat melalui


enzim alfa-glukosidase yang memecah polisakarida menjadi monosakarida
yang kemudian diserap oleh usus dan berakibat meningkatkan glukosa darah
setelah makan. Obat yang bekerja untuk menghambat kinerja enzim alfa-
glukosidase adalah akarbosa.

f) Sel alpha-pankreas
Sel α pankreas berfungsi dalam sintesis glucagon yang dalam keadaan puasa
kadarnya di dalam plasma akan meningkat. Obat yang menghambat sekresi
glukagon atau menghambat reseptor glukagon GLP-1 agonis, DPP 4 inhibitor
dan amylin.
g) Ginjal
Ginjal berfungsi memfiltrasi sekitar 163 gram glukosa sehari. Sembilan
puluh persen. Sembilan pulu persen dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap
kembali melalui peran SGLT-2 (Sodium Glucose co-transporter) pada bagian
convulated tubulus proksimal. Sedangkan 10% sisanya akan diabsorpsi
melalui peran SGLT-1 pada tubulus desenden dan asenden. Obat yang
menghambat kinerja SGLT-2 ini akan menghambat penyerapan kembali
glukosa di tubulus ginjal sehingga glukosa akan dikeluarkan lewat urin.
h) Otak
Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada individu yang
obesitas dengan DM ataupun tanpa DM, didapatkan hyperinsulinemia yang
merupakan mekanisme kompensasi dari resistensi insulin yang juga terjadi di
otak. Obat yang bekerja di jalur ini adalah GLP-1 agonis, amilin, dan
bromokriptin.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 9
Periode 23 September – 17 November 2019
Gambar 2.2 Patofisiologi Diabetes Melitus 5

2.2.7. Tanda dan Gejala


Keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM perlu dipikirkan apabila terdapat
keluhan seperti : 5, 10
a) Keluhan klasik DM : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan drastis yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
b) Keluhan lain :
- Lemah badan
- Nokturia (kencing malam hari)
- Parestesia (kesemutan)
- Gatal
- Mata kabur
- Penyembuhan luka lambat
- Mengantuk
- Disfungsi ereksi pada pria
- Pruritus vulva pada wanita

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 10
Periode 23 September – 17 November 2019
2.2.8. Diagnosis
Pendekatan diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa
darah. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa
secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena, selain itu pendekatan
diagnosis DM dapat dilakukan dengan : 5
a) Anamnesa :
- Gejala yang timbul
- Pola makan, status nutrisi, dan riwayat perubahan berat badan
- Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak/dewasa muda
- Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap, termasuk
terapi gizi medis
- Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang digunakan
- Riwayat komplikasi akut (ketoasidosis diabetes, hiperosmolar
hiperglikemia, dan hipoglikemia)
- Riwayat infeksi sebelumnya
- Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik (komplikasi pada
ginjal, jantung, susunan saraf, mata, saluran pencernaan)
- Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah
- Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner,
obesitas, dan riwayat penyakit keluarga
- Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM
- Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, dan status ekonomi
- Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi, dan kehamilan

b) Pemeriksaan Fisik
- Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar pinggang
- Pengukuran tekanan darah, ABI (untuk mencari kemungkinan penyakit
pembuluh darah arteri tepi)
- Pemeriksaan funduskopi
- Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
- Pemeriksaan jantung

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 11
Periode 23 September – 17 November 2019
- Evaluasi nadi
- Pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin
dan pemeriksaan neurologis).
c) Pemeriksaan Penunjang
- Glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial
- HbA1C
- Profil lipid (kolestrol total, HDL, LDL, Trigliserid)
- Kreatinin serum
- Albuminuria
- Keton, sedimen, protein dalam urin
- EKG
- Foto sinar-X dada

Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL (puasa yaitu kondisi tidak ada
asupan kalori selama minimal 8 jam).

Atau

Pemeriksaan glukosa plasma ≥200mg/dL, 2 jam setelah TTGO dengan beban


glukosa 75 gram.

Atau

Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL dengan gejala klasik.

Atau

Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode terstandarisasi oleh


National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).

Gambar 2.3 Kriteria diagnosa diabetes melitus 5

- Catatan :
Saat ini tidak semua laboratorium di Indonesia memenuhi standard NGSP,
sehingga harus hati-hati dalam membuat interpretasi HbA1c (anemia, gangguan
fungsi ginjal, hemoglobinopati, dan riwayat transfusi darah 2-3 bulan terakhir)
maka HbA1c tidak dapat dipakai sebagai alat diagnosis maupun evaluasi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 12
Periode 23 September – 17 November 2019
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM
digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: 5
• Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan
pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)
Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2-jam setelah TTGO antara 140-199
mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl
• Diagnosis prediabetes dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.

2.2.9. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksaan DM secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita DM yaitu : 5
1. Jangka pendek : menghilangkan keluhan, memperbaiki kualitas hidup,
dan mengurangi risiko komplikasi akut.
2. Jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
3. Tujuan akhir : turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Tatalaksana DM dibagi menjadi 4 pilar yaitu : 5
1. Edukasi
Edukasi untuk promosi hidup sehat dalam pengelolaan DM secara
holistik.
a. Tingkat awal dilaksanakan di Pelayanan Kesehatan Primer meliputi :
• Perjalanan penyakit DM.
• Makna dan pentingnya pengendalian dan pemantauan DM kontinyu.
• Penyulit dan risiko DM.
• Intervensi non farmakologis dan farmakologis serta target pengobatan.
• Interaksi asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat antihiperglikemia
oral atau insulin serta obat lain.
• Cara pemantauan gula darah dan interpretasi hasil gula darah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 13
Periode 23 September – 17 November 2019
• Gejala dan penanganan awal hipoglikemia.
• Pentingnya latihan jasmani.
• Pentingnya perawatan kaki.
b. Tingkat lanjut dilaksanakan di Pelayanan Kesehatan Sekunder dan atau
Tersier meliputi : 5
• Penyulit akut dan kronik DM.
• Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain.
• Kondisi khusus yang dihadapi seperti hamil dan puasa.
• Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologi mutakhir
tentang DM.
• Perawatan kaki.
2. Terapi Nutrisi Medis
Prinsip terapi makanan untuk penderita DM yaitu makanan seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan kalori. Hal yang penting adalah keteraturan jadwal
makan serta jenis dan jumlah kandungan kalori agar dapat meningkatkan
keefektivitasan obat yang dikonsumsi untuk meningkatkan sekresi insulin atau
terapi insulin sendiri. 5
a. Komposisi makanan 5
• Karbohidrat
Besarnya karbohidrat yang dianjurkan yaitu 45-65% total asupan energi.
Karbohidrat yang dipilih yaitu yang mengandung serat tinggi (nasi merah,
roti gandum). Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang
diabetes dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain.
Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat diberikan makanan
selingan seperti buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan
kalori sehari
• Lemak
Asupan lemak yang dianjurkan untuk dikonsumsi sekitar 20-25%
kebutuhan kalori dan tidak melebihi 30% total asupan energi. Lemak
jenuh dianjurkan kurang dari 7% kebutuhan kalori, lemak tidak jenuh

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 14
Periode 23 September – 17 November 2019
ganda (PUFA) kurang dari 10% kebutuhan kalori, dan sisanya dari lemak
tidak jenuh tunggal (MUFA). Konsumsi bahan makanan yang
mengandung lemak jenuh dan lemak trans seperti daging berlemak
dibatasi dan kolesterol dianjurkan kurang dari 200mg/hari.
• Protein
Protein yang dibutuhkan sekitar 10-20% total asupan energi. Namun pada
pasien DM dengan gangguan ginjal, konsumsi protein diturunkan menjadi
0,8 g/kgBB/hari atau 10% kebutuhan energi. Jika pasien DM sudah
mendapat terapi hemodialisis, maka asupan protein dapat ditingkatkan
menjadi 1-1,2 g/kgBB/hari.
• Natrium
Jumlah natrium yang dapat dikonsumsi per hari kurang dari 2.300 mg.
Jika pasien DM juga menderita hipertensi, maka asupan natrium juga
harus diturunkan.
• Serat
Serat yang dianjurkan berasal dari kacang, buah, sayur, dan sumber
karbohidrat tinggi serat. Jumlah serat yang dianjurkan sebesar 20-35
gram/hari.
b. Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori basal besarnya sekitar 25-30 kkal/kgBB ideal yang
kemudian dapat ditambah atau dikurangi tergantung pada jenis kelamin,
umur, aktivitas fisik atau pekerjaan, terdapatnya stres metabolik atau tidak,
dan berat badan.
Jadwal makanan untuk penderita DM sebaiknya dibagi menjadi 3 porsi
besar yang terdiri dari makan pagi (20%), makan siang (30%), dan sore
(25%), serta 2-3 porsi makanan selingan (10-15%).
3. Latihan Jasmani 5
Latihan jasmani secara teratur 3-5 kali per minggu selama 30-45 menit
untuk setiap latihan jasmani. Jeda antar latihan yang dianjurkan yaitu tidak
lebih dari 2 hari berturut – turut. Sebelum melakukan latihan, disarankan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 15
Periode 23 September – 17 November 2019
untuk melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. Penderita DM
disarankan untuk mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu jika kadar
glukosa darah kurang dari 100 mg/dL ataupun menunda latihan jasmani
apabila kadar glukosa darah melebihi 250 mg/dL. Latihan jasmani yang
bersifat aerobik dengan intensitas sedang seperti jalan cepat, bersepeda
santai, dan berenang lebih disarankan karena selain untuk menjaga tubuh
tetap bugar, dapat menurunkan BB dan memperbaiki sensitivitas insulin
yang nantinya akan berpengaruh terhadap pengendalian glukosa darah.
4. Intervensi Farmakologis
Tabel 2.1 Obat antihiperglikemia oral di Indonesia 5

Golongan Obat Cara Kerja Utama Efek Samping Penurunan


Utama HbA1c

Sulfonilurea Meningkatkan sekresi insulin BB naik, 1-2%


hipoglikemia
Glinid 0,5-1,5%

Metformin Menekan produksi glukosa Dispepsia, diare, 1-2%


hati, meningkatkan sensitivitas asidosis laktat
insulin
Penghambat Menghambat absorbsi glukosa Flatulen, tinja 0,5-0,8%
alfa glukosidase lembek
Tiazolidindion Meningkatkan sensitivitas Edema 0,5-1,4%
insulin
Penghambat Meningkatkan sekresi insulin, Kembung, 0,5-0,8%
DPP IV menghambat sekresi glukagon muntah
Penghambat Menghambat reabsorbsi Dehidrasi, infeksi 0,8-1%
SGLT2 glukosa di tubuli distal ginjal saluran kemih

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 16
Periode 23 September – 17 November 2019
Tabel 2.2 Obat antihiperglikemia suntik insulin berdasarkan waktu kerja 5

Jenis Obat Awitan Puncak Lama Efek Samping


(onset) Efek Kerja

Insulin analog kerja cepat 5-15 menit 1-2 jam 4-6 jam Hipoglikemia,
(rapid acting) reaksi alergi
terhadap
Insulin manusia kerja pendek 30-60 2-4 jam 6-8 jam
insulin
= insulin reguler (short menit
acting)

Insulin manusia kerja 1,5-4 jam 2-4 jam 6-8 jam


menengah (intermediate
acting)

Insulin analog kerja panjang 1-3 jam Hampir 12-24


(long acting) tanpa jam
puncak

Insulin analog kerja ultra 30-60 3-12 jam


panjang (ultra long acting) menit

Insulin analog campuran 12-30 1-4 jam


(human premixed) menit

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 17
Periode 23 September – 17 November 2019
Gambar 2.4 Algoritme pengelolaan DM tipe II 5

2.2.10. Komplikasi
Penderita DM dapat mengalami penyulit atau komplikasi dalam perjalanan
penyakitnya. Komplikasi DM tersebut terbagi menjadi dua, yaitu akut dan
kronik.5

1. Komplikasi akut
a. Krisis hiperglikemia
Krisis hiperglikemia dibagi menjadi 2 yaitu Ketoasidosis Diabetik (KAD)
dan Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH). Komplikasi ini menyebabkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas, sehingga diperlukan perawatan di
rumah sakit untuk mendapat terapi yang memadai. 5
i. KAD
• DM tipe 1

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 18
Periode 23 September – 17 November 2019
• Poliuri, polidipsi, polifagi dengan fatigue, dehidrasi, penurunan
kesadaran, nyeri abdominal, nafas bau buah ‘fruity odor’, nafas
kussmaul
• Lab: Glukosa 250-600 mg/dL, Natrium 125-135 meq/L, Osmolaritas
300-320 mOsm/L, Keton plasma ++++, Serum bikarbonat <15 meq/L
pH arteri 6,8-7,3, PCO2 arteri 20-30 mmHg, anion gap meningkat
ii. SHH
• DM tipe 2
• Onset perlahan, didahului kelemahan, poliuri, polidipsi, riwayat
penurunan intake cairan, riwayat intake cairan mengandung glukosa
tinggi, penurunan kesadaran.
• Lab : glukosa 600-1200 mg/dL, natrium 135-145 meq/L, osmolaritas
330-380 mOsm/L, keton plasma +/-, serum bikarbonat normal /
sedikit meningkat, pH arteri >7,3 PCO2 arteri normal, anion gap
normal / sedikit meningkat
b. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah penurunan kadar glukosa darah <70 mg/dL dengan atau
tanpa gejala sistem otonom : 5
• Terdapat gejala hipoglikemia
• Kadar glukosa darah rendah
• Gejala berkurang dengan pengobatan.
Tabel 2.3 Tanda gejala hipoglikemia 5

Hipoglikemia Tanda Gejala

Autonomik Rasa lapar, berkeringat, gelisah, Pucat, takikardi,


paresthesia, palpitasi, gemetar widened pulse pressure

Neuroglikopenik Lemah, lesu, pusing, penurunan Cortical blindness,


kesadaran (delirium), perubahan hipotermia, kejang,
sikap, gangguan kognitif, pandangan koma

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 19
Periode 23 September – 17 November 2019
kabur, diplopia

Tabel 2.4 Klasifikasi hipoglikemia berdasarkan derajat keparahannya 5

Derajat Tanda Gejala


Keparahan

Berat Penderita membutuhkan bantuan orang lain untuk pemberian


karbohidrat, glukagon, atau resusitasi lain

Simtomatik GDS < 70 mg/dL disertai gejala hipoglikemia

Asimtomatik GDS < 70 mg/dL tanpa gejala hipoglikemia

Relatif GDS > 70 mg/dL dengan gejala hipoglikemia

Probable Gejala hipoglikemia tanpa pemeriksaan GDS

a. Komplikasi kronik 5
a. Makroangiopati
• Pembuluh darah jantung : penyakit jantung koroner
• Pembuluh darah tepi : penyakit arteri perifer dengan gejala nyeri
saat beraktivitas dan membaik saat istirahat (claudicatio
intermittent), namun dapat muncul tanpa gejala. Kelainan yang
dapat ditemukan adalah ulkus iskemik.
• Pembuluh darah otak : stroke iskemik atau stroke hemoragik.
b. Mikroangiopati
• Retinopati diabetik
• Nefropati diabetik
Diagnosis nefropati diabetik ditegakkan dengan adanya
albuminuria menetap (> 300 mg/ 24 jam) yang didapatkan pada
minimal 2 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan
pada penderita DM. Pengendalian glukosa dan tekanan darah yang
baik dapat mengurangi risiko atau memperlambat proses nefropati.
Pada penderita nefropati DM tidak disarankan untuk menurunkan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 20
Periode 23 September – 17 November 2019
asupan protein di bawah 0,8 gram/kgBB/hari dikarenakan tidak
menunjukkan adanya penurunan risiko kardiovaskular dan
peningkatan laju filtrasi glomerulus ginjal.
• Neuropati
Penderita DM perlu ditanyakan apakah memiliki keluhan seperti
kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri ataupun terasa lebih sakit
saat malam hari dikarenakan merupakan faktor risiko penting
untuk terjadinya ulkus kaki, sehingga meningkatkan risiko
amputasi.5 Neuropati diabetik dapat diklasifikasikan berdasarkan
perjalanan penyakitnya (lama menderita DM) dan menurut jenis
serabut saraf yang terkena.12

2.3. Program Penyakit Tidak Menular (PTM)


Selama dua dekade terakhir ini terjadi transisi epidemiologis yang signifikan
dari penyakit tidak menular, yang meliputi jantung, stroke, hipertensi,
diabetes melitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Deteksi dini harus dilakukan dengan secara proaktif mendatangi sasaran,
karena sebagian besar tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit
tidak menular.
Dalam rangka pengendalian PTM antara lain dilakukan melalui
pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular
(Posbindu-PTM) yang merupakan upaya monitoring dan deteksi dini faktor
risiko penyakit tidak menular di masyarakat. Sejak mulai dikembangkan pada
tahun 2011 Posbindu-PTM pada tahun 2015 telah berkembang menjadi
11.027 Posbindu di seluruh Indonesia. 13
Berdasarkan perspektif status ekonomi, beberapa penyakit tidak menular
cenderung menjadi masalah pada kelompok eknonomi rendah maupun tinggi
dan diabetes melitus lebih banyak terjadi pada kelompok ekonomi yang lebih
tinggi. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan beberapa faktor risiko
penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia seperti merokok, kurang aktifitas fisik, serta kurang konsumsi
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 21
Periode 23 September – 17 November 2019
sayur dan buah.8 Puskesmas Kecamatan Cengkareng memiliki program
dalam penatalaksanaan penyakit tidak menular yaitu Posbindu-PTM dan
PROLANIS. 10
2.3.1. Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular 13
Posbindu-PTM merupakan peran serta masyarakat untuk mendeteksi dini
dan memantau faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu,
rutin, dan periodik. Selain itu, faktor risiko yang ditemukan ditindak
lanjuti melalui konseling kesehatan dan segera dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar. Tujuan dari program ini adalah untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan
dini faktor risiko PTM. Posbindu-PTM memiliki 10 kegiatan yaitu:13

Tabel 2.5 Kegiatan Posbindu PTM 13

No Kegiatan Posbindu PTM

Penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana tentang


riwayat PTM, aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi

1. terjadi cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, dan informasi lainnya yang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi malasah kesehatan terkait PTM. Kegiatan
ini dilakukan saat pertama kunjungan dan berkala 1 bulan sekali.

Pengukuran berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, lingkar perut,
2.
analisis lemak tubuh, dan tekanan darah dilakukan 1 bulan sekali.

Pemeriksaan fungsi paru sederhana dilakukan 1 tahun sekali bagi yang sehat,
3.
yang berisiko 3 bulan sekali, dan penderita gangguan paru-paru 1 bulan sekali.

Pemeriksaan gula darah bagi individu sehat dilakukan 3 tahun sekali dan untuk
4. individu dengan faktor risiko PTM atau penderita DM dilakukan minimal 1
tahun sekali.
Pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida bagi individu sehat dilakukan 5
5.
tahun sekali dan untuk individu dengan faktor risiko PTM dilakukan 6 bulan

Bersambung ke halaman 23
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 22
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari halaman 22

sekali

Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) bagi individu sehat dilakukan
minimal 5 tahun sekali, jika hasil positif, dilakukan tindakan pengobatan
6.
krioterapi, diulang setelah 6 bulan, jika hasil negative dilakukan pemeriksaan
ulang 5 tahun.

Pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin untuk


7.
pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

8. Konseling dan penyuluhan harus dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu-PTM.

Aktifitas fisik atau olah raga bersama, dilakukan rutin setiap minggu selain
9.
saat penyelenggaraan Posbindu-PTM.

Rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan

10. pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk respon cepat sederhana dalam
penanganan pra-rujukan.

2.3.2. PROLANIS

PROLANIS merupakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang


dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan
BPJS Kesehatan tujuannya untuk pemeliharaan kegiatan bagi peserta BPJS
Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup optimal
dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Tujuan program ini
untuk mendorong peserta dengan penyakit kronis mencapai kualitas hidup
optimal dengan indicator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan
fisik terhadap penyakit DM tipe 2 dan hipertensi sesuai panduan klinis terkait
sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi.14

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 23
Periode 23 September – 17 November 2019
PROLANIS memiliki 4 aktifitas yaitu :14
1. Konsultasi medis peserta PROLANIS.
2. Edukasi kelompok peserta PROLANIS untuk meningkatkan pengetahuan
kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya
kembali penyakit, serta meningkatkan status kesehatan.
3. Kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan rutin kepada
fasilitas kesehatan pengelola melalui pengingatan jadwal konsultasi dengan
bantuan SMS.
4. Kunjungan ke rumah peserta PROLANIS untuk memberikan informasi /
edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan
keluarga.
2.4. Pelayanan Kesehatan Penderita DM di Puskesmas Kecamatan
Cengkareng
1. Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.6. Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa 15

No Barang Jumlah Fungsi

1 • Glukometer Sesuai kebutuhan Melakukan pemeriksaan gula


darah
• Strip tes Gula Darah Sesuai sasaran
• Kapas Alkohol Sesuai sasaran
• Lancet Sesuai sasaran

2 Formulir pencatatan dan Sesuai kebutuhan Pencatatan dan pelaporan


pelaporan Aplikasi SI
PTM

3 Pedoman dan media KIE Minimal 2 KIE


perpuskesmas
Minimal 2 perpuskesmas
Panduan dalam melakukan
penatalaksanaan sesuai standard

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 24
Periode 23 September – 17 November 2019
2. Standar jumlah dan kualitas personil/sumber daya manusia kesehatan tenaga
kesehatan:
a. Dokter
b. Bidan,
c. Perawat
d. Gizi
e. Tenaga kesehatan masyarakat

Tabel 2.7. Kegiatan dan SDM Kesehatan DM 15

No Kegiatan SDM Kesehatan

1 Pengukuran kadar gula Dokter/Tenaga kesehatan yang berkompeten


darah

2 Edukasi gaya hidup Dokter/Tenaga kesehatan yang berkompeten


dan/atau nutrisi

3 Terapi farmakologi Dokter

3. Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar 15


a. Pernyataan standar setiap penderita DM mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban untuk
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita
DM usia 15 tahun ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah
kerjanya.
b. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus sesuai standar :
1) Pengukuran gula darah
2) Edukasi
3) Terapi farmakologi.
c. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran penderita diabetes melitus ditetapkan oleh Kepala
Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru yang di

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 25
Periode 23 September – 17 November 2019
tetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2) Pelayanan kesehatan diabetes mellitus adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang meliputi:
a) Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan di
fasilitas pelayanan kesehatan
b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau Nutrisi
c) Melakukan rujukan jika diperlukan Keterangan: GDS lebih dari
200 mg/dl ditambahkan pelayanan terapi farmakologi
d. Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar bagi penderita DM dinilai dari
persentase penderita DM usia 15 tahun ke atas yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 26
Periode 23 September – 17 November 2019
2.5. Standar Prosedur Operasional Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng

Petugas loket memberikan


Pasien mendaftar
Peserta datang nomor urut dan menginput
di loket nama pasien ke SIKDA

Perawat memanggil pasien


sesuai nomor urut

Perawat melakukan pengukuran


Dokter melakukan tinggi badan, berat badan, status
Amnesis dan pemeriksaan antropometri, pemeriksaan
fisik tekanan darah, mengukur suhu
tubuh dan nadi pasien

Dokter menentukan
Dokter memberikan pengantar
terapi sesuai sesuai Ada gejala
kepada pasien untuk melakukan
diagnosa yang DM pemeriksaan laboratorium
ditegakkan

Diagnosa DM tegak

Dokter memberikan Ada gejala


rujukan ke FKTL DM

Peserta pulang Dokter memberikan terapi DM dan


memberikan edukasi tentang penyakit DM

Gambar 2.5. Alur SPO Pasien DM di Puskesmas Kecamatan Cengkareng 10

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 27
Periode 23 September – 17 November 2019
2.6. Kerangka Teori

Faktor Risiko

Faktor risiko yang tidak dapat Faktor risiko yang dapat diubah:
diubah: - Obesitas
- Riwayat DM pada keluarga - Pola makan tinggi glukosa
- Ras/etnis tertentu - Kurang aktifitas fisik
- Riwayat prediabetes - Hipertensi
- Riwayat DM saat - Kolesterol HDL <35mg/dL,
hamil/melahirkan dengan berat > Trigliserid darah > 250mg/dL
4kg - Stress fisik dan mental
- Perempuan PCOS

Diabetes Melitus

Komplikasi

Komplikasi Akut Komplikasi Kronis


- Krisis hiperglikemia 1. Makroangiopati
- Hipoglikemia - Pembuluh darah jantung
- Pembuluh darah tepi
- Pembuluh darah otak
2. Mikroangiopati
- Retinopati
- Nefropati
- Neuropati

Gambar 2.6. Kerangka Teori DM

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 28
Periode 23 September – 17 November 2019
BAB 3
Identifikasi Masalah Penyebab dan Prioritas Masalah Penyebab

3.1. Analisis Situasi


3.1.1. Situasi Puskesmas
Puskesmas Cengkareng, berlokasi di Jl. Kamal Raya No 2 RT.9/RW.7,
Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kota administrasi Jakarta Barat memiliki
delapan Kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Cengkareng.16
Kecamatan Cengkareng memiliki enam kelurahan, yaitu: Kelurahan
Cengkareng Barat, Kelurahan Cengkareng Timur, Kelurahan Kapuk,
Kelurahan Rawa Buaya, Kelurahan Kedaung Kali Angke, dan Kelurahan
Duri Kosambi. 17
Puskesmas Kecamatan Cengkareng membawahi sebanyak
sembilan puskesmas kelurahan, yaitu 18 :
1. Puskesmas Kelurahan Cengkareng Barat I
2. Puskesmas Kelurahan Cengkareng Barat II
3. Puskesmas Kelurahan Kapuk I
4. Puskesmas Kelurahan Kapuk II
5. Puskesmas Kelurahan Kedaung Kali Angke
6. Puskesmas Kelurahan Duri Kosambi I
7. Puskesmas Kelurahan Duri Kosambi II
8. Puskesmas Kelurahan Rawa Buaya
9. Puskesmas Kelurahan Cengkareng Timur

3.1.2. Dasar Penentuan Masalah yang Dipilih


3.1.2.1.Data Epidemiologi
Kecamatan Cengkareng memiliki jumlah penduduk terbanyak se-DKI Jakarta,
pada tahun 2018 tercatat 550.522 jiwa.16 Berdasarkan RISKESDAS 2018 pada
tahun 2013 di DKI Jakarta penderita DM pada umur ≥15 tahun mencapai 2,5%
lalu pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebanyak 0,9% yaitu menjadi 3,4%.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 29
Periode 23 September – 17 November 2019
Berdasarkan data dari Puskesmas Cengkareng pada tahun 2019 penyakit DM
merupakan kasus PTM terbanyak kedua setelah hipertensi. Jumlah penderita DM
pada tahun 2018 di seluruh kecamatan Cengkareng tercatat sebanyak 9.589
pasien, namun yang mendapatkan pelayanan kesehatan hanya sebesar 8.2% atau
788 pasien. Presentase jumlah penderita DM terbanyak terdapat di Kelurahan
Cengkareng Barat, yaitu sebanyak 1,86% dengan jumlah penderita 1.239 pasien
dari 66.445 penderita DM, selanjutnya Kelurahan Rawa buaya; kelurahan
Cengkareng timur ;dan Kelurahan Kedaung Kali Angke dengan presentase 1,80%
dari seluruh penduduk penderita DM di masing-masing kelurahan, lalu Kelurahan
Kapuk dengan prevalensi penderita DM sebesar 1,77%, dan yang paling sedikit
yaitu Kelurahan Duri Kosambi dengan prevalensi 1,75 dari seluruh penderita DM.

Jumlah Penderita DM
2%
2%
2%
2%
2%
Axis Title

2%
2%
2%
2%
2%
2%
Duri Cengkare Rawa Kedaung Cengkare
Kapuk
Kosambi ng Timur Buaya Kali Angke ng Barat
Jumlah Penderita DM 1.77% 1.75% 1.81% 1.81% 1.80% 1.86%

Gambar 3.1. Jumlah Penderita pasien DM di wilayah kerja Puskesmas


Kecamatan Cengkareng
Dasar penentuan masalah yang dipilih:
1. DM termasuk dalam kategori 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
Cengkareng.
2. DM merupakan kasus PTM terbanyak kedua di Puskesmas Cengkareng.
3. Penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Cengkareng pada tahun 2018
sebanyak 9.589 pasien, meningkat sebanyak 23,5% dari tahun 2017.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 30
Periode 23 September – 17 November 2019
4. Presentase penderita DM pada tahun 2018 yang paling tinggi terdapat di
Kelurahan Cengkareng Barat yaitu 1,86% pasien.

3.1.2.2 Hasil Survei Basic Six Puskesmas


Berdasarkan data prevalensi kasus DM di Puskesmas Cengkareng, sesuai dengan
hasil basic survei basic six Puskesmas, maka topik yang dipilih adalah kasus DM.
Topik tersebut termasuk dalam upaya wajib pokok Puskesmas Cengkareng, yaitu
:
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
6. Upaya pengobatan

3.2. Scope Tempat


Kecamatan Cengkareng memiliki enam kelurahan, yaitu: Kelurahan Cengkareng
Barat, Kelurahan Cengkareng Timur, Kelurahan Kapuk, Kelurahan Rawa Buaya,
Kelurahan Kedaung Kali Angke, dan Kelurahan Duri Kosambi. 17
Berdasarkan data Puskesmas Cengkareng pada tahun 2018 yang didapatkan dari
enam kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Cengkareng, Kelurahan Cengkareng
Barat memiliki prevalensi jumlah warga dengan penyakit DM tertinggi
dibandingkan Kelurahan lainnya di wilayah kerja Puskesmas Cengkareng yaitu
sebanyak 1,86% atau 239 pasien dari 66.445 penduduk.
Jumlah penduduk yang tinggal di Kelurahan Cengkareng Barat adalah
79.171 jiwa pada tahun 2019. Jumlah kepala keluarga yang terdapat di Kelurahan
Cengkareng Barat sebanyak 24.993 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 16
Rukun Warga (RW) dan 182 Rukun Tetangga (RT). Setelah mendapatkan data di
Puskesmas Cengkareng, dari hasil diskusi kami memilih Kelurahan Cengkareng
Barat sebagai tempat dilakukannya intervensi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 31
Periode 23 September – 17 November 2019
3.3. Identifikasi Masalah Menggunakan Paradigma Blum
Masalah diidentifikasi menggunakan paradigma BLUM dengan melakukan mini
survey yang di wawancara kepada 30 orang yang berobat ke Puskesmas
Cengkareng pada tanggal 11 Oktober 2019. Tujuan dilakukannya mini survey ini
adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku warga yang
terdapat di Kecamatan Cengkareng. Dilakukan juga wawancara dengan kepala
Puskesmas, dokter umum, dan beberapa tim medis di Puskesmas Cengkareng.
3.3.1. Masalah
Tingginya prevalensi angka kejadian DM di Kelurahan Cengkareng Barat,
Kecamatan Cengkareng pada tahun 2018.
3.3.2. Status Kesehatan
1. Genetik: Tidak dilakukan penilaian
2. Medical Care Services :
a. Kegiatan pencegahan
• Kurangnya kegiatan edukasi promotif dan preventif mengenai
penyakit DM.
• Kurangnya informasi yang diberikan mengenai pencegahan dan
komplikasi penyakit DM.
b. Pelayananan kesehatan
• Pelayanan kesehatan kurang maksimal dan petugas tidak dapat
melakukan edukasi atau konseling dengan efektif.
c. Kegiatan terkait program masalah penyakit DM
• Kurangnya penyuluhan mengenai penyakit DM.
3. Lifestyle
Mini survey dilakukan pada semua pasien yang datang berobat ke poli
Lansia dan poli PTM di Puskesmas Kecamatan Cengkareng.
a. Pengetahuan (Kognitif)
1) Sebanyak 66% responden memahami pengertian DM.
2) Sebanyak 46,6% responden memahami DM bukan penyakit
menular.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 32
Periode 23 September – 17 November 2019
3) Sebanyak 53% responden memahami gejala DM.
4) Sebanyak 80% responden memahami penyebab DM.
5) Sebanyak 50% responden memahami makanan yang harus
dihindari pada penderita DM.
6) Sebanyak 40% responden memahami cara pencegahan DM.
7) Sebanyak 86,6% responden memahami pemeriksaan untuk
mengetahui DM.
8) Sebanyak 46,6% responden memahami penyakit DM tidak
dapat disembuhkan.
9) Sebanyak 56,6% responden memahami lama pengobatan DM.
10) Sebanyak 85% responden memahami komplikasi DM.
b. Sikap (Psikomotor)
1) Sebanyak 83% responden menyetujui sebagian besar orang tua
menderita DM.
2) Sebanyak 40% responden menyetujui bahwa kencing manis
dapat dicegah
3) Sebanyak 63% responden menyetujui bahwa DM merupakan
penyakit keturunan
4) Sebanyak 80% responden menyetujui bahwa penderita DM harus
berhenti merokok dan rajin olahraga
5) Sebanyak 50% responden menyetujui bahwa penderita DM
(kencing manis) tidak memiliki rasa urin yang manis
6) Sebanyak 43,4% responden menyetujui bahwa jamu dan obat
herbal tidak dapat menyembuhkan DM
7) Sebanyak 43,4% responden menyetujui bahwa OAD harus
diminum sepanjang hidup
8) Sebanyak 50% responden menyetujui bahwa penyakit DM tidak
dapat disembuhkan.
9) Sebanyak 86% responden menyetujui penderita DM harus kontrol
rutin kesehatan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 33
Periode 23 September – 17 November 2019
10) Sebanyak 56,6% responden menyetujui DM berbahaya bagi
kesehatan
c. Perilaku (Afektif)
1) Sebanyak 70% responden berobat ke tenaga kesehatan jika kadar
gula darah tinggi
2) Sebanyak 53,3% responden bersedia mengkonsumsi obat secara
rutin seumur hidup sesuai anjuran dokter/tenaga kesehatan bila
sakit
3) Sebanyak 66,6% responden akan menjaga pola makan dan
olahraga teratur untuk menjaga gula darah dalam batas normal
4) Sebanyak 70% responden berobat ke fasiltas kesehatan bila
mengalami keluhan DM seperti sering kencing, sering haus, dan
sering lapar
5) Sebanyak 46% responden memiliki kebiasaan ke fasilitas
kesehatan untuk melakukan pemeriksaan gula darah
4. Lingkungan
a. Fisik
• Jarak tempuh dari Kelurahan Cengkareng Barat ke Puskesmas
Kecamatan Cengkareng adalah sekitar 1-3 km. Jarak tempuh
menuju Puskesmas Kecamatan Cengkareng sekitar 25-30 menit
dengan berjalan kaki, bila dengan kendaraan bermotor menuju
Puskesmas Kecamatan Cengkareng memakan waktu 5-10 menit.
Puskesmas Kecamatan Cengkareng mudah dijangkau dengan
kendaraan bermotor ataupun angkutan umum.
• Akses transportasi umum dari Kelurahan Cengkareng Barat
menuju Puskesmas Kecamatan Cengkareng tarif yang harus
dikeluarkan sekitar Rp 3.000,00 sekali jalan. Tarif bila
menggunakan ojek adalah Rp 10.000,00 sekali jalan.
b. Biologis
• Tidak ada

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 34
Periode 23 September – 17 November 2019
c. Sosial-ekonomi-budaya

• Sosial: Pengetahuan masyarakat mengenai DM masih kurang.


Kader masing-masing RW sebanyak 3 orang, kader cukup
membantu dalam kegiatan posbindu namun masih kurang
kompeten.
• Budaya: Mayoritas masyarakat Kecamatan Cengkareng masih
memiliki pemahaman jika tidak sakit dan tidak ada keluhan,
berarti sehat dan tidak perlu berobat ke fasilitas kesehatan.
• Ekonomi: Mayoritas ekonomi masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Cengkareng termasuk dalam ekonomi
menengah ke bawah. Mayoritas pekerjaan sebagai tukang ojek,
pemulung, wiraswasta, dan ibu rumah tangga.
• Pendidikan: Sebagian besar masyarakat Kecamatan Cengkareng
berpendidikan rendah (SD).

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 35
Periode 23 September – 17 November 2019
3.4 Paradigma BLUM

Faktor Genetik
Lingkungan Fisik
Jarak tempuh dari Kelurahan Cengkareng Tidak dilakukan
Barat ke Puskesmas Kecamatan Cengkareng penilaian
adalah sekitar 2-3 km. Jarak tempuhnya sekitar
25-30 menit dengan berjalan kaki, bila dengan Medical Care Service
kendaraan bermotor memakan waktu 5-10
menit. Puskesmas Kecamatan Cengkareng a. Kegiatan pencegahan
mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor Puskesmas melakukan
ataupun angkutan umum. penyuluhan mengenai
Akses transportasi umum dari Kelurahan PTM setiap 3 bulan sekali.
Cengkareng Barat menuju Puskesmas Setiap satu minggu sekali
Kecamatan Cengkareng dengan angkutan umum
Tingginya dilakukan senam PTM
tarif yang harus dikeluarkan sekitar Rp 3.000,00
sekali jalan. Tarif bila menggunakan ojek adalah prevalensi b. Pelayanan kesehatan
Tingginya
Rp 10.000,00 sekali jalan. angka Kurangnya edukasi kepada
prevalensi angka
Sosial-ekonomi-budaya kejadian pasien mengenai DM, cara
• Pengetahuan masyarakat mengenai DM kejadian DM di pencegahan, cara minum
DM di
Kecamatan
masih kurang. Kader masing-masing RW obat yang benar, serta
sebanyak 3 orang, kader cukup membantu Kecamatan
Cengkareng bahaya komplikasi DM.
dalam kegiatan posbindu namun masih Cengkareng
Barat c. Tenaga kesehatan
kurang kompeten. Barat Tenaga kesehatan di
• Budaya: Mayoritas warga Kecamatan Puskesmas Cengkareng
Cengkareng masih memiliki pemahaman sudah mencukupi
jika tidak sakit dan tidak ada keluhan, d. Sarana dan Prasarana
berarti sehat dan tidak perlu berobat ke • Tidak semua poli
fasilitas kesehatan. memiliki alat pengukur
• Ekonomi: Mayoritas masyarakat gula darah
• Puskesmas
Cengkareng termasuk dalam ekonomi menyediakan obat DM
menengah ke bawah. Mayoritas pekerjaan • Tidak terdapat poster
sebagai tukang ojek, pemulung, wiraswasta, mengenai DM di
dan ibu rumah tangga. Puskesmas Cengkareng
• Pendidikan: Sebagian besar masyarakat
Kecamatan Cengkareng berpendidikan
rendah (SD).

Lifestyle :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DM, gejala, faktor risiko, pengobatan,
pencegahan, dan bahaya jika DM tak terkontrol.
2. Sikap mayoritas masyarakat yang tidak sesuai mulai dari faktor risiko DM, pengobatan DM seumur
hidup, kontrol rutin setiap bulan, serta mencegah terjadinya komplikasi. Masih banyak masyarakat
yang mempercayai penyembuhan DM dengan jamu atau rebusan daun.
3. Perilaku mayoritas masyarakat masih kurang baik seperti tidak kontrol pengobatan secara rutin, tidak
mengubah gaya hidup sehat (makan makanan rendah gula dan olahraga rutin),

Gambar 3.2. Paradigma BLUM

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 36
Periode 23 September – 17 November 2019
3.5. Penentuan Prioritas
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan Paradigma BLUM, dilakukan
penentuan prioritas masalah dengan cara non-scoring (Delbeq). Diskusi dilakukan
dengan berbagai pihak di Puskesmas Cengkareng :
1. Kepala Puskesmas Kecamatan Cengkareng
2. Kepala Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cengkareng
3. Kepala pemegang program UKM di Puskesmas Kecamatan Cengkareng
4. Koordinator Program Penyakit tidak Menular di Puskesmas Kecamatan
Cengkareng dalam hal penyakit DM
5. Dokter umum Puskesmas Kecamatan Cengkareng
6. Kader Kelurahan Cengkareng Barat
Berdasarkan hasil diskusi, faktor dari paradigma Blum yang disepakati
menjadi prioritas masalah adalah faktor lifestyle. Faktor lifestyle dipilih karena
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DM, faktor risiko,
pencegahan, pengobatan, dan komplikasi yang dapat terjadi jika penyakit tidak
terkontrol. Intervensi dilakukan pada aspek pengetahuan masyarakat mengenai
penyakit DM, faktor risiko, pencegahan DM, pengobatan dan kepatuhan
konsumsi obat, serta komplikasi yang dapat timbul. Hasil intervensi yang
diharapkan pada aspek pengetahuan adalah meningkatnya pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit DM.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 37
Periode 23 September – 17 November 2019
BAB 4
Identifikasi Masalah Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah

4.1. Identifikasi Akar Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan


Masalah
Setelah berdiskusi dengan berbagai pihak untuk mentukan prioritas masalah,
disimpulkan bahwa permasalahan yang akan diidentifikasi yaitu lifestyle
masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng. Identifikasi
masalah penyebab dan alternatif jalan keluar dilakukan dengan teknik Fishbone.
Hasil dari mini survey yang telah kami bagikan kepada responden dengan usia
lebih dari 40 tahun yang datang ke Puskesmas Kecamatan Cengkareng,
didapatkan sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DM, gejala,
faktor risiko, pengobatan, pencegahan dan bahaya jika DM tidak
terkontrol.
b. Sikap
Kurangnya sikap atau pola pikir mayoritas masyarakat yang benar tentang
faktor risiko DM, pengobatan OAD untuk penderita DM diminum seumur
hidup, kontrol rutin setiap obat habis, jamu atau rebusan daun tidak dapat
menyembuhkan DM, serta mencegah terjadinya komplikasi DM.
c. Perilaku
Perilaku mayoritas masyarakat masih kurang baik, seperti tidak kontrol
pengobatan secara rutin, tidak mengubah gaya hidup sehat (makan
makanan rendah gula dan olahraga rutin).

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 38
Periode 23 September – 17 November 2019
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 39
Periode 23 September – 17 November 2019
4.2. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan diagram fishbone, maka dapat direncanakan beberapa alternatif
pemecahan masalah kasus DM di Kelurahan Cengkareng Barat, yaitu :
• Melakukan pelatihan mengenai DM kepada kader Kelurahan
Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng
• Melakukan penyuluhan mengenai DM kepada masyarakat Kelurahan
Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng
• Melakukan skrining DM masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat,
Kecamatan Cengkareng
• Melakukan pelatihan Senam DM kepada masyarakat Kelurahan
Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
40
BAB 5
Perencanaan Intervensi

5.1. Penyusunan Intervensi


Setelah dilakukan identifikasi masalah dan mencari akar penyebab masalah
dari lifestyle yang dapat berpengaruh terhadap tingginya prevalensi DM di
Kelurahan Cengkareng Barat, maka dilakukan beberapa intervensi sebagai
alternatif jalan keluar.

5.1.1. Intervensi I : Pelatihan DM kepada kader Kelurahan


Cengkareng Barat
1. Dasar penentuan kegiatan :
Kader Kelurahan Cengkareng Barat kurang memahami tentang
penyakit DM baik dari pengertian, gejala, faktor risiko, pengobatan,
pencegahan, serta komplikasinya. Serta kurangnya tenaga kesehatan
untuk melakukan penyuluhan kepada kader dan masyarakat.
2. Kegiatan :
• Pembukaan dengan perkenalan diri kepada kader Kelurahan
Cengkareng Barat
• Pelaksanaan pre-test mengenai DM pada kader Kelurahan
Cengkareng Barat.
• Penyampaian materi tentang pengertian, gejala, faktor risiko,
pencegahan, pengobatan secara rutin, serta bahayanya jika DM
tidak terkontrol
• Melakukan pelatihan kader untuk melakukan penyuluhan
(public speaking) kepada warga wilayah kerja kader
• Mengajarkan senam DM kepada kader Kelurahan Cengkareng
Barat
• Sesi tanya jawab
• Salah satu kader mendemonstrasikan cara penyuluhan DM di
depan umum dengan media poster
• Pelaksanaan post-test pada kader Cengkareng Barat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
41
• Memberikan alat peraga kepada kader untuk penyuluhan
• Pemberian hadiah kepada kader yang dapat menjawab kuis dan
dapat melakukan penyuluhan dengan baik
• Penutupan acara pelatihan kader dan foto bersama.
3. Sasaran : 32 Kader Kelurahan Cengkareng Barat
mewakili 16 RW
4. Tempat : RPTRA Utama
5. Waktu pelaksanaan : Rabu, 23 Oktober 2019
Pukul 08.00 – 11.00 WIB
6. Tujuan : Meningkatnya pengetahuan kader Kelurahan
Cengkareng Barat yang hadir mengenai DM.

7. Indikator penilaian :
• ≥ 80% kader Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir
mendapatkan nilai post-test ≥80.
• Salah satu kader Kelurahan Cengkareng Barat yang terpilih
mampu melakukan penyuluhan DM yang baik dan benar di
depan umum.
• Salah satu kader Kelurahan Cengkareng Barat yang terpilih
mampu melaksanakan senam DM dengan baik dan benar.

5.1.2. Intervensi II : Penyuluhan mengenai DM kepada masyarakat


Kelurahan Cengkareng Barat
1. Dasar penentuan kegiatan :
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat Kelurahan Cengkareng
Barat mengenai penyakit DM baik pengertian, gejala, faktor risiko,
pencegahan, pengobatan secara rutin, komplikasi, serta bahayanya
jika DM tidak terkontrol.
Kegiatan :
• Pembukaan dengan perkenalan diri kepada masyarakat
Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir
• Pelaksanaan pre-test pada seluruh peserta penyuluhan
• Penyuluhan mengenai penyakit DM meliputi pengertian, gejala,

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
42
faktor risiko, pencegahan, pengobatan secara rutin, serta
bahayanya jika DM tidak terkontrol
• Sesi tanya jawab
• Kuis berhadiah dan pemberian hadiah kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan kuis
• Pelaksanaan post-test pada seluruh peserta penyuluhan.
• Penutupan, pembagian snack, dan foto bersama.
2. Sasaran : 50 warga Kelurahan Kecamatan Cengkareng
Barat
3. Tempat : Rumah Warga Kelurahan Cengkareng Barat
4. Waktu : Kamis, 24 Oktober 2019
Pukul 10.00 – 13.00 WIB
5. Tujuan :
Meningkatnya pengetahuan masyarakat Kelurahan Cengkareng
Barat yang hadir mengenai DM.
6. Indikator Penilaian :
≥ 80% masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir
mendapatkan nilai post-test ≥80

5.1.3. Intervensi III : Skrining DM masyarakat Kelurahan


Cengkareng Barat
1. Dasar penentuan kegiatan :
Masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat banyak yang tidak
mengetahui kadar gula darah mereka.

2. Kegiatan :
• Perkenalan kepada masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
yang akan dilakukan pemeriksaan gula darah.
• Melakukan skrining DM kepada masyarakat Kelurahan
Cengkareng Barat.
• Memberikan edukasi dan kartu kontrol gula darah kepada
masyarakat dengan kadar gula darah yang tinggi, berisi hasil
pemeriksaan gula darah berkala untuk pemantauan gula darah.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
43
3. Sasaran : 50 masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
4. Tempat : Rumah Warga Kelurahan Cengkareng Barat
5. Waktu : Kamis, 24 Oktober 2019
Pukul 10.00 – 13.00 WIB
6. Tujuan :
Seluruh masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir dapat
mengetahui gula darah dan meningkatkan kesadaran bagi mereka
yang memiliki kadar gula darah yang tinggi.
7. Indikator penilaian :
Diketahuinya profil gula darah di Kelurahan Cengkareng Barat.

5.1.4. Intervensi IV : Penjelasan materi dan demonstrasi senam DM


kepada masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
1. Dasar penentuan kegiatan :
Masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat mengetahui pentingnya
olahraga untuk pencegahan terhadap DM dan komplikasi DM
2. Kegiatan :
• Penjelasan materi mengenai senam DM oleh dokter muda
• Demonstrasi senam DM oleh pelatih senam dan dokter muda.
• Dilakukannya senam DM bersama pelatih senam, dokter muda,
kader, dan masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir.
• Salah satu masyarakat yang terpilih memperagakan senam DM
• Penutupan acara penjelasan dan demonstrasi senam DM oleh
dokter muda dan foto bersama.
3. Sasaran : 50 masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat

4. Tempat : Aula Puskesmas Kecamatan Cengkareng

5. Waktu : Selasa, 29 Oktober 2019


Pukul 07.00 – 08.00 WIB

6. Tujuan :
Seluruh masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir
mengetahui pentingnya olahraga dalam mengontrol DM dan
mencegah komplikasi DM muncul lebih dini. Masyarakat Kelurahan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
44
Cengkareng Barat juga dapat menerapkannya minimal 3 kali dalam
seminggu.
7. Indikator penilaian :
Salah satu masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang terpilih
dapat melakukan senam DM dengan baik dan benar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
45
5.2. Log Frame Goals
5.2.1. Intervensi I : Pelatihan DM kepada kader Kelurahan Cengkareng Barat
Tabel 5.1. Log frame goals intervensi I

Output
Jangka
Input Proses Jangka Pendek Jangka Panjang
Menengah (1
(6 Minggu) (5 Tahun)
tahun)
Man 3 dokter muda - Pendaftaran dan Meningkatnya Kader dapat - Seluruh kader di
pembagian snack pengetahuan memberikan wilayah
Rp. 650.000,- - Pembukaan dan mengenai DM penyuluhan di Kelurahan
Money (Sumber dana perkenalan diri oleh seluruh kader wilayah Cengkareng
bersama) dokter muda FK Kelurahan Cengkareng Barat meningkat
UNTAR Cengkareng Barat Barat secara pengetahuannya
- Pre-test - Pelaksanaan Pre-test yang hadir dan mandiri dan - Menurunnya
- Post-test mengenai DM seluruh kader rutin dengan prevalensi DM
- Pulpen - Penyampaian materi yang hadir dapat alat peraga di wilayah kerja
- Powerpoint DM memberikan Kecamatan
- Laptop - Pelatihan kader untuk penyuluhan DM Cengkareng
Material - Proyektor penyuluhan oleh dokter di wilayah
- Mic dan muda kerjanya
- speacker - Mengajarkan senam
- Leaflet DM kepada kader
- Poster - Sesi tanya jawab
- Snack - Demonstrasi
penyuluhan oleh kader
- Post-test mengenai
materi DM
- Memberikan alat
SOP peraga untuk
Method penyuluhan penyuluhan kepada
dan workshop kader
- Pembagian hadiah,
penutupan acara, foto
bersama.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
46
5.2.2. Intervensi II : Penyuluhan mengenai DM kepada masyarakat Kelurahan
Cengkareng Barat
Tabel 5.2. Log frame goals intervensi II

Output
Jangka
Input Proses Jangka Pendek Jangka Menengah
Panjang (5
(6 Minggu) (1 tahun)
Tahun)
3 dokter - Pembukaan dan Meningkatnya - Masyarakat Kelurahan Menurunnya
Man perkenalan diri oleh pengetahuan Cengkareng Barat prevalensi DM
muda
dokter muda FK UNTAR mengenai DM yang hadir mampu di wilayah
- Pelaksanaan Pre-test masyarakat membagikan kerja
Rp. 550.000,-
mengenai DM Kelurahan informasi mengenai Puskesmas
Money (Sumber dana
- Penyampaian edukasi Cengkareng materi yang Kecamatan
bersama)
DM oleh dokter Barat yang hadir disampaikan pada Cengkareng
muda sebesar 80% penyuluhan kepada
- Pre-test - Sesi tanya jawab keluarga dekat
- Post-test - Kuis berhadiah dan ataupun sekitar
- Pulpen pemberian hadiah lingkungannya
- Powerpoint kepada peserta - Meningkatkan
- Laptop yang dapat pengetahuan
Material - Proyektor menjawab masyarakat Kelurahan
- poster pertanyaan kuis Cengkareng Barat
- Mic dan - Post-test mengenai DM sebesar
- Speacker mengenai materi 80%
- Snack DM
- Hadiah - Penutupan,
pembagian snack dan
foto bersama
SOP
Method
penyuluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
47
5.2.3. Intervensi III : Skrining DM masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
Tabel 5.3. Log frame goals Intervensi III

Output
Jangka
Jangka Jangka
Menenga
Input Proses Pendek (6 Panjang (5
h (1
Minggu) Tahun)
tahun)
- Perkenalan Seluruh Meningkatkan Menurunnya
Man 3 dokter muda
masing – masyarakat kesadaran prevalensi DM
masing dokter Cengkareng sebesar 80% di wilayah
Rp. 350.000,-
muda FK Barat yang bagi yang kerja
Money (Sumber dana
bersama) UNTAR hadir dapat memiliki kadar Puskesmas
- Pemeriksaan mengetahui gula darah yang Kecamatan
- Pulpen gula darah kadar gula tinggi. Cengkareng
- Kertas masyarakat darah, dan
- Kartu kontrol Kelurahan meningkatkan
gula darah Cengkareng kesadaran bagi
Material - Glukometer Barat oleh mereka yang
- Strip glucose dokter muda memiliki gula
- Lanset yang dibantu darah tinggi
- Alcohol swab oleh kader
- Hand scoon - Memberikan
edukasi dan
kartu kontrol
SOP
gula darah
Method pemeriksaan
kepada
gula darah
masyarakat
dengan DM

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
48
5.2.4. Intervensi IV : Penjelasan materi dan demonstrasi senam DM kepada
masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
Tabel 5.4. Log frame goals intervensi IV

Output
Jangka Jangka Jangka
Input
Proses Pendek (6 Menengah (1 Panjang (5
Minggu) tahun) Tahun)
Man - Penjelasan Seluruh Seluruh Menurunnya
3 dokter muda
materi mengenai masyarakat masyarakat prevalensi
Money senam Kelurahan Kelurahan DM di
- Demonstrasi Cengkareng Cengkareng wilayah kerja
-
senam oleh Barat yang Barat dapat Puskesmas
pelatih senam hadir menerapkan Kecamatan
Material - Laptop dan dokter mengetahui senam secara Cengkareng
- Proyektor muda pentingnya rutin minimal
- Sound - Dilakukannya olahraga dalam 3 kali dalam
system senam DM mengontrol DM seminggu.
bersama pelatih dan mencegah
senam, dokter komplikasi DM
muda dan muncul lebih
masyarakat dini.
Method SOP Kelurahan
penyuluhan Cengkareng
dan SOP Barat yang
senam hadir
- Penutupan dan
foto bersama

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019
49
5.3. Planning of Action
Tabel 5.5. Planning of Action

Kegiatan Tujuan dan Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Rencana Penilaian
Koordinasi Memberi tahu Kepala - Puskesmas Cynthia -
dengan Kepala informasi mengenai Puskesmas Kecamatan Ayu Suci
Puskesmas kegiatan pelatihan Cengkareng Cengkareng Maulana R
Cengkareng, kader Kelurahan Kepala Tata
Kepala Tata Cengkareng Barat, Usaha
Usaha penyuluhan DM kepada Puskesmas
Puskesmas masyarakat, skrining Cengkareng
Cengkareng, DM, serta senam DM Pemegang
Pemegang kepada masyarakat program PTM
program PTM Kelurahan Cengkareng Puskesmas
Puskesmas Barat Cengkareng
Cengkareng, Dokter umum
dokter umum Memperoleh ijin
Kader
Puskesmas untuk melakukan
Kelurahan
Cengkareng kegiatan.
Cengkareng
Barat
Masyarakat
Kelurahan
Cengkareng
Barat
Bersambung ke halaman 51

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 50
Sambungan halaman 50

Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Rencana Penilaian


Intervensi I Meningkatnya 32 Kader Lembar pre-test, RPTRA Rabu, 23 Cynthia - > 80% kader Kelurahan
Pelatihan kader pengetahuan Kelurahan lembar post-test, Utama Oktober Ayu Suci Cengkareng Barat yang
Kelurahan kader Kelurahan Cengkareng pulpen, 2019 hadir mendapatkan
Maulana R
Cengkareng Cengkareng Barat powerpoint, Pukul 08.00 nilai post- test ≥80.
Barat Barat yang hadir mewakili 16 laptop, proyektor, – - Kader mampu
mengenai DM RW mic dan speaker, 11.00 WIB melakukan penyuluhan
leaflet, poster, DM yang baik dan
snack benar di depan umum.
(Rp. 650.000,-)
Intervensi II Meningkatnya 50 Lembar pre-test, Rumah Kamis, 24 Cynthia > 80% masyarakat
Penyuluhan pengetahuan masyarakat lembar post-test, warga Oktober 2019 Ayu Suci Kelurahan Cengkareng
mengenai DM masyarakat Kelurahan pulpen, Kelurahan Pukul 10.00 Maulana R Barat yang hadir
kepada Kelurahan Cengkareng powerpoint, Cengkareng – mendapatkan nilai post-
masyarakat Cengkareng Barat Barat laptop, proyektor, Barat 13.00 WIB test ≥ 80.
Kelurahan yang hadir poster, mic dan
Cengkareng mengenai DM speaker, snack ,
Barat hadiah
(Rp. 550.000,-)
Bersambung ke halaman 52

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 51
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan halaman 51
Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Rencana Penilaian
Intervensi III Seluruh 50 masyarakat - Pulpen Rumah Kamis, 24 Cynthia Diketahuinya jumlah
Skrining DM masyarakat Kelurahan - Kertas Warga Oktober 2019 penderita DM di
Ayu Suci
- Kartu kontrol Pukul
kepada Kelurahan Cengkareng Kelurahan Maulana R. Kelurahan Kecamatan
gula darah 10.00 –
masyarakat Cengkareng Barat Barat Cengkareng Cengkareng
- Glukometer
Kelurahan yang hadir dapat Barat 13.00 WIB
- Strip glucose
Cengkareng mengetahui kadar - Lanset
Barat gula darahnya, - Alcohol swab
dan meningkatkan - Hand scoon
kesadaran bagi
mereka yang (Rp 350.000,-)
memiliki kadar
gula darah tinggi
Intervensi IV Seluruh 50 masyarakat - Laptop Puskesmas Selasa, 29 Cynthia Seluruh masyarakat
Penjelasan masyarakat Kelurahan - Proyektor Kecamatan Kelurahan Cengkareng
Oktober Ayu Suci
- Sound system
materi dan Kelurahan Cengkareng Cengkareng 2019 pukul Maulana R. Barat yang hadir dapat
demonstrasi Cengkareng Barat Barat 07.00 – melakukan senam yang
senam DM yang hadir dapat benar secara rutin untuk
08.00 WIB
kepada mengetahui mencegah terjadinya
masyarakat pentingnya DM dan komplikasi
Kelurahan olahraga dalam DM
Cengkareng mengontrol DM
Barat dan mencegah
komplikasi DM
muncul lebih dini.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 52
Periode 23 September – 17 November 2019
5.4. Timeline (Gantt chart)
Table 5.6. Timeline (Gantt chart)
Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Identifikasi masalah di wilayah
1
kerja Puskesmas Kecamatan Cengkareng.
Diskusi mengenai masalah yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Cengkareng
2 dengan kepala Puskesmas Kecamatan
Cengkareng, dokter pemegang program
UKM, dan dokter umum di Puskesmas
Cengkareng
Diskusi antara anggota kelompok
3
untuk menentukan masalah.
Mengidentifikasi faktor penyebab
4
dengan observasi dan mini survey.
Penentuan akar masalah dan prioritas
5 dengan diskusi bersama Kepala pemegang
program UKM dan
Koordinator Program Penyakit tidak
Menular di Puskesmas Kecamatan
Cengkareng dalam hal penyakit DM, serta
dokter umum di Puskesmas Kecamatan
Cengkareng
6 Perencanaan intervensi.
Pengajuan permohonan izin
7
pelaksanaan intervensi.
Pembuatan materi pelatihan dan
8 penyuluhan: power point, poster,
leaflet, kartu control gula darah, pre-test, dan
post-test.
9 Intervensi I: Pelatihan kader masyarakat
Kelurahan Cengkareng Barat
Intervensi II: Penyuluhan kepada
10
masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
Intervensi III: Skrining DM kepada peserta
11 penyuluhan
Intervensi IV: Melakukan senam
12
DM Bersama
13 Pengawasan proses intervensi.
14 Evaluasi hasil intervensi.
Penulisan laporan diagnosis
15
komunitas.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 53
Periode 23 September – 17 November 2019
BAB 6
Pelaksanaan Intervensi

6.1. Intervensi I : Pelatihan DM Kader Kelurahan Cengkareng Barat


6.1.1. Flow Chart Kegiatan Intervensi I

Tanggal 23 Oktober 2019 pukul 08.00 – 11.00 WIB, kader Kelurahan Cengkareng Barat
sejumlah 44 orang berkumpul di RPTRA Utama untuk mengikuti pelatihan tentang DM

Pembukaan dan perkenalan diri dokter muda kepada kader

Pelaksaan pretest mengenai DM

Penyampaian materi tentang pengertian, penyebab, faktor risiko, pencegahan, pengobatan


rutin, dan komplikasi DM

Melakukan pelatihan kader untuk melakukan penyuluhan

Mengajarkan senam DM kepada kader

Sesi tanya jawab

Kader mendemonstrasikan cara penyuluhan DM dengan media poster

Pelaksanaan post-test menganai DM

Memberikan alat peraga kepada kader untuk penyuluhan

Pemberian hadiah kepada kader yang dapat menjawab kuis dan dapat melakukan
penyuluhan dengan baik

penutupan acara dan foto bersama

Gambar 6.1. Flow Chart kegiatan Intervensi I

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 54
Periode 23 September – 17 November 2019
6.1.2. Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail
Pada tanggal 23 Oktober 2019 pada pukul 08.00 - 11.00 bertempat di RPTRA Utama
Cengkareng Barat, dilakukan pelatihan kader Kelurahan Cengkareng Barat mengenai
DM. Kader yang hadir berjumlah 44 kader mewakili 16 RW kelurahan Cengkareng
Barat. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan oleh 3 orang dokter muda. Kader mendaftar
dimeja pendaftaran dan diberikan snack. Kegiatan ini dimulai dengan perkenalan oleh
dokter muda kepada kader. Setelah perkenalan, soal pre-test diberikan kepada peserta
untuk dikerjakan dalam waktu sekitar 10 menit untuk mengetahui tingkat pengetahuan
awal peserta mengenai DM. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi
mengenai DM yang dibawakan oleh 3 dokter muda serta pembagian leaflet kepada
peserta penyuluhan. Setelah pemberian materi selesai, acara dilanjutkan dengan
pelatihan senam DM kepada kader. Setelah pemberian materi dan latihan senam DM,
dilakukan sesi tanya jawab. Selanjutnya kader mendemonstrasikan cara penyuluhan DM
dengan media poster. Setelah itu dilanjutkan dengan post-test selama 5 menit kepada
peserta untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta mengenai materi yang telah
diberikan saat pelatihan. Acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada kader yang
dapat menjawab pertanyaan kuis seputar DM dan dapat melakukan penyuluhan dengan
baik. Kemudian dilakukan pembagian poster dan kartu kontrol gula darah kepada
seluruh peserta untuk digunakan di wilayah kerja masing-masing. Setelah itu
dilanjutkan dengan penutupan dan foto bersama dengan dokter muda dan seluruh kader
Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir.
6.1.3. Hasil dan Monitoring
1. Pengolahan Data
Data berupa nilai dari hasil pre-test dan post-test digunakan untuk menilai
tingkat pengetahuan kader mengenai DM. Hasil post-test didapatkan setelah
melakukan pelatihan tentang penyakit DM kepada kader Kelurahan Cengkareng
Barat. Data diolah secara manual.
2. Penyajian Data
Intervensi I dilakukan di RPTRA Utama. Kader yang hadir sebanyak 44 orang.
Sebelum penyuluhan diberikan soal pre-test kepada kader. Setelah penyuluhan
dan sesi tanya jawab diberikan soal post-test kepada kader. Terdapat 10 soal
pada masing-masing soal pre-test dan post-test. Pada pre-test terdapat 5 kader

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 55
Periode 23 September – 17 November 2019
dengan nilai 60, 15 kader dengan nilai 70, 11 kader dengan nilai 80, 2 kader
dengan nilai 90, dan 11 kader dengan nilai 100. Yang kemudian direrata dan
didapatkan nilai 79,7. Pada post-test terdapat 1 kader dengan nilai 70, 2 kader
dengan nilai 80, 8 kader dengan nilai 90, dan 34 kader dengan nilai 100,
sehingga dapat disimpulkan sebagian besar kader yang hadir mendapatkan nilai
≥ 80. Yang kemudian direrata dan didapatkan nilai 98,8.

Nilai Rerata Pre-test & Post-test


Pelatihan Kader
120 98.8
100
79.7
80
60
40
20
0
Pre-test Post-test

Nilai rerata Pre-test Nilai rerata Post-test

Gambar 6.2. Nilai rerata Pre-test dan Post-test Pelatihan Kader

6.1.4. Kendala yang dihadapi


• Acara mulai lebih lambat dari waktu yang ditentukan karena kader yang datang
tidak tepat waktu.
• Layar proyektor miring, sehingga gambar kurang dapat dilihat dengan jelas.
• Poster yang disiapkan kurang, sehingga kader berebutan poster

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 56
Periode 23 September – 17 November 2019
6.1.5. PDCA Cycle
Merencanakan pelatihan kader Kelurahan Cengkareng Barat
dengan :
• Melanjutkan pelatihan kembali kepada • Sasaran : 32 kader Kelurahan Cengkareng Barat
kader yang tidak datang • Tempat : RPTRA Utama
• Waktu : Rabu, 23 Oktober 2019 pukul 08.00 – 11.00 WIB
• Komunikasikan dengan kader mengenai • Indikator :
ketepatan waktu mulai acara • > 80% kader Kelurahan Cengkareng Barat yang
• Mempersiapkan poster lebih banyak, hadir mendapatkan nilai post- test ≥80.
mencakupi seluruh RW dan memberikan • Salah satu kader yang terpilih mampu melakukan
data softcopy poster kepada kader penyuluhan DM yang baik dan benar di depan umum
• Mempersiapkan layar proyektor dengan • Salah satu kader yang terpilih mampu melakukan
benar supaya tidak miring senam DM dengan baik dan benar

• Jumlah kader yang menghadiri acara pelatihan


berjumlah 44 orang Kegiatan pelatihan kader dilaksanakan dengan :
• Terlaksananya pelatihan kader • Perkenalan dokter muda
• Rerata nilai post-test kader yang hadir adalah 98.9 • Pelaksanaan pre-test
• Kader dapat melakukan penyuluhan yang baik terkait • Penyampaian materi tentang DM
dengan DM dengan media poster • Melakukan pelatihan kader untuk penyuluhan DM
• Kendala : • Mengajarkan senam DM
• Acara mulai lebih lambat dari waktu yang ditentukan • Sesi tanya jawab
karena kader yang datang tidak tepat waktu. • Demonstrasi cara penyuluhan DM oleh kader
• Layar proyektor miring, sehingga gambar kurang
• Pelaksanaan post-test
dapat dilihat dengan jelas.
• Poster sebagai alat peraga yang akan dibagikan
kepada kader jumlahnya kurang, sehingga kader
berebutan poster

Gambar 6.3. PDCA Cycle kegiatan Intervensi I

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 57
Periode 23 September – 17 November 2019
6.2. Intervensi II : Penyuluhan mengenai DM kepada masyarakat Kelurahan
Cengkareng Barat
6.2.1. Flow chart intervensi II

Pada tanggal 24 Oktober 2019 pukul 07.30 WIB berangkat dari Puskesmas
Kecamatan Cengkareng menuju Puskesmas Kelurahan Cengkareng Barat

Bertemu Kepala Puskesmas Kelurahan Cengkareng Barat untuk menerima


pengarahan

Berangkat menuju lokasi penyuluhan

Perkenalan dokter muda FK UNTAR kepada masyarakat Kelurahan Cengkareng


Barat

Pemberian pre-test kepada masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang


mengikuti penyuluhan

Pemberian leaflet dan penyampaian materi DM oleh dokter muda FK UNTAR


dibantu oleh kader dengan media poster

Sesi tanya jawab

Pemberian post-test dan hadiah kepada peserta penyuluhan DM

Penutupan acara oleh dokter muda FK UNTAR

Gambar 6.4. Flow Chart Intervensi II

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 58
Periode 23 September – 17 November 2019
6.2.2. Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail
Pada tanggal 24 Oktober 2019 pukul 07.30 dokter muda FK UNTAR berangkat menuju
Puskesmas Kelurahan Cengkareng Barat, disana dokter muda FK UNTAR mendapat
pengarahan dari kepala Puskesmas Kelurahan. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat mengenai
penyakit DM.
Penyuluhan mengenai DM kepada masyarakat Cengkareng Barat dimulai Pukul 09.00
WIB di POSBINDU Kelurahan Cengkareng Barat oleh dokter muda yang dibantu oleh
kader. Penyuluhan mengenai penyakit DM meliputi pengertian, gejala, faktor risiko,
pencegahan, pengobatan secara rutin, serta bahayanya jika DM tidak terkontrol kepada
59 orang. Kegiatan ini dimulai dengan perkenalan dokter muda dilanjutkan dengan
memberikan soal pre-test kepada peserta penyuluhan yang dikerjakan dalam waktu 10
menit untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal peserta tentang DM. Kegiatan
dilanjutkan dengan pembagian leaflet terkait dengan penyuluhan dan penyampaian
materi DM oleh dokter muda dibantu kader menggunakan poster. Selanjutnya diadakan
sesi tanya jawab dan dilakukan evaluasi penyampaian materi penyuluhan dengan
pemberian post-test. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian hadiah lalu ditutup oleh
dokter muda.
6.2.3. Hasil dan Monitoring
Penyuluhan mengenai DM kepada masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat diikuti oleh
59 orang dari masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang berusia 25-82 tahun
dengan rata-rata usia yaitu 52 tahun. Penyuluhan diawali dengan pemberian soal pre-
test sebanyak 5 soal kepada peserta, pemberian leaflet terkait penyuluhan, pemberian
materi lalu dievaluasi dengan pemberian post-test sebanyak 5 soal.
Terjadi peningkatan pengetahuan peserta mengenai DM, hal ini terlihat dari
peningkatan hasil nilai rata-rata dari nilai pre-test 64,74 dan sebanyak 35 orang
mendapat nilai dibawah 80, menjadi rata-rata nilai post-test 92,54 dan sebanyak 1 orang
mendapat nilai dibawah 80.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 59
Periode 23 September – 17 November 2019
Nilai Rerata Pre-test & Post-test
Penyuluhan Masyarakat
92.54
100

80 64.74
60

40

20

0
Pre-test Post-test

Nilai rerata Pre-test Nilai rerata Post-test

Gambar 6.5. Nilai rerata Pre-test dan Post-test Penyuluhan

6.2.4. Kendala yang dihadapi


• Lokasi yang sempit membuat penyuluhan kurang efektif
• Terdapat warga yang tidak bisa membaca dan menulis sehingga perlu dibantu
dalam pengisian pre-test dan post-test

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 60
Periode 23 September – 17 November 2019
6.2.5. PDCA Cycle • Merencanakan penyuluhan kepada
masyarakat di Kelurahan Cengkareng Barat
• Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan
• Sasaran : 50 masyarakat Kelurahan
kembali oleh kader secara mandiri
Kecamatan Cengkareng Barat
• Mencari lokasi yang lebih luas supaya
tempat lebih efektif untuk melakukan • Tempat : Rumah Warga Kelurahan
penyuluhan Cengkareng Barat
• Membutuhkan kader atau warga sekitar • Waktu : Kamis, 24 Oktober 2019
untuk membantu dalam pengisian pre-test • Indikator : ≥80% masyarakat Kelurahan
dan post-test bagi warga yang tidak bisa Cengkareng Barat yang hadir mendapatkan
membaca nilai post-test ≥80

• Terlaksananya penyuluhan DM kepada Kegiatan penyuluhan DM kepada masyarakat


masyarakat Cengkareng barat pada tanggal 24 Kelurahan Cengkareng Barat dilaksanakan dengan :
oktober 2019 • Penjelasan tentang DM
• Jumlah peserta yang hadir 59 orang • Penjelasan menggunakan Poster
• Terdapat peningkatan nilai rata-rata post test dari • Penjelasan menggunakan leaflet
62,74 menjadi 92,54 • Sesi tanya jawab
• Kendala : • Memberikan masyarakat pre-test dan post-test
• Lokasi yang sempit membuat penyuluhan
kurang efektif
• Terdapat warga yang tidak bisa membaca
dan menulis sehingga perlu dibantu dalam
pengisian pre-test dan post-test

Gambar 6.6. PDCA Cycle Kegiatan Intervensi II

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 61
Periode 23 September – 17 November 2019
6.3. Intervensi III : Skrining DM pada Masyarakat Kelurahan Cengkareng
Barat
6.3.1. Flow Chart Kegiatan Intervensi III

Persiapan untuk melakukan skrining DM

Pemberian nomor antrian pemeriksaan gula darah sewaktu perifer

Pencatatan data identitas pasien yang masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat


yang akan diperiksa

pemeriksaan gula darah sewaktu perifer

pencatatan hasil gula darah sewaktu perifer

pemberian kartu kontrol gula darah kepada penderita DM yang diketahui melalui
skrining

Gambar 6.7. Flow Chart kegiatan Intervensi III


6.3.2. Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail
Pada tanggal 24 oktober 2019 setelah penyuluhan tentang DM, dilakukan kegiatan
skrining DM dan pemberian kartu kontrol gula darah kepada penderita DM yang
diiketahui melalui skrining dengan peserta sebanyak 59 orang. Masyarakat yang akan
dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu perifer terlebih dahulu diberikan nomor
antrian dan pencatatan identitas. Kader membantu dokter muda melakukan pencatatan
hasil pemeriksaan gula darah sewaktu perifer. Bagi mereka yang diketahui memiliki
kadar gula darah sewaktu perifer yang tinggi maka akan diberikan kartu kontrol gula
darah dan edukasi DM.
6.3.3. Hasil dan Monitoring
Setelah penyuluhan tentang DM, dilakukan kegiatan skrining DM dan pemberian kartu
kontrol gula darah kepada penderita DM yang diketahui melalui skrining dengan peserta
sebanyak 59 orang. Hasil skrining DM didapatkan 9 orang yang baru terdiagnosis DM.
6.3.4. Kendala yang dihadapi
Jumlah alat yang terbatas membuat waktu menunggu dilakukan pemeriksaan lebih
lama.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 62
Periode 23 September – 17 November 2019
6.3.5. PDCA Cycle

• Merencanakan skrining DM kepada


masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
• Sasaran : 50 warga Kelurahan Cengkareng
• Kegiatan skrining DM dapat
dilakukan secara rutin di Barat
kelurahan cengkareng barat • Tempat : Rumah Warga Kelurahan
• Memperbanyak jumlah alat Cengkareng Barat
pemeriksa gula darah sehingga • Waktu : Kamis, 24 Oktober 2019
warga tidak menunggu lama • Indikator : Diketahuinya profil gula darah di
Kelurahan Cengkareng Barat.

• Terlaksananya Skrining DM dan pemberian


kartu kontrol gula darah kepada masyarakat Kegiatan Skrining DM masyarakat Kelurahan
Kelurahan Cengkareng Barat Cengkareng Barat dilaksanakan dengan :
• Jumlah masyarakat yang mengikuti kegiatan • Pencatatan identitas
ini 59 orang • Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu perifer
• Didapatkan kasus baru DM sebanyak 9 orang • Pemberian kartu kontrol gula darah bagi yang
• Kendala : Jumlah alat yang terbatas membuat terjaring DM
waktu menunggu dilakukan pemeriksaan
lebih lama.

Gambar 6.8. PDCA Cycle Kegiatan Intervensi III

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 63
Periode 23 September – 17 November 2019
6.4. Intervensi IV: Penjelasan Materi dan Demonstrasi Senam DM kepada
Masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
6.4.1. Flow Chart Kegiatan Intervensi IV

Tanggal 29 Oktober 2019 pukul 07.00-08.00 WIB, 25 orang hadir untuk melakukan
senam DM di Aula Puskesmas Kecamatan Cengkareng Barat

Penjelasan materi mengenai senam DM dan manfaatnya oleh dokter muda

Demonstrasi senam DM bersama pelatih senam, 3 dokter muda, dan 2 kader, beserta
masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir

Hasil intervensi IV

penutupan acara dan foto bersama dengan kader dan masyarakat Kelurahan
Cengkareng Barat yang hadir

Gambar 6.9. Flow Chart kegiatan Intervensi IV


6.4.2. Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail
Kegiatan senam dilakukan setelah pemberian materi mengenai DM kepada masyarakat
Kelurahan Cengkareng Barat pada tanggal 29 Oktober 2019 dengan peserta sebanyak
25 orang. Kegiatan dimulai dengan penjelasan materi mengenai senam DM oleh dokter
muda kepada masyarakat yang hadir. Kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi senam
oleh pelatih senam, dokter muda, dan kader. Peserta yang hadir mengikuti gerakan
senam yang diperagakan. Setelah semua peserta melakukan senam DM, acara ditutup
dengan foto bersama.
6.4.3. Hasil dan Monitoring
Kegiatan ini dilakukan setelah penyuluhan DM kepada Masyarakan Kelurahan
Cengkareng Barat. Kegiatan dimulai dengan pemberian materi tentang senam DM.
Kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi senam DM oleh pelatih senam, 3 dokter
muda, dan 2 kader, yang diikuti oleh seluruh masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
yang hadir. Hasil penilaian ialah seluruh peserta dapat mengetahui manfaat senam DM
dan memeragakan senam DM yang baik dan benar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 64
Periode 23 September – 17 November 2019
6.4.4. Kendala yang dihadapi
• Peserta yang berdiri di baris belakang sulit melihat peragaan senam yang
dilakukan oleh dokter muda dan kader, sehingga sulit mengikuti gerakan senam.
• Tidak terpenuhinya target jumlah warga yang hadir

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 65
Periode 23 September – 17 November 2019
6.4.5. PDCA Cycle
Merencanakan pemberiaan Penjelasan Materi dan
Demonstrasi Senam DM kepada masyarakat
• Melanjutkan pelatihan senam DM kepada Kelurahan Cengkareng Barat dengan :
masyarakat yang tidak hadir • Sasaran : 50 masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
• Meningkatkan semangat dan minat masyarakat • Tempat : Aula Puskesmas Kecamatan Cengkareng
untuk menghadiri dan melakukan senam DM • Waktu : Selasa, 29 Oktober 2019 pukul 07.00 – 08.00
• Mengkomunikasikan jadwal senam dengan • Indikator :
masyarakat supaya jam tidak bentrok dan diadakan • Salah satu masyarakat Kelurahan Cengkareng
senam DM disetiap Posbindu Barat yang terpilih dapat melakukan senam DM
• Menempatkan dokter muda atau kader pada bagian dengan baik dan benar
tengah dan belakang barisan untuk melakukan
peragaan senam DM

Kegiatan Penjelasan Materi dan Demonstrasi Senam


• Jumlah masyarakat yang hadir sebanyak 25 orang DM kepada masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
• Terlaksananya kegiatan senam DM kepada masyarakat dilaksanakan dengan :
Kelurahan Cengkareng Barat • Penjelasan materi senam DM
• Seluruh masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang • Demonstrasi senam DM oleh pelatih senam, dokter
hadir dapat mengikuti senam DM dengan baik dan benar muda, dan kader
• Kendala : • Masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang
• Peserta yang berdiri di baris belakang sulit melihat hadir mengikuti setiap Gerakan senam yang
peragaan senam yang dilakukan oleh pelatih senam,
dokter muda, dan kader, sehingga sulit mengikuti diperagakan
gerakan senam. • Salah satu masyarakat yang terpilih memperagakan
• Tidak terpenuhinya target jumlah warga yang hadir senam DM
karena waktu yang kurang tepat dan jarak tempuh
menuju puskesmas kecamatan jauh

Gambar 6.10. PDCA Cycle kegiatan Intervensi IV

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 66
Periode 23 September – 17 November 2019
BAB 7
Evaluasi Kegiatan

7.1. Metode Evaluasi


Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini menggunakan pendekatan
sistem.

Gambar 7.1. Pendekatan Sistem


7.2. Hasil Evaluasi
Tabel 7.1. Evaluasi hasil intervensi I : Pelatihan DM kader Kelurahan
Cengkareng Barat
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
1. Masukan
Man
Dokter muda 3 orang 3 orang Tidak ada
Kader Kelurahan 32 orang 44 orang Tidak ada
Cengkareng Barat
Money
Pencetakan kertas Rp. 650.000,- Rp. 650.000,- Tidak ada
pre-test dan post-
test Sumber dana Sumber dana
bersama bersama
Pulpen
Pencetakan leaflet
dan poster
Snack
Hadiah
Bersambung ke halaman 69

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
67
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari halaman 68
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Material
Kertas pre-test dan 50 lembar dan 50 50 lembar dan Tidak ada
post-test lembar 50 lembar
Pulpen 10 buah 10 buah
Powerpoint 1 buah 1 buah
Laptop 1 buah 1 buah
Proyektor 1 buah 1 buah
Sound system 1 buah 1 buah
Leaflet dan poster 50 lembar dan 6 50 lembar dan
lembar 6 lembar
Hadiah 3 buah 3 buah
Snack 50 buah 50 buah
Method
SOP workshop Sesuai SOP Sesuai SOP Tidak ada
2. Proses
Planning
Merencanakan Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
sasaran, lokasi, dan sasaran, lokasi, dan
waktu intervensi waktu intervensi
Merencanakan jumlah Ditentukannya jumlah Dilakukan
biaya yang dibutuhkan biaya yang dibutuhkan
Merencanakan isi Terdapatnya materi Dilakukan
materi pelatihan kader berupa powerpoint
Merencanakan Terdapatnya soal pre- Dilakukan
pembuatan soal pre- test dan post-test
test dan post-test
Mempersiapkan leaflet Terdapatnya leaflet Dilakukan
dan poster dan poster
Merencanakan jenis Tersedianya snack Dilakukan
dan pembelian snack dan hadiah untuk
dan hadiah pelatihan

Bersambung ke halaman 70

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
68
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari halaman 69
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Organizing
Dokter muda melakukan Proses perizinan dengan Dilakukan Tidak ada
permohonan izin dengan instansi terkait untuk
instansi terkait untuk pelaksanaan pelatihan
pelaksanaan kegiatan
Maulana merencanakan Dibuatnya materi Dilakukan
materi pelatihan kader pelatihan kader
Ayu membuat soal pre- Dibuatnya soal pre-test Dilakukan
test dan post-test dan post-test
Cynthia membuat leaflet Dibuatnya leaflet dan Dilakukan
dan poster poster
Ayu membuat jadwal Adanya jadwal Dilakukan
pelaksanaan pelatihan pelaksanaan pelatihan
Maulana menyediakan Dilakukan pembelian Dilakukan
snack dan hadiah snack dan hadiah

Actuating
Melakukan pre-test Pre-test diisi oleh kader Dilakukan Tidak ada
yang hadir saat
pelatihan
Melakukan pemberian Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
materi dengan pemberian materi
powerpoint, leaflet, dan dengan powerpoint,
poster leaflet, dan poster
Melakukan sesi tanya Dilakukannya sesi Dilakukan Tidak ada
jawab tanya jawab
Pelatihan senam DM Dilakukannya senam Dilakukan
DM
Melakukan post-test Post-test diisi oleh Dilakukan
kader yang hadir saat
pelatihan
Melakukan pembagian Dilakukannya Dilakukan
leaflet dan poster, snack, pembagian leaflet dan
dan hadiah poster, snack, dan
hadiah

Bersambung ke halaman 71

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
69
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari halaman 70
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Controling
Mengevaluasi hasil Adanya evaluasi Dilakukan Tidak ada
pre-test dan post- hasil pre-test dan
test post-test
3. Keluaran
Pengetahuan kader Terdapatnya Didapatkan Tidak ada
Keluharan peningkatan peningkatan
Cengkareng Barat pengetahuan kader pengetahuan yang
mengenai DM yang dinilai dari dinilai dari rerata
rerata nilai post-test nilai post-test 98,9
≥80 serta mampu dan seluruh kader
untuk melakukan yang hadir mampu
penyuluhan di melakukan
depan umum penyuluhan di
mengenai DM depan umum
mengenai DM
4. Lingkungan
Fisik : Bangunan RPTRA Utama RPTRA Utama Tidak ada
dapat menampung dapat menampung
seluruh kader yang seluruh kader yang
hadir hadir
Non fisik : Didapatkan Didapatkan
Dukungan atau dukungan dari dukungan dari
peran serta Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
masyarakat dan masyarakat dan masyarakat
Kelurahan Kelurahan
Cengkareng Barat Cengkareng Barat
5. Umpan Balik
Pencatatan dan Sistem pencatatan Didapatkan data Belum dapat dinilai
pelaporan dan pelaporan hasil intervensi
dilakukan dengan
baik
6. Dampak
Tujuan umum Menurunnya Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai
program prevalensi DM di
wilayah kerja
Puskesmas
Kecamatan
Cengkareng

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
70
Periode 23 September – 17 November 2019
Tabel 7.2. Evaluasi hasil intervensi II : Penyuluhan Mengenai DM kepada
Masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
1. Masukan
Man
Dokter muda 3 orang 3 orang Tidak ada
Kader 6 orang 6 orang
Masyarakat 50 orang 59 orang Tidak ada
Kelurahan
Cengkareng Barat
Money
Pencetakan kertas Rp. 550.000,- Rp. 250.000,- Tidak ada
pre-test dan post-
test Sumber dana Sumber dana
bersama bersama
Pencetakan leaflet
dan poster
Hadiah
Material
Pencetakan kertas 50 lembar 50 lembar
pre-test dan post-
test
Laptop 1 buah 1 buah
Proyektor 1 buah 1 buah Tidak ada
Sound system 1 buah 1 buah
Pencetakan leaflet 80 lembar dan 6 80 lembar dan 6
dan poster lembar lembar
Hadiah 1 buah 1 buah
Method
SOP penyuluhan Sesuai SOP Sesuai SOP Tidak ada
2. Proses
Planning
Merencanakan Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
sasaran, lokasi, dan sasaran, lokasi, dan
waktu intervensi waktu intervensi

Bersambung ke halaman 73

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
71
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari halaman 72
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Merencanakan jumlah biaya Ditentukannya jumlah Dilakukan
yang dibutuhkan biaya yang dibutuhkan
Merencanakan materi Terdapatnya materi Dilakukan
penyuluhan untuk penyuluhan
Merencanakan pembuatan Terdapatnya soal pre- Dilakukan
soal pre-test dan post-test test dan post-test Tidak ada
Mempersiapkan leaflet dan Terdapatnya leaflet dan Dilakukan
poster poster
Merencanakan dan Tersedianya hadiah Dilakukan
pembelian hadiah untuk peserta
penyuluhan
Organizing
Dokter muda melakukan Proses perizinan dengan Dilakukan
permohonan izin dengan instansi terkait untuk
instansi terkait untuk pelaksanaan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan
Dokter muda bersama staf Adanya jadwal Dilakukan
puskesmas membuat jadwal pelaksanaan
pelaksanaan penyuluhan penyuluhan
Dokter muda merencanakan Dibuatnya materi Dilakukan Tidak ada
materi penyuluhan penyuluhan
Ayu membuat soal pre-test Dibuatnya soal pre-test Dilakukan
dan post-test dan post-test
Cynthia Membuat leaflet Dibuatnya leaflet dan Dilakukan
dan poster poster
Dokter muda menyiapkan Dilakukan pembelian Dilakukan
hadiah hadiah
Actuating
Melakukan pre-test Pre-test diisi oleh Dilakukan Tidak ada
masyarakat yang hadir
saat penyuluhan
Melakukan penyuluhan Dilakukannya Dilakukan
dengan leaflet dan poster penyuluhan dengan
leaflet dan poster
Melakukan sesi tanya jawab Dilakukannya sesi dilakukan
tanya jawab
Melakukan post-test Post-test diisi oleh Dilakukan
masyarakat yang hadir
saat pelatihan

Bersambung ke halaman 74
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
72
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari halaman 73
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Tidak ada
Pembagian hadiah Dilakukannya Dilakukan
pembagian hadiah
Controling
Mengevaluasi hasil Adanya evaluasi hasil Dilakukan Tidak ada
pre-test dan post- pre-test dan post-test
test sesuai sesuai
3. Keluaran
Pengetahuan Terdapatnya Didapatkan Tidak ada
masyarakat peningkatan peningkatan
Kelurahan pengetahuan pengetahuan yang
Cengkareng Barat masyarakat yang hadir dinilai dari rerata
mengenai DM dengan dinilai dari nilai post-test 92,54
rerata nilai post-test ≥80
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
4. Lingkungan
Fisik : Bangunan Rumah warga Rumah warga Tidak ada
Kelurahan Cengkareng Kelurahan
Barat Cengkareng Barat
Non fisik : Didapatkan dukungan Didapatkan
Dukungan atau dari Kepala Puskesmas dukungan dari
peran serta Kelurahan, kader, dan Kepala Puskesmas
masyarakat masyarakat Kelurahan Kelurahan, kader,
Cengkareng Barat dan masyarakat
Kelurahan
Cengkareng Barat
5. Umpan Balik
Pencatatan dan Sistem pencatatan dan Didapatkan data Belum dapat
pelaporan pelaporan dilakukan hasil intervensi dinilai
dengan baik
6. Dampak
Tujuan umum Menurunnya prevalensi Belum dapat dinilai Belum dapat
program DM di wilayah kerja dinilai
Puskesmas Kecamatan
Cengkareng

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
73
Periode 23 September – 17 November 2019
Tabel 7.3. Evaluasi hasil intervensi III : Skrining DM Masyarakat Kelurahan
Cengkareng Barat
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
1. Masukan
Man
Dokter muda 3 orang 3 orang Tidak ada
Kader Kelurahan 6 orang 6 orang
Cengkareng Barat
Masyarakan Kelurahan 50 orang 59 orang Tidak ada
Cengkareng Barat
Money
Hadiah Rp. 350.000,- Rp. 120.000,- Tidak ada
Kartu kontrol gula darah Sumber dana Sumber dana
bersama bersama
Material
Laptop 1 buah 1 buah Tidak ada
Proyektor 1 buah 1 buah

Sound system 1 buah 1 buah


Kartu kontrol gula darah 50 lembar 50 lembar
Method
SOP penyuluhan Sesuai SOP Sesuai SOP Tidak ada

2. Proses
Planning
Merencanakan sasaran, Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
lokasi, dan waktu intervensi sasaran, lokasi, dan
waktu intervensi
Merencanakan jumlah biaya Ditentukannya Dilakukan
yang dibutuhkan jumlah biaya yang
dibutuhkan

Merencanakan isi materi Terdapatnya materi Dilakukan


dan skrining DM dan pengecekan
gula darah

Merencanakan pembuatan Tersedianya kartu Dilakukan


kartu kontrol gula darah kontrol gula darah

Bersambung ke halaman 76

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
74
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari halaman 75
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Organizing
Dokter muda melakukan Proses perizinan Dilakukan Tidak ada
permohonan izin dengan dengan instansi
instansi terkait untuk terkait untuk
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan
penyuluhan
Dokter muda dan staf Adanya jadwal Dilakukan
puskesmas membuat jadwal pelaksanaan
pelaksanaan penyuluhan penyuluhan dan
dan skrining DM skrining DM
Maulana dan Cynthia Dibuatnya materi Dilakukan
merencanakan materi dan penyuluhan dan
skrining DM pengecekan gula
darah

Ayu membuat kartu kontrol Diberikan kartu Dilakukan


gula darah yang akan kontrol gula darah
diberikan kepada kepada masyarakat
masyarakat Kelurahan Kelurahan
Cengkareng Barat dengan Cengkareng Barat
kadar gula darah tinggi dengan kadar gula
darah tinggi
Actuating
Melakukan pemberian Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
materi dan pengecekan gula penyuluhan materi
darah dan pengecekan gula
darah
Melakukan pemberian kartu Dilakukannya Dilakukan
kontrol gula darah kepada pembagian kartu
masyarakat Kelurahan kontrol gula darah
Cengkareng Barat dengan kepada masyarakat
kadar gula darah tinggi Kelurahan
Cengkareng Barat
dengan kadar gula
Controling
Melakukan skrining DM Dilakukannya Dilakukan
skrining DM dengan
pemeriksaan gula
darah

Bersambung ke halaman 77

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
75
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari kehalaman 76
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
3. Keluaran
Seluruh masyarakat Seluruh masyarakat Seluruh masyarakat Tidak ada
Kelurahan Cengkareng Kelurahan Kelurahan
Barat yang hadir dapat Cengkareng Barat Cengkareng Barat
mengetahui kadar gula yang hadir yang hadir
darah dan mengetahui kadar mengetahui kadar
meningkatkan gula darah dan gula darah dan
kesadaran bagi meningkatnya peningkatan
masyarakat yang kesadaran masyarakat kesadaran
memiliki kadar gula yang memiliki kadar masyarakat yang
darah tinggi gula darah tinggi memiliki kadar
gula darah tinggi
4. Lingkungan
Fisik : Bangunan Rumah warga Rumah warga Tidak ada
Kelurahan Kelurahan
Cengkareng Barat Cengkareng Barat
Non fisik : Dukungan Didapatkan dukungan Didapatkan
atau peran serta dari Kepala dukungan dari
masyarakat Puskesmas Kepala Puskesmas
Kelurahan, kader, dan Kelurahan, kader,
masyarakat dan masyarakat
Kelurahan Kelurahan
Cengkareng Barat Cengkareng Barat
5. Umpan Balik
Pencatatan dan Sistem pencatatan Didapatkan data Belum dapat
pelaporan dan pelaporan hasil intervensi dinilai
dilakukan dengan
baik
6. Dampak
Tujuan umum program Menurunnya Belum dapat dinilai Belum dapat
prevalensi DM di dinilai
wilayah kerja
Puskesmas
Kecamatan
Cengkareng

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
76
Periode 23 September – 17 November 2019
Tabel 7.4. Evaluasi hasil intervensi IV : Pemberian Materi dan Demonstrasi
Senam DM kepada Masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
1. Masukan
Man
Dokter muda 3 orang 3 orang Tidak ada
Kader Kelurahan 2 orang 2 orang
Cengkareng Barat
Pelatih senam 1 orang 1 orang
Masyarakat Kelurahan 50 orang 25 orang Ada
Cengkareng Barat
Money
-
Material
Sound system 1 buah 1 buah Tidak ada
Laptop dan proyektor 1 buah 1 buah Tidak ada
Method
SOP penyuluhan dan SOP Sesuai SOP Sesuai SOP Tidak ada
senam
2. Proses
Planning
Merencanakan sasaran, Ditentukannya sasaran, Dilakukan Tidak ada
lokasi, dan waktu lokasi, dan waktu
intervensi intervensi
Merencanakan isi Terdapatnya materi Dilakukan
pemberian materi dan mengenai senam DM
demonstrasi senam dan demonstrasi senam
Organizing
Dokter muda menyiapkan Dipersiapkannya Tersedianya
pemberian materi pemberian materi materi mengenai
mengenai senam DM mengenai senam DM senam DM
Dokter muda dan staf Adanya jadwal Terdapat jadwal Tidak ada
puskesmas membuat pelaksanaan senam DM pelaksanaan
jadwal pelaksanaan senam DM
senam DM

Bersambung ke halaman 79

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
77
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari halaman 78
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Actuating
Melakukan pemberian Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
materi mengenai senam penyuluhan mengenai
DM senam DM
Demonstrasi senam DM Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
oleh pelatih senam, demonstrasi senam DM
dokter muda, dan kader, oleh pelatih senam,
diikuti oleh masyarakat dokter muda, dan kader,
Kelurahan Cengkareng diikuti oleh masyarakat
Barat yang hadir Kelurahan Cengkareng
Barat yang hadir
Controling
Melakukan demonstrasi Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
senam DM demonstrasi senam DM
oleh pelatih senam,
dokter muda, kader, dan
diikuti oleh masyarakat
yang hadir

3. Keluaran

Seluruh masyarakat Seluruh masyarakat Seluruh masyarakat Tidak ada


yang hadir dapat yang hadir memahami yang hadir
memahami pentingnya pentingnya senam DM memahami
senam DM dan dapat dan melakukan senam pentingnya senam
melakukan senam DM DM dengan baik dan DM dan melakukan
dengan baik dan benar benar senam DM dengan
baik dan benar
4. Lingkungan

Fisik : Bangunan Aula Puskesmas Aula Puskesmas Tidak ada


Kecamatan Cengkareng Kecamatan
Barat Cengkareng Barat
Non fisik : Dukungan Didapatkan dukungan Didapatkan dukungan
atau peran serta dari Kepala Puskesmas dari Kepala
masyarakat dan masyarakat Puskesmas dan
Kelurahan Cengkareng masyarakat
Barat Kelurahan
Cengkareng Barat
5. Umpan Balik

Pencatatan dan Sistem pencatatan dan Didapatkan data hasil Belum dapat
pelaporan pelaporan dilakukan intervensi dinilai
dengan baik

Bersambung kehalaman 80

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
78
Periode 23 September – 17 November 2019
Sambungan dari halaman 79
6. Dampak
Tujuan umum Menurunnya Belum dapat Belum dapat
program prevalensi DM di dinilai dinilai
wilayah kerja
Puskesmas
Kecamatan
Cengkareng

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
79
Periode 23 September – 17 November 2019
BAB 8
Kesimpulan dan Saran

8.1. Kesimpulan
1. Lokasi dengan prevalensi tertinggi kasus DM pada tahun 2018 di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Cengkareng yaitu terdapat di Kelurahan
Cengkareng Barat
2. Berdasarkan hasil paradigma BLUM faktor lifestyle menjadi faktor penyebab
tingginya kasus DM di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cengkareng,
khususnya Kelurahan Cengkareng Barat antara lain:
• Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DM, gejala,
faktor risiko, pengobatan, pencegahan dan bahaya jika DM tak terkontrol.
• Sikap mayoritas masyarakat yang tidak sesuai mulai dari faktor risiko
DM, pengobatan DM seumur hidup, kontrol rutin setiap obat habis, serta
mencegah terjadinya komplikasi. Masih banyak masyarakat yang
mempercayai penyembuhan DM dengan jamu atau rebusan daun.
• Perilaku mayoritas masyarakat masih kurang baik, seperti tidak kontrol
pengobatan secara rutin, tidak mengubah gaya hidup sehat (makan
makanan rendah gula dan olahraga rutin)
3. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan intervensi jangka pendek namun
memiliki efek yang besar untuk menunjang tercapainya tujuan jangka
menengah dan jangka panjang, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan,
diantaranya:
• Melakukan pelatihan kader Kelurahan Cengkareng Barat mengenai DM.
• Melakukan penyuluhan mengenai DM kepada masyarakat Kelurahan
Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng
• Melakukan skrining DM untuk masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat,
Kecamatan Cengkareng
• Melakukan pelatihan Senam DM kepada masyarakat Kelurahan
Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
80
Periode 23 September – 17 November 2019
4. Hasil intervensi sebagai berikut:
• Terlaksananya pelatihan kader dan terdapat 44 kader Kelurahan
Cengkareng Barat yang hadir.
• Didapatkan >80 kader Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir
mendapatkan nilai post-test ≥80 dan kader mampu melakukan penyuluhan
mengenai DM dengan baik dan benar di depan umum.
• Terlaksananya penyuluhan dan pemberian materi DM kepada 59
masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir.
• Didapatkan peningkatan rerata nilai pre-test dan post-test masyarakat yang
mengikuti penyuluhan dari 64,74 menjadi 92,54.
• Semua masyarakat yang hadir saat skrining DM mengetahui kadar gula
darah dan mendapatkan kartu kontrol gula darah serta mendapatkan
edukasi mengenai DM bila kadar gula darah tinggi.
• Semua masyarakat dan kader Kelurahan Cengkareng Barat yang hadir
melakukan dan menerapkan senam DM dengan baik dan benar.
8.2. Saran
8.2.1. Saran bagi Masyarakat Kelurahan Cengkareng Barat
• Membagikan informasi mengenai DM yang sudah dipaparkan kepada warga
sekitar.
• Membagikan informasi cara pengobatan DM kepada warga sekitar supaya
penderita DM dapat rutin berobat
• Melakukan senam DM dengan baik dan benar dan membagi informasi
mengenai manfaat senam DM kepada warga sekitar.
• Bila ada yang memiliki gejala penyakit DM dapat segera dibawa ke
Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dan pengobatan.
8.2.2. Saran bagi Kader Kelurahan Cengkareng Barat
• Memberikan penyuluhan secara mandiri dan rutin kepada seluruh masyarakat
Kelurahan Cengkareng Barat mengenai penyakit DM dan senam DM

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
81
Periode 23 September – 17 November 2019
8.2.3. Saran bagi Puskesmas
• Memberikan penyuluhan mengenai DM kepada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas secara berkala.
• Mengadakan program senam DM kepada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas secara berkala.
• Mengadakan skrining DM kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
• Memberikan pelatihan kader mengenai materi berbicara di depan umum
supaya kader dapat melakukan penyuluhan secara mandiri.
• Memberikan pelatihan mengenai DM dan senam DM kepada kader di wilayah
kerja Puskesmas.
8.2.4. Saran bagi Tim Selanjutnya
• Mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
intervensi tersebut.
• Melakukan penyuluhan mengenai penyakit DM secara berkala di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Cengkareng terutama di Kelurahan yang
memiliki prevalensi DM yang tinggi.
• Memantau kinerja kader dalam melakukan penyuluhan mengenai DM.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
82
Periode 23 September – 17 November 2019
Daftar Pustaka

1. Werdhani R, Herqutanto. Buku keterampilan klinis ilmu kedokteran


komunitas. Jakarta : Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI ; 2014.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin: Situasi dan Analisis
Diabetes. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI; 2014.
3. World Health Organization. Diabetes. [online]; 2018. Available at:
https://www.who.int/health-topics/diabetes#tab=overview [Accessed : 3 Oct.
2019].
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hari Diabetes Sedunia Tahun
2018. [online]; 2018. Available at:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/hari-
diabetes-sedunia-2018.pdf [Accessed : 3 Oct. 2019]
5. Soelistijo, S., Novida, H., Rudijanto, A., Soewondo, P., Suastika, K.,
Manaf, A., et al. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia 2015. [online]; 2015 Available at:
https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2019/01/4.-Konsensus-
Pengelolaan-dan-Pencegahan-Diabetes-melitus-tipe-2-diIndonesia-
PERKENI-2015.pdf [Accessed : 9 Oct. 2019].
6. World Health Organization. Global health estimates 2016 summary tables:
global deaths by cause, age and sex, 2000-2016. Geneva, Swiszerland: World
Health Organization; 2016.
7. International Diabetes Federation. What is Diabetes. Belgium: International
Diabetes Federation. [Online]; 2017. Available from:
https://www.idf.org/aboutdiabetes/what-is-diabetes/facts-figures.html
[Accessed: 3 Oct 2019]
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2013. [online]; 2013. Available at:
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf [Accessed : 3 Oct. 2019]
9. Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Laporan Data PTM Puskesmas.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
83
Periode 23 September – 17 November 2019
Kecamatan Cengkareng Jakarta; 2019.
10. Tjokroprawiro A, Murtiwi S. Diabetes Melitus. Dalam: Tjokroprawiro A,
Setiawan PB, Effendi C, Santoso D, Soegiarto, G, eds. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam FK Univeristas Airlangga. 2nd ed. Surabaya: Airlangga
University Press; 2015: p.71-81.
11. Powers, AC. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 18th ed, New
York: The McGraw-Hill Companies; 2012.
12. Subekti I. (2009). ‘Neuropati Diabetik’. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi V. Jakarta: Interna Publishing, pp. 1924-1926.
13. Kementrian Kesehatan RI. Petunjuk teknis pos pembinaan terpadu penyakit
tidak menular (Posbindu PTM). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012.
pp. 2-4.
14. BPJS Kesehatan. Panduan Praktis Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit
Kronis). Jakarta: BPJS Kesehatan; 2014
15. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4
Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI; 2019
16. Badan Pusat Statistik. Databoks. [Online].; 2015 [Accessed 5 Oct 2019].
Available at:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/09/15/cengkareng-
kecamatan-dengan-penduduk-paling-banyak-di-jakarta.
17. Instansi Kota Administrasi Jakarta Barat. Barat.Jakarta.go.id. [online].
2018. Available at :
https://barat.jakarta.go.id/v15/?p=kecamatan&node=116
18. Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta. [Online].; 2017. [cited 5 Oct 2019]
Available at: https://jakarta.go.id/artikel/konten/534/cengkareng-
puskesmas-kecamatan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
84
Periode 23 September – 17 November 2019
LAMPIRAN
Lampiran 1. Mini Survey

Kuisioner Mini Survey Pengetahuan Tentang


Kencing Manis dan pelayanan kesehatan
di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Cengkareng Tahun 2019

Tempat: ……………… Tanggal: ……………..


A. Identitas Responden
1. Nama : ………………………………
2. Jenis kelamin : L / P
3. Umur : ….…. tahun
4. Alamat : ………………………………
Kelurahan : ………………………………
5. Pendidikan (lingkari yang sesuai)
a. Tidak Tamat SD/ Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP/MTS/Sederajat
d. SMA/SMU/SMK
e. Akademi/ Perguruan Tinggi/ Universitas
6. Pekerjaan : ………………………………
7. Agama : ………………………………
8. Suku bangsa : ………………………………

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
85
Periode 23 September – 17 November 2019
I. Pengetahuan (dilingkari pada
jawaban yang benar) 6. Bagaimana cara mencegah
1. Penyakit kencing manis sering penyakit kencing manis?
disebut? a. Minum jamu dan obat herbal
a. Hipertensi b. Tidur yang cukup
b. Diabetes c. Olahraga
c. Kolesterol d. Tidak tahu
d. Tidak tahu 7. Bagaimana dapat mengetahui
2. Apakah penyakit kencing penyakit kencing manis?
manis menular? a. Cek gula darah
a. Iya b. Cek asam urat
b. Mungkin c. Tensimeter
c. Tidak d. Tidak tahu
d. Tidak tahu 8. Apakah kencing manis dapat
3. Gejala kencing manis adalah disembuhkan?
a. Sakit perut a. Iya
b. Sering haus b. Mungkin
c. Pusing c. Tidak
d. Sering lapar d. Tidak tahu
4. Apa penyebab kencing manis? 9. Kapan sebaiknya minum obat
a. Merokok kencing manis?
b. Lingkungan kotor a. Minum obat bila ada keluhan
c. Malas berolahraga b. Minum obat seumur hidup
d. Sering makan dan minum manis c. Minum obat saat ingat
5. Makanan apa saja yang harus d. Tidak tahu
dikurangi pada kencing manis? 10. Apa bahayanya kencing manis
a. Sayuran bagi kesehatan?
b. Sate kambing a. Gangguan penglihatan
c. Es cendol b. Diare
d. Ikan asin c. Amputasi anggota tubuh
d. Kanker

II. SIKAP (Diberikan tanda “ ✓ “ pada kolom Setuju atau Tidak Setuju)

1. Mayoritas orang tua menderita kencing manis


2. Penyakit kencing manis tidak dapat dicegah
3. Kencing manis merupakan penyakit keturunan
4. Penderita kencing manis harus berhenti merokok dan rajin olahraga
5. Disebut kencing manis karena rasa kencingnya manis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
86
Periode 23 September – 17 November 2019
6. Konsumsi jamu dan obat herbal dapat menyembuhkan kencing
manis dan tidak perlu minum obat dari dokter.
7. Obat kencing manis diminum hanya saat ada keluhan seperti badan
terasa tidak enak, nyeri kaki, dan kesemutan.
8. Kencing manis tidak bisa sembuh walaupun rutin minum obat
9. Kontrol rutin ke dokter jika obat kencing manis habis ke fasilitas
kesehatan terdekat.
10. Kencing manis tidak berbahaya untuk kesehatan.

III. PERILAKU (Lingkari jawaban yang sesuai dengan anda)


1. Apa yang anda lakukan jika gula darah anda tinggi?
a. Minum jamu/rebusan daun
b. Membeli obat gula sendiri diwarung/apotik
c. Ke fasilitas kesehatan terdekat (dokter, puskesmas, klinik)
d. Tidak perlu melakukan apa-apa
2. Jika dokter menyarankan Anda untuk minum obat seumur hidup, apa yang
anda akan lakukan?
a. Minum obat setiap hari sesuai anjuran dokter
b. Minum obat jika masih ada
c. Minum obat hanya saat ada keluhan
d. Tidak minum obat setiap hari
3. Untuk menjaga gula darah tetap normal, apa yang akan anda dilakukan?
a. Istirahat yang cukup (tidur 8 jam sehari)
b. Menjaga pola makan dan olahraga teratur
c. Minum jamu/rebusan daun penurun gula darah
d. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
4. Apa yang anda lakukan jika mengalami keluhan seperti sering kencing,
sering haus, sering lapar?
a. Minum obat warung
b. Istirahat yang cukup
c. Segera ke fasilitas kesehatan (puskesmas, dokter, klinik)
d. Minum dan makan lebih banyak

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
87
Periode 23 September – 17 November 2019
5. Apakah anda mempunyai kebiasaan ke fasilitas kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan gula darah?
a. iya
b. tidak
c. Jika ada waktu dan uang
d. Tidak peduli

IV. PELAYANAN KESEHATAN


Diberikan tanda “ ✓ “ pada kolom Ya atau Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah menurut Anda fasilitas yang tersedia dan
pelayanan petugas puskesmas membuat Anda nyaman
untuk berobat ke puskesmas?
2. Apakah obat yang ada di puskesmas selalu tersedia saat
Anda berobat ?
3. Apakah petugas puskesmas selalu memberikan
informasi mengenai kencing manins ?
4. Apakah Anda pernah mengikuti penyuluhan mengenai
kencing manis dari puskesmas ?
5. Apakah terdapat poster atau brosur di puskesmas
mengenai kencing manis ?

V. LINGKUNGAN
Diberikan jawaban Ya atau Tidak

1. Apakah akses Anda mudah untuk mencapai puskesmas dari


tempat tinggal Anda?
2. Apakah Anda memiliki kesulitan biaya transportasi dari tempat
tinggal Anda ke Puskesmas?

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
88
Periode 23 September – 17 November 2019
Lampiran 2. Lembar pre-test dan post-test pelatihan kader

Lembar Soal Pre-Test / Post-Test


Pelatihan Kader Mengenai DM Di Wilayah
Kelurahan Cengkareng Barat 2019

1. Apa nama lain kencing manis?


a. Hipertensi c. diabetes melitus
b. Asam urat d. rematik
2. Kadar apa yang dicek untuk mengetahui kencing manis?
a. Gula darah c. Tekanan darah
b. Asam urat d. Leukosit
3. Saat dilakukan pemeriksaan gula darah tanpa memperhatikan waktu makan
terakhir disebut?
a. Gula darah sewaktu c. Gula darah puasa
b. Gula darah makan d. Gula darah manis
4. Berapa kadar gula darah normal setelah makan?
a. 300 mg/dl c. 200 mg/dl
b. 600 mg/dl d. 250 mg/dl
5. Gejala kencing manis adalah ?
a. Sering lapar c. Haus terus
b. Sering kencing d. Semua benar
6. Supaya terhindar dari kencing manis salah satu yang digunakan adalah ?
a. Menonton TV c. Olahraga teratur
b. Makan yang banyak d. Minum manis
7. Kencing manis kalau tidak diobati dapat mengakibatkan ?
a. Luka lama sembuh c. Cepat lelah
b. Sering kesemutan d. Semua benar
8. Bahan karbohidrat yang paling bagus untuk pasien kencing manis ?
a. Nasi aking c. Nasi merah
b. Nasi putih d. Roti manis
9. Bahan makanan berikut yang harus dikurangi pemberiannya pada pasien
kencing manis adalah?
a. Semangka c. Roti gandum
b. Nasi merah d. Jagung
10. Apakah kencing manis menular?
a. Iya c. Mungkin
b. Tidak Mungkin d. Tidak tahu

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
89
Periode 23 September – 17 November 2019
Lampiran 3. Tabel Nilai Pre-test dan Post-test Pelatihan Kader
No Kader RW Nilai Pre-test Nilai Post-test
1 Ny. NJ 01 60 100
2 Ny. TH 01 70 100
3 Ny. JM 02 100 100
4 Ny. NJH 02 70 90
5 Ny. ES 02 80 90
6 Ny. SH 03 100 100
7 Ny. RS 03 70 90
8 Ny. MR 03 100 100
9 Ny. SS 04 60 100
10 Ny. RK 04 70 100
11 Ny. SM 04 70 100
12 Ny. DL 05 90 90
13 Ny. DV 05 90 100
14 Ny. SN 05 70 90
15 Ny. IM 06 100 100
16 Ny. HA 06 70 100
17 Ny. RY 06 70 100
18 Ny. CC 07 80 90
19 Ny. HSM 07 80 100
20 Ny. RP 07 80 100
21 Ny. SHM 08 70 80
22 Ny. NL 08 80 100
23 Ny. EY 08 80 100
24 Ny. HM 09 100 100
25 Ny. SHS 09 100 100
26 Ny. ZK 09 70 80
27 Ny. AP 10 100 100
28 Ny. FR 10 60 90
29 Ny. AR 10 100 100
30 Ny. SHY 11 80 100
31 Ny. SHL 11 80 100
32 Ny. MA 11 60 100
33 Ny. AT 12 100 100
34 Ny. NRH 12 100 100
35 Ny. EA 12 100 100
36 Ny. SY 13 70 100
37 Ny. HAM 13 70 100
38 Ny. EZ 13 70 100
39 Ny. LD 14 80 100
40 Ny. SNJ 14 70 90
41 Ny. JML 15 60 70
42 Ny. LS 15 70 100
43 Ny. LK 16 80 100
44 Ny. RD 14 80 100

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
90
Periode 23 September – 17 November 2019
Lampiran 4. Lembar pre test dan post test penyuluhan masyarakat

Lembar Soal Pre-Test / Post-Test


Pengetahuan Masyarakat Mengenai DM
di Wilayah Cengkareng Barat 2019

1. Nama lain kencing manis? 4. Apa makanan yang harus dihindari


a. Hipertensi untuk mencegah kencing manis?
b. Kolestrol a. Nasi
c. Asam urat b. Ikan asin
d. Diabetes Melitus c. Gorengan
2. Ciri-ciri penderita kencing manis, d. Bayam rebus
KECUALI? 5. Apa bahaya kencing manis jika
a. Sering haus tidak diobati?
b. Sering lapar a. Luka lama sembuh
c. Seing kencing b. Nyeri perut
d. Sering pusing c. Batuk
3. Siapa yang berisiko kencing d. Pilek
manis?
a. Orang yang suka makan asin
b. Orang yang memiliki keluarga
kencing manis
c. Orang yang memiliki keluarga
darah tinggi
d. Orang yang suka makan gorengan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
91
Periode 23 September – 17 November 2019
Lampiran 5. Tabel Hasil pretest, post test, dan GDS penyuluhan masyarakat
No Nama Umur Jenis GDS Pre test Post test
kelamin
1 AS 54 P 100 40 100

2 AD 68 P 122 40 80

3 GG 40 P 145 80 80

4 BG 33 P 167 80 100

5 NH 43 P 111 60 80

6 NN 65 P 89 40 80

7 GF 75 P 96 40 80

8 AE 58 L 99 80 100

9 AX 52 P 102 100 100

10 AEB 75 P 112 80 100

11 ASI 82 P 120 40 80

12 AS 71 P 320 80 100

13 HH 45 P 112 40 80

14 MM 65 L 102 80 100

15 MT 66 P 90 80 100

16 MK 48 P 99 100 100

17 NN 60 P 222 80 100

18 SN 41 P 123 80 100

19 RZ 69 L 105 60 100

20 RR 55 P 109 60 100

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 92
21 UR 63 P 110 60 100

22 US 65 P 109 60 100

23 HH 59 P 90 60 60

24 YM 56 P 89 60 100

25 AIL 56 P 103 40 100

26 OA 53 P 107 60 100

27 RAW 56 P 107 60 80

28 RRA 33 L 100 60 80

29 AJ 62 P 99 60 80

30 FN 34 P 102 40 80

31 FR 46 P 107 40 80

32 RF 68 L 223 80 100

33 JK 55 L 219 60 80

34 JW 48 P 109 100 100

35 RD 43 P 107 80 100

36 DP 41 L 96 40 80

37 LL 53 L 107 60 100

38 VS 53 P 217 80 100

39 ZA 41 P 109 80 100

40 ZZ 44 P 105 40 100

41 TS 39 P 100 80 100

42 TT 49 P 230 80 80

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 93
43 KI 55 P 99 40 100

44 GHI 61 P 234 80 80

45 FFI 30 P 109 40 100

46 ILD 47 P 100 60 100

47 LCP 30 P 100 80 100

48 DAA 44 P 118 40 100

49 DD 48 P 109 80 80

50 JJ 51 L 100 40 100

51 EY 51 P 99 100 100

52 EU 32 P 240 60 100

53 IF 47 P 100 60 100

54 KY 64 L 207 80 100

55 KT 32 P 99 60 100

56 FR 25 P 98 60 100

57 PDP 68 P 89 100 80

58 PPP 54 L 90 60 80

59 ALW 66 P 98 60 80

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 94
Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan Intervensi I
Pendaftaran dan pembagian snack untuk kader

Pre-test dan post-test kader

Pemberian materi penyuluhan, senam DM dan senam kaki DM kader

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 95
Latihan penyuluhan oleh kader

Foto bersama kader kelurahan Cengkareng Barat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 96
Lampiran 7. Dokumentasi Pelaksanaan Intervensi II
Pendaftaran penyuluhan masyarakat

Penyuluhan DM kepada masyarakat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 97
Lampiran 8. Dokumentasi Pelaksanaan Intervensi III
Skrinning DM dan pembagian kartu kontrol gula darah

Lampiran 9. Dokumentasi Pelaksanaan Intervensi IV


Senam DM (Intervensi IV)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 98
Lampiran 10. Brosur penyuluhan DM

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 99
Lampiran 11. Poster Penyuluhan DM 1

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 100
Lampiran 12. Poster Penyuluhan DM 2

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 101
Lampiran 13. Kartu kontrol gula darah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 September – 17 November 2019 102

Anda mungkin juga menyukai