Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah fisiologi ini dapat terselesaikan. Dalam
menyusun makalah fisiologi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak yang
telah meluangkan waktu dan tenaganya demi terselesaikannya makalah ini.
Dengan ini kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini,
namun bagaimanapun makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dan akan kami terima dengan senang
hati.
Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi kita semua, terutama bagi adik-adik tingkat
kami. Dan apabila ada kesalahan dan kata kata yang kurang berkenan, kami selaku penyusun
mohon maaf yang sebesar besarnya.

Surakarta, 17 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................

Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................

BAB I

Pendahuluan.................................................................................................. 

BAB II

Pembahasan...................................................................................................

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan..............................................................................


2.2  Sistem Respirasi Manusia....................................................................................
2.2.1 Alat-Alat Respirasi............................................................................................
2.2.2 Mekanisme Pernapasan.....................................................................................

BAB III

Penutup...........................................................................................................   

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
Istilah pernapasan (respirasi ) berarti pertukaran gas antara sel tubuh dan lingkungan. Sel
tubuh memerlukan energi untuk semua aktivitas metaboliknya. Sebagian besar energi ini didapat
dari reaksi yang hanya dapat terjadi jika ada oksigen. Produk sisa reaksi ini adalah karbon
dioksida. Sistem pernapasan memungkinkan oksigen yang ada di atmosfer masuk ke dalam
tubuh dan memungkinkan ekskresi karbondioksida dari tubuh. Pertukaran gas antara darah dan
paru disebut respirasi eksternal. Sedangkan pertukaran gas antara darah dan sel disebut respirasi
internal. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara
dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih
besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka
udara akan keluar.
Organ pernapasan meliputi : hidung, faring, laring, trakea, dua bronkus ( satu bronkus
pada tiap paru- paru, bronkiolus dan jalan napas kecil, dua paru- paru dan selaputnya, pleura,
serta otot pernapasan (otot interkosta dan diafragma ).

BAB II
ISI

2.1 SISTEM PERNAFASAN


Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang
sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen
dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses metabolismenya,
yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbondioksida ( CO2 ) dan air
( H2O ) dihilangkan.
Pernafasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan atau
pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernafasan luar. Udara ditarik
kedalam paru-paru pada waktu menarik nafas dan didorong keluar paru-paru pada waktu
megeluarkan nafas.
2.2 SALURAN PERNAFASAN
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke
dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi dengan
epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah
kelenjar sebaseus yang ditutupi oleh bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga
hidung.
2.2.1 RONGGA HIDUNG
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah dan bersambung
dengan lapisan faring dan dengan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke
dalam rongga hidung. Daerah pernafasan dilapisi oleh epitelium silinder dan sel epitel berambut
yang mengandung sel cangkir atau sel lendir. Sekresi dari sel itu membuat permukaan nares
basah dan berlendir. Di atas septum nasalis konkha selaput lendir ini paling tebal, yang diuraikan
dibawah. Adanya 3 tulang kerang (konkhae) yang diselaputi epitelium pernafasan dan
menjorokdari dinding lateral hidung ke dalam rongga, sangat memperbesar permukaan selaput
lendir tersebut.
Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang terdapat di dalam
vestibulum, dan karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya maka udara menjadi
hangat, dan oleh penguapan air dari permukaan selaput lendir menjadi lembab.
Hidung menghubungkan lubang-lubang dari sinus udara para-nasalis yang masuk ke dalam
rongga-rongga hidung, dan juga lubang-lubang naso-lakrimal yang menyalurkan air mata dari
mata ke dalam bagian bawah rongga nasalis ke dalam hidung.
2.2.1 FARING
Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan esofagus dari ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di
belakang hidung (naso-faring), di belakang mulut(oro-faring) dan di belakang laring (faring-
laringeal). Nares posterior adalah muara rongga-rongga hidung ke naso-faring.
2.2.1 LARING
Laring (tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian fertebra servikalis dan masuk ke dalam
trakhea di bawahnya.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawat yang diikat bersama oleh ligamen dan membran.
Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid,dan disebelah depannya terdapat benjolan
subkutaneus yang dikenal sebagai jakun,yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua
lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Ditepi atas terdapat lekukan berupa
tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, bentuknya seperti cincin mohor, dengan mohor
cincinnya di sebelah belakang (ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran
lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoidyang menjulang disebelah
belakang krikoid, kanan dan kiri tulang rawan kuneiform dan tulang rawan kornikulata yang
sangat kecil.
Terkait dipuncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis yang berupa katup tulang rawan dan
membantu menutup laring sewaktu orang menelan. Laring dilapisi oleh jenis selaput lendir yang
sama dengan yang di trakhea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium
berlapis.
2.2.1 PITA SUARA
Pita suara terletak di sebelah dalam laring, berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan
sampai di kedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang
ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendorkan. Dengan
demikian lebar sela-sela antara pita-pita atau rina glotidis, berubah- ubah sewaktu benafas dan
bicara.
Karena getaran pita yabg disebabkan udara yang melalui glotis maka suara dihasilkan.
Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara dan juga menutup lubang atas laring
sewaktu menelan.
2.2.1 TRAKHEA
Trakhea (batang tenggorok) kira- kira 9 cm panjangnya. Trakhea berjalan dari laring sampai
kira- kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabang menjadi dua bronkhus
(bronkhi). Trakhea tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang
diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melegkapi lingkaran di sebelah belakang trakhea,
selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakhea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri
atas epithelium bersilia dan sel cangkir, silia ini bergerak ke atas ke arah laring, maka dengan
gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernafasan
dapat dikeluarkan. Tulang rawan yang gunanya mempertahankan agar trakhea tetap terbuka, di
sebelah belakangnya tidak tersambung yaitu ditempat trakhea menempel pada esofagus yabg
memisahkannya dari tulang belakang.
Trakhea servikalis yang berjalan melalui leher, disilang oleh istmus kelenjar tiroidd, yaitu
belahan dari kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakhea. Trakhea torasika berjalan melintasi
mediastinum, dibelakang sternum menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Esofagus terletak
dibelakang trakhea.
Kedua bronkhus yang terbentuk dari belahan 2 trakhea pada ketinggian kira-kira vertebra
torakalis kelima, mempunyai stuktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkhus-bronkhus itu berjalan ke bawah dan samping ke arah tampuk paru-paru. Bronkhus
kana lebih pendek dan lebih lebar daripada kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkhus lobus atas, cabang kedua timbul setelah
cabang uatanma lewat di bawah arteri disebut bronkhus lobus bawah. Bronkhus lobus tengah
keluar dari bronkhus lobus bawah.
Bronkhus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan,dan berjalan dibawah arteri
pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
2.2.1 RONGGA TORAX
         Batas batas yang menbentuk rongga di dalam torax ialah:
- Sternum dari tulang rawan iga-iga di depan
                     - Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus
intervertebralis )
                     - Iga-iga beserta otot interkostal disamping
                     -  Diafragma dibawah dan dasar leher diatas

     Isi:
Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus
pleuranya. Pleura ini membungkus settiap belah dan membentuk batas lateral pada mediastinum.
Mediastinum ialah ruang di dalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya jantung dan
pembuluh-pembuluh besar, esofagus, duktus torasika, aorta desendens, dan vena cava superior,
saraf fagus dan frenikus, dan sejumlah besar kelenjar limfe.

2.2.1 PARU-PARU
Paru-paru merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak
disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya
dan stuktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk
kerucut dengan apex(puncak) di atas dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula di dalam
dasar leher. Pangkal paru-paru duduk diatas landai rongga torax diatas diafragma.paru-paru
mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampak
paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang dan sisi depan yang menutupi sebagian
sisi depan jantung.
Lobus paru-paru(belahan paru-paru). Paru- paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus
oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai 3 lobus dan paru-paru kiri 2 lobus,setiap lobus tersusun
atas lobula. Sebuah pipa bronkhial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang,
semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, yang merupakan
kantong udara paru-paru. Jaringan paru-paru adalah elastik,berpori dan seperti spon. Di dalam air
paru-paru mengapung karena udara yang ada didalamnya.
Bronkhus pulmonalis
Trakhea terbelah menjadi 2 bronkhus utama, bronkhus ini bercabang lagi sebelum masuk
paru-paru.saluran yang besar mempertahankan struktur serupa dengan trakhea, mempunyai
dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia.
Makin kecil salurannya makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa
berotot dan lapisan silia. Bronkhus terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang
disebut vestibula dan membran pelapisnya mulai berubah sifatnya, lapisan epiteliunm bersilia
diganti dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula berjaklan beberapa infundibula dan
didalam dindingnya dijumpsi ksntong-kantong udara. Kantong udara atau alveoli terdiri atas satu
lapis tunggal sel epitelium pipih dan disini darah hampir langsung bersentuhan dengan
udara,suatu jaringan pembulih darah kapiler mengelilingi alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.
Pembuluh darah dalam paru-paru
Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan
jantung ke paru-paru, cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran bronkhial, bercabang dan
bercanbang lagi sampai menjadi arteriola halus.. arteriola akan membelah dan membentuk
jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembungg udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit,maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah
merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam
alveoli hanya dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi.
Kapiler paru-paru bersatu sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena
pulmonalis meninggalkan setiapparu-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung
untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Arteria bronkhialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta torasika ke paru-paru
guna memberi makan dan mengantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang
akhir arteri-arteri inimembentuk plexus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang
terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonalis, tetapi dari beberapa kapiler ini akhirnya bersatu ke
dalam vena pulmonalis dan darah itu kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonalis. Sisa
darah itu dibawa dari setiap paru-paru oleh vena bronkhialis dan ada yang dapat mencapai vena
cava superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.
Hilus (tampuk) paru-paru,dibentuk oleh struktur berikut:
1)      Arteri pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi
oksigen
2)      Vena pulmonalis, yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru-paru ke jantung
3)      Bronkhus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkhial,
4)      Arteri bronkhialis, keluar dari aorta dan mengantarkan darah arteri ke jaringan paru-paru
5)      Vena bronkhialis, megembalikan sebagian darah dari paru-paru ke vena cava superior
6)      Pembuluh limfe, yang masuk keluar paru-paru, sangat banyak
7)      Persarafan.paru paru mendapat pelayana dari saraf vagus dan saraf sipati
8)      Kelenjar limfe, semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur parfu-paru dapat menyalurkan
ke dalam kelenjar yang ada di tampuk paru-paru.
2.2.1 PLEURA
Setiap paru-paru dilapisi oleh membran serosa rangkap dua yaitu pleura. Pleura viseralis erat
melapisi paru-paru, masuk ke dalam fisura dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari
lobus yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali disebelah tampuk paru-paru dan
membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada.pleura yang melapisi iga-
iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika , dan
bagian yang terletak dileher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat dengan membran yang
bernama membran supraleuralis(fasia sibson) dan diatas membran ini terletak arteri subklavia.
Diantara kedua lapisan pleura itu terjadi sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya dan
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernafas bergerak.
Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau
rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal. Udara
atau cairan memisahkan keduan pleura itu dan ruang diantaranya menjadi jelas.

2.2.2 MEKANISME PERNAFASAN


Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernafasan
melalui paru-paru atau pernafasan externa, oksigen dipungut melaluihidung dan mulut, pada
waktu bernafas oksigen masuk melalui trakhea dan pipa bronkhial ke alveoli dan dapat erat
hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonalis.
Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli kapiler yang memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan diangkut oleh hemoglobin sel darah merah dan
dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemogloinnya
95% oksigen jenuh.
Di dalam paru-paru, karbondioksida salah satu hasil buangan metabolisme menembus
membran alvioler- kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan
trakhea dikeluarkan melalui hidung dan mulut.
Proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan externa:
1)      Ventilasi pulmoner atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar
2)      Arus darah melalui paru-paru
3)      Distribusi arus udara dan arus darahsedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat
mencapai semua bagian tubuh
4)      Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler,CO2 lebih mudah berdifusi
daripada oksigen
Semua proses ini diatur sedemikian shingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan 02. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru-
paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2,jumlah CO2 itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat
pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan
ventilasi yang dengan dmikian terjadi mengeluarkan CO2 dan lebih banyak mengambil O2.
PERNAFASAN JARINGAN ATAU PERNAFASAN INTERNA
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxyhemoglobin)
mengelilingi seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat
lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen
berlangsung dan darah menerima sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida.
Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli yang disebabkan
pernapasan externa dan pernapasan interna atau pernapasan jaringan. Udara (atmosfer) yang
dihirup:
Nitrogen........................................................................................................................79%
Oksigen.........................................................................................................................20%
Karbondioksida........................................................................................................0-0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
Udara yang dihembuskan:
Nitrogen........................................................................................................................79%
Oksigen.........................................................................................................................16%
Karbondioksida........................................................................................................0-0,4%
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan
badan(20% panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).
Daya muat udara oleh paru-paru
Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4500 ml sampai 5.000 ml atau 4 ½ sampai 5 liter
udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang
surut (tidal air) yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luar pada pernapasan biasa
dengan tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada
penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat. Disebut kapasitas vital paru-paru.
Diukurnyadengan alat spirometer. Pada laki-laki, normal 4-5 liter dan pada perempuan 3-4
liter.kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru ,pada penyakit jantung (yang menimbulkan
kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot pernapasan.
KECEPATAN DAN PENGENDALIAN PERNAPASAN
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama,yaitu kimiawi dan
pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak di
dalam medula oblongata dan jika dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang
disalurkan olehsaraf spinalis ke otot pernapasan yaitu otot diafragma dan otot interkostalis.
Pengendalian oleh saraf
Pusat pernapasan adalah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radix saraf servikalis implus
ini diantarkan ke diafragme oleh saraf frenikus, dan dibagian yang lebih rendah pada sumsum
belakang impulsnya berjalan dari daerah torax melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot
interkostalis. Impuls ini meni mbulkan kontraki ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang
kecepatan kira-kira 15 kali setiap menit. Impuls aferen yang dirangsang oleh pemekaran
gelembung udara diantarkan oleh saraf vagus ke pudat pernapasan di dalam medula.
Pengendalian secara kimiawi
Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi,
kecepataan dan dalamnya gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat peka
paada reaksi kadar alkali darah. Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme dan
bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf
yang bekerja atas otot pernapasan.
Kedua pengendalian baik melalui saraf dan secara kimiawi adalah oenting. Tanpa salah
satunya orang tak dapat bernapas secara terus menerus. Dala hal paralisa otot pernapasan
(interkostal dan diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan
lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya udara dapat keluar
masuk paru-paru.
Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan dalamnya pernapasan.
Gerakan badan yang kuat memakai banyak oksigen dalam otot umtuk memberi energi yang
diperlukan untuk pekerjaan, akan menimbulkan kenaikan pada jumlah karbondioksida di dalam
darah dan akibatnya pembesaran ventilasi paru-paru. Emosi, rasa sakit dan takut misalnya
menyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara
secara kuat.
Impuls aferen dari kulit menghasilkan efek serupa bila badan dicelup dalam air dingin atau
menerima guyuran air dingin maka akan menarik napas secara kuat. Pengendalian secara sadar
atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat dijalankan lama, sebab gerakannya adalah
otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas untuk waktu lama akan gagal karena pertambahan
karbondioksida yang melebihi normal di dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.
Kecepatan pernapasan
Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas secaara
normal maka ekspirasi akan menyusulinspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar(inspirasi-
ekspirasi-istirahat). Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi:
inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit:
Bayi baru lahir : 30-40
Dua belas bulan : 30
Dua sampai lima tahun :24
Orang dewasa : 10-20
Gerakan pernapasan
Gerakan pernapasan memiliki 2 teknik yang terjadi sewaktu bernapas:
1)      Inspirasi
Inspirasi atau menarik napas adalahproses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot.
Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah (ventrikel). Penaikan
iga-iga dan sternum yang ditimbulkan oleh kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada
ke kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastik mengembang untuk
mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot
interkostal externa diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
2)      Ekspirasi
Udara dipaksa keluar oleh otot dan paru-paru akan mengempis kembali,yang disebabkan sifat
elastik paru-paru. Gerakan ini adalah proses pasif. Ketika pernapasan sangat kuat gerakan dada
bertambah otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas,otot sebelah
belakang fdan abdomen juga dibawa bergerak dan alae nasi (cuping atau sayap hidung)dapat
mengembang dan mengempis.

KEBUTUHAN TUBUH AKAN OKSIGEN

Dalam berbagai keadaan, oksigen dapat diatur menurut keperluan. Orang tergantung pada
oksigen dalam hidupnya , kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari 4 menit akan
mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapatdiperbaiki dan biasanya pasien meninggal.
Keadaan genting akan timbul, misalnya seorang anak menudungi kepala mukanya dengan
kantong plastik dan menjadi mati lemas. Tetapi bila penyediaan oksigen berkurang, maka pikiran
pasien akan kacau,ia menderita anoxia serebralis. Hal ini terjadi pada orang yang bekerja dalam
ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal, di dalam tank dan ruang ketel uap. Poksigen
yang ada mereka habiskan dan jika tidak mendapat oksigen untuk pernapaan atau tidak
dipindahkan ke udara yang normal maka mereka akan meninggal karena anoxenia atau disingkat
anoxia. Istilah lainnya ialah hipoxemia atau hipoxia.
Bila oksigen dalam darah tidak mencukupi maka warna merahnya hilang dan menjadi kebiru-
biruan,bibir, telingan, lengan, dan kaki pasien menjadi kebiru-biruan yang disebut sianosis.orang
yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven gas bukan saja terrkeba
axonia tetapi ia juga menghirup karbonmonoksida yang bersifat racu ndan bercampur dengan
hemoglobin sel darah merah yang akan menyingkirkan isi normal oksigen. Dalam hal ini bibir
tidak terlihat kebiru-biruan, melainkan merah ceri yang khas. Pengobatan yang diperlukan ialah
pengisapan dan pemberian oksigen dalam konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara
atmosfer atau lima atmosfer.

CATATAN KLINIK

Ventilasi atau pertukaran udara merupakan hal yang penting, khususnya ditempat orang muda
berkumpul seperti ruangan sekolah, kantor dan perusahaan.yang memiliki tujuan untuk
menghindarkan penyebaran infeksi pernapasan seperti pilek, influenza, dan bronkhitis atau pen
yakit menular lainnya yang mudah menyebar dari satu orang ke orang yang lain dan untik
menghindarkan rasa tak segar karena panas, lembab, pengap dan untuk mempertahankan udara
segaryang dapat digunakan untuk konsentrasi pada belajar ataupun bekerja.
Ventilasi pulmoner atau jumlah udara yabg masuk dan keluar paru-paru dapat terlalu kecil
bila pernapasan lemah sebab kerusakan otak, sumsum tulang belakang, serabut-serabut saraf,
otot atau iga-iga atau biala pernapasan tersumbat karena ada halangan dalam saluran udara
seperti pada asma. Ventilasi yang terlalu sedikit menyebabkan anoxia dan penimbunan CO2.
Pengobatan bertujuan membantu pernapasan dengan ventilasi buatan atau dengan inhalasi untuk
menghilangkan obstruksi pada saluran udara bronkhial. Penyakit pada jaringan paru-paru seperti
dalam pneumonia, tidak menyebabkan ventilasi pulmoneryang berkurang tetapi menyebankan
anoxia.
Dispnea atau kesukaran bernapas dapat disebabkan karena kelemahan otot atau saraf,
kerusakan pada iga-iga atau ruang pleural, paru-paru kaku yang disebabkan pneumonia atau
oedema paru-paru dalam payah jantung atau obstruksi dalam saluran udara pada asma atau
bronkhitis. Sianosis sering muncul pada keadaan tersebut.
Pada pneumonia lobaris daerah yang terkena tampak terbendung dan difusi oksigentak
berjalan. Kecepatan pernapasan bertambah dalam usaha jaringan paru-paru untuk mengisi
kekurangan dari kegagalan-kegagalan pada bagian yang terkena kongesti.
Pada bronkhitis seperti juga pada pneumonia baik ventilasi maupun difusi gas tak berjalan
karena pembengkakan lapisan membran menghalangi udara masukke dalam paru-paru.
Bronkhitis kronika bisa menimbulkan komplikasi emfisema bila udara tertahan di dalam jaringan
paru-paru karena jaringan yang besifat elatik dari sel udara yang halus mengalami degenerasi
alveoli , tetap mekar dan permukaannya yang seperti membran juga tak dapat menjalankan
difusi gas. Pada asma saluran udara menyempit dan sebagian terhalang oleh spasmus otot
(khususnya ekspirasi sukar). Pada bronkhiektasi pipa bronkhi mekar dan sering terkena infeksi
Kegagalan pernapasan ialah kegagalan fungsi pernapasan untuk mempertahankan isi oksigen
dan karbondioksida normal. Karena ada kegagalan ventilasi pulmoner yang disebabkan
kegagalan pengendalian saraf pusat seperti pada pemakaian terlalu banyak obat
penenang(kegagalan pengendalian saraf tepi seperti pada poliomyelitis, kegagalan dada untuk
mengembang dan mengempis seperti pada iga yang patah atau pneumotorax atau penyumbatan
laring. Dalam keadaan ini baik kekurangan oksigen maupun kelebihan karbondioksida.
Pada jenis kegagalan pernapasan yang kedua ini terdapat ketidakseimbangan pertukaran
alveoli-kapiler,seperti pada pneumonia atau edema pulmoner. Dalam keadaan ini terdapat
kekurangan oksigen tetapi tidak ada kelebihan karbondioksida, karemna CO2 lebih mudah larut
maka mudah keluar dari darah dan juga bila membran alveoler terlalu tebal untuk dilalui O2.
Pembedahan torax dapat dilaksanakan dengan baik. Torakotomi berarti membuat lubang di
dalam dada untuk dapat membedah salah satu organ di dalam torax seperti jantung dan paru-paru
atau salah satu struktur dalam mediastinum.Torakoplasti ialah pembedahan untuk mengeluarkan
iga tertentu guna memungkinkan dada mengempis atau kolaps supaya paru-paru yang terkena
tuberkulosa tidak bekerja . reseksi iga dijalankan untuk mengeluarkan empiema.
Dalam operasi paru-paru termasuk pneumektomi, yaitu bila sebuah paru-paru dikeluarka dan
lobektomi bila sebuah atau lebih banyak lobus dikeluarkan. Sejumlah operasinya
mencakuppengeluaran sebuah segmen jaringan paru-paru disebut reseksi segmentalatau bial
seiris jaringan dikeluarkan disebut reseksi kepingan.

PENUTUP

       Kesimpulan
      Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
      Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring,
laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Pada proses inspirasi dan ekspirasi,
mekanisme pernapasan pada manusia dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan perut.
Sedangkan Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah Umur, Jenis Kelamin, Suhu
Tubuh, Posisi Tubuh. Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua
tahap yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal. Serta ada beberapa gangguan pada system
respirasi manusia.
      Pada pernapasan hewan Juga melibatkan alat-alat repirasi yang beragam. Hewan yang hidup
di lingkungan darat kebanyakan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan hewan yang hidup
di air bernapas menggunakan insang. Selain memiliki alat-alat respirasi utama, beberapa hewan
tertentu memiliki alat respirasi tambahan sesuai tempat hidupnya.

  Saran

Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem  pernafasan

lainnya. Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan

gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok. Serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar

tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan

kerusakan jaringannya.

DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C.pearce.2002.anatomi dan fisiologi untuk paramedis.jakarta: gramedia pustaka utama


Priadi, Arif. 2009. Biology Senior High School Year XI. : Yudhistira
Nurachman, Elly, dkk. 2011. Dasar – Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai