Anda di halaman 1dari 5

Nama : Annisa Rizqita Wazni

NPM: 180301004

TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

1. Buatlah ringkasan materi tentang Sediaan Oftalmik terkait dengan


b. Pengertian : Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-
partikel yg terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada obat mata seperti
yg tertera pada Suspensiones. (FI IV hal 14) Larutan optalmik adalah larutan dasar
steril lemak atau udara dari alkaloid, garam alkaloid, antibiotik, atau zat lain yang
dimasukkan ke dalam mata.
c. Contoh sediaan : Larutan, suspensi obat mata, salep mata
d. Persyaratan sediaan : Penetrasi kornea yang baik, memperpanjang waktu kontak
dengan jaringan kornea, kesederhanaan berangsur-angsur bagi pasien, non iritasi dan
bentuk yang nyaman, sifat reologi yang sesuai
e. Evaluasi Sediaan Gel Mata Kloramfenikol (Dalam jurnal : Profil Permeasi In Vitro Gel
Mata Kloramfenikol pada Membran Kornea Mata Kelinci dengan Metode Sel Difusi
Franz oleh :Marline Abdassah, Fanni Syawli Omandra dan Soraya Ratnawulan Mita
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Indonesia)
1. Pengujian Organoleptis Sediaan
Pengujian organoleptis diamati dari parameter warna, kejernihan dan bau yang timbul
dari sediaan. Pengamatan dilakukan selama 28 hari.
2. Pengujian pH Sediaan
Pengujian nilai pH dilakukan dengan alat pHmeter yang dikalibrasi terlebih dahulu
dengan standar pH 7 dan standar pH 4. Sampel sediaan ditimbang sebanyak 1 gram dan
dilarutkan dalam 10 ml aquadest. Kemudian dilakukan pengukuran pH. Pengamatan
dilakukan selama 28 hari.
3. Pengujian Viskositas Sediaan
Pengukuran viskositas dilakukan dengan viskometer Rion tipe VT-04F. Spindle nomor
3 dicelupkan ke dalam 150 ml sediaan gel yang disimpan dalam gelas khusus dan
diamati nilai yang muncul pada layer viskometer. Pengamatan dilakukan selama 28
hari.
4. Pengujian Sterilitas Sediaan
Uji sterilitas diawali dengan pembuatan media uji, yaitu media Trypticase Soy
Broth (TSB) dan Fluid Thioglycollate medium (FTM), evaluasi media uji, serta uji
sterilitas dari sediaan gel mata yang telah dibuat.
5. Pengujian Kadar Kloramfenikol Sediaan
Kadar obat ditentukan dengan mengambil 0,2 ml sediaan dan diencerkan dengan
dapar fosfat pH 7,4 sampai volume 20 ml pada labu ukur. Absorbansi
kloramfenikol ditetapkan pada panjang gelombang 280 nm menggunakan
spektrofotometer ultraviolet. Konsentrasi kloramfenikol diperoleh dengan
memasukkan nilai absorbansi pada persamaan kurva kalibrasi yang telah dibuat
sebelumnya (Maheswara, et al., 2011). Pengamatan dilakukan selama 28 hari.
6. Pengujian Difusi Sediaan
Uji difusi dilakukan secara in vitro dengan metode sel difusi franz menggunakan
membran ornea mata kelinci diletakkan dalam sel difusi. Sebanyak 1 gram sediaan
gel dituang dalam sel difusi. Aliran dapar fosfat pH 7,4 dalam alat difusi Franz diatur
pompa dengan kecepatan putaran 4 ml/menit. Sampel diambil sebanyak 5 ml dalam
periode waktu tertentu, yaitu 5 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 120
menit, 180 menit, dan seterusnya sampai 480 menit. Pengukuran kadar obat
dilakukan dengan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang 280 nm
(Shahank, et al., 2012).
f. Sediaan tetes mata diuji sterilitasnya meliputi beberapa tahap, yaitu pelarutan media
uji, evaluasi media uji, dan uji sterilitas sediaan. ( Dalam jurnal: Formulasi dan Uji
Stabilitas Tetes Mata Sulfasetamida, oleh :Marline Abdassah, Tenri Noviardani, Jutti
Levita, Shelvy E. Suherman Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang,
Jawa Barat, Indonesia)
Media yang digunakan untuk uji sterilitas adalah media Tioglikolat dan Soybean-
Casein Digest. Media Tioglikolat dibuat dengan menimbang 29,8 g, lalu dilarutkan di
dalam 1 L akuades, didihkan sampai larut sempurna. Media diisikan ke dalam tabung
reaksi, ditutup dengan kapas yang dibalut kasa, lalu disterilkan dengan autoklaf selama 30
menit pada suhu 121 C. Untuk media Soybean-Casein Digest dibuat dengan menimbang
30 g kemudian
dilarutkan ke dalam 1 L akuades, didihkan sampai larut sempurna. Media diisikan ke dalam tabung
reaksi dan ditutup dengan kapas yang dibalut kasa, disterilkan dengan autoklaf selama 30 menit
pada suhu 121 C.
Media uji yang telah dibuat harus dievaluasi sebelum digunakan dalam uji sterilitas dari
sediaan tetes mata natrium sulfasetamid. Pengujian media meliputi uji sterilitas media, uji fertilitas
media, dan uji efektifitas media. Uji sterilitas media dilakukan dengan mengambil media
Tioglikolat dan Soybean Casein Digest steril masing-masing dua tabung dan diinkubasikan pada
suhu 30 C (untuk Tioglikolat) dan suhu 25 C (untuk Soybean-Casein Digest) dalam waktu tidak
kurang dari 7 hari. Sisa media disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 10 oC sampai waktu
penggunaan. Pertumbuhan bakteri atau jamur dapat diketahui dengan timbulnya kekeruhan pada
media.
Uji fertilitas dilakukan dengan cara penanaman bakteri Bacillus subtilis ke dalam dua
tabung reaksi yang berisi media Tioglikolat steril, diinkubasikan pada suhu 30-35 C selama tidak
kurang dari 7 hari. Kemudian ke dalam dua tabung reaksi yang berisi media Soybean-Casein
Digest masing-masing ditanamkan jamur Candida albicans, diinkubasikan pada suhu 20-25 C
selama tidak kurang dari 7 hari. Diamati apakah terjadi kekeruhan atau tidak.

Uji efektifitas dilakukan dengan caramenanamkan bakteri Bacillus subtilis ke dalam dua
tabung reaksi berisi media Tioglikolat steril kemudian masing-masing ditambahkan sediaan uji 2
mL kemudian diinkubasikan pada suhu 30-35 oC selama tidak kurang dari 7 hari. Ke dalam dua
tabung reaksi berisi media Soybean-Casein Digest steril, masing-masing ditanamkan jamur
Candida albicans serta ditambahkan 2 mL sediaan uji, diinkubasikan pada suhu 20 -25 oC selama
tidak kurang dari 7 hari. Amati apakah terjadi kekeruhan atau tidak.
Sebelum melakukan uji sterilitas dari sediaan, pada meja lemari aseptis terlebih dahulu
dilap dengan alkohol 70%, lalu dinyalakan lampu ultraviolet (UV) dan aliran udara laminar selama
1 jam. Kemasan obat tetes mata bagian luarnya dibersihkan dengan alkohol 70%. Tiga tabung
reaksi yang berisi media Tioglikolat, ke dalam masing-masing tabung diteteskan 2 mL sediaan uji
dan diinkubasikan pada suhu 30 35 oC. Hal yang sama dilakukan terhadap tiga tabung reaksi
yang berisi media Soybean-Casein Digest, dan diinkubasikan pada suhu 20-25 C. Inkubasi
dilakukan selama tidak kurang dari 14 hari dan setiap hari diamatiapakah terjadi kekeruhan.
Pada uji sterilitas perlu adanya control sterilitas media uji, kontrol positif, dan kontrol
negatif. Kontrol positif, yaitu tabung berisi media Tioglikolat yang telah ditanami bakteri indikator
Bacillus subtilis dan juga tabung yang berisi media Soybean-Casein Digest yang telah ditanami
jamur Candida albicans, kemudian diinkubasikan Bersama dengan tabung uji lainnya. Kontrol
negative yaitu tabung yang berisi media Tioglikolat dan tabung media Soybean-Casein Digest
yang telah diberi 5 tetes Albuvit® (sediaan tetes mata natrium sulfasetamid steril) dan
diinkubasikan bersama dengan tabung uji lainnya. Kontrol sterilitas media uji, yaitu tabung yang
berisi media Tioglikolat dan tabung berisi media Soybean-Casein yang tidak ditanami, tetapi
diinkubasikan juga bersama tabung uji lainnya.
2. Review Jurnal
➢ Judul : Formulasi dan Uji Stabilitas Tetes Mata Sulfasetamida
➢ Volume dan halaman : Volume 2, Nomor 1
➢ Tahun : 2015
➢ Penulis : Marline Abdassah, Tenri Noviardani, Jutti Levita, Shelvy E. Suherman
➢ Reviewer : Annisa Rizqita Wazni
➢ Tanggal : 7 Desember 2020
➢ Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan sediaan yang paling stabil
selama penyimpanan 28 hari.
➢ Metode Penelitian : Metode sterilisasi yang digunakan adalah uap air mengalir 98−100oC,
penyaringbakteri, dan autoklaf 120−121oC selama 15 menit
➢ Hasil Penelitian : Bahan baku formula telah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat
sesuaidengan Farmakope Indonesia edisi kelima. Hasil pengamatan terhadap endapandari
ketiga formula sediaan tetes matanatrium sulfasetamida dapat dilihat padaTabel 3. Ketiga
sediaan yang telahdisterilisasi dengan autoklaf menunjukkanadanya endapan pada hari ke-28,
sediaanlain yang disterilisasikan dengan uap airmengalir dan penyaring bakteri
tidakmenunjukkan adanya perubahan.Hasil pemeriksaan pH dari ketigaformula sediaan tetes
mata sulfasetmidanatrium dapat dilihat pada Tabel 4, dapatdiketahuibahwapadamasing-
masingformula terjadi kenaikan pH.Hasilpenetapankadarnatriumsulfasetamid pada masing-
masing formulasediaan tetes mata natrium sulfasetamidadapat dilihat pada Tabel 5. Dapat
diketahuibahwa kadar natrium sulfasetamida akanmengalami penurunan bila disimpan
padawaktu tertentu. Kadar maksimum dicapaipada pengukuran hari pertama dan terusmenurun
hingga hari ke-28.
➢ Kesimpulan : Formula natrium sulfasetamida dengankadar 10% yang disterilisasi
menggunakanpenyaring bakteri merupakan formula yangpaling stabil.

Anda mungkin juga menyukai