Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan
kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan
kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang
dihadapi. Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan
beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama ini disebut sebagai irama sirkadian.
Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hipotalamus.(12)
Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
gangguan tidur mental lain dan gangguan tidur lain, khususnya gangguan tidur
akibat kondisi medis umum atau yang disebabkan oleh zat.
Gangguan tidur primer terdiri atas dissomnia dan parasomnia. Dissomnia
adalah suatu kelompok gangguan tidur yang heterogen termasuk insomnia
primer, hipersomnia primer, narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan
pernafasan, dan gangguan tidur irama sirkadian. Parasomnia adalah suatu
kelompok gangguan tidur termasuk gangguan mimpi menakutkan (nightmare
disorder), gangguan teror tidur dan gangguan tidur berjalan.
Dari gangguan tidur primer tersebut, yang berkaitan dengan usia lanjut
adalah insomnia dan hipersomnia primer. Kriteria diagnostik untuk insomnia
primer adalah kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur
yang tidak menyegarkan, selama sekurangnya satu bulan. Gangguan tidur yang
disertai keletihan pada siang hari menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
Kriteria diagnostik untuk hipersomnia primer adalah mengantuk berlebihan
di siang hari selama sekurangnya satu bulan seperti yang ditunjukkan oleh episode
tidur yang memanjang atau episode tidur siang hari yang terjadi hampir setiap
hari. Mengantuk berlebihan di siang hari menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
penting lain.(11)
Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
modernisasi di urban dimana media tehnologi informasi semakin berkembang dan
kurangnya pemantauan orang tua terhadap remaja mengakibatkan terjadinya
perubahan pola tidur pada remaja yang sehingga terjadi gangguan tidur.
Tidur NREM terbagi menjadi 4 tahap. Pada tahap satu merupakan antara
fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak mata tertutup, tonus
otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya
berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya
terdiri dari gelombang campuran alfa, beta dan kadang gelombang teta dengan
amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan
kompleks K. Tidur tahap dua didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot
masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri
dari gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle,
gelombang verteks dan komplek K (gelombang tajam negatif diikuti komponen
positif) pada rekaman EEG. Tidur tahap tiga merupakan lebih dalam dari fase
sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta simetris
antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep spindle. Tidur tahap empat
merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi
oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. Fase tidur
Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu
akan masuk ke fase REM.(12)
Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM yang berlangsung 5 sampai
30 menit biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit. Bila seseorang sangat
mengantuk, setiap tidur REM berlangsung singkat dan bahkan mungkin tidak ada.
Sebaliknya sewaktu orang menjadi semakin lebih nyenyak sepanjang malam,
durasi tidur REM juga semakin lama. Pola tidur REM berubah sepanjang
kehidupan seseorang seperti periode neonatal bahwa tidur REM mewakili 50%
dari waktu total tidur. Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase REM
tanpa melalui tahap 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga
persentasi total tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan
kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk ke periode awal tidur yang
didahului oleh fase NREM kemudian fase REM pada dewasa muda dengan
distribusi fase tidur sebagai berikut: NREM (75%) yaitu : tahap 1: 5%; tahap 2 :
45%; tahap 3 : 12%; tahap 4 : 13%, REM; 25 %.(11)
Beberapa hal penting yang didapatkan pada tidur REM seperti tidur rem
biasanya disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh yang aktif,
seseorang lebih sukar dibangunkan oleh rangsangan sensorik selama tidur
gelombang lambat, namun orang-orang terbangun secara spontan di pagi hari
sewaktu episode tidur REM, tonus otot diseluruh tubuh sangat berkurang,
frekuensi denyut jantung dan pernafasan biasanya menjadi ireguler, ini merupakan
sifat dari keadaan tidur dengan mimpi, walaupun ada hambatan yang sangat kuat
pada otot-otot perifer, masih timbul pergerakan otot yang tidak teratur, keadaan
ini khususnya mencakup pergerakan mata yang cepat, otak menjadi sangat aktif
dan metabolisme di seluruh otak meningkat sebanyak 20%. Pada EEG terlihat
pola gelombang otak yang serupa dengan terjadi selama keadaan siaga.(11)
Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kholonergik,
histaminergik.
I. Sistem serotonergik
Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino
trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang
terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila
serotonin dari tryptopan terhambat pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak
bisa tidur/jaga. Menurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem
serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana
terdapat hubungan aktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.
V. Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon
seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi
Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem
ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin,
dopamin, serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur danbangun.
Pola tidur remaja perlu perhatian lebih karena berhubungan pada performa
sekolah. Pada 20 tahun terakhir ini, para peneliti mengenai tidur menyadari
perbedaan perubahan pola tidur pada remaja. Perubahan tersebut ialah jam
biologis remaja atau disebut irama sirkadian. Pada permulaan masa pubertas, fase
tidurnya menjadi telat. Untuk terjatuh tidur menjadi lebih malam dan bangun tidur
lebih telat pada pagi hari. Dan remaja tersebut lebih waspada pada malam hari dan
menjadi lebih susah tidur.
Durasi tidur dianggap sebagai faktor dari gaya hidup, seperti aktivitas fisik,
status merokok dan sejenisnya. Namun, pola tidur sebenarnya bukan hanya
kebiasaan yang bisa bebas dipilih, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas
fisik, mental, penggunaan perangkat teknologi atau kondisi sosial. Dengan
demikian, jika waktu atau tempat berbeda dampak tidur terhadap kesehatan
mungkin berbeda.
Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur
2.4.1 Teknologi informasi
Teknologi dewasa ini berkembang sangat pesat, di satu sisi perkembangan
teknologi semakin mempermudah pekerjaan manusia, tetapi di sisi lain ada
sebagian dari aktivitas sehari-hari yang terdegradasi akibat kecanggihan teknologi.
Teknologi yang semula diciptakan untuk kemudahan dan efisiensi justru disisi
lain semakin mendekonstruksi kegiatan manusia. Secara ekonomi, teknologi
sangat berguna dan bermanfaat, tetapi secara sosial ada penurunan gradual dalam
aspek kualitas kehidupan sosial. Komunikasi antar individu tidak lagi terkukung
oleh batasan ruang dan waktu. Salah satu teknologi yang mendukung kemudahan
telekomunikasi adalah telepon seluler (ponsel) hingga chatting via internet.
Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
NREM. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mark S. Tremblay dkk. di
Kanada, menjelaskan bahwa terdapat hubungan potensial antara aktivitas fisik
dan tidur. Waktu tidur yang lebih singkat membuat waktu terbangun lebih
panjang, sehingga meningkatkan peluang dalam bergerak. Namun, cukup atau
tidaknya kualitas tidur dapat mengakibatkan kelelahan saat terjaga,
mengurangi aktivitas non-fisik dan atau kegiatan aktif selama waktu luang.
Rendahnya tingkat aktivitas fisik harian dapat mengurangi kualitas dan atau
kuantitas tidur, sedangkan pengeluaran energi yang memadai cenderung
meningkatkan karakteristik tidur.(20)
Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
Pengaruh negatif konsumsi kafein dari aspek kesehatan yaitu dapat
mengganggu pola tidur mereka dan dengan demikian mengganggu perkembangan
normal mereka.(23) Beberapa peneliti telah meneliti hubungan antara konsumsi
minuman berenergi dan pola tidur.(24,25)
Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana