Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN RINGKASAN PUSTAKA

2.1 Pola tidur


Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang
relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, irama tidur,
frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur dan kepuasan
tidur.(11)
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut
dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau rangsangan
lainnya. Pada beberapa orang tidur merupakan hal yang sulit dilakukan karena
adanya gangguan tidur. (12)

Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan
kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan
kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang
dihadapi. Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan
beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama ini disebut sebagai irama sirkadian.
Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hipotalamus.(12)

2.2 Gangguan pola tidur


Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang dicirikan dengan
adanya gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada seorang individu.
Pada kelompok remaja, kurangnya durasi tidur juga dapat terjadi akibat adanya
perubahan gaya hidup. Kualitas tidur inadekuat adalah fragmentasi dan
terputusnya tidur akibat periode singkat terjaga di malam hari yang sering dan
berulang.(13)

Diagnostic And Statictical Manual of Mental Disorders edisi ke empat


(DSM-IV) mengklasifikasikan gangguan tidur berdasarkan kriteria diagnostik
klinik dan perkiraan etiologi. Tiga kategori utama gangguan tidur dalam DSM-IV
adalah gangguan tidur primer, gangguan tidur yang berhubungan dengan

Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
gangguan tidur mental lain dan gangguan tidur lain, khususnya gangguan tidur
akibat kondisi medis umum atau yang disebabkan oleh zat.
Gangguan tidur primer terdiri atas dissomnia dan parasomnia. Dissomnia
adalah suatu kelompok gangguan tidur yang heterogen termasuk insomnia
primer, hipersomnia primer, narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan
pernafasan, dan gangguan tidur irama sirkadian. Parasomnia adalah suatu
kelompok gangguan tidur termasuk gangguan mimpi menakutkan (nightmare
disorder), gangguan teror tidur dan gangguan tidur berjalan.
Dari gangguan tidur primer tersebut, yang berkaitan dengan usia lanjut
adalah insomnia dan hipersomnia primer. Kriteria diagnostik untuk insomnia
primer adalah kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur
yang tidak menyegarkan, selama sekurangnya satu bulan. Gangguan tidur yang
disertai keletihan pada siang hari menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
Kriteria diagnostik untuk hipersomnia primer adalah mengantuk berlebihan
di siang hari selama sekurangnya satu bulan seperti yang ditunjukkan oleh episode
tidur yang memanjang atau episode tidur siang hari yang terjadi hampir setiap
hari. Mengantuk berlebihan di siang hari menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
penting lain.(11)

2.2.1 Epidemiologi gangguan tidur


Studi yang dilaksanakan oleh Liu X dkk di Sekolah di provinsi Shandong,
Cina. Hasil studi menyatakan rata-rata lama tidur di malam hari adalah 7,64 jam
dan menurun dengan meningkatnya usia.(13)

Penelitian yang dilakukan oleh Johnson EO dkk pada remaja 13 hingga 16


tahun mengenai epidemiologi insomnia sesuai DSM-IV pada remaja
menunjukkan bahwa prevalensi gangguan tidur adalah 10,7% dengan usia median
timbulnya gangguan tidur adalah 11 tahun.(13)

Perbedaan tingkat sosial ekonomi keluarga, gaya hidup dan lingkungan


urban dan suburban dapat mempengaruhi pola tidur pada remaja. Proses

Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
modernisasi di urban dimana media tehnologi informasi semakin berkembang dan
kurangnya pemantauan orang tua terhadap remaja mengakibatkan terjadinya
perubahan pola tidur pada remaja yang sehingga terjadi gangguan tidur.

Patten dkk melakukan penelitian berbasis populasi secara longitudinal


dengan Teenage Attitudes and Practices Survey pada remaja berusia 12 hingga 18
tahun untuk mengevaluasi faktor yang berkaitan dengan perkembangan dan
persistensi gangguan tidur pada remaja.(13) Merokok menunjukkan hubungan yang
bergantung dosis dalam perkembangan dan frekuensi gangguan tidur.

2.3 Fisiologi tidur


Setiap malam seseorang mengalami dua tipe tidur yang saling bergantian
yaitu: tipe Rapid Eye Movement (REM), tipe Non Rapid Eye Movement (NREM).
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 tahap, lalu diikuti
oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara
bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16- 20
jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur
diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.

Tidur NREM terbagi menjadi 4 tahap. Pada tahap satu merupakan antara
fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak mata tertutup, tonus
otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya
berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya
terdiri dari gelombang campuran alfa, beta dan kadang gelombang teta dengan
amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan
kompleks K. Tidur tahap dua didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot
masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri
dari gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle,
gelombang verteks dan komplek K (gelombang tajam negatif diikuti komponen
positif) pada rekaman EEG. Tidur tahap tiga merupakan lebih dalam dari fase
sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta simetris
antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep spindle. Tidur tahap empat
merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi
oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. Fase tidur

Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu
akan masuk ke fase REM.(12)

Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM yang berlangsung 5 sampai
30 menit biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit. Bila seseorang sangat
mengantuk, setiap tidur REM berlangsung singkat dan bahkan mungkin tidak ada.
Sebaliknya sewaktu orang menjadi semakin lebih nyenyak sepanjang malam,
durasi tidur REM juga semakin lama. Pola tidur REM berubah sepanjang
kehidupan seseorang seperti periode neonatal bahwa tidur REM mewakili 50%
dari waktu total tidur. Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase REM
tanpa melalui tahap 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga
persentasi total tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan
kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk ke periode awal tidur yang
didahului oleh fase NREM kemudian fase REM pada dewasa muda dengan
distribusi fase tidur sebagai berikut: NREM (75%) yaitu : tahap 1: 5%; tahap 2 :
45%; tahap 3 : 12%; tahap 4 : 13%, REM; 25 %.(11)

Beberapa hal penting yang didapatkan pada tidur REM seperti tidur rem
biasanya disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh yang aktif,
seseorang lebih sukar dibangunkan oleh rangsangan sensorik selama tidur
gelombang lambat, namun orang-orang terbangun secara spontan di pagi hari
sewaktu episode tidur REM, tonus otot diseluruh tubuh sangat berkurang,
frekuensi denyut jantung dan pernafasan biasanya menjadi ireguler, ini merupakan
sifat dari keadaan tidur dengan mimpi, walaupun ada hambatan yang sangat kuat
pada otot-otot perifer, masih timbul pergerakan otot yang tidak teratur, keadaan
ini khususnya mencakup pergerakan mata yang cepat, otak menjadi sangat aktif
dan metabolisme di seluruh otak meningkat sebanyak 20%. Pada EEG terlihat
pola gelombang otak yang serupa dengan terjadi selama keadaan siaga.(11)

2.1.2 Peranan neurotransmitter


Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending
Reticulary Activity System). Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut
dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam
keadaan tidur. Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas

Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kholonergik,
histaminergik.

I. Sistem serotonergik
Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino
trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang
terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila
serotonin dari tryptopan terhambat pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak
bisa tidur/jaga. Menurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem
serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana
terdapat hubungan aktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.

II. Sistem Adrenergik


Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan
sel nukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus
sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang
mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan menyebabkan
penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.

III. Sistem Kholinergik


Sitaram et al membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena dapat
mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan
aktifitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas
kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada
orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat
antikolinergik (scopolamine) yang menghambat pengeluaran kholinergik dari
lokus sereleus maka tamapk gangguan pada fase awal dan penurunan REM.

IV. Sistem histaminergik


Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.

V. Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon
seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi

Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem
ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin,
dopamin, serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur danbangun.

Kegunaan tidur belum sepenuhnya diketahui, tetapi tidur merupakan proses


penting dalam konsolidasi ingatan serta proses penyembuhan. Lamanya
kebutuhan tidur bervariasi antara tiap orang dan sangat sulit untuk menilai berapa
lama tidur yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi optimal.

Pola tidur remaja perlu perhatian lebih karena berhubungan pada performa
sekolah. Pada 20 tahun terakhir ini, para peneliti mengenai tidur menyadari
perbedaan perubahan pola tidur pada remaja. Perubahan tersebut ialah jam
biologis remaja atau disebut irama sirkadian. Pada permulaan masa pubertas, fase
tidurnya menjadi telat. Untuk terjatuh tidur menjadi lebih malam dan bangun tidur
lebih telat pada pagi hari. Dan remaja tersebut lebih waspada pada malam hari dan
menjadi lebih susah tidur.

Menurut penelitian remaja membutuhkan waktu 9 sampai 9.25 jam untuk


tidur dalam sehari. Namun nyatanya sekitar 8 jam sehari karena pengaruh waktu
sekolah. Waktu tidur dan bangun berdasarkan waktu sekolah dan kehidupan sosial
akan mengkontribusi pengurangan waktu tidur pada remaja. Penelitian yang
dilakukan oleh Iglowstein dkk terhadap anak di Swiss mendapatkan hasil bahwa
anak usia 12 sampai 15 tahun memiliki rata-rata jumlah waktu tidur sebanyak 8,4
sampai 9,3 jam per hari.(13)

Durasi tidur dianggap sebagai faktor dari gaya hidup, seperti aktivitas fisik,
status merokok dan sejenisnya. Namun, pola tidur sebenarnya bukan hanya
kebiasaan yang bisa bebas dipilih, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas
fisik, mental, penggunaan perangkat teknologi atau kondisi sosial. Dengan
demikian, jika waktu atau tempat berbeda dampak tidur terhadap kesehatan
mungkin berbeda.

Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur
2.4.1 Teknologi informasi
Teknologi dewasa ini berkembang sangat pesat, di satu sisi perkembangan
teknologi semakin mempermudah pekerjaan manusia, tetapi di sisi lain ada
sebagian dari aktivitas sehari-hari yang terdegradasi akibat kecanggihan teknologi.
Teknologi yang semula diciptakan untuk kemudahan dan efisiensi justru disisi
lain semakin mendekonstruksi kegiatan manusia. Secara ekonomi, teknologi
sangat berguna dan bermanfaat, tetapi secara sosial ada penurunan gradual dalam
aspek kualitas kehidupan sosial. Komunikasi antar individu tidak lagi terkukung
oleh batasan ruang dan waktu. Salah satu teknologi yang mendukung kemudahan
telekomunikasi adalah telepon seluler (ponsel) hingga chatting via internet.

Selain perangkat teknologi seperti ponsel, terdapat pula perangkat teknologi


lain yang dewasa ini sering digunakan baik pada anak-anak maupun hingga
dewasa. Perangkat teknologi tersebut antara lain televisi, komputer, tablet, video
game dll. Setiap anak menghabiskan total 6 jam sehari untuk menonton televisi,
bermain video game, mendengarkan musik atau membaca majalah, namun
sebagian besar orangtua tidak menanggapi hal ini dengan serius. Menonton
televisi pada saat ingin tidur juga tidak dianjurkan karena terbukti dapat
mengganggu pola tidur dan tidur tidak lelap. (14)

Berdasarkan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa penggunaan


media elektronik, seperti televisi, komputer, internet dan video game berhubungan
dengan gangguan tidur.(15,16,17) Mekanisme hubungan ini beragam dan mencakup
lama penggunaan media elektronik antara orang-orang bergantung mengubah pola
tidur.(18) Beberapa penelitian menjelaskan bahwa waktu yang dihabiskan dalam
penggunaan internet mengganggu jadwal tidur-bangun. Gangguan tidur tersering
dialami akibat penggunaan internet dan media elektronik lainnya yaitu
insomnia.(19)

2.4.2 Aktivitas fisik

Aktivitas dan olah raga mempengaruhi tidur dengan cara meningkatkan


kelelahan, tampak bahwa aktivitas fisik meningkatkan baik tidur REM maupun

Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
NREM. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mark S. Tremblay dkk. di
Kanada, menjelaskan bahwa terdapat hubungan potensial antara aktivitas fisik
dan tidur. Waktu tidur yang lebih singkat membuat waktu terbangun lebih
panjang, sehingga meningkatkan peluang dalam bergerak. Namun, cukup atau
tidaknya kualitas tidur dapat mengakibatkan kelelahan saat terjaga,
mengurangi aktivitas non-fisik dan atau kegiatan aktif selama waktu luang.
Rendahnya tingkat aktivitas fisik harian dapat mengurangi kualitas dan atau
kuantitas tidur, sedangkan pengeluaran energi yang memadai cenderung
meningkatkan karakteristik tidur.(20)

2.4.3 Kebiasaan merokok


Menurut sebuah penelitian, gangguan pola tidur dapat disebabkan oleh
banyak faktor salah satunya adalah faktor gaya hidup yang meliputi kafein,
alkohol dan nikotin yang berasal dari rokok. Ketergantungan nikotin
menyebabkan seorang perokok harus menghisap rokok terus-menerus dan
menimbulkan berbagai akibat terhadap tubuh, salah satunya adalah gangguan pola
tidur.(21)

2.4.4 Kebiasaan konsumsi kafein


Kafein merupakan alkaloid alami yang ditemukan dalam jumlah bervariasi-
ing dalam biji, daun, dan buah-buahan lebih dari 60 tanaman. Kafein telah banyak
digunakan oleh semua orang di seluruh dunia. Kandungan alaminya biasa terdapat
dalam kopi dan teh dan ada pula yang ditambahkan ke dalam minuman ringan
(soft drinks) seperti minuman bersoda. Kafein paling sering dikonsumsi sebagai
kopi (71%), minuman ringan (16%), dan teh (12%).(22) Kafein adalah stimulan
yang dapat membantu seseorang untuk tetap terjaga dan mungkin dapat
membantu orang tersebut untuk bekerja lebih baik. Minuman berkafein sudah
menjadi bagian dalam pola makan sehari-hari dan mudah untuk didapat. Oleh
karena itu, kafein banyak digunakan untuk menjaga kewaspadaan dan
performance, atau untuk membantu menyingkirkan rasa kantuk.

Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana
Pengaruh negatif konsumsi kafein dari aspek kesehatan yaitu dapat
mengganggu pola tidur mereka dan dengan demikian mengganggu perkembangan
normal mereka.(23) Beberapa peneliti telah meneliti hubungan antara konsumsi
minuman berenergi dan pola tidur.(24,25)

Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan pola tidur pada mahasiswa
Belyn Kelvina Octaviana

Anda mungkin juga menyukai