Anda di halaman 1dari 45

Webinar #1 Teknik Pengairan 2020

Tantangan Menghadapi Kemarau Panjang

Very Dermawan

Jurusan Teknik Pengairan - Fakultas Teknik


Universitas Brawijaya
Kekeringan
peristiwa alam berupa penyimpangan iklim yang
sifatnya sewaktu-waktu yang terjadi apabila curah
hujan berada di bawah normal;

Kekurangan
tidak mempunyai (sesuatu yang diperlukan); tidak
cukup mendapat (beroleh) sesuatu
Ekstrem Perubahan
Iklim
Analisis Anomali Suhu Udara
Rata-rata Bulan Juni 2020
Berdasarkan data dari 85 stasiun pengamatan BMKG, normal suhu udara bulan Juni periode
1981-2010 di Indonesia adalah 26.6 °C (range normal 20.8 °C - 28.0 °C) dan suhu udara rata-
rata bulan Juni 2020 adalah 27.1 °C.
Dari Pengamatan data 1981-2020, terjadi peningkatan suhu udara rata-rata sebesar 0.5 °C
(Juni 2020 merupakan anomali tertinggi keempat sepanjang periode data pengamatan).

https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim
Analisis Anomali
Suhu Udara Rata-
rata Tahunan
Anomali suhu udara adalah
perbandingan suhu udara
pada tahun tertentu, relatif
terhadap periode normal,
dalam hal ini adalah
rentang waktu tahun 1981-
2010.

Data menunjukkan, bahwa


untuk wilayah Indonesia,
tahun 2016 merupakan
tahun terpanas dengan nilai
anomali sebesar 0.8°C.
Sedangkan tahun 2019
menempati urutan kedua
dengan anomali sebesar
0.58°C, dan tahun 2015 di
peringkat ketiga dengan
anomali 0.5°C.
Tren Suhu
Tren suhu menggunakan
data observasi BMKG mulai
dari tahun 1981-2018.
Suhu di Indonesia secara
umum baik suhu minimum,
rata-rata, dan maksimum
memiliki tren yang bernilai
positif dengan besaran yang
bervariasi sekitar 0.03 °C
setiap tahunnya.
Ini bisa diartikan bahwa
suhu akan mengalami
kenaikan 0.03 °C setiap
tahunnya sehingga dalam 30
tahun lokasi tersebut akan
mengalami kenaikan
sebesar 0.9 °C.
Tren Curah Hujan Tren hari hujan menggunakan data observasi BMKG mulai dari tahun 1981-2018. Tren hari hujan
ini disajikan dalam empat (4) kategori yaitu hari hujan dengan intensitas di atas 1, 20, 50, dan
100 mm/hari dalam setahun.

Tren hari hujan di Indonesia secara


umum memiliki tren bernilai positif
walaupun di beberapa wilayah
bernilai negatif dengan besaran
yang bervariasi.
Sebagai contoh di Stasiun
Meteorologi Hasanuddin Makasar
memiliki tren positif pada semua
besaran intensitas hujannya. Untuk
intensitas hujan 20 mm/hari
memiliki nilai slope 0.1149 yang
berarti hari hujan dengan intensitas
20 mm/hari cenderung bertambah
sebanyak 0.1149 hari setiap
tahunnya atau 1.149 hari setiap
dekade.
Proyeksi
Perubahan
Iklim
Peta Proyeksi Iklim
Resolusi Menengah
Wilayah Indonesia
Pusat Informasi Perubahan Iklim
BMKG menyediakan informasi
berupa data dan peta spasial dari
proyeksi perubahan parameter suhu
dan curah hujan untuk seluruh
wilayah Indonesia dengan resolusi
menengah sekitar 20 km, resolusi
tinggi sekitar 5 km, menggunakan
skenario IPCC RCP4.5 yang
merupakan hasil simulasi model
iklim regional pada rentang tahun
2006 sampai 2040 serta pembagian
pada periode current (2006-2014),
dan periode future (2032-2040).
Informasi disediakan dalam bentuk
peta yang merupakan anomali
/ difference dari nilai komposit antar
periode (2006-2014 dan 2032-
2040).
Perhitungan hari
tanpa hujan
(HTH) yang
digunakan
berdasarkan data
GSMaP harian,
sehingga
diperoleh peta
yang lebih detail
untuk
menentukan
wilayah yang
berpotensi terjadi
kekeringan.

Perubahan jumlah indeks consecutive dry days musiman


Perubahan jumlah indeks consecutive wet days musiman
Fraksi
Curah
Hujan
merupakan
perbandingan
curah hujan
tertentu
dibandingkan
dengan hari
hujannya
Mengacu UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air)

Jaknas SDA adalah arahan strategis dalam pengelolaan sumber daya air secara
nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai
dengan tahun 2030.

Acuan bagi menteri dan pimpinan lembaga pemerintah


nonkementerian dalam menetapkan kebijakan sektoral yang
terkait dengan bidang sumber daya air yang ditvangkan dalam
dokumen rencana strategis di bidang tugas masing-masing
sebagai bagian dari rencana pembangunan jangka menengah
nasional.
1. Meningkatkan
konservasi
sumber daya air

Kebijakan secara terus


menerus

Nasional
Pengelolaan 5. Membangun
jaringan sistem
informasi sumber
2.
Mendayagunakan
sumber daya air
daya air nasional untuk keadilan
Sumber Daya yang terpadu
antar sektor dan
dan
kesejahteraan
antar wilayah masyarakat
Air
dalam 20 (dua puluh)
tahun ke depan
dilakukan melalui Lima
(5) misi sebagai
berikut: 4. Meningkatkan
peran masyarakat
3. Mengendalikan
dan dunia usaha
dan mengurangi
dalam
daya rusak air
pengelolaan
sumber daya air
Rencana Strategis 2015-2019
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

http://sda.pu.go.id/bbwssumatera8/wp-content/uploads/2018/10/RENCANA-STRATEGIS-SDA-2015-2019.pdf
Potensi air 3,9
Trilyun m3/th

Hingga 2014
Hingga 2014
50 m3 per
baru 12,68
kapita per
Milyar m3
tahun

INDONESIA

178
208
Bendungan
Bendungan
dikelola PUPR

Thailand
1.277
m /kapita
3

Ethiopia 38
m3/kapita

http://sda.pu.go.id/bbwssumatera8/wp-content/uploads/2018/10/RENCANA-STRATEGIS-SDA-2015-2019.pdf
http://sda.pu.go.id/bbwssumatera8/wp-content/uploads/2018/10/RENCANA-STRATEGIS-SDA-2015-2019.pdf
http://sda.pu.go.id/bbwssumatera8/wp-content/uploads/2018/10/RENCANA-STRATEGIS-SDA-2015-2019.pdf
http://sda.pu.go.id/bbwssumatera8/wp-content/uploads/2018/10/RENCANA-STRATEGIS-SDA-2015-2019.pdf
ARAH PENGELOLAAN SDA 2015-2019
PER PULAU DI INDONESIA

DirJen SDA, 2017


Pembangunan 65 bendungan, penyelesaian/lanjutan 16 bendungan, baru 49 bendungan, target 29 bendungan
diselesaikan 2015-2019. Dibangun + 1.186 embung/bangunan penampung air lainnya

Rehabilitasi/peningkatan 45 bendungan serta 651 embung dan bangunan penampung air lainnya

Strategi Restorasi 42 sungai, revitalisasi 25 danau dan konservasi 34 kawasan rawa

pelaksanaan
konservasi Pembangunan 180 pengendali sedimen (check dam)

fisik dicapai
Operasi dan pemeliharaan 229 bendungan dan 1.899 embung/situ/bangunan penampung air
melalui: lainnya

Pemeliharaan sungai, danau, mata air, dan sumber-sumber air alami lainnya

Konservasi air tanah difokuskan pada kawasan yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber air baku dan
Mendukung revitalisasi Program Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA)
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat dicapai melalui strategi:

Sinkronisasi penyediaan air


Penyediaan air baku
baku dengan Direktorat
diutamakan bersifat regional
Pembangunan dan peningkatan Jenderal Cipta Karya,
dengan mempertimbangkan
fungsi dan kondisi sarana mencakup: 1) Kawasan
Rehabilitasi fungsi dan kondisi Operasi dan pemeliharaan aspek keterpaduan dengan
prasarana pengelolaan air baku Strategis Nasional (KSN); 2)
sarana prasarana pengelolaan sarana prasarana pengelolaan RTRW serta pola dan rencana
dari kapasitas 51,44 m3/detik kawasan yang rawan air bersih;
air baku kapasitas sebesar air baku kapasitas sebesar pengelolaan SDA dan
menjadi 118,17 m3/detik atau 3) kawasan perbatasan, pulau
21,76 m3/detik. 94,75 m3/detik. didasarkan atas desain yang
peningkatan sebesar 67,52 terluar, dan pesisir; 4) kawasan
menyeluruh mulai dari unit air
m3/detik. perkotaan; 5) kawasan
baku, unit produksi, hingga unit
pariwisata prioritas; serta
distribusi.
kawasan strategis lainnya.
WILAYAH SUNGAI INDONESIA
BERDASARKAN PERMEN PUPR NOMOR 04/PRT/M/2016

7 8
19 19 2 8 4
14 8
7 0
0

10 11 6 2
3 0

WS KEWENANGAN PUSAT (64)


WS KEWENANGAN PROVINSI (52)
DirJen SDA, 2017
WS KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA (12) 35
KEGIATAN UNGGULAN PEMBANGUNAN IRIGASI
ACEH
- DI Lhok Guci
2015-2019
(18.542 Ha)

SUMATERA UTARA
- DI Batang Batahan
(16.000 Ha) KALIMANTAN
SELATAN
-DI Batang Alai PAPUA BARAT
SUMATERA SELATAN (5.000 Ha) - DI Wariori
SULAWESI SELATAN
- DI Lematang (3.450 Ha)
- DI Baliase
(3025 Ha) (28.000 Ha)
SUMATERA BARAT
- DI Batang Sinamar
(3200 Ha)

LAMPUNG
- DI Jabung
(7.288 Ha)

JAWA BARAT
- DI Leuwi Goong Nusa Tenggara Barat
(5.313 Ha) - DI Rababaka Kompleks
(14.062 Ha)
JAWA TENGAH
- DI Slinga
(6.696 Ha)

KEWENANGAN 2015 2016 2017 2018 2019


PUSAT 130.592 44.675 71.126 148.351 166.429
PROVINSI 10.510 2.826 3.322 109.858 109.858
DirJen SDA, 2017
KABUPATEN 11.300 2.975 3.040 350.778 92.569
KEGIATAN UNGGULAN REHABILITASI IRIGASI
ACEH
- DI Krueng Pase
2015-2019
(8.922 Ha)

KALIMANTAN
SUMATERA UTARA
TENGAH
- DI Sei. Ular
- D.I.R Dadahup SULAWESI TENGAH
(18.500 Ha)
(14.000 Ha) - DI Gumbasa
(7.922 Ha) PAPUA
SUMATERA SELATAN
- DI Kalibumi Kiri
- DI Komering
(6.400 Ha)
(8.800 Ha)

SULAWESI SELATAN
- DI Saddang
(7.143 Ha)

LAMPUNG
- DI Way Seputih
(6.120 Ha)

JAWA BARAT
- DI Rentang
(87.803 Ha) JAWA TIMUR NUSA TENGGARA
- DI Mrican BARAT
JAWA TENGAH
kanan - DI Jurang Sate Hilir
- DI Klambu
(17.612 Ha) (6.439 Ha)
(37.451 Ha)

KEWENANGAN 2015 2016 2017 2018 2019


PUSAT 391.226 269.243 304.421 249.477 156.679
PROVINSI 35.881 13.356 6.756 309.654 309.654
DirJen SDA, 2017
KABUPATEN 59.551 4.367 14.323 437.726 437.726
RENCANA PEMBANGUNAN BENDUNGAN DirJen SDA, 2017

2015-2019
SELESAI: SELESAI: SELESAI: SELESAI: SELESAI:
Rajui, Jatigede, Paya Seunara, Raknamo, Tanju, Kuningan, Keureuto,
Bajulmati, Nipah,Titab Teritip Marangkayu Gondang, Bendo,
Logung, Gongseng,
ON GOING: Rotiklot, Sei Tukul, Pidekso,
1. Payaseunara* 9. Bendo* Gong, Sindang Karalloe,
2. Rajui* 10. Gongseng* Heula, Mila, Karian, Tapin,
3. Jatigede* 11. Tukul* Ciawi,
4. Bajulmati* 12. Gondang*
Passeloreng,
Bintang Bano Sukamahi
5. Nipah* 13. Pidekso*
6. Titab* 14. Tugu*
7. Marangkayu* 15. Teritip*
8. Kuningan* 16. Karalloe*

2015 2016 2017 2018 2019


BARU : 1. Napunggete** 1. Bener* 1. Rukoh* 1. Jragung
1. Keureuto* 8. Bintang Bano* 2. Ciawi* 2. Tigadihaji* 2. Baliem 2. Matenggeng*
2. Sei Gong* 9. Mila* 3. Sukamahi* 3. Pamukkulu* 3. Telaga Waja * 3. Lambakan
3. Tapin* 10. Tanju* 4. Kuwil* 4. Lausimeme* 4. Mbay* 4. Rokan Kiri*
4. Paselloreng* 11. Sindangheula* 5. Way Sekampung* 5. Sidan* 5. Manikin 5. Tiro*
5. Lolak* 12. Logung* 6. Cipanas* 6. Margatiga* 6. Bagong* 6. Jenelata*
6. Raknamo* 13. Karian* 7. Leuwikeris* 7. Semantok* 7. Randugunting* 7. Meninting**
7. Rotiklod* 8. Ladongi* 8. Way Apu** 8. Sadawarna* 8. Kolhua*
9. Temef** 9. Pelosika*
10.Bolango Hulu*
* Tercantum pada Perpres No. 03 Tahun 2016 11.Riam Kiwa
** Tercantum pada Perpres No. 58 tahun 2017

65 Bendungan (2014-2019) : 16 on-going, 49 bendungan baru Tahun 2019 : 29 Waduk Selesai


Volume Total : 6,52 Milyar m³; Irigasi : 460.382 Ha Volume Total : 1,8 Milyar m³ , Irigasi : 172.991 Ha
RENCANA IRIGASI DIAIRI WADUK

Jumlah Tampungan (Milyar m³)


TOTAL LUAS IRIGASI : 7.145.168 Ha
19.137

KONDISI SAAT INI KONDISI SAAT 29 KONDISI 65


BENDUNGAN BENDUNGAN
14.415 SELESAI SELESAI
12.617

WADUK
10,7% WADUK
13% WADUK
17,5%

NON
NON NON
WADUK
WADUK WADUK
89,3%
87% 82,5%

Jumlah Bendungan

209 238 274 Waduk : 761.542 + Waduk : 761.542 + 460.382


Waduk : 761.542 Ha
172.991 = 934.533 Ha = 1.221.924 Ha
Bendungan Tahun Tahun
(10,7 %) (13 %) (17,5 %)
eksisting 2019 2022 Non Waduk : 6.383.626 Ha
Non Waduk : 6.210.635 Ha Non Waduk : 5.923.244 Ha

29 Bendungan 65 Bendungan
Selesai Selesai 2014 2019 2022

DirJen SDA, 2017 39


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
(RPJMN)

http://sda.pu.go.id/bbwssumatera8/wp-content/uploads/2018/10/RENCANA-STRATEGIS-SDA-2015-2019.pdf
http://sda.pu.go.id/pusben/

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai