Anda di halaman 1dari 23

8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

My Media Share

'sharing knowledge and experience'

SEPTEMBER 3, 2013 BY MUFLIH EL HABIB

Gerak Parabola

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah gerak sangatlah lumrah kita dengar. Bahkan setiap saat kita melakukannya, mulai dari bangun tidur samai tidur kembali
aktivitas kita tidak pernah lepas dari yang namanya gerak. Telah dipahami bahwa, setiap benda yang bergerak akan membentuk
lintasan tertentu. Berdasarkan lintasannya inilah gerak dibedakan menjadi gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola atau dikenal
juga dengan istilah gerak peluru (proyektil).

Gerak peluru merupakan salah satu contoh gerak lengkung dengan percepatan tetap. Gerak ini adalah perpaduan antara gerak lurus
beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan dalam bidang vertikal.

Gerak peluru merupakan gerak dua dimensi dari partikel yang dilemparkan miring ke udara, misalnya gerak baseball dan bola golf.
Pada gerak ini, pengaruh gesekan dengan udara dianggap tidak ada (diabaikan).

Gerak parabola atau peluru yang sering


http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ terjadi dalam kehiduan sehari-hari adalah perpaduan gerak lurus beraturan arah horizontal 1/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

Gerak parabola atau peluru yang sering terjadi dalam kehiduan sehari-hari adalah perpaduan gerak lurus beraturan arah horizontal
dengan gerak lurus berubah beraturan arah vertikal dengan besar percepatan . Gerak parabola dalam bidang vertikal ini secara umum
disebut gerak peluru, sedangkan gerak parabola lain sebenarnya adalah bagian dari gerak peluru ini. Tentunya, gerak parabola lain akan
selalu dapat diselesaikan dengan pendekatan gerak peluru, hanya tergantung pada kondisi awal dan syarat batas lainnya.

Ketika peluru ditembakkan ke udara dengan membentuk sudut tertentu yang di sebut sudut elevasi, lintasan yang ditempuh peluru
tersebut berupa garis lengkung atau parabola. Itulah sebabnya gerak parabola disebut juga gerak peluru. Pada gerak parabola, gerak
pada arah vertikal/sumbu dipengaruhi oleh percerpatan konstan, maka pada arah sumbu terjadi GLBB. Sementara itu, GLB terjadi pada
arah sumbu karena pada arah ini tidak ada percepatan. Inilah beberapa karakteristik gerak parabola dan adapun karakteristik yang
lainnya akan dibuktikan pada percobaan ini dengan judul “Gerak Parabola”

B. Rumusan Masalah

1. Berapakah kecepatan awal (v_0) benda yang bergerak secara parabola?


2. Pada sudut elevasi berapakah benda yang bergerak secara parabola menempuh perpindahan maksimum (R)?

C. Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui kecepatan awal (v_0) benda yang bergerak secara parabola
2. Untuk menentukan sudut elevasi yang menyebabkan benda yang bergerak secara parabola menempuh perpindahan maksimum (R).

D. Manfaat Percobaan

1. Sebagai salah satu cara untuk mengetahui kecepatan awal (v_0) benda yang bergerak secara parabola melalui pembuktian langsung
dengan percobaan.
2. Sebagai informasi tambahan bagi siswa maupun mahasiswa fisika pada khususnya sekaligus pembuktian mengenai besar sudut
elevasi yang menyebabkan benda bergerak secara parabola menempuh perpindahan maksimum (R).
3. Sebagai sarana bagi penulis untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan mendesain percobaan.
4. Sebagai bahan referensi untuk pelaksanaan percobaan di sekolah ataupun percobaan fisika dasar di bangku kuliah.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Gerak Parabola (Gerak Peluru)

Gerak Parabola (Gerak Peluru) merupakan


http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ gabungan antara Gerak LurusBeraturan (GLB) dengan arah horizontal serta Gerak Lurus 2/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

Gerak Parabola (Gerak Peluru) merupakan gabungan antara Gerak LurusBeraturan (GLB) dengan arah horizontal serta Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB) dengan arah vertikal. Kedua komponen ini tidak saling mempengaruhi. Gerak Peluru adalah gerak dimana
suatu benda diberi kecepatan awal dan berjalan sejauh lintasan yang dipengaruhi gaya gravitasi bumi (lintasannya berbentuk parabola).

Lintasan gerak parabola:

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-1.png)

B. Persamaan yang Digunakan

Kecepatan awal peluru (v_o)

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-2.png)

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 3/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

Perpindahan maksimum yang dicapai (R)

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-3.png)

Syarat mencapai titik tertinggi: Vy = 0

sehingga

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-5.png)sehingga

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 4/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-6.png)sehingga

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-7.png)dimana:

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-8.png)

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Identifikasi Variabel

Variabel manipulasi : sudut elevasi (Θ) satuannya (0)

Variabel respon : perpindahan (R) satuannya meter (m)

Variabel kontrol : kecepatan awal (v_o) satuannya (m/s)

B. Definisi Operasional Variabel (DOV)

Ø Variabel manipulasi

Sudut elevasi yang dimaksud pada percobaan ini adalah sudut antara arah horizontal dengan arah vertikal dimana pelontar diarahkan.
Sudut ini diukur dengan busur derajat dengan satuan derajat (0) dan disimbolkan dengan (Θ).

Ø Variabel respon

Perpindahan yang dimaksud pada percobaan


http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ ini adalah panjang lintasan yang ditempuh peluru dalam arah horizontal atau jarak 5/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

Perpindahan yang dimaksud pada percobaan ini adalah panjang lintasan yang ditempuh peluru dalam arah horizontal atau jarak
tempuh peluru dari titik awal peluru terlontar sampai peluru menyentuh tanah (posisi akhir peluru-posisi awal peluru). Perpindahan
diukur dengan meteran (rol meter) dengan satuan meter (m) dan disimbolkan dengan (R)

Ø Variabel kontrol

Kecepatan awal yang dimaksud pada percobaan ini adalah kecepatan peluru saat terlontar dari moncong pelontar. Kecepatan awal ini
konstan karena digunakan pelontar dengan peluru yang sama serta perlakuan yang sama dalam pengambilan data dari semua data
yang ada. Disimbolkan dengan (v_o) dan satuannya dalam SI adalah (m/s)

C. Alat dan Bahan

1. Pelontar : pipa plastik, pasak kayu, pegas, pengait, pisau, gergaji dan palu.
2. Yang dilontarkan : Peluru karet yang berbentuk bulat.
3. Meteran
4. Busur Derajat

D. Cara Pembuatan Alat

Cara membuat pelontar adalah sebagai berikut:

1. Mula-mula memotong pipa plastik yang berdiameter 1 cm sepanjang 20 cm.

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-9.png)
2. Menutup salah satu ujungnya dengan pasak dari kayu yang diameternya 1 cm, dan terpasang eret dengan ujung pipa.
3. Memasukkan sebuah pegas yang panjang mula-mulanya 25 cm ke dalam pipa sampai penyentuh pasak. Pegas diusahakan tidak
sampai bergesekan dengan dinding pipa dan pegas bisa terpasang erat dengan pasak sehingga tidak memungkinkan pegas untuk
bergeser atau ikut terlontar ketika ditekan.
4. Melubangi salah satu sisi pipa kemudian pasang pengait pada lubang tersebut yang bisa menahan pegas yang ditekan. Pengait yang
http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 6/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

dipasang pada lubang ini berfungsi layaknya saklar pada senter atau pelatuk pada pistol.
5. Menggunakan peluru karet atau yang sejenis berdiameter 0.8 cm dan berbentuk bulat sebagai peluru yang dilontarkan.

Cara membuat alat pengukur sudut elevasi:

1. Menyiapkan dua buah papan yang identik (panjang dan lebarnya sama secara berturut-turut 100 cm dan 10 cm ), kemudian
dihaluskan.
2. Menyambung kedua papan tersebut pada salah satu ujungnya dengan menggunakan ensel.
3. Memasang busur derajat pada ujung persambungan antara kedua helai papan tersebut. Sudut 900 diusahakan tepat berimpit dengan
salah satu sisi papan ketika papan tersebut tegak lurus satu sama lain.

E. Prosedur Kerja

Menentukan kecepatan awal peluru

1. Memperhatikan gambar berikut. Merangkai alat yang digunakan seperti pada gambar.

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-10.png)
2. Tepat ketika peluru lepas dari pelontar, stopwatch dijalankan hingga peluru tepat menyentuh meja. Mencatat waktu ini sebagai yaitu
waktu yang digunakan peluru selama ada diudara.
3. Mengulangi langkah (2) sebanyak 5 kali kemudian mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

Menentukan jarak maksimum

1. Menyusun sebuah rangkaian dimana pelontar diletakkan diujung meteran (pada posisi 0 cm) kemudianmenempatkanbusur derajat
diantara pelontar dan meteran, kemudian menarik meteran hingga panjangnya kira-kira 5 meter.

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 7/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-11.png)
2. Mengukur posisi pelontar dengan sudut elevasi 15o menggunakan busur derajat.
3. Setelah rangkaian siap, benda dilontarkan dengan pelontar.
4. Tepat ketika benda menyentuh lantai, letak tempat jatuhnyabendadiamati kemudian diukur jarak benda tersebut jatuh dari posisi
pelontar.
5. Kemudian jaraknya(R) dicatat pada tabel pengamatan.
6. Setelah melakukan langkah-langkah dari nomor 1 hingga nomor 7, langkah tersebut diulangi dengan sudut elevasi 30o, 450, 60o dan
750

F. Teknik Analisis Data

1. Hasil pengamatan

Data hasil pengamatan dicatat ke dalam bentuk tabel seperti berikut :

Menentukan kecepatan awal peluru

TABEL 1. WAKTU PELURU SELAMA DI UDARA

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 8/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-12.png)Menentukan jarak maksimum

TABEL 2. HUBUNGAN ANTARA SUDUT ELEVASI DENGAN JANGKAUAN MAKSIMUM (R)

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 9/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-13.png) 2. Analisis Perhitungan

Kecepatan awal peluru


(v_o)

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 10/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-
14.png)Dimana

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-15.png)
Perpindahan (R) (menurut teori)

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-16.png)
Perpindahan (R) (hasil percobaan)

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-17.png)

3. Analisis Kesalahan

Kecepatan awal peluru

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 11/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-18.png)
Perpindahan (R)

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 12/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-19.png)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Menentukan kecepatan awal peluru

TABEL 1. WAKTU PELURU SELAMA DI UDARA

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 13/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-20.png)

2. Menentukan jarak maksimum

TABEL 2. HUBUNGAN ANTARA SUDUT ELEVASI DENGAN JANGKAUAN MAKSIMUM (R)

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 14/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-21.png)

B. Analisi Data

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 15/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

Analisis Perhitungan

1. Kecepatan awal peluru (v_o)

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-22.png)

2. Perpindahan (R)

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 16/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-23.png)

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-24.png)

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 17/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-25.png)

Analisis Kesalahan

1. Kecepatan awal peluru

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 18/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-26.png)
2. Perpindahan (R)

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 19/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 20/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

(http://mymediashare.files.wordpress.com/2013/09/gambar-28.png)C. Pembahasan

Pada percobaan ini diperoleh bahwa kecepatan awal peluru berdasarkan analisis perhitungan adalah 6,72 m/s. Kecepatan awal ini,
sebenarnya tidaklah begitu akurat karena banyak hal, di antaranya adalah pegas dari pelontar yang digunakan sangat sulit untuk dibuat
konstan melontarkan peluru (tarikan yang diberikan pada pegas yang bertindak sebagai pelontar tidak konstan). Disamping itu, peluru
yang digunakan ringan dan bentuknya agak memanjang seperti tabung, sehingga besar kemungkinan bergesekan dengan udara yang
menghambat gerak vertikalnya ke atas dan ke bawah. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan praktikan dalam membaca
skala penunjukan alat ukur yang digunakan juga menambah kesalahan yang mungkin terjadi. Kesalahan juga bisa terjadi karena
percepatan gravitasi bumi yang digunakan itu tidaklah diukur terlebih dahulu, padahal belum tentu nilai yang digunakan pada
percobaan ini adalah nilai yang sesungguhnya.

Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka konsekuensinya adalah data perpindahan maksimum (R) yang diperoleh adalah
sangat bervariasi dan sangat sulit untuk memastikannya bahwa nilai yang terukur itu adalah nilai yang sebenarnya. Berdasarkan analisis
perhitungan diperoleh perpindahan secara berturut-turut menurut teori untuk sudut 150, 300, 450, 600, dan 750 adalah 2,30 m; 3,96 m;
4,60 m; 3,96 m; dan 2,30 m. Sementara yang diperoleh dari hasil percobaan secara berturut-turut adalah 2,07 m; 3,94 m; 4,58 m; 3,92 m;
dan 2,12 m. Secara umum hasil yang diperoleh cukup baik dan tidak berbeda jauh dengan hasil perhitungan menurut teori. Hal ini bisa
http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 0 21/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

dilihat pada hasil analisis kesalahan dimana % diff yang terbesar hanya 100 %untuk sudut elevasi 150. Untuk sudut elevasi yang lain
maka persentase perbedaannya dengan teori lebih kecil dari itu yakni berturut-turut untuk sudut elevasi 300, 450, 600, dan 750 adalah
0,505 %; 0,435 %; 1,01 %; 7,83 % . Sudut elevasi yang paling kecil persentase perbedaannya dengan teori adalah sudut 450.

Angka-angka yang telah dicantumkan di atas, memang masih berada dalam wilayah yang bisa ditolerir, namun ini bukan indikasi
bahwa pengukuran ini sangat akurat atau mengukur nilai yang sebenarnya, karena yang menjadi patokan dalam penentuan hasil
perhitungan menurut teori adalah hasil pengukuran juga yakni kecepatan awal peluru (v_o) sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
Hal ini terlihat dengan jelas pada hasil analisis kesalahan dimana ΔRyang diperoleh sangat bervariasi dan memberikan nilai yang malah
lebih besar dari nilai Ritu sendiri, ini mengindikasikan bahwa hasil pengukuran ini tidak akurat karena memiliki rentang pengukuran
yang lebar. Akan tetapi tujuan sebenarnya dari percobaan ini adalah untuk membuktikan hasil percobaan Galileo bahwa pada sudut 450
menghasilkan perpindahan yang paling besar dan ini dapat dibuktikan melalui percobaan ini, dimana pada sudut elevasi 450
menghasilkan perpindahan maksimum (R) sebesar 4,60 m (teori) dan 4,58 m (hasil percobaan).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kecepatan awal (v_o) benda yang bergerak secara parabola dari percobaan ini adalah .
2. Benda yang bergerak secara parabola menempuh perpindahan maksimum (R) pada sudut elevasi 450.

B. Saran

1. Kepada praktikan selanjutnya yang akan melakukan percobaan seperti ini disarankan agar menggunkan pelontar yang sudah
terstandarisasi termasuk peluru yang dilontarkan.
2. isarankan juga kepada praktikan selanjutnya untuk mengambil data dalam ruang tertutup dan sebaiknya dilakukan secara berulang
agar data yang diperoleh bisa lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Abd. Rahman, dkk. 2000. Fisika Dasar I. Makassar: Jurusan Fisika, FMIPA UNM.

Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 22/23
8/15/2014 Gerak Parabola | My Media Share

About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/)


You May Like

1.

Pos ini dipublikasikan di Fisika, Sainstek. Tandai permalink.

Blog pada WordPress.com. | The Misty Lake Theme.

Ikuti

Follow “My Media Share”

Ditenagai oleh WordPress.com

http://mymediashare.wordpress.com/2013/09/03/gerak-parabola/ 23/23

Anda mungkin juga menyukai