Nama anggota :
A. Latar Belakang
Gerak rotasi atau dengan nama lain gerak melingkar merupakan gerak jika
setiap partikel pada benda tersebut bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak
pada garis lurus yang disebut sumbu rotasi. Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak
sekali gerak rotasi yang terjadi, seperti gerak mata blender yang digunakan untuk
menghancurkan benda yang masuk dalam blender, gerakan gasing, gerakan roda
mobil, gerakan jarum jam, gerakan mesin penggiling padi dan gerakan roda sepeda.
Dalam Percobaan ini yang diterapkan adalah gerakan roda sepeda, dimana
waktu menjalan sepeda roda kan bergerak melingkar atau gerak rotasi. Dalam
gerakan roda berputar terdapat dua kecepatan yaitu kecepatan angular dan kecepatan
linier. Kecepatan angular berhubungan dengan berapa kali putaran roda dalam satu
waktu tertentu. Sedangkan kecepatan linier merupakan kecepatan yang sama dengan
kecepatan gerak lurus. Dalam hal ini untuk mempelajari gerak rotasi lebih lanjut
akan dibahas dengan percobaan yang akan dilakukan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3. Jika semakin besar kecepatan linier maka kecepatan sudut akan semakin besar.
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Gerak Rotasi
Rotasi adalah perputaran benda pada suatu sumbu yang tetap. Dalam
kehidupan sehari-hari, Anda banyak menjumpai contoh gerak rotasi. Bumi berotasi
pada sumbunya untuk bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit yang berbentuk
elips. Demikian juga bulan yang berotasi pada sumbunya untuk bergerak mengelilingi
bumi.
B. Kecepatan Sudut
Masih ingat besaran kecepatan pada gerak lurus? Secara lengkap besaran itu
adalah kecepatan linier. Sesuai dengan gerak lurus itu pada gerak rotasi dikenal
besaran yang dinamakan kecepatan sudut. Kecepatan sudut didefinisikan sebagai
perubahan posisi sudut benda yang bergerak rotasi tiap satu satuan waktu. Kecepatan
sudut disebut juga dengan kecepatan anguler dan disimbolkan ω. Dari definisi di atas
dapat diperoleh perumusan berikut
dengan:
ω = kecepatan sudut (rad/s)
Δθ = perubahan sudut (rad)
Δt = selang waktu (s)
Kecepatan sudut sering disebut juga frekuensi sudut. Nama ini diambil karena
ω memiliki kaitan dengan frekuens (f). Kaitan itu dapat ditentukan dengan melihat
gerak satu lingkaran penuh. Perubahan posisi sudut pada gerak satu lingkaran
penuh adalah Δθ = 2π dan waktunya satu periode T sehingga kecepatan sudutnya
memenuhi persamaan berikut.
C. Percepatan Sudut
Kecepatan sudut suatu benda yang bergerak rotasi tidak selalu tetap.
Misalnya gerak gerinda yang berputar kemudian mesinnya dimatikan maka geraknya
itu akan mengalami penurunan kecepatan sudutnya hingga berhenti. Perubahan
kecepatan sudut tiap satu satuan waktu inilah yang dinamakan percepatan sudut.
Dari definisi ini dapat diturunkan rumus percepatan sudut seperti berikut
dengan:
Perhatikan sebuah partikel yang bergerak pada lintasan melingkar dengan jari-
jari R seperti pada Gambar 8.4. Partikel bergerak dari titik A hingga titik B
menempuh jarak S dan perubahan posisi sudutnya θ. Secara matematis kedua
besaran itu memenuhi hubungan S = θ R. Dari hubungan ini dapat ditentukan
hubungan kecepatan linier dan kecepatan sudut sebagai berikut
Dari penjelasan di atas maka pada setiap benda yang bergerak rotasi akan
memiliki besaran linier dan besaran sudut dengan hubungan memenuhi
persamaan berikut
Keterangan:
ωo = kecepatan sudut mula-mula
θ = sudut yang ditempuh selama t detik
ωt = kecepatan sudut setelah t detik (+ = gerak melingkar dipercepat, - =
gerak melingkar diperlambat)
a = percepatan sudut
R = jari-jari roda
BAB 3
METODE EKSPERIMEN
2. Penggaris 1 buah
B. Gambar Percobaan
E. Tabel Percobaan
No d Banyaknya roda Ɵ t V ω
(cm) (n-roda) (rad) (s) (m/s) (rad/s)
1. 14 1kali putaran
2. 8 1 kali putaran
F. Langkah Percobaan
3. Memberi tanda warna berbeda pada roda agar dapat terbaca oleh tracker.
Tim Dosen Fisika, FIA-ITS, 2019, “Fisika: Mekanika dan Termodinamika Untuk Sains dan
teknik”, Surabaya: Departemen Fisika, FIA-ITS