Stroke adalah sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal maupun
global yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa
penyebab lain kecuali gangguan vascular.
Faktor Resiko
Pada pasien stroke iskemik dengan penyebab trombus, serangan biasanya terjadi saat
pasien sedang beristirahat atau saat aktivitas ringan yang tidak meningkatkan kerja jantung.
Kelemahan anggota gerak yang terjadi bersifat progresif, semakin lama semakin memburuk.
Sedangkan pada pasien stroke iskemik dengan penyebab embolus umumnya terjadi saat
pasien sedang beraktivitas berat yang meningkatkan kerja jantung
Diagnosis klinis
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan dari anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan. Diagnosis klinis dapat berupa suatu sindrom.
Diagnosis topis
Pada stroke iskemik, lokasi kelainan yang ditemukan dapat berasal dari korteks atau
subkorteks. Jika lesi terdapat di korteks, kelemahan pada satu sisi anggota gerak berbeda
nilainya. Pada bagian yang dipersarafi oleh daerah yang mengalami kerusakan, nilai motorik
lebih berat dibanding bagian yang lain. Sedangkan pada subkorteks, nilai motorik pada satu sisi
anggota gerak sama.
Pada stroke hemoragik, lokasi kelainan yang ditemukan dapat berasal dari intraserebral
atau subarakhnoid. Untuk membedakannya dapat diketahui dari anamnesis dan pemeriksaan
neurologis. Dari anamnesis, pasien mengeluhkan nyeri tengkuk pada pasien stroke perdarahan
subarachnoid dan kaku kuduk positif pada pemeriksaan tanda rangsang meningeal. Sedangkan
pada stroke perdarahan intraserebral tidak ditemukan kelainan tersebut.
Diagnosis etiologis
Diagnosis etiologis ditegakkan berdasarkan penyebab.
stroke iskemik, dapat disebabkan oleh trombus atau embolus.
stroke hemoragik, penyebabnya yaitu pecah / ruptur pembuluh darah.
Diagnosis patologis
Diagnosis patologis ditegakkan berdasarkan keadaan patologis yang terjadi, yaitu iskemik
atau hemoragik.