Proposal Study Kasus 18
Proposal Study Kasus 18
Oleh :
GILANG PERDANA AULIA
NIM. 16612859
PROPOSAL
Diajukan Kepada Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Riset Keperawatan
Oleh :
GILANG PERDANA AULIA
NIM. 16612859
Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui
NIDN. 0715127903
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Proposal di Program
Ponorogo.
Tim Penguji
Tanda Tangan
2. …………….. :………………………
Mengetahui,
NIDN. 0715127903
iv
NIM : 16612859
Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
NIM. 16612859
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan
penelitian ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan,
motivasi kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
3. Rika Maya Sari, S.Kep.Ns., M.Kep selaku Kepala Program Studi D-III
memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kepala Ruang Mawar RSUD Harjono Ponorogo yang telah memberikan ijin
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis meyadari bahwa Karya
Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
bidang keperawatan.
Peneliti
NIM. 16612859
vii
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang selalu memberikan peringatan dan kasih sayang-Nya kepada
seluruh umatnya.
2. Orang tuaku tercinta, Bapak Muslich dan Ibu Fitri yang telah memberikan
Estariyan Ganesi, Reval Andy, Saputra Ali, Yusfa Fadlan Mufi, Elang
malas datang, serta motivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
5. Lutfi Nur M, Irvan Rhomdony, Lailatul Maghfirah, Vivie Aventa Ovilia Hana
teguran, saran dan kritik yang membangun, motivasi, dan semangat sehingga
Febrian Hendra Bagus Setyadi. Terimakasih atas semangat yang kalian beri
8. Indrianti Putri Cahya, Ayu Mei Dina teman yang senantiasa membantu dalam
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................................v
PERSEMBAHAN...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah....................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................6
1.4 Tujuan Penulisan...................................................................................................6
1.4.1 Tujuan Umum...................................................................................................6
1.4.2 Tujuan Khusus...................................................................................................6
1.5 Manfaat Penulisan.................................................................................................7
1.5.1 Manfaat Teoritis................................................................................................7
1.5.2 Manfaat Praktis.................................................................................................7
BAB 2................................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................9
2.1 Konsep Diabete Melitus.........................................................................................9
2.1.1 Definisi..............................................................................................................9
2.1.2 Etiologi..............................................................................................................9
2.1.3 Manifestasi Klinis............................................................................................11
2.1.4 Patofisiologi....................................................................................................12
2.1.5 Penatalaksanaan..............................................................................................16
2.1.6 Uji Diagnostik dan Laboratorium....................................................................18
2.1.7 Komplikasi......................................................................................................20
2.1.8 Diet Diabetes Melitus (DM)............................................................................21
x
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula
sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara adekuat. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi
meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula
darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-
110 mg/dL darah. Kadar darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam
setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat
lainnya. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi
progresif setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif
(Utaminingsih, 2015).
memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan
hal yang mutlak dipenuhi untuk bertahan hidup (Ambarwati, 2014). Diabetes
kenaikan gula darah dalam darah atau hiperglikemia. Pada DM kemampuan tubuh
untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurunkan atau atau pankreas dapat
415 juta orang dewasa mengidap penyakit diabetes melitus. Hal tersebut
meningkat 4 kali lipat dari tahun 108 juta di tahun 1980an. Pada tahun 2040
diperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi 642 juta (IDF Atlas, 2015). Pada
tahun 2015, persentase orang dewasa dengan diabetes adalah 8,5% (1 diantara 11
orang orang dewasa menyandang Diabetes Melitus). Pada tahun 2012, diabetes
antara orang dewasa di wilayah regional Asia Tenggara menigkat dari 4,1%
menjadi 8,6 di tahun 2014. Di Indonesia pada tahun 2015, Indonesia menempati
tertinggi di dunia bersama dengan China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia,
dan Meksiko dengan jumlah estimasi orang diabetes melitus sebesar 10 juta (IDF
meningkat yaitu dari 5,7% (2007) menjadi 6,9% (2013), 2/3 orang dengan
sekitar 1,01% dari jumlah penduduk yaitu lebih dari 222.430 penderita dari 3 juta
pada penduduk umur >15 tahun adalah 10,9% (Riskesdas, 2018). Insiden DM di
3
Ruang Mawar RSUD Dr.Harjono Ponorogo, pada tahun 2014 jumlah pasien DM
baik tipe 1 maupun tipe 2 sejumlah 266 orang dengan rata-rata 22 pasien per
bulan. Sedangkan pada tahun 2015 jumlah pasien DM tipe 1 maupun tipe 2
sejumlah 321 orang dengan rata-rata 26 pasien per bulan. (Syahrul Munir, 2017).
hidup. Karena nutrisi merupakan substansi organik yang berperan dalam semua
sistem kerja pada tubuh agar proses berlangsung secara normal (Graham, 2012).
insulin atau kedua-duanya. Malnutrisi atau kekurangan nutrisi dan obesitas atau
DM ini. Gejala klasik DM dengan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/ dl (11.1
mmol/L) adalah poliuria, polydipsia dan berat badan turun tanpa sebab (ADA,
2010). Diet memegang peranan yang penting pada pasien DM. Banyak sekali
komplikasi yang bisa muncul jika pengendalian kadar gula darah pada penderita
dan penyakit serius yang dapat terjadi pada pasien DM yaitu jantung, stroke dan
gagal ginjal. Kepatuhan akan diet disini harus dilakukan seumur hidup secara
terus menerus dan rutin yang memungkinkan terjadinya kejenuhan pada pasien.
pasien DM harus melakukan upaya pengendalian agar kadar gula darah terkendali.
Pengendalian kadar gula darah DM dapat dilakukan dengan menjalani lima pilar
yaitu edukasi, pengaturan makanan, olahraga, obat dan kontrol gula darah
mandiri. Pada upaya kendali DM yaitu mengatur pola makan dengan prinsip 3J
yaitu tepat jadwal, tepat jenis, dan tepat jumlah maka (Garnadi, 2012). Komplikasi
kontrol kadar gula darah, periksa rutin gula darah, konsumsi obat hipoglikemi,
olahraga dan patuh dalam diet (Riyadi dan Sukarmin, 2008). Kontrol kadar gula
penderita menyesuaikan atau mengatur pola makan, aktivitas fisik dan juga
(Benjamin, 2010).
motivasi kepada pasien dan keluarga agar pasien selalu melaksanakan diit yang
pentingnya kebiasaan makan dan jumlah karbohidrat dan kalori yang konsisten,
rencana makan pada pasien diabetes mellitus (Smeltzer, 2015). Diabetes mellitus
juga dapat dicegah dengan cara melakukan olahraga secara rutin dan
5
mengandung serat seperti sayuran dan sereal, menghindari makanan tinggi lemak
dan dan yang mengandung tinggi kolesterol, dan hindari minuman yang
dar kebutuhan tubuh adalah dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dimana diet yang dilakukan harus tepat jumlah energi yang harus dikonsumsi
dalam hitugan perhari, tepat jadwal sesuai 3 kali makanan utama dan 3 kali
makanan selingan dengan interval waktu 3 jam antara makan utama dan makan
selingan serta tepat jenis yaitu menghindari makanan yang tinggi kalori.
Masalah dari studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Diabetes
masalah studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada pasien
kebutuhan.
Ponorogo.
dari kebutuhan
Ponorogo.
Kebutuhan Tubuh
1. Bagi Pasien
pasien.
2. Bagi keluarga
6. Bagi Penulis
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
disebabkan oleh berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh
diabetes melitus. Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga
gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin
jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang
2.1.2 Etiologi
a. Faktor genetik
yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainya
b. Faktor-faktor imunologi
c. Faktor lingkungan
saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan seperti ini
(Hasdinah, 2012).
e. Usia
2012).
12
f. Obesitas
obesitas untuk mencukupi energi sel yang terlalu banyak (Riyadi, Sujono,
Sukarmin, 2008).
malam hari), nafsu akan bertambah namu berat badan turun dengan cepat
atau cairan tubuh makan buang air kecil menjadi lebih banyak,
2. Gejala kronik diabetes melitus yaitu: Kesemutan, kulit terasa panas atau
seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam
2.1.4 Patofisiologi
diabetes. Kekurangan insulin ini bisa absolut apabila pankreas tidak bisa
menghasilkan insulin, tetapi dalam yang normal, tetapi insulinya tidak efektif.
Hal ini tampak pada NIDDM (DM tipe 1). Kekurangan insulin dikatakan relatif
insulinya tidak efektif. Hal ini tampak pada NIDDM (DM tipe 2), ada resistensi
jaringan baru, dan memperbaiki jaringan. Penting sekali bagi pasien untuk
Diabetes adalah salah satu penyakit yang sulit dimengerti oleh pasien dan
(insulin dan glukagon), kelenjar hipofisis (GH dan ACTH), korteks adrenal
Dari semua hormon yang dalam metabolisme glukosa , hanya insulin yang bisa
hormones” karena bisa membuat gula darah meningkat. Insulin adalah hormon
yang kurang (absolut atau relatif) dalam penyakit DM. Hormon insulin disintesis
(dihasilkan) oleh sel beta langerhans yang terdapat pada pankreas. Peran insulin
adalah melihat bahwa sel tubula dapat memakai bahan bakar. Insulin berperan
sebagai kunci yang bisa membuka sel agar bahan bakar bisa masuk kedalam sel.
Pada permukaan setiap sel terdapat reseptor (oleh insulin), glukosa dan asam
Glukosa, asam amino, dan produk metabolik lainya tidak bisa masuk ke
dalam sel sehingga sel tanpa hormon insulin tidak bisa memakainya untuk
memperoleh energi. Glukosa yang tidak bisa masuk ke dalam sel akan tertimbun
empat kelompok khusus, yaitu alfa, beta, delta, dan sel F. Sel alfa menghasilkan
menjadi glukosa, lemak, dan asam amino serta masuk ke dalam peredaran darah.
Dengan insulin, hepar dapat mengambil glukosa, lemak, dan asam amino dari
peredaran darah. Hepar menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen, yang lalu
disimpan dalam sel otot dan sel lemak. Cadangan ini (glikogen) dapat diubah
insulin tidak cukup atau insulin tidak efektif, glukosa tidak bisa ditarik dari
peredaran darah dan glikogenesis akan terhambat. Karena sel tidak dapat
perifer yang dependen pada insulin seperti otot dan jaringan lemak tidak bisa
16
Transport asam amino kedalam sel otot memerlukan insulin, tanpa insulin,
sintesis dan ambilan ke dalam sel akan terganggu. metabilsme trigliserida, asam
lemak, dan gliserol juga ikut terganggu. Seharusnya yang terjadi adalah
karena itu, hepar akan meneruskan dan meningkatkan pembentukan badan keton
glukosa darah sudah mencapai kadar “ambang ginjal”, yaitu 180/mg/dl pada
ginjal yang normal. Dengan kadar glukosa darah 180 mg/dl, ginjal sudah tidak
Karena glukosa menarik air, osmotik diuretik akan terjadi dan akan
elektrolit melalui urine, terutama natrium, klorida, kalium, dan fosfat. Hilangnya
air dan natriun akan mengakibatkan sering merasa haus dan peningkatan asupan
air. Karena sel tubuh juga mengalami kekurangan bahan bakar, pasien akan
sering merasakan lapar dan ada peningkatan asupan makanan. Pada IDDM,
limhkaran setan dengan hilangnnya banyak glukosa (lewat urine) dan glukosa
yang tidak dapat dipakai (dalam darah) akan mengakibatkan banyak kalori yang
glikosuria setelah makan. Akan tetapi, defisit yang berat bisa menimbulkan
kronis dan akut bisa timbul. Pada komplikasi akut, pasien bisa mengalami mual,
2.1.5 Penatalaksanaan
Tujuannya :
Penatalaksanaan DM
1. Diet
a. Karbohidrat : 60-70%
b. Protein : 12-20%
c. Lemak : 20-30%
normal
e. Insulin
Indikasi gangguan :
sedikit demi sedikit sesuai dengan hasil pemeriksaan gula darah pasien
3. Latihan
latihan dalam udara yang sangat panas/dingin, serta pada saat pengendalian
metabolik buruk. Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap hari
6. Pendidikan
gestasional:
dibatasi pada orang yang menunjukkan kelainan dari salah satu diantara
pemeriksaan ini:
menurun tanpa penyebab jelas, dengan glukosa plasma > 200 mg/dl
c. Glukosa plasma dua jam postpradial >200 mg/dl waktu uji toleransi
mg/dl dan kurang dari atau sama denagn 200 mg/dl waktu uji glukosa
penyakit DM, kecuali apabila dicurigai adanya diabetes gestasi dan akromegali,
uji diagnostik penyakit DM yang digunakan saat ini adalah fasting serum
glucose. Menurut petunjuk dari American Diabetes Association, kadar lebih dari
126 mg/dl pada dua kali pemeriksaan terpisah menunjukkan adanya DM.
ini sangat bermanfaat bagi pasien yang menerima insulin eksogen karena insulin
apakah ada perubahan yang mencolok pada glukosa saat ini dengan glukosa
darah sebelumnya.
tusukan pada ujung jari (darah kapiler). Pemeriksaan ini dapat dilakukan
beberapa kali sehari, biasanya dengan puasa, sebelum setiap makan dan sebelum
tidur.
21
2.1.7 Komplikasi
1. Akut
ketosis (Black & Hawks, 2005). Hipoglikemia secara harfiah berarti kadar
(DM) yang dapat terjadi secara berulang dan dapat memperberat penyakit
penurunan kadar glukosa darah yang di akibatkan oleh terapi insulin yang
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada pasien (DM) tipe 1 dari pada pasien
(DM) tipe 2, namu juga dapat terjadi pada pasien (DM) tipe 2 yang
2. Kronis
22
dan neuropati:
a. Komplikasi makrovaskuler
2008).
b. Komplikasi mikrovaskuler
c. Komplikasi neuropati
mempengaruhi semua jenis saraf, yaitu saraf perifer, otonom dan spinal
penderita DM dimana diet yang dilakukan harus tepat jumlah energi yang
makanan utama dan 3 kali makanan selingan dengan interval waktu 3 jam
antara makan utama dan makan selingan serta tepat jenis yaitu
2. Kebutuhan kalori
a) Jenis kelamin
b) Usia
untuk dekade antara 40 dan 59 tahun, 10% untuk dekade antara 60 dan
c) Berat badan
dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%) dan sore
yang boleh dimakan secara bebas, makanan yang harus dibatasi dan
dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang diolah dengan cara
dipanggang.
2011).
SORE/MALAM
SELINGAN 21.00 10%
karbohidrat.
Mangunkusumo
Jumlah bahan makanan sehari untuk setiap standar diet Diabetes Melitus
N BAHAN 0 0 0
MAKANAN
NASI 2,5 3 4 5 5,5 6 7 7,5
(PEMBERI)
IKAN 2 2 2 2 2 2 2 2
(PENUKAR)
DAGING 1 1 1 1 1 1 1 1
(PENUKAR)
TEMPE 2 2 2,5 2,5 3 3 3 3
27
(PENUKAR)
SAYURAN S S S S S S S S
(PENUKAR
A)
SAYURAN 2 2 2 2 2 2 2 2
(PENUKAR
B)
BUAH 4 4 4 4 4 4 4 4
(PENUKAR)
SUSU - - - - - - 1 1
(PENUKAR)
MINYAK 3 4 4 4 6 7 7 7
(PENUKAR)
berikut:
2.2.1 Pengkajian
A. Biodata
diagnose medis).
dengan pasien).
B. Riwayat kesehatan
29
bangsal.
berapa kali.
yang menurun.
keluarganya.
2. Pola nutrisi dan cairan : pola makan dan minum sehari – hari, jumlah
waktu berapa kali sehari, nafsu makan menurun / tidak, jenis makanan
3. Pola eliminasi : mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan selama sakit ,
beser.
5. Pola tidur dan istirahat : berapa jam sehari, terbiasa tidur siang, gangguan
7. Pola persepsi dan konsep diri : adakah perasaan terisolasi diri atau
11. Pola keyakinan dan spiritual : agama pasien, gangguan beribadah selama
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat kesadaran
2. Tanda-tanda vital
31
terbentuknya plak pada pembuluh darah, kondisi ini terjadi pada fase
Diabetes Melitus yang sudah lama atau penderita yang mempunyai bakat
hipertensi).
(pada diabetes melitus fase lanjutan dan lama tidak terapi), gemuk,
dengan pengobatan yang rutin dan pola makan yang masih tidak
terkontrol).
3. Kulit
dibongkar.
4. Kuku
5. Rambut
lebat.
b. Penyebaran : jarang
a) Kepala
2) Kulit kepala : termasuk benjolan, lesi, antara lain : kista pilar dan
emosi.
b) Mata
(ketajaman menghilang).
Inspeksi :
strabismus.
c. Kelopak mata
lakrimalis.
7. Telinga
diameter lubang.
34
8. Hidung
Jarang terjadi pembesaran polip dan sumbatan hidung kecuali ada infeksi
a) Inspeksi
osmosis).
oral hygiene.
10. Leher
ketoasidosis).
bronkitis kronik)
12. Dada
a) Dada posterior
insipasi abdomen
3) Perkusi antara lain : pekak terjadi jika cairan atau jaringan padat
b) Dada anterior
sonor
13. Aksila
36
kesemutan dan kebas pada ekstremitas merupakan tanda dan gejala dari
15. Abdomen
peningkatan motilitas
kepekaan
16. Ginjal
17. Genetalia
Pada inspeksi apakah ada timosis pada preposium dan apakah ada
ipospadia pada meatus uretra, apakah ada kemerahan pada kulit skrotum.
dari angka 5.
a) Pusing
b) Sakit kepala
d) Gangguan penglihatan
38
2.3 Pathways
-Pengrusakan
imunologik
Glukosuria Batas melebihi Hiperglikemia Anabolisme protein menurun
ambang ginjal
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang Keteasidosis
dari kebutuhan
tubuh
39
hipovolemia.
luka gangren).
dan poliuri.
8. Keletih
2.5 Rencana Asuhan Keperawatan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
2008).
2.7 Evaluasi
METODE PENELITIAN
2016:157).
Rancangan dari suatu studi kasus bergantung pada keadaan kasus namun
besar dari rancangan ini adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah
informasi kualitatif sebagai penciri dari batasan yang dibuat oleh penulis.
a. Lokasi
Ponorogo.
b. Waktu penelitian
Proses pembuatan studi kasus ini dimulai pada bulan Oktober 2018 sampai
Lokasi
Partisipant
Metode
Pengambilan data
Hasil
Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus dengan Masalah
1. Prosedur Penelitian
a. Pengajuan judul
e. Membuat proposal
g. Menganalisis data
2008: 111).
1) Wawancara
tertentu.
2) Pengamatan (Observasi)
sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada
study yang sengaja dan sistematik tentang venomenal social dan gejala-
2010: 131).
Observasi meliputi:
1. Tanda-tanda vital
4. Dokumentasi
risiko jatuh.
etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat dibedakan menjadi 3 bagian,
yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subyek, dan prinsip keadilan.
1. Prinsip Manfaat
apa pun.
determinated).
full disclosure).
c. Informed consent
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
rahasia (confidentiality).
DAFTAR PUSTAKA
1. Kami adalah mahasiswa yang berasal dari institusi/ jurusan/ program studi
keperawatan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
yang diberikan
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
PENELITI
NIM. 16612859
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
keperawatan yang akan dilakukan oleh Gilang Perdana Aulia dalam Studi Kasus
setuju untuk ikut berpartisipasi pada pemberian asuhan keperawatan ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama pemberian asuhan keperawatan ini saya
...................,
........................................ ........................................
..................., 20......
Peneliti
........................................