Anda di halaman 1dari 25

Asuhan Keperawatan pada anak

dengan Sindrom Nefrotik

Risna Yuningsih, M.Kep., Sp.Kep. An


Definisi
Penyakit/ sindrom pada glomerulus yang ditandai
dengan :
• Proteinuri masif , yaitu jumlah protein dalam urin > 50
mg/kg BB/ 24 jam atau ratio protein kreatinin urin >
2,5
• Hipoalbuminemi, yaitu kadar albumin serum < 3 gr%
• Edema
• Hiperlipidemi/ hiperkolesterolemi yaitu p
konsentrasi total kolesterol. LDL, VLDL, serta p kadar
HDL
Sindrom Nefrotik
• Proteinuria masif
• Hipoalbuminemia (<2,5 g/dl)
• Edema anasarka
• Hiperkolesterolemia

 Penyakit ginjal yang sering pada anak


 Laki-laki : perempuan = 2:1
Etiologi
1. Kongenital:
SN pada umur < 3 bulan

2. Primer/idiopatik:
SN yang berhubungan dengan penyakit glomerular, tidak diketahui
sebab, tidak menyertai penyakit sistemik

3. Sekunder:
SN yang diketahui penyebab atau bagian penyakit sistemik:
 penyakit keturunan dan metabolik
 penyakit imunologis (LES, purpura Henoch Schoenlein)
 infeksi (hepatitis B, malaria, sifilis, streptokokus),
 toksin dan alergen
 neoplasma (tumor paru, limfoma malignum, dll),
 lain lain.
Manifestasi klinis
• Sembab di kelopak mata, tungkai, kaki
• Perut membuncit
• Edema anasarka: sembab seluruh tubuh
• BB bertambah secara tiba-tiba
• Oliguria: air kemih berkurang atau sedikit
• Hematuria: air kemih kemerahan
• Nafsu makan kurang
• Mudah sakit infeksi
Laboratorium
• Proteinuria massif: • Fungsi ginjal:
• proteinuria > 40 m/m2LPB/jam • umumnya normal
• rasio protein/kreatinin > 2 mg/mg •  kreatinin dan ureum
darah
• Hipoalbuminemia : • Hemokonsentrasi: Hb dan
• albumin < 2,5 g/dL Ht: 
• rasio albumin/globulin terbalik
• Trombositosis
• Hiperkolesterolemia • Hematuria
• Lipiduria
Tata laksana

1. Imunosupresan

2. Terapi suportif

3. Tata laksana komplikasi

4. Tata laksana lain


Imunosupresan
• Kortikosteroid:
• Prednison/prednisolon
• Metilprednisolon
• Non steroid
• Siklofosfamid Klorambusil
• Vinkristin Metotreksat
• Siklosporin Takrolimus
• Sirolimus MMF (Mofetil mikofenolat)
• Rituximab
• Imunomodulator
• Levamisol
Klasifikasi
Berdasar etiologi, sindrom nefrotik dibagi :
• Sindrom Nefrotik Primer : penyakit hanya terbatas pada ginjal/
glomerulus dan etiologinya tidak diketahui (idiopatik), diduga ada
hubungan dengan genetik, imunologi dan alergi
• Sindrom Nefrotik sekunder : penyakit tidak terbatas hanya di ginjal/
glomerulus, akan tetapi penyakit berasal dari ekstra renal (bentuk
yang jarang dijumpai pada anak)
Patofisiologi
Etiologi idiopatik

Hilangnya muatan poliamnion


Perubahan pori-pori dinding kapiler glomerulus

Perubahan hemodinamika aliran kapiler

Proteinuri (t.u albumin)

Hipoalbumiemia
Ekstravasasi cairan dan elektrolit dari intravaskuler ke
ruang interstitial

P cairan interstitial p volume plasma

Edema stimulasi reseptor intravaskular

renin

Tekanan hidrostatik  Angiotensin

aldosteron

p tek osmotik + p reabsorpsi garam dan air oleh


ginjal
Manifestasi Klinis
• Edema periorbital
• Asites/ hidrothoraks/
anasarka
• Diuresis menurun, keruh
dan pekat
• Normostensi ( 15% dgn
hipertensi)
• Hematuri mikroskopik
(15% SN)
Komplikasi
• Infeksi
• Trombosis
• Gagal ginjal akut
Komplikasi
Infeksi
infeksi mudah terjadi pada NS karena faktor berikut :
• Berkurangnya Ig G karena hipoalbuminemi
• Berkurangnya faktor B yang merupakan proaktivator
limfosit T
• Munurunnya daya opsonisasi bakteri
• Cairan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
bakteri karena sifat cairan statis pada interseluler
• Imunosupresif o.k. pemakaian steroid jangka panjang
Trombosis
Trombosis sering terjadi pada pembuluh darah vena
besar di hati, pelvis, ginjal, mesenterika dan pulmonal
o.k. :
• Hipovolemi menyebabkan terjadi hemokonsentrasi
sehingga terbentuk hiperviskositas
• Berkurangnya kadar antitrombin III
• Faktor-faktor pembekuan V, VII, X dan XII meningkat
 peningkatan pletelet agregasi
Gagal ginjal akut
• kegagalan fungsi ginjal yang mendadak dalam
mempertahankan homeostatis tubuh yang
bermanifestasi sebagai gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, asam basa, dan eliminasi zat-zat
hasil metabolisme terutama protein
• Terutama ditandai dengan adanya penurunan jumlah
dan frekensi urin yang nyata (oliguri/ anuri) dan
adanya tanda azotemia, uremia, asidosis
Tata Laksana Medis
• Tirah baring
• Diet, dengan pembatasan protein: 9-10% dari jumlah kalori, natrium
dibatasi 1-2 gr/ hr
• Terapi kortikosteroid
• Bila resisten kortikosteroid diberikan siklofosfamid
ASKEP : Pengkajian
• Pemeriksaan fisik dan pengkajian luasnya edema
• Dapatkan riwayat kesehatan terutama berhubungan dengan
penambahan berat badan
• Observasi adanya manifestasi NS : edema,
peningkatan BB, wajah sembab (puffy face),
pembengkakan abdomen, kesulitan bernafas, edema
mukosa usus (diare), anoreksia, kulit pucat, mudah
lelah, perubahan urin (penurunan volume, gelap,
berbau buah)
Diagnosis Keperawatan
• Kelebihan volume cairan (tubuh total) b.d. akumulasi cairan dalm ruang
interstitial
• Kaji intake-output
• Timbang BB tiap hari
• Kaji perubahan edema
• Tampung urin untuk pemeriksaan
• Berikan kortikostreroid ssi program untuk menurunkan ekskresi protein urin
• Berikan diuretik ssi program untuk menurunkan edema

• Risiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskular) B.d. kehilangan


protein dan cairan, edema
• Pantau TTV untuk deteksi kekurangan cairan
• Kaji kualitas dan frekuensi nadi untuk deteksi syok hipovolemik
• Berikan albumin bergaram rendah sbgi plasma ekspander ssi program
• Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. kehilangan
nafsu makan
• Batasi natrium
• Beri lingkungan bersih, menyenangkan dan rileks
• Beri makanan porsi makan yang sedikit untuk merangsang nafsu makan
• Beri makanan dengan cara yang menarik
• Konsultasi pada ahli gizi

• Risiko tinggi infeksi b.d. pertahanan tubuh yang menurun,


kelebihan beban cairan
• Lindungi anak kontak dengan individu terinfeksi
• Observasi aseptik medis
• Gunakan tehnik mencuci tangan yang baik
• Pantau suhu untuk data awal terjadi infeksi
• Ajari orang tua ttg tanda dan gejala infeksi
• Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d. edema, penurunan
pertahanan tubuh
• Berikan perawatan kulit
• Hindari pakaian ketat yang dapat menyebabkan area tertekan
• Bersihkan dan bedaki permukaan kulit untuk mencegah kerusakan
kulit
• Topang organ edema, spt scrotum untuk menghilangkan tekanan
• Bersihkan kelopak mata yang mengalami edema dengan lap hangat
• Ubah posisi dengan sering
• Gangguan citra tubuh b.d. perubahan penampilan
• Gali perasaan dan masalah mengenai penampilan untuk memudahkan koping
• Tunjukkan aspek positif dari penampilan dan jika penurunan edema
• Jelaskan pada anak dan orangtua bahwa gejala yang berhubungan dengan
terapi steroid akan berkurang bila obat dihentikan
• Dorong aktivitas dalam batas toleransi
• Berikan umpan balik positif
• Intoleran aktivitas b.d. kelelahan
• Pertahanankan tirah baring jika edema hebat
• Seimbangkan istirahat dan ktivitas bila ambulasi
• Rencanakan dan berikan aktivitas tenang
• Instruksikan anak istirahat jika mulai merasa lelah
• Berikan periode tanpa gangguan

• Perubahan proses keluarga b.d. anak yang menderita penyakit serius


• Identifikasi kebutuhan perawatan mandiri di rumah untuk klien dan tetap
beradaptasi dengan pola hidup keluarga
• Motivasi anggota keluarga untuk melakukan aktivitas bersama, diskusi bersama
keluarga
• Fasilitasi anggota keluarga untuk melakukan kunjungan rumah sakit
• Jelaskan strategi mengembalikan mengembalikan kehidupan keluarga yang
normal
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai