TINJAUAN PUSTAKA
dan Yuliasti (2012) kacang hijau umumnya ditanam di lahan sawah sesudah
panen padi, ketika diperkirakan air tidak cukup lagi untuk menanam padi atau
palawija lain. Hal ini dilakukan karena kacang hijau dikenal sebagai jenis tanaman
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyldonae
Ordo : Rosales
Keluarga : Leguminosae
Genus : Vigna
5
bulat dan berbuku-buku. Batang berukuran kecil, berbulu dan berwarna
majemuk dan terdiri dari tiga helai anak daun tiap tangkai. Daun kacang hijau
berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan memiliki warna hijau muda
hingga hijau tua, serta letak daunnya berseling. (Purwono dan Hartono, 2005).
xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah
dapat menyerbuk sendiri, berbentuk kupu-kupu, dan berwarna kuning. Polong dari
polongnya berwarna hijau pada saat muda dan berwarna hitam atau coklat setelah
tua. Dalam satu polong terdapat 5 sampai 16 butir biji, umumnya warna dari biji
kacang hijau tersebut berwarna hijau kusam atau hijau mengkilap, namun adapula
yang berwarna kuning, coklat, dan hitam (Fachruddin, 2000). Bunga muncul
diujung percabangan pada umur 30 hari setelah tanam. Proses munculnya bunga
dan pemasakan polong pada tanaman kacang hijau tidak serentak sehingga
mengakibatan waktu panen dilakukan beberapa kali atau bertahap. (Marzuki dan
Soeprapto, 2001).
B. Syarat Tumbuh
6
Kacang hijau (Vigna radiata L) merupakan salah satu tanaman tropis, di
mana tanaman kacang hijau menghendaki suasana panas selama masa hidupnya.
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah
hingga dataran tinggi dengan ketinggian tempat mencapai 500 mdpl. Kondisi
50% - 80% dan curah hujan 50 mm – 200 mm per bulan (Fachruddin, 2000).
Kacang hijau dapat tumbuh diberbagai jenis tanah yang mengandung bahan
organik dan sistem drainase yang baik, jenis tanah yang dikehendaki oleh tanaman
kacang hijau yaitu tanah liat berlempung atau tanah lempung seperti podsolik
merah kuning atau latosol. Kemasaman tanah yang baik sebagai syarat tumbuh
tanaman kacang hijau yaitu pada kondisi pH tanah berkisar anatar 5,5 - 6,5
(Bimasri, 2014). Selaras dengan Andrianto dan Indarto (2004) dalam Khairani
(2008) yang mengemukakan bahwa tanah yang ideal adalah tanah ber pH 5,8
dengan kandungan fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang yang cukup
umur genjah, masak serempak, ketahanan terhadap hama penyakit, dan toleransi
terhadap cekaman kekeringan atau salinitas. Dalam kurun waktu tahun 1945
sampai tahun 2014 telah dilepas 22 varietas unggul kacang hijau oleh Balai
7
yang dimilikinya, seperti warna biji hijau kusam atau hijau mengkilap, ukuran biji
kecil sampai sedang, tahan penyakit embun tepung, bercak daun, umur genjah
sampai dalam (Balitkabi, 2014). Berikut ini beberapa varietas kacang hijau yang
Varietas Vima-1, dilepas pada tahun 2008 yang berasal dari persilangan
buatan pada tahun 1996, dengan produktivitas hasil rata – rata mencapai 1,38
ton/ha. Memiliki warna hijau pada hipokotil dan daunnya, warna bunga kuning,
warna polong pada saat masak hitam dan warna biji hijau kusam. Varietas Vima-1
berbunga pada umur 33 hari dan masak 80% pada umur 57 hari. Tinggi tanaman
mencapai 53cm. Varetas ini memiliki kelebihan tahan terhadap penyakit embung
Varietas Vima-2, dilepas pada tahun 2014 yang berasal dari persilangan
varietas Merpati dengan tetua jantan VC 6307 A. Varietas ini memiliki warna
hijau pada hipokotil, batang, daun, telapak daun, dan kelopak bunganya. Warna
polong muda hijau sedangkan warna polong tua hitam dan warna bijinya hijau
mengkilap. Produktivitas hasil rata – rata 1,8 ton/ha, dengan potensi hasil
mencapai 2,4 ton/ha. Varietas Vima-2 berumur genjah di mana masak pada umur
56 hari. Kelebihan dari varietas ini adalah masaknya serempak, tahan terhadap
hama thrips tetapi rentan terhadap penyakit embun tepung (Balitkabi, 2014).
Varietas Vima-3 berasal dari persilangan antara varietas Walet dengan tetua
jantan MLG 716, dan dilepas pada tahun 2014. Warna hipokotil, batang dan daun
varietas ini ialah hijau. Warna polong pada saat muda hijau sedangkan polong tua
berwarna hitam, dan warna biji hijau kusam. Produktivitas hasil rata – rata 1,8
8
ton/ha dan potensi hasil mencapi 2,1 ton/ha. Varietas ini berbunga pada umur 36
hari dan masak polong pada umur 69 hari. Kelebihan dari varietas ini ialah sangat
rentan terhadap penyaikit embun tepung dan polong mudah pecah baik ditanam
terbaik untuk budidaya tanaman kacang hijau pada lahan pasir pantai ialah
tentang pengaruh mulsa organik terhadap pertumbuhan dan hasil benih tiga
1. Perisapan Lahan
Hal pertama yang harus dilakukan dalam budidaya tanaman kacang hijau
yaitu persiapan lahan berupa pengolahan lahan. Pengolahan tanah harus dilakukan
bila akan menanaman kacang hijau dengan melakukan pembajakan atau dicangkul
kelembaban dan ketersediaan unsur hara yang cukup. Pada lahan pasir pantai yang
sebelum dilakukannya budidaya pada daerah tersebut, agar tanah yang akan
9
digunakan tidak menghambat pertumbuhan dan tidak terjadinya keracunan pada
2. Penanaman
dengan pembutan petak jarak tanaman. Jarak tanam yang umum digunakan yaitu
kemarau. Setiap lubang tanaman diisi 2 – 3 benih kacang hijau (Nurhayati et all,
2018).
3. Pemeliharaan
kacang hijau mulai masuk generatif hanya sedikit memerlukan air, maka
penyiraman cukup dilakukan sehari sekali. Pada budidaya pasir pantai penyiraman
perlu dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali sehari yaitu pada pagi, siang, dan sore
hari. Penyulaman merupakan kegiatan dalam budidaya tanaman kacang hijau saat
tanaman pada lubang tanam tidak tumbuh dengan sempurna atau mati (Balitkabi,
2014).
Penyiangan pada budidaya kacang hijau biasanya dilakukan dua kali, pertama
10
pada saat tanaman berumur 15 hari dan yang kedua dilakukan pada umur tanaman
pemberian pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman kacang hijau. Pemberian pupuk
dilakukan dua kali yaitu pertama pada saat tanam dengan cara di masukan
kelubang tanam dan yang kedua diberikan pada saat tanaman hendak berbunga
Masa panen tanaman kacang hijau umumnya antara 60 – 80 hari. Ciri – ciri
dari tanaman kacang hijau yang sudah siap panen ditandai dengan polong yang
mudah pecah dan mengering. Polong yang sudah dipetik kemudian dijemur dan
setelah kuning dimasukan kedalam karung agar biji terlepas dari polongnya
dengan cara di pukul - pukul, setelah biji terlepas dari polongnya dilakukan
penapian untuk memisahkan biji - biji yang rusak. Biji yang sudah bersih
kemudian dijemur lagi selama 2 - 3 hari. Kemudian proses terakhir, biji kacang
hijau dapat disimpan didalam kaleng dan berilah abu dapur atau insektisida untuk
disebabkan oleh hama. Hama kacang hijau menyerang sejak mulai tanaman
tumbuh hingga panen atau menyerang biji yang telah disimpan digudang.
Beberapa hama utama pada kacang hijau antara lain yaitu lalat kacang (Agromyza
11
Zinckenella), ulat jengkal (Plisia chalcites), kepik hijau (Nezara viridula), dan
biologis dengan melepas musuh alaminya, dapat juga secara kimiawi dengan
Penyakit utama pada budidaya tanaman kacang hijau antara lain seperti
busuk batang (Sclerotium rolfsii), kudis (Scab), embun tepung (Downy mildew),
dan mosaik kuning. Dari beberapa penyait tersebut dapat dikendalikan dengan
cara menggunakan varietas yang tahan bila memungkinkan, merotasi tanah bekas
tanaman kacang hijau dengan tanaman yang berbeda familinya, dan memperbaiki
Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila semua unsur hara yang
dibutuhkan tanaman berada dalam jumlah yang cukup serta berada dalam bentuk
yang siap diabsorbsi oleh tanaman (Hatta dan Nurhayati, 2006). Pupuk organik
merupakan penyangga bilogi yang berfungsi sebagai cara memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologis tanah, sehingga unsur hara yang terkandung didalam tanah
dapat tersedia dalam jumlah yang seimbang. Salah satu pupuk organik yang
banyak digunakan untuk budidaya tanaman ialah pupuk kandang ayam karena
tingkat ketersediannya cukup banyak dan mudah didapatkan, hal tersebut dapat
dilihat dengan banyaknya peternkan ayam di wilayah pesisr pantai samas. Selain
itu kelebihan dari pupuk kandang ayam antara lain ialah aman digunakan dalam
12
skala besar, bahkan dalam budidaya pertanian organik sumber utama unsur hara
berasal dari pupuk kandang ayam. Pupuk kandang ayam juga dapat digunkan
Pupuk kandang ayam adalah pupuk organik yang berasal dari campuran
antara kotoran hewan dengan sisa sisa makanan serta alas tidur hewan. Campuran
ini mengalami pembusukan sehingga tidak berbentuk seperti aslinya lagi dan
Kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang ayam yang
digunkan atau diserap oleh tanaman antara lain ialah N, P, dan K. Pupuk kandang
ayam yang telah di komposkan memiliki kandungan unsur hara yaitu Nitrogen
kandang ayam memberikan respon yang baik pada musim pemberian pertama, hal
ini terjadi karena pupuk kandang ayam dapat terdekomposisi lebih cepat
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau tersebut pada dosis
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Afif et all (2014) tentang pengaruh
macam pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas kacang hijau
13
menunjukkan bahwasannya penggunaan pupuk kandang ayam memberikan
respon terbaik dibandingkan dengan pupuk kandan sapi maupun pupuk kandang
kambing.
14
F. Lahan Pasir Pantai
Lahan pasir pantai merupakan tanah yang mengandung lempung, debu dan
hara yang sangat minim yang mengakibatkan tanah pasir mudah mengalirkan air,
sekitar 150 cm/jam. Kemampuan daya simpan air tanah pada tanah pasir sangat
rendah, berkisar 1,6 – 3 % dari total air yang tersedia. Kondisi angin di kawasan
pantai selatan sangat tinggi sekitar 50 km/jam, yang dapat mengakibatkan akar
tanaman mudah tercabut dan merobohkan tanaman. Kondisi angin yang sangat
tinggi bisa membawa partikel – partikel garam, di mana partikel garam tersebut
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Suhu pada kawasan pantai pada siang
hari sangat panas sehingga penguapan air tanah sangat tinggi juga (Saputro dan
Rahmawati, 2015).
Lahan pasir pantai memiliki tanah dengan ciri – ciri diantaranya bertekstur
kasar, mudah diolah, gaya menahan air rendah, permeabilitas baik, makin tua
teksturnya semakin halus dan, permeabilitas semakin kurang baik. Sifat tanah
pasir memiliki kohesi dan konsistensi (ketahanan partikel dalam tanah terhadap
pemisahan) sangat kecil. Lahan pasir pantai didominasi oleh pasir dengan
kandungan lebih dari 70%, porositas rendah atau kurang dari 40%, sebagian besar
ruang pori berukuran besar sehingga aerasinya baik, daya hantar cepat, tetapi
kemampuan menyimpan air dan zat hara rendah. Dari segi kimia, tanah pasir
cukup mengandung unsur fospor dan kalium yang belum siap diserap tanaman,
tetapi lahan pasir kekurangan unsur nitrogen (Sunardi dan Sarjono, 2007).
Potensi kesuburan fisik lahan pasir pantai selatan jawa cukup rendah dengan
kandungan kadar air 0,32 %, fraksi pasir 93 %, fraksi debu 6,10%, fraksi liat
15
0,54%, berat isi 2,97 g/cm3, berat volume 1,93 g/cm3, porositas tanah total
35,07%. Potensi bahan kimia pasir pantai juga rendah, hal tersebut dapat
ditunjukan dari hasil pengukuran kadar C-organik 0,29% dan N-total 0,043%, P-
tersedia 4,84 ppm, K-tersedia 2,23 ppm, N tersedia 0,020% dan pH H2O 7,01
(Partoyo, 2005).
G. Hipotesis
kandang ayam terbaik yaitu 20 ton/ha dan budidaya kacang hijau pada pasir pantai
16