Anda di halaman 1dari 12

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Kacang Hijau

Kacang hijau (Vigna radiata L) merupakan komoditas pangan yang sangat

penting di Indonesia, kacang hijau memiliki umur pendek sehingga waktu

panennya lebih cepat daripada tanaman kacang-kacangan lainnya. Kacang hijau

termasuk tanaman yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia setelah

tanaman kedelai dan kacang-kacangan (Handika et all, 2016). Menurut Sulistyo

dan Yuliasti (2012) kacang hijau umumnya ditanam di lahan sawah sesudah

panen padi, ketika diperkirakan air tidak cukup lagi untuk menanam padi atau

palawija lain. Hal ini dilakukan karena kacang hijau dikenal sebagai jenis tanaman

yang relatif toleran terhadap kekeringan.

Purnomo dan Hartono (2005) menyatakan klasifikasi ilmiah tanaman kacang

hijau adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyldonae

Ordo : Rosales

Keluarga : Leguminosae

Genus : Vigna

Species : Vigna radiata

Kacang hijau merupakan tanaman semusim yang tegak dengan sistem

percabangannya bermula dari buku terbawah. Batang kacang hijau berbentuk

5
bulat dan berbuku-buku. Batang berukuran kecil, berbulu dan berwarna

kecoklatan atau kemerahan. Tanaman ini bercabang banyak, daunnya tumbuh

majemuk dan terdiri dari tiga helai anak daun tiap tangkai. Daun kacang hijau

berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan memiliki warna hijau muda

hingga hijau tua, serta letak daunnya berseling. (Purwono dan Hartono, 2005).

Kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua

yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang akar

pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara itu,

xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah

(Marzuki dan Soeprapto, 2001).

Bunga kacang hijau termasuk dalam bunga sempurna di mana bunganya

dapat menyerbuk sendiri, berbentuk kupu-kupu, dan berwarna kuning. Polong dari

kacang hijau berbentuk silendris dengan panjang antara 6 sampai 15 cm,

polongnya berwarna hijau pada saat muda dan berwarna hitam atau coklat setelah

tua. Dalam satu polong terdapat 5 sampai 16 butir biji, umumnya warna dari biji

kacang hijau tersebut berwarna hijau kusam atau hijau mengkilap, namun adapula

yang berwarna kuning, coklat, dan hitam (Fachruddin, 2000). Bunga muncul

diujung percabangan pada umur 30 hari setelah tanam. Proses munculnya bunga

dan pemasakan polong pada tanaman kacang hijau tidak serentak sehingga

mengakibatan waktu panen dilakukan beberapa kali atau bertahap. (Marzuki dan

Soeprapto, 2001).

B. Syarat Tumbuh

6
Kacang hijau (Vigna radiata L) merupakan salah satu tanaman tropis, di

mana tanaman kacang hijau menghendaki suasana panas selama masa hidupnya.

Tanaman kacang hijau dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah

hingga dataran tinggi dengan ketinggian tempat mencapai 500 mdpl. Kondisi

iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Kacang

hijau menghendaki kondisi suhu berkisar antara 25 - 27 ⁰C, kelembapan udara

50% - 80% dan curah hujan 50 mm – 200 mm per bulan (Fachruddin, 2000).

Kacang hijau dapat tumbuh diberbagai jenis tanah yang mengandung bahan

organik dan sistem drainase yang baik, jenis tanah yang dikehendaki oleh tanaman

kacang hijau yaitu tanah liat berlempung atau tanah lempung seperti podsolik

merah kuning atau latosol. Kemasaman tanah yang baik sebagai syarat tumbuh

tanaman kacang hijau yaitu pada kondisi pH tanah berkisar anatar 5,5 - 6,5

(Bimasri, 2014). Selaras dengan Andrianto dan Indarto (2004) dalam Khairani

(2008) yang mengemukakan bahwa tanah yang ideal adalah tanah ber pH 5,8

dengan kandungan fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang yang cukup

agar bisa maksimalkan produksi.

C. Varietas Kacang Hijau

Pembentukan varietas kacang hijau selain bertujuan untuk mendapatkan

produktivitas juga diarahkan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan seperti

umur genjah, masak serempak, ketahanan terhadap hama penyakit, dan toleransi

terhadap cekaman kekeringan atau salinitas. Dalam kurun waktu tahun 1945

sampai tahun 2014 telah dilepas 22 varietas unggul kacang hijau oleh Balai

Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) dengan karakteristik

7
yang dimilikinya, seperti warna biji hijau kusam atau hijau mengkilap, ukuran biji

kecil sampai sedang, tahan penyakit embun tepung, bercak daun, umur genjah

sampai dalam (Balitkabi, 2014). Berikut ini beberapa varietas kacang hijau yang

telah dilepas antara lain adalah:

Varietas Vima-1, dilepas pada tahun 2008 yang berasal dari persilangan

buatan pada tahun 1996, dengan produktivitas hasil rata – rata mencapai 1,38

ton/ha. Memiliki warna hijau pada hipokotil dan daunnya, warna bunga kuning,

warna polong pada saat masak hitam dan warna biji hijau kusam. Varietas Vima-1

berbunga pada umur 33 hari dan masak 80% pada umur 57 hari. Tinggi tanaman

mencapai 53cm. Varetas ini memiliki kelebihan tahan terhadap penyakit embung

tepung (Balitkabi, 2014).

Varietas Vima-2, dilepas pada tahun 2014 yang berasal dari persilangan

varietas Merpati dengan tetua jantan VC 6307 A. Varietas ini memiliki warna

hijau pada hipokotil, batang, daun, telapak daun, dan kelopak bunganya. Warna

polong muda hijau sedangkan warna polong tua hitam dan warna bijinya hijau

mengkilap. Produktivitas hasil rata – rata 1,8 ton/ha, dengan potensi hasil

mencapai 2,4 ton/ha. Varietas Vima-2 berumur genjah di mana masak pada umur

56 hari. Kelebihan dari varietas ini adalah masaknya serempak, tahan terhadap

hama thrips tetapi rentan terhadap penyakit embun tepung (Balitkabi, 2014).

Varietas Vima-3 berasal dari persilangan antara varietas Walet dengan tetua

jantan MLG 716, dan dilepas pada tahun 2014. Warna hipokotil, batang dan daun

varietas ini ialah hijau. Warna polong pada saat muda hijau sedangkan polong tua

berwarna hitam, dan warna biji hijau kusam. Produktivitas hasil rata – rata 1,8

8
ton/ha dan potensi hasil mencapi 2,1 ton/ha. Varietas ini berbunga pada umur 36

hari dan masak polong pada umur 69 hari. Kelebihan dari varietas ini ialah sangat

cocok bijinya digunakan sebagai kecambah, namun memiliki kekurangan yaitu

rentan terhadap penyaikit embun tepung dan polong mudah pecah baik ditanam

pada dataran rendah maupun pada dataran tinggi (Balitkabi, 2014).

Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwasannya varietas yang

terbaik untuk budidaya tanaman kacang hijau pada lahan pasir pantai ialah

varietas vima 1 dibandingkan dengan varietas murai maupun varietas lokal

wonosari (Sunghening et all, 2012). Sedangkan menurut Yusuf et all (2015)

tentang pengaruh mulsa organik terhadap pertumbuhan dan hasil benih tiga

varietas kacang hijau pada pasir pantai mengungkapkan bahwasannya penggunaan

varietas lokal Sentolo merupakan yang terbaik dibandingkan dengan varietas

Vima-1 dan varietas lokal Wonosari.

D. Tata Cara Budidaya Tanaman Kacang Hijau

1. Perisapan Lahan

Hal pertama yang harus dilakukan dalam budidaya tanaman kacang hijau

yaitu persiapan lahan berupa pengolahan lahan. Pengolahan tanah harus dilakukan

bila akan menanaman kacang hijau dengan melakukan pembajakan atau dicangkul

dan menambahkan pupuk kandang untuk meningkatkan nutrisi tanah yang

diperlukan tanaman, karena tanaman kacang hijau menghendaki tanah dengan

kelembaban dan ketersediaan unsur hara yang cukup. Pada lahan pasir pantai yang

akan dilakukan untuk budidaya perlu dilakukannya penetralan terlebih dahulu

sebelum dilakukannya budidaya pada daerah tersebut, agar tanah yang akan

9
digunakan tidak menghambat pertumbuhan dan tidak terjadinya keracunan pada

tanaman yang dibudidayakan (Fachrudin, 2000).

2. Penanaman

Setelah dilakukannya pengolaan tanah, tanaman kacang hijau ditanam

dengan pembutan petak jarak tanaman. Jarak tanam yang umum digunakan yaitu

40 x 15 cm pada musim penghujan dan 25 x 25 cm atau 30 x 20 cm pada musim

kemarau. Setiap lubang tanaman diisi 2 – 3 benih kacang hijau (Nurhayati et all,

2018).

3. Pemeliharaan

Pada masa pertumbuhan vegetatif kacang hijau memerlukan banyak air

sehingga perlu dilakukannya penyiraman 2 kali sehari, sedangkan pada saat

kacang hijau mulai masuk generatif hanya sedikit memerlukan air, maka

penyiraman cukup dilakukan sehari sekali. Pada budidaya pasir pantai penyiraman

perlu dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali sehari yaitu pada pagi, siang, dan sore

hari. Penyulaman merupakan kegiatan dalam budidaya tanaman kacang hijau saat

berumur 15 hari. Penyulaman dilakukan dengan cara menyediakan tanaman

cadangan yang ditanam diluar area tanaman. Penyulaman dilakukan apabila

tanaman pada lubang tanam tidak tumbuh dengan sempurna atau mati (Balitkabi,

2014).

Pada budidaya kacang hijau perlu dilakukannya pembersihan gulma dan

rumput liar yang tumbuh mengganggu disekitar tanaman kacang hijau.

Penyiangan pada budidaya kacang hijau biasanya dilakukan dua kali, pertama

10
pada saat tanaman berumur 15 hari dan yang kedua dilakukan pada umur tanaman

30 hari atau pada saat tanaman mulai berbunga (Balitkabi, 2014).

Tahap selanjutnya dalam pemeliharaan tanaman kacang hijau yaitu

pemberian pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman kacang hijau. Pemberian pupuk

dilakukan dua kali yaitu pertama pada saat tanam dengan cara di masukan

kelubang tanam dan yang kedua diberikan pada saat tanaman hendak berbunga

atau umur tanam 30 hari (Balitkabi, 2014).

4. Panen dan Pasca Panen

Masa panen tanaman kacang hijau umumnya antara 60 – 80 hari. Ciri – ciri

dari tanaman kacang hijau yang sudah siap panen ditandai dengan polong yang

mudah pecah dan mengering. Polong yang sudah dipetik kemudian dijemur dan

setelah kuning dimasukan kedalam karung agar biji terlepas dari polongnya

dengan cara di pukul - pukul, setelah biji terlepas dari polongnya dilakukan

penapian untuk memisahkan biji - biji yang rusak. Biji yang sudah bersih

kemudian dijemur lagi selama 2 - 3 hari. Kemudian proses terakhir, biji kacang

hijau dapat disimpan didalam kaleng dan berilah abu dapur atau insektisida untuk

menghindari terserangnya hama (Fachrudin, 2000).

5. Pengendalian Hama Penyakit

Budidaya tanaman kacang hijau seringkali mengalami kegagalan yang

disebabkan oleh hama. Hama kacang hijau menyerang sejak mulai tanaman

tumbuh hingga panen atau menyerang biji yang telah disimpan digudang.

Beberapa hama utama pada kacang hijau antara lain yaitu lalat kacang (Agromyza

phaseoli), lalat pucuk (Melanagromyza dolichostigma), penggerek polong (Etiella

11
Zinckenella), ulat jengkal (Plisia chalcites), kepik hijau (Nezara viridula), dan

ulat polong (Heliothis ermigera). Pengendalian hama - hama tersebut dapat

dilakukan secara terpadu dengan cara dilakukannya pergiliran tanaman dengan

tanaman selain kacang – kacangan, menanam secara serempak. Kemudian secara

biologis dengan melepas musuh alaminya, dapat juga secara kimiawi dengan

menggunakan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan (Balitkabi, 2014).

Penyakit utama pada budidaya tanaman kacang hijau antara lain seperti

busuk batang (Sclerotium rolfsii), kudis (Scab), embun tepung (Downy mildew),

dan mosaik kuning. Dari beberapa penyait tersebut dapat dikendalikan dengan

cara menggunakan varietas yang tahan bila memungkinkan, merotasi tanah bekas

tanaman kacang hijau dengan tanaman yang berbeda familinya, dan memperbaiki

sistem drainase pada lahan budidaya (Balitkabi, 2014).

E. Pupuk Kandang Ayam

Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila semua unsur hara yang

dibutuhkan tanaman berada dalam jumlah yang cukup serta berada dalam bentuk

yang siap diabsorbsi oleh tanaman (Hatta dan Nurhayati, 2006). Pupuk organik

merupakan penyangga bilogi yang berfungsi sebagai cara memperbaiki sifat fisik,

kimia, dan biologis tanah, sehingga unsur hara yang terkandung didalam tanah

dapat tersedia dalam jumlah yang seimbang. Salah satu pupuk organik yang

banyak digunakan untuk budidaya tanaman ialah pupuk kandang ayam karena

tingkat ketersediannya cukup banyak dan mudah didapatkan, hal tersebut dapat

dilihat dengan banyaknya peternkan ayam di wilayah pesisr pantai samas. Selain

itu kelebihan dari pupuk kandang ayam antara lain ialah aman digunakan dalam

12
skala besar, bahkan dalam budidaya pertanian organik sumber utama unsur hara

berasal dari pupuk kandang ayam. Pupuk kandang ayam juga dapat digunkan

untuk membantu menetralkan pH tanah, dan membantu penyerapan unsur hara

dari pupuk kimia yang ditambahkan (kusuma, 2016).

Pupuk kandang ayam adalah pupuk organik yang berasal dari campuran

antara kotoran hewan dengan sisa sisa makanan serta alas tidur hewan. Campuran

ini mengalami pembusukan sehingga tidak berbentuk seperti aslinya lagi dan

memiliki kandungan hara yang cukup untuk menunjang pertumbuhan tanaman

(Marsono dan Lingga, 2007).

Kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang ayam yang

digunkan atau diserap oleh tanaman antara lain ialah N, P, dan K. Pupuk kandang

ayam yang telah di komposkan memiliki kandungan unsur hara yaitu Nitrogen

sebanyak 4,5%, Phospor 2,7%, dan Kalium 1,4% (Hartatik, 2007).

Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwasannya pemberian pupuk

kandang ayam memberikan respon yang baik pada musim pemberian pertama, hal

ini terjadi karena pupuk kandang ayam dapat terdekomposisi lebih cepat

dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya (Widiyawati, 2016).

Pengaplikasian pupuk kandang ayam pada tanaman kacang hijau mampu

meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau tersebut pada dosis

10 ton/ha (Sulaiman et all, 2015). Sedangkan menurut Widiawati (2016)

menjelaskan bahwa dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Afif et all (2014) tentang pengaruh

macam pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas kacang hijau

13
menunjukkan bahwasannya penggunaan pupuk kandang ayam memberikan

respon terbaik dibandingkan dengan pupuk kandan sapi maupun pupuk kandang

kambing.

14
F. Lahan Pasir Pantai

Lahan pasir pantai merupakan tanah yang mengandung lempung, debu dan

hara yang sangat minim yang mengakibatkan tanah pasir mudah mengalirkan air,

sekitar 150 cm/jam. Kemampuan daya simpan air tanah pada tanah pasir sangat

rendah, berkisar 1,6 – 3 % dari total air yang tersedia. Kondisi angin di kawasan

pantai selatan sangat tinggi sekitar 50 km/jam, yang dapat mengakibatkan akar

tanaman mudah tercabut dan merobohkan tanaman. Kondisi angin yang sangat

tinggi bisa membawa partikel – partikel garam, di mana partikel garam tersebut

dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Suhu pada kawasan pantai pada siang

hari sangat panas sehingga penguapan air tanah sangat tinggi juga (Saputro dan

Rahmawati, 2015).

Lahan pasir pantai memiliki tanah dengan ciri – ciri diantaranya bertekstur

kasar, mudah diolah, gaya menahan air rendah, permeabilitas baik, makin tua

teksturnya semakin halus dan, permeabilitas semakin kurang baik. Sifat tanah

pasir memiliki kohesi dan konsistensi (ketahanan partikel dalam tanah terhadap

pemisahan) sangat kecil. Lahan pasir pantai didominasi oleh pasir dengan

kandungan lebih dari 70%, porositas rendah atau kurang dari 40%, sebagian besar

ruang pori berukuran besar sehingga aerasinya baik, daya hantar cepat, tetapi

kemampuan menyimpan air dan zat hara rendah. Dari segi kimia, tanah pasir

cukup mengandung unsur fospor dan kalium yang belum siap diserap tanaman,

tetapi lahan pasir kekurangan unsur nitrogen (Sunardi dan Sarjono, 2007).

Potensi kesuburan fisik lahan pasir pantai selatan jawa cukup rendah dengan

kandungan kadar air 0,32 %, fraksi pasir 93 %, fraksi debu 6,10%, fraksi liat

15
0,54%, berat isi 2,97 g/cm3, berat volume 1,93 g/cm3, porositas tanah total

35,07%. Potensi bahan kimia pasir pantai juga rendah, hal tersebut dapat

ditunjukan dari hasil pengukuran kadar C-organik 0,29% dan N-total 0,043%, P-

tersedia 4,84 ppm, K-tersedia 2,23 ppm, N tersedia 0,020% dan pH H2O 7,01

(Partoyo, 2005).

G. Hipotesis

Hipotesis sementara menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Dosis pupuk

kandang ayam terbaik yaitu 20 ton/ha dan budidaya kacang hijau pada pasir pantai

yang terbaik menggunakan varietas Vima 3.

16

Anda mungkin juga menyukai