pH Asam-Basa
disusun oleh:
082001600038
Universitas Trisakti
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting. Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam
(acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa
(alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan
dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan
basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-
buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk
memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan
asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam
mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah
satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para
peneliti untuk memisahkan emas dan perak. Berkaitan dengan sifat
asam dan basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu
bersifat asam, basa dan netral.
Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan
mengukur pH nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH
lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7.
Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.
Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting
untuk mengetahui apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa.
Biasanya cara yang digunakan untuk menentukan sifat dan pH larutan
adalah dengan menggunakan indikator. Indikator tersebut antara lain
kertas lakmus, larutan fenolftalein, brom timol biru, metil merah, serta
metil orange.
Ada beberapa cara yang lazim digunakan para ilmuwan dan
manusia dalam mengukur pH suatu larutan, diantaranya adalah dengan
menggunakan indikator universal atau kertas indikator pH,
menggunakan pH meter, menggunakan kertas lakmus ataupun melalui
perhitungan dengan mengetahui konsentrasi suatu larutan tersebut.
II. Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat asam dan basa dari suatu larutan
2. Untuk menentukan tingkat pH suatu larutan
3. Untuk mengetahui berbagai cara yang dapat digunakan untuk
mengukur pH suatu larutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE
Menggunakan pH meter:
I. Hasil
II. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita membahas tentang derajat keasaman.
Dengan melakukan praktikum ini kita bisa menetukan sifat asam dan basa
dari beberapa larutan dan juga menentukan harga pH dari beberapa
konsentrasi larutan. Dalam praktikum ini untuk mengetahui sifat dan nilai
pH dari suatu senyawa digunakan kertas indikator universal, pH meter dan
dihitung secara manual dengan menggunakan data konsentrasi larutan
tersebut (pH teori). Indikator universal ini akan berubah warna sesuai nilai
pH dari larutan yang akan diuji. Nilai dari pH nya dapat dicari dengan
mencocokan pada warna yang tertera pada kemasan indikator universal.
Namun jika mengukur dengan menggunakan pH meter, hasil yang
didapat akan lebih akurat karena hanya dengan menyelupkan penunjuk
yang ada pada gagang pH meter, maka akan muncul nilai pH larutan
tersebut pada layar digitalnya. Namun, setelah mengukur suatu larutan,
maka penunjuk pada pH meter harus disemprot dengan air sebelum
digunakan untuk mengukur pH larutan yang lain. Hal ini dimaksudkan
agar sisa-sisa larutan yang masih menempel di penunjuk hilang dan tidak
tercampur dengan larutan lain yang akan diukur pH-nya. Sehingga
pengukuran pH larutan selanjutnya akan lebih akurat.
Sedangkan cara mengukur pH larutan menggunakan teori pH, akan
dijabarkan sebagai berikut:
1. Larutan NaOH 0,05 M
pOH = -log [OH–]
= -log 5.10-2
= 2-log 5
= 2-0,7
= 1,3
pH = 14-pOH
= 14-1,3
= 12,7
pH = 14-pOH
= 14-1
= 13
pH = 14-pOH
= 14-0,7
= 13,3
Ternyata pada air murni terjadi ionisasi, yaitu dengan reaksi sebagai
berikut:
H2O <—–> {H+} + {OH-}
Nilai kesetimbangan pada suhu 250 Celcius adalah tepat 10-14, itu yang kita
kenal dengan Kw, atau tetapan kesetimbangan air.
K = [H+][OH-]
Karena komposisi H+ dan OH- adalah sama (lihat reaksi), maka kita bisa
tahu berapa molar H+ dan OH- tersebut. Pada air murni, [H+] = 10 -7 dan sekaligus
[OH-] = 10-7 artinya pH air murni adalah 7 (ingat! pH = -log H+)
Mengingat karena pelarut kita adalah air dan pHnya adalah 7, maka pH 7
itulah yang digunakan sebagai standar batas antara asam atau basa suatu larutan.
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka simpulan dari praktikum
kali ini adalah :
1. Larutan yang bersifat asam adalah larutan yang memiliki pH <7 dan
larutan yang bersifat basa adalah larutan yang memiliki pH >7,
sedangkan larutan yang memiliki pH=7 maka disebut larutan netral
2. Larutan HCl bersifat asam dan larutan NaOH bersifat basa
3. untuk larutan asam, semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka pH
akan semakin besar
4. untuk larutan basa, semakin besar konsentrasi suatu larutan maka pH
akan semakin besar
II. Saran
1. Dalam mengukur suatu pH, pastikan larutan tersbut tidak tercampur
dengan larutan lain yang berbeda konsentrasi dan sifat asam-basanya
2. Tidak tergesa-gesa dalam mengukur pH suatu larutan, agar larutan
tersebut tidak tumpah
3. Pengukuran pH suatu larutan harus dilakukan dengan teliti agar
mendapat hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ratri, Fera Ika. 2012. Materi dan Soal Kimia. Yogyakarta: Planet Ilmu
Yasin, Yamin. 2010. Xpress pro for Senior High School Chemistry.
Jakarta: Erlangga