Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu reaktor yang mekanismenya cukup sederhana dibandingkan dengan reaktor-
reaktor yang digunakan pada industry kimia adalah reaktor alir pipa. Model reaktor alir
pipa (RAP) atau plug flow reactor (PFR) merupakan reaktor di mana reaksi kimia
berlangsung secara kontinu sepanjang sistem aliran. Reaktor alir pipa sering juga disebut
sebagai reaktor alir sumbat atau Continuous Tubular Reactors (CTRs). Reaktor alir pipa ini
digunakan untuk memperkirakan sifat-sifat reaktor kimia sehingga variable kunci reaktor
seperti dimensi reaktor bisa dihitung.

Bioreaktor adalah tempat transformasi bahan baku menjadi produk yang diinginkan melalui
bantuan biokatalis. Biokatalis yang sering disebut enzim ini dapat berupa komponen yang
telah diisolasi maupun yang masih berada di dalam sel mikroba hidup atau mati yang
menghasilkannya, atau berada di luar sel tetapi masih tercampur. Kondisi di dalam
bioreaktor harus diusahakan untuk mendorong reaksi enzimatik, atau untuk mendukung
pertumbuhan sel dan produksi enzim.

Kondisi optimum di dalam bioreaktor dapat ditentukan secara eksperimen di laboratorium.


Penentuan kondisi optimum melalui pemodelan matematik juga telah banyak dilakukan
oleh para peneliti, terutama mengikuti perkembangan komputer dan perangkat lunaknya.
Penentuan kondisi optimum secara ekspenrimental biasanya dilakukan dengan
menggunakan labu kocok. Eksperimen dengan cara ini menghasilkan data yang terbatas
pada penentuan konsentrasi substrat awal, konsentrasi sel awal, dan temperature optimum.
Selama proses berlangsung, pH dan konsentrasi oksigen terlarut (untuk fermentasi aerob)
tidak dapat dikendalikan, padahal banyak bioproses yang sangat dipengaruhi oleh kedua
variable proses ini.

Setelah penentuan dengan parameter-parameter proses dengan labu kocok ini, bioproses
dalam skala laboratorium harus diuji coba dalam fermentor yang lebih lengkap, yaitu
pengukuran dan pengendalian pH, pengaturan aerasi atau pengadukan untuk memperoleh
konsentrasi oksigen terlarut yang optimum. Tetapi data dari fermentor inipun seringkali
tidak dapat diterapkan langsung dalam fermentasi skala industri, karena banyak
kemungkinan perubahan karakteristik bioproses: pola aliran, sifat pencampuran,
perpindahan massa oksigen, dan lain-lain. Tahap selanjutnya setelah fermentasi skala
laboratorium berhasil adalah pelaksanaaan bioproses dalam skala pilot plant (1/5 1/10
skala produksi komersial). Prosedur peningkatan skala ini masih banyak dilakukan secara
empirik, walaupun pertimbangana-pertimbangan rasional telah mulai banyak digunakan
saat ini.

Perkembangan ilmu bioteknologi yang semakin pesat tersebut yang kemudian melahirkan
banyak cabang dari ilmu bioteknologi untuk dipelajari secara spesifik khususnya adalah
bioreaktor, alat yang digunakan dalam bioteknologi. Oleh sebab itu makalah ini ditulis
untuk membahas salah satu cabang ilmu tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Mengetahui tentang bioreaktor plug flow.


Mengetahui kelebihan dan kekurangan bioreaktor plug flow.
Mengetahui peran bioreaktor plug flow dalam bioteknologi.
BAB II
ISI

2.1 Bioreaktor Plug Flow

Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama fermentor adalah sebuah peralatan atau sistem
yang mampu menyediakan sebuah lingkungan biologis yang dapat menunjang terjadinya
reaksi biokimia dari bahan mentah menjadi bahan yang dikehendaki. Reaksi biokimia yang
terjadi di dalam bioreaktor melibatkan organisme atau komponen biokimia aktif (enzim)
yang berasal dari organisme tertentu, baik secara aerobik maupun anaerobik. Sementara itu,
agensia biologis yang digunakan dapat berada dalam keadaan tersuspensi atau
terimobilisasi. Contoh reaktor yang menggunakan agensia terimobilisasi adalah bioreaktor
dengan unggun atau bioreaktor membran.

Komponen utama bioreaktor secara umum terdiri atas tangki, sparger, impeller, saringan
halus atau baffle dan sensor untuk mengontrol parameter. Tanki berfungsi untuk
menampung campuran substrat, sel mikroorganisme, serta produk. Volume tanki skala
laboratorium berkisar antara 1 30 L, sedangkan untuk skala industri dapat mencapai lebih
dari 1.000 L. Sparger terletak di bagian bawah bioreaktor dan berperan untuk memompa
udara, dan mencegah pembentukan gelembung oksigen. Impeller berperan dalam agitasi
dengan mengaduk campuran substrat dan sel. Impeller digerakkan oleh rotor. Baffle juga
berperan untuk mencegah terjadinya efek pusaran air akibat agitasi yang dapat mengganggu
agitasi yang seharusnya. Sensor berperan untuk mengontrol lingkungan dalam bioreaktor.
Kontrol fisika meliputi sensor suhu, tekanan, agitasi, foam, dan kecepatan aliran.
Sedangkan, kontrol kimia meliputi sensor pH, kadar oksigen, dan perubahan komposisi
medium.

Bioreaktor biasanya terbuat dari bahan stainless steel karena bahan tersebut tidak bereaksi
dengan bahan-bahan yang berada dalam bioreaktor sehingga tidak menggangu proses
biokimia yang terjadi. Selain itu, bahan tersebut juga anti karat dan tahan panas. Bioreaktor
harus dapat menciptakan lingkungan yang optimum bagi mikroorganisme ataupun reaksi
yang diinginkan maka diperlukan pengontrolan. Parameter yang biasa dikontrol pada
bioreaktor adalah suhu, pH, substrat (sumber karbon dan nitrogen), aerasi, dan agitasi.

Perancangan bioreaktor adalah suatu pekerjaan teknik yang cukup kompleks. Pada keadaan
optimum, mikroorganisme atau enzim dapat melakukan aktivitasnya dengan sangat baik.
Keadaan yang memengaruhi kinerja agensia biologis terutama temperatur dan pH. Untuk
bioreaktor dengan menggunakan mikroorganisme, kebutuhan untuk hidup seperti oksigen,
nitrogen, fosfat, dan mineral lainnya perlu diperhatikan. Pada bioreaktor yang agensia
biologisnya berada dalam keadaan tersuspensi, sistem pengadukan perlu diperhatikan agar
cairan di dalam bioreaktor tercampur merata (homogen). Seluruh parameter ini harus
dimonitor dan dijaga agar kinerja agensia biologis tetap optimum.

Untuk bioreaktor skala laboratorium yang berukuran 1,5-2,5 L umumnya terbuat dari bahan
kaca atau borosilikat, namun untuk skala industri, umunya digunakan bahan baja tahan
karat (stainless steel) yang tahan karat. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
kontaminasi senyawa metal pada saat fermentasi terjadi di dalamnya. Bahan baja yang
mengandung < 4% kromium disebut juga baja ringan, sedangkan bila kadar kromium di
dalamnya >4% maka disebut stainless steel. Bioreaktor yang umum digunakan terbuat dari
bahan baja 316 yang mengandung 18% kromium, 2-2,5% molibdenum, dan 10% nikel.
Bahan yang dipilih harus bersifat non-toksik dan tahan terhadap sterilisasi berulang-ulang
menggunakan uap tekanan tinggi. Untuk mencegah kontaminasi, bagian atas biorektor
dapat ditambahkan dengan segel aseptis (aseptic seal) yang terbuat dari campuran metal-
kaca atau metal-metal, seperti O-ring dan gasket. Untuk meratakan media di dalam
bioreaktor digunakan alat pengaduk yang disebut agitator atau impeler. Sementara itu,
untuk asupan udara dari luar ke dalam sistem biorektor digunakan sistem aerasi yang
berupa sparger. Untuk bioreaktor aerob, biasanya digunakan kombinasi sparger-agitator
sehingga pertumbuhan mikrooganisme dapat berlangsung dengan baik.

Pada bagian dalam bioreaktor, dipasang suatu sekat yang disebut baffle untuk mecegah
vorteks dan meningkatkan efisiensi aerasi. Baffle ini merupakan metal dengan ukuran 1/10
diameter bioreaktor dan menempel secara radial di dindingnya. Bagian lain yang harus
dimiliki oleh suatu bioreaktor adalah kondensor untuk mengeluarkan hasil kondensasi saat
terjadi sterilisasi dan filter (0,2 m) untuk menyaring udara yang masuk dan keluar tangki.
Untuk proses inokulasi kultur, pengambilan sampel, dan pemanenan, diperlukan adanya
saluran khusus dan pengambilannya harus dilakukan dengan hati-hati dan aseptis agar tidak
terjadi kontaminasi. Untuk menjaga kondisi dalam bioreaktor agar tetap terkontrol,
digunakan sensor pH, suhu, anti-buih, dan oksigen terlarut (DO). Apabila kondisi di dalam
sel mengalami perubahan, sensor akan memperingatkan dan harus dilakukan perlakuan
tertentu untuk mempertahankan kondisi di dalam bioreaktor. Misalkan terjadi perubahan
pH maka harus ditambahkan larutan asam atau basa untuk menjaga kestabilan pH.
Penambahan zat ini dapat dilakukan secara manual namun juga dapat dilakukan secara
otomatis menggunakan bantuan pompa peristaltik. Selain asam dan basa, pompa peristaltik
juga membantu penambahan anti-buih dan substrat ke dalam bioreaktor.

Reaktor alir pipa (plug flow) merupakan reaktor di mana cairan bereaksi dan mengalir
dengan cara melewati tube (tabung) dengan kecepatan tinggi, tanpa terjadi pembentukan
arus putar pada aliran cepat. Reaktor alir pipa pada hakikatnya hampir sama dengan pipa
dan relatif cukup mudah dalam perancangannya. Reaktor ini biasanya dilengkapi dengan
selaput membran untuk menambah yield produk pada reaktor. Produk secara selektif
ditarik dari reaktor sehingga keseimbangan dalam reaktor secara kontinu bergeser
membentuk lebih banyak produk.

Pada umumnya reaktor alir pipa dilengkapi dengan katalisator. Seperti sebagian besar
reaksi pada industri kimia, reaksinya membutuhkan katalisator secara signifikan pada suhu
layak (standar). Dalam reaktor plug flow, satu atau lebih reaktan dipompakan ke dalam
suatu pipa. Biasanya reaksi yang digunakan pada reaktor ini adalah reaksi fasa gas. Reaksi
kimia berlangsung sepanjang pipa sehingga semakin panjang pipa maka konversi yield
akan semakin tinggi. Namun tidak mudah untuk menaikkan konversi karena di dalam
reaktor plug flow konversi terjadi secara gradien. Pada awalnya kecepatan reaksi
berlangsung secara cepat namun setelah panjang pipa tertentu atau pipa bertambah panjang
maka jumlah reaktan akan berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan
akan semakin lambat seiring panjangnya pipa. Artinya, untuk mencapai konversi 100%
panjang pipa yang dibutuhkan adalah tak terhingga.

Beberapa hal penting dalam reaktor plug flow adalah:


1. Perhitungan dalam model reaktor plug flow mengasumsikan tidak terjadi
pencampuran (mixing) dan reaktan bergerak secara aksial bukan radial.
2. Katalisator dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik masukan dimana
katalisator ini diharapkan dapat mengoptimalkan reaksi dan terjadi penghematan.
3. Umumnya reaktor plug flow memiliki konversi yang lebih besar dibandingkan
dengan reaktor alir tangki berpengaduk dalam volume yang sama. Artinya, dengan
waktu tinggal yang sama reaktor alir pipa memberikan hasil yang lebih besar
dibandingkan reaktor alir tangki berpengaduk.

Di dalam reaktor alir pipa, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama sehingga waktu
tinggal () sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang mengalir melalui reaktor
ideal ini disebut dengan plug. Saat plug mengalir sepanjang reaktor alir pipa, fluida
bercampur sempurna dalam arah radial bukan dalam arah axial (dari arah depan atau
belakang). Setiap plug dengan volume berbeda dinyatakan sebagai kesatuan yang terpisah-
pisah (hampir seperti reaktor batch) dimana plug mengalir turun melalui pipa reaktor ini.

Reaktor alir pipa juga dikenal sebagi reaktor aliran piston atau reaktor aliran turbular.
Reaktor-reaktor tersebut memiliki persamaan diferensial biasa, dimana pemecahan
persamaan tersebut dapat diselesaikan jika boundary condition diketahui. Model reaktor
alir pipa digunakan untuk berbagi jenis fluida, seperti: cairan, gas, dan slurry. Walaupun
aliran turbulen dan difusi aksial menyebabkan pencampuran arah aksial pada berbagai
reaktor namun pada reaktor alir pipa kondisi ini memiliki efek yang kecil dan diabaikan.
Pada kasus model reaktor alir pipa yang paling sederhana, beberapa asumsi pokok harus
dibuat untuk menyederhanakan masalah ini. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua asumsi
ini perlu, namun pemindahan asumsi ini menambah kerumitan masalah.
Dari semua jabaran di atas tentang bioreaktor dan juga reaktor plug flow, jadi bisa diambil
kesimpulan bahwa bioreaktor plug flow adalah bioreaktor atau fermentator yang bekerja
dengan sistem melalui aliran di pipa tanpa terjadinya perubahan arah aliran. Meskipun
penggunaannya masih sedikit ditemui karena kebanyakan bioreaktor menggunakan sistem
batch khususnya bioreaktor yang memiliki mikroorganisme untuk dikembangkan.
Sedangkan plug flow bioreaktor biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi enzim. Waktu
tinggal yang seragam serta aliran yang cepat membuat bioreaktor plug flow menghasilkan
yield yang lebih besar.

2.2 Peran Bioreaktor Plug Flow Dalam Bioteknologi

Bioreaktor adalah sebuah wadah untuk melakukan proses kimia yang melibatkan organisme
atau substansi biokimia aktif yang diambil dari makhluk hidup. Biasanya bioreaktor
berbentuk silinder, berkisar dari beberapa liter sampai meter kubik, dan dibuat dari bahan
stainless steel.

Untuk melakukan produksi skala besar menggunakan bioreaktor dibutuhkan proses


peningkatan skala (scale up). Parameter kinetik merupakan acuan dalam peningkatan skala
bioreaktor. Parameter kinetik dalam bioreaktor ialah pengaturan suhu, pH, aerasi, agitasi,
dan agen antifoam. Pengaturan suhu dalam bioreaktor dilakukan dengan cara pemompaan
air dingin ke bagian jaket bioreaktor. Pengaturan pH dilakukan dengan cara pemberian
asam seperti HCl dan basa seperti NaOH. Agitasi dalam bioreaktor dibutuhkan untuk
homogenisasi isi bioreaktor dan aerasi dalam bioreaktor. Jika organisme dalam bioreaktor
bersifat aerob maka udara (oksigen) harus dimasukkan ke dalam bioreaktor. Udara dalam
bioreaktor dimasukkan melalui sparger yang berada di bawah. Dalam proses aerasi dan
agitasi kadang-kadang dihasilkan foam yang dapat mengganggu reaksi biokimia dalam
bioreaktor. Oleh karena itu, dibutuhkan agen antifoam untuk mencegah terjadinya foam.
Agen antifoam yang umunya dipakai dapat berupa minyak sawit ataupun tween.

Sebuah bioreaktor adalah suatu alat atau sistem yang mendukung aktivitas agensia biologis.
Dengan kata lain, sebuah bioreaktor adalah tempat berlangsungnya proses kimia yang
melibatkan mikroorganisme atau enzim yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme.
Bioreaktor dikenal juga dengan nama fermentor. Proses reaksi kimia yang berlangsung
dapat bersifat aerobik ataupun anaerobik. Sementara itu, agensia biologis yang digunakan
dapat berada dalam keadaan tersuspensi atau terimobilisasi. Contoh reaktor yang
menggunakan agensia terimobilisasi adalah bioreaktor dengan unggun atau bioreaktor
membran.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,
fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan
dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika,
kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan
yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang
sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas
baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis,
penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin,
antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi
yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis
Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan
lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-
penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun
AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita
stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan
tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi
rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan
sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman
biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari
polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri,
dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan
menggunakan bakteri jenis baru.

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika
terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme
tersebut. Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan
lahirnya organisme baru produk bioteknologi dengan sifat-sifat yang menguntungkan bagi
manusia.
Peran bioreaktor plug flow terhadap bioteknologi adalah bioreaktor plug flow sebagai
wahana atau media bioproses, perangkat yang digunakan di mana transformasi biokimia
disebabkan oleh aksi enzim atau sel-sel hidup terjadi.

2.3 Operasi Bioreaktor Plug Flow

Pada bioreaktor plug flow, reaktan atau substrat diinjeksikan ke dalam lintasan tengah,
sementara itu gas inert disalurkan melalui dinding pipa. Kita berasumsi bahwa hanya pada
dasar pipa terdapat endapan, akibat kondisi pipa yang panas.

Jika cairan atau substrat bergerak melewati pipa atau saluran besar dengan bilangan
Reynolds yang cukup besar, maka tidak ada variasi kecepatan aksial di sepanjang pipa.
Dengan asumsi fluida yang mengalir di sepanjang reaktor alir pipa inilah maka dikenal
sebagai aliran plug flow dimana tidak ada kemiringan konsentrasi atau temperatur di
koordinat radial.

Karena kecepatan gas adalah sama dimana-mana maka terjadi jalur arus secara konveksi
dan difusi dengan arah yang berbeda. Transportasi sepanjang jalur arus terjadi akibat
konveksi, sementara sepanjang tegak lurus arus terjadi akibat difusi. Setelah melalui proses
pemanasan , kemudian produk yang diinginkan akan keluar menuju exhaust.

Berbeda dari CSTR, umpan steril pada bioreaktor plug flow secara otomatis menunjukkan
konsentrasi nol biomassa pada aliran plug flow yang mencegah sebagian fluida berpindah
sepanjang pipa. Satu cara untuk mencegah masalah ini adalah dengan mendaur ulang
kembali (recycle) aliran dengan cara aliran yang masuk disuntik sebelum memasuki pipa.

Untuk reaksi tunggal dengan kinetika biasa, bioreaktor plug flow memiliki konversi
substrat yang tinggi dan konsentrasi produk tinggi daripada CSTR untuk volume setara.
Kebalikannya jika kinetikanya merupakan autocatalytic (laju reaksi yang tinggi seiring
dengan berkurang konsentrasi substrat). Untuk proses mikrobial, reaktor alir pipa biasanya
terdiri dari effluent konsentrasi produk yang besar. Tetapi syaratnya adalah inokulasi secara
terus-menerus dan sulit pada proses pertukaran gas. Untuk pertumbuhan eksponensial
mikrobial, CSTR lebih efisien daripada reaktor alir pipa.

2.4 Kesetimbangan Massa Bioreaktor Plug Flow

Kesetimbangan massa substrat A (CA) pada bioreaktor plug flow digambarkan seperti
gambar 2.1 di bawah.
0 = F (CA (CA + dCA)) + rA.dV................................................................ (2.1)

Gambar 2.1 Kesetimbangan massa bioreaktor plug flow

Pada densitas konstan (laju alir volumetrik F konstan) di seluruh bioreaktor plug flow,
didapatkan persamaan :

................................................................................ (2.2)
Keterangan :
= waktu tinggal
V = kecepatan volumetrik
F = laju alir
CA = konsentrasi substrat A
CA0 = konsentrasi substrat A pada ( = 0)
rA = laju reaksi substrat A

2.5 Kinetika Reaksi Bioreaktor Plug Flow


E
SP

Jika mengukur [S] (konsentrasi substrat) dan [P] (konsentrasi produk) terhadap waktu,
konsentrasi produk meningkat, konsentrasi substrat menurun.
Gambar 2.2 Grafik hubungan antara waktu dan konsentari

Pada bioreaktor plug flow, substrat memasuki salah satu ujung tabung silinder dan aliran
produk di ujung lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Kinetika reaksi bioreaktor plug flow

Dari gambar di atas didapatkan kinetika reaksi untuk bioreaktor plug flow seperti di bawah
ini:

[ S 0 ][ S] Vmt
=k m+
[S 0] ln [ S0 ] [S] .................................................................... (2.3)
ln
[S ]

2.6 Keunggulan dan Kekurangan Bioreaktor Plug Flow

Kelebihan yang dimiliki oleh bioreaktor plug flow antara lain sebagai berikut :
1. Tingkat perubahannnya besar dalam setiap volumenya
2. Bekerja dalam periode waktu yang cukup lama tanpa tenaga kerja sehingga upah
produksi rendah
3. Perpindahan kalornya baik
4. Operasinya terus menerus
Adapun kekurangan yang dimiliki oleh bioreaktor plug flow antara lain :
1. Sulit mengontrol temperaturnya
2. Tingginya temperatur yang tidak diinginkan dapat terjadi
3. Proses pemberhentian dan pembersihannya mahal

2.7 Aplikasi Bioreaktor Plug Flow Dalam Industri

Awalnya bioreaktor hanya digunakan untuk memproduksi ragi, ekstrak khamir, cuka, dan
alkohol. Namun, alat ini telah digunakan secara luas untuk menghasilkan berbagai macam
produk dari makhluk hidup seperti antibiotik, berbagai jenis enzim, protein sel tunggal,
asam amino, dan senyawa metabolit sekunder lainnya. Selain itu, suatu senyawa juga dapat
dimodifikasi dengan bantuan mikroorganisme sehingga menghasilkan senyawa hasil
transformasi yang berguna bagi manusia. Pengolahan limbah buangan industri ataupun
rumah tangga pun sudah dapat menggunakan bioreaktor untuk memperoleh hasil buangan
yang lebih ramah lingkungan.

Dalam industri, bioreaktor plug flow biasanya digunakan untuk pengolahan limbah air
buangan pabrik. Jadi air limbah dilewatkan ke dalam bioreaktor dan keluar dengan
rangkaian yang sama pada saat masuk. Bioreaktor plug flow juga biasanya digunakan
dalam industri pengolahan untuk biogas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bioreaktor plug flow adalah bioreaktor atau fermentator yang bekerja dengan sistem
melalui aliran di pipa tanpa terjadinya perubahan arah aliran.
Kelebihan yang dimiliki oleh bioreaktor plug flow antara lain sebagai berikut :
5. Tingkat perubahannnya besar dalam setiap volumenya
6. Bekerja dalam periode waktu yang cukup lama tanpa tenaga kerja sehingga upah
produksi rendah
7. Perpindahan kalornya baik
8. Operasinya terus menerus
Adapun kekurangan yang dimiliki oleh bioreaktor plug flow antara lain :
4. Sulit mengontrol temperaturnya
5. Tingginya temperatur yang tidak diinginkan dapat terjadi
6. Proses pemberhentian dan pembersihannya mahal
DAFTAR PUSTAKA

Heinzle, E., 2009, Introduction to Ideal Reactor, Technische Chemie.


Huck, Peter M., 1998, Design of Biological Processes for Organics Control, California,
Amer Water Works Assn.
John Tampion, M. D. Tampion, 1987, Immobilized cells: principles and applications,
Cambridge, Cambridge University Press.
Kristiansen, Ratledge C., 2001, Basic Biotechnology, Cambridge, Cambridge University
Press.
Lidn, Villadsen J., 2003, Bioreactor Engineering Principles, New York, Plenum Press.
Merck, 2005, What is biotechnology?, http://www.biotechinstitute.org/what_is/, diakses
pada 29 Desember 2015 pukul 06:48 WITA.
Smith JE., 2004, Biotechnology: Studies in Biology, Cambridge, Cambridge University
Press.

Anda mungkin juga menyukai