dengan kata lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini
untuk pimisahan. Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan
diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau bahan-
bahan yang mengapung mudah disisihkan terlebih dahulu. Proses flotasi banyak digunakan untuk
menyisihkan bahanbahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak
menggangguproses berikutnya (Tjokrokusumo, 1995).
Media filter untuk filtrasi air limbah terdiri atas empat komponen, yaitu pasir, kerikil, ijuk
dan arang. Masing-masing komponen ini memiliki fungsi yang berbeda. Dalam tabung
filtrasi, pasir ditempatkan pada lapisan pertama karena fungsi pasir adalah untuk menyaring
benda-benda yang bersifat makro dalam air limbah yang akan difilter. Pada lapisan kedua,
terdapat kerikil yang memiliki fungsi untuk menjernihkan air. Pada lapisan ketiga,
terdapat ijuk yang berperan dalam penyaringan benda-benda yang bersifat mikro. Sedangkan
pada lapisan terakhir, terdapat arang yang berfungsi untuk menghilangkan rasa, bau, dan
warna sehingga dapat dihasilkan air yang layak konsumsi.
Pengolahan air limbah secara fisik merupakan pengolahan awal (primary treatment) air
limbah sebelum dilakukan pengolahan lanjutan, pengolahan secara fisik bertujuan untuk
menyisihkan padatan-padatan berukuran besar seperti plastik, kertas, kayu, pasir, koral,
minyak, oli, lemak, dan sebagainya. Pengolahan air limbah secara fisik dimaksudkan untuk
melindungi peralatan-peralatan seperti pompa, perpipaan dan proses pengolahan selanjutnya.
Beberapa unit operasi yang diaplikasikan pada proses pengolahan air limbah secara fisik
diantaranya : penyaringan (screening), pemecahan/grinding (comminution), penyeragaman
(equalization), pengendapan (sedimentation), penyaringan (flitration), pengapungan
(floatation). (Sumada, 2012)
Pengolahan limbah secara fisika dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
filtrasi dan sedimentasi (pengendapan). Kedua metode ini adalah proses yang
paling umum dilakukan untuk memisahkan padatan terendapkan dari limbah
industri atau limbah rumah tangga. Menurut Manarung. (2004), pengolahan
limbah secara sedimentasi merupakan proses pengendapan senyawa organik
dalam limbah tanpa adanya perlakuan bantuan. Namun pengolahan sedimentasi
tidak efisien untuk digunakan, sebab prosesnya berlangsung lambat, apalagi jika
limbah berada dalam jumlah yang cukup besar meskipun biayanya relatif murah.
Pengolahan secara filtrasi merupakan pengolahan limbah dengan menggunakan
membran untuk menghilangkan warna yang ditimbulkan oleh kandungan
senyawa-senyawa organik (Schroeder., 1977) serta menghilangkan sebagian
mikroorganisme yang bersifat patogen (Carrol et al., 2000). Jika dibandingkan
dengan pengolahan sedimentasi, filtrasi memerlukan biaya yang relatif mahal.
Selain itu juga efektivitas dari membran cepat menurun karena pori-porinya
kemungkinan akan tertutup oleh partikulat-partikulat organik.
Baqie, Achmad. 2012. Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pengelolaan Limbah Cair, Efek Jenis Pasir
dan Ukuran Butiran Pada Saringan Pasir Lambat Untuk Mengolah Black Water Sebagai Aior Irigasi.
Yogyakarta : Teknolimbah.
Carroll K.C., Brooks G.F.,., Butel J.S., Morse S.A., & Mietzner T.A., 2013. Jawetz, Melnick,
& Adelbergs Medical Microbiology. 26th ed. New York: Mc Graw Hill.
Haryoto, K.P. 2010. Kualitas Air Bersih di Daerah Perkotaan. Gramedia. Jakarta
Manurung, T. 2012. Efektivitas Biji kelor (Moringa oleifera) pada Pengolahan Air Sumur Tercemar
Limbah Domestik. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMITS. Jakarta: Universitas Satya Negara Indonesia
Rahayu, E.S. 2015. Jobsheet Praktikum Filtrasi Media Butiran. Bandung: Politeknik
Negeri Bandung
Sumada, k. 2012. Pengolahan Air Limbah Secara Fisik. Jurusan Teknik Kimia. Universitas
Pembangunan Nasional. Jawa Timur
Tchobanoglous, G., 1991, Edisi ke tiga Teknik Sumber Daya Air, Erlangga,
Jakarta