Anda di halaman 1dari 5

Bocah Penyelamat Bumi

Karya : Niken Ajeng

Matahari bangkit dan menyapa dengan senyuman hangat seorang anak yang tinggal di
selusuk terpencil yang berada di kaki gunung. Disana bisa dibilang rajanya mangrove,
karna terdapat banyak hutan dan pepohonan yang rindang. Bocah itu sering dipanggil
Ozan. Bocah berusia 10 tahun itu kemudian mengambil air wudlu dan melaksanakan
salat subuh di masjid yang lokasinya bisa dibilang lumayan jauh dari rumahnya.
Meskipun begitu bocah itu tak pernah merasa malas sedikitpun apalagi mengantuk
disaat bocah bocah yang lain tidur lelap dan terbuai oleh mimpi mimpi mereka. Ozan
dengan hati yang tulus dan hanya mencari ridho Nya membuat ia bersemangat untuk
memenuhi panggilan adzan salat Shubuh. Setelah melaksanakan salat shubuh ia
membantu orang tuanya menyelesaikan pekerjaan rumah seperti menyapu dan
menyiram bunga. Ozan memang bocah laki-laki yang patuh dan selalu membantu
pekerjaan orang tuanya. 

Di sekolah, Ozan termasuk bocah yang rajin dan pandai. Ozan selalu menjadi bintang
kelas. Kepandaiannya tidak membuat ia tinggi hati kepada siapapun, bocah itu tetap
rendah hati dan pandai bergaul dengan teman temannya. Ada Mamat, Pero, Enggar, dan
Lala yang selalu bersama dengan Ozan. Mamat dan Pero tipe yang suka memberi
nasihat kepada teman. Enggar sosok yang pendiam dan tidak mudah putus asa. Lala
satu satunya cewe yang selalu bersama dengan mereka. la cewe yang tangguh dan agak
sedikit tomboi. 

Mereka biasanya menyempatkan waktu untuk berkumpul dan berbincang bincang di


lapangan mengenai suatu hal. 

"Hai,  jangan lupa nanti kumpul di lapangan setelah pulang sekolah!" ajak Ozan.

"Oke!" kata mereka 

Ketika sang surya mulai memancarkan sinar yang terik, bel di sekolah berbunyi
"tingtong" tanda bel untuk pulang sekolah. Ozan dan temannya bergegas untuk pulang
ke rumah. Sesampainya di rumah, Ozan segera ganti baju lalu makan siang. Setelah
makan siang, Ozan bergegas melaksanakan salat dzuhur di masjid bersama teman-
temannya. 

Setelah melaksanakan salat dzuhur, Ozan dan temannya berkumpul di lapangan untuk
membicarakan suatu hal. 
"Hai, kalian mendengar kabar di desa ini tidak?" tanya Ozan

"Kabar apa?" tanya Mamat dan Pero

"Hutan yang ada di desa ini akan ditebang" jawab Ozan

"Apa, hutan yang ada di desa ini akan ditebang?" tanya Lala

"Ya, aku nggak bohong" jawab Ozan

"Dari mana kau tau hutan yang ada di desa ini akan ditebang?" tanya Enggar

"Tadi aku lihat dan dengar sendiri ada seseorang yang sedang bicara dengan orang lain
mengenai rencana untuk menebang pohon yang ada di desa ini" jawab Ozan

"Tapi untuk apa mereka akan menebang pohon tersebut?" tanya Pero

"Katanya sih mereka ingin menebang pohon yang ada di hutan untuk dijadikan
perumahan" jawab Ozan

"Wah, ini nggak bisa dibiarin'' kata Enggar

"Betul itu, mereka tidak mempunyai hak memusnahkan hutan yang akan dijadikan
sebagai perumahan" kata Ozan

"Apalagi hutan yang ada di desa ini termasuk hutan lindung yang apabila hutan
tersebut musnah maka tidak ada lagi resapan air sehingga berpotensi mengakibatkan
banjir dan tanah longsor" kata Ozan

"Apa sebaiknya kita lapor sama pak kepala desa mengenai hal ini" kata Mamat 

"Oke!" kata mereka 

Akhirnya mereka semua setuju untuk memberitahukan hal ini kepada pak kepala desa.
Dari lapangan, mereka langsung menuju rumah pak kepala desa.

"Assalamu'alaikum" salam mereka

"Wa alaikumsalam" kata pak kepala desa

"Eh, kalian ada apa datang ke sini" tanya pak kepala desa

"Pak, kami mau memberitahukan mengenai suatu hal yang sangat penting" kata Ozan

"Hal penting apa?" tanya pak kepala desa penasaran

"Begini pak, hutan lindung yang ada di desa ini akan dijadikan perumahan" jawab Ozan

"Benarkah ucapan Ozan tersebut?" tanya pak kepala desa

"Benar pak, Ozan sendiri yang melihat dan mendengar ucapan seseorang tersebut yang
berencana menebang pohon-pohon yang ada di hutan yang akan dijadikan perumahan''
kata Pero
"Kalau begitu saya akan menemui orang tersebut sekarang juga" kata pak kepala desa

"Kalian semua juga harus ikut bapak menemui orang tersebut!" kata pak kepala desa

"Baik, pak!" kata mereka 

Pak kepala desa dan mereka semua bergegas menuju ke hutan. Disana mereka bertemu
dengan seorang pria. Mereka menghampiri pria tersebut.

"Permisi, apa yang sedang bapak lakukan disini?" tanya pak kepala desa

"Anda siapa ya?" tanya pria tersebut

"Perkenalkan, saya seorang kepala desa disini" jawab pak kepala desa

"Apa betul, bapak akan membangun perumahan di kawasan hutan lindung ini?" tanya
pak kepala desa

"Ya, tapi dari mana pak kepala desa tau kalau saya akan membangun perumahan
tersebut?" tanya pria tersebut

"5 bocah tersebut yang memberitahukan kepada saya tentang hal ini" jawab pak kepala
desa

"Pak saya beritahukan kepada bapak bahwa di kawasan hutan lindung dilarang
mendirikan bangunan perumahan" kata pak kepala desa

"Pak kepala desa, mengapa dilarang mendirikan bangunan perumahan di kawasan


hutan lindung ini?" tanya pria tersebut

"Kalau mau tau jawabannya, coba tanyakan pada mereka!" kata pak kepala desa

"Kenapa dik kok dilarang?" tanya pria tersebut

"Begini, saya akan jelaskan. Hutan lindung berfungsi sebagai daerah resapan air apabila
hujan. Jika di kawasan hutan lindung tersebut akan didirikan bangunan perumahan
maka hutan akan musnah dan tidak ada lagi daerah resapan air.  Apabila turun hujan
maka air tersebut tidak dapat diserap, dan lama kelamaan air tersebut semakin banyak
sehingga terjadi banjir dan tanah longsor.  Itulah sebabnya mengapa di kawasan hutan
lindung dilarang mendirikan bangunan perumahan" jawab Ozan "Betul itu, banjir dan
tanah longsor khususnya yang terjadi di lereng bukit seperti ini akan memakan banyak
korban jiwa. Jika hutan musnah maka satwa hutan masuk ke pemukiman warga karena
mereka kehilangan habitatnya" kata Lala.

"Supaya tidak terjadi banjir dan tanah longsor kita harus menjaga kelestarian hutan
dengan cara reboisasi, sistem tebang pilih dan terasering pada lahan yang miring" kata
Mamat.

"Dan jika ada seseorang yang merusak hutan seperti menebang pohon secara liar,
melakukan sistem ladang berpindah, dan membuang puntung rokok di hutan sehingga
terjadi kebakaran, maka orang tersebut harus diberi sanksi yang tegas" kata Pero .

"Nah, sekarang bapak sudah lebih tau kan karena lima anak ini telah mengingatkan
untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan khususnya pada kawasan hutan lindung"
kata Pak kepala desa.
"Ya, sekarang saya lebih mengerti dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Saya
berterimakasih kepada pak kepala desa dan lima bocah ini yang sudah memberitahukan
betapa pentingnya menjaga lingkungan. Sekaligus saya mohon maaf karena kesalahan
saya yang berencana akan membangun perumahan di kawasan hutan lindung ini. Saya
betul-betul merasa bersalah dan menyesal atas perbuatan tersebut" kata pria tersebut.

"Kita semua telah memaafkan bapak, dan yang terpenting semoga bapak tidak
mengulangi kesalahannya tersebut" kata Pak kepala desa.

"Terima kasih semuanya, saya tidak akan melupakan pengalaman ini dan kalian semua.
Untuk itu saya mau pamit untuk pulang ke rumah karena ini sudah sore" kata pria
tersebut.

"Baiklah, dan hati hati di jalan!" kata mereka semua.

Setelah pria tersebut pulang, pak kepala desa dan lima bocah tersebut juga ikut pulang
karena hari sudah sore.

"Saya berterimakasih banyak kepada bocah penolong alam ini yang sudah berjuang
untuk menyelamatkan lingkungan yang ada di desa ini. Kalian semua begitu peduli
terhadap lingkungan sekitar, sangat jarang sekali ada sekelompok bocah kecil yang
begitu bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian hutan. Saya sangat bangga kepada
kalian semua sebagai generasi muda yang semangat, tangguh, dan tidak mudah putus
asa. Dan saya berharap kalian semua tidak berhenti sampai disini, justru saya ingin
kalian terus berjuang untuk menolong lingkungan sekitar" kata pak kepala desa

"Kita juga berterima kasih karena bapak sudah mau membantu kami dalam
menyelesaikan masalah ini" kata mereka

"Tidak masalah, ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bapak sebagai kepala
desa" kata pak kepala desa

"Pak, kita semua pamit pulang ke rumah!" kata mereka

"Oke. Jangan lupa salam dari bapak untuk orang tua kalian" kata pak kepala desa

"Baik. Kita nggak akan lupa kok" kata mereka

        Ozan tiba di rumah pukul empat sore. Ia langsung melaksanakan salat ashar dan
setelah itu ia langsung mandi. Ketika sang surya sudah tidak menampakkan wajah lagi
terdengarlah suara adzan maghrib. Ozan bergegas untuk melaksanakan salat maghrib
setelah itu ia belajar dan mengerjakan pr yang diberikan oleh gurunya.  Lalu pada pukul
tujuh malam ia salat isya dan setelah itu ia makan bersama keluarganya. Selesai makan
Ozan pun menceritakan semua kejadian yang dialaminya hari ini termasuk kejadian
yang ia lakukan bersama empat temannya yang lain yaitu memberi tau dan
mengingatkan seorang pria tentang betapa pentingnya menjaga lingkungan,  sehingga
pria tersebut tidak jadi membangun perumahan di kawasan hutan lindung. Kedua orang
tuanya sangat bangga memiliki anak yang berjiwa sosial dan mencintai lingkungan
seperti Ozan.
Niken maafin aku ya, aku sudah seperti ini ke kamu……

Mungkin Niken sudah tau klo aku suka sama kamu/sebaliknya atau jga kamu memang
sengaja membiarkannya…..

Aku tak tahu sekarang aku ini sedang knp? Pikiran ku campur aduk saat ini, aku
bingung harus apa, dan bagaimana harus melakukannya….

Memang aku tidak berani berkata langsung kepadamu, aku malu, apakah pantas orang
aneh ini berbicara dgn mu, dekat dgn mu?

Mungkin ini memang curahan seseorang yg ANEH kepadamu…..

Maafin aku Niken aku tak tau harus apa, yg kubisa hanyalah menangis dalam
kesunyianku ini, aku memang orang yg cengeng…………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai