Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BADAN LAYANAN UMUM

DAERAH
(Studi Deskriptif Tentang Puskesmas Tulangan, Kabupaten Sidoarjo)

MUHAMAD DAYU SANTOSA

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara ,Fisip UniversitasAirlangga

Dayusantosa45@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the effectiveness of the policy implementation of the Regional Public Service Agency
(BLUD) at the Puskesmas Tulangan, Sidoarjo Regency. BLUD has been running since 2007 to improve the quality of
societal service to realize the government duties implementation and local government in promoting public welfare and
educating the nation. Until now there are still some problems of the implementation of BLUD in the field.This study
uses the theory of effectiveness by James L. Gibson. The study employed qualitative with descriptive research type. The
location of this study is at Puskesmas Tulangan as an internal institution of policy implementation and Bappeda,
BPKAD, and Dinas Kesehatan as external institution. The informants determined by the purposive method with the data
triangulation to check validity of the data. Data analysis techniques through data reduction, display data and
conclusions.The study finds that the policy of the Regional Public Service Agency (BLUD) at the Puskesmas Tulangan
has been effective. But the implementation of the BLUD policy at the Puskesmas Tulangan need to be improved.
Researcher advises the Social Agency as an external agency BLUD to improve human resources, as well as improve the
capacity of facilities and infrastructure.

Keywords : Effectiveness, Implementation, Policy, Regional Public Service Board, Puskesmas

Pendahuluan Kualitas pelayanan tersebut meliputi kegiatan aktifitas


aparatur negara untuk memenuhi permintaan pengguna
Pada era reformasi, tuntutan perubahan sering jasa, secara spesifik kegiatan tersebut merupakan
ditujukan kepada aparatur birokrasi menyangkut metode, prosedur maupun sistem yang ada sebagai
pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat, kesatuan untuk menghasilkan pelayanan yang
mengingat kehidupan yang memasuki era globalisasi memuaskan.
dari berbagai tatanan di pemerintahan pusat maupun
daerah terpencil. Pada dasarnya setiap manusia Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan
membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
dikatakan dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dari kehidupan manusia. Oleh karena itu pada dasarnya dengan aturan pokok dan tata cara yang
dibutuhkan reformasi pelayanan publik dengan ditetapkan.Oleh karena itu pelayanan publik
mengembalikan dan mendudukkan “pelayan” dan yang merupakan sebuah tanggung jawab yang harus di
“dilayani” kepengetian yang sesungguhnya. Pelayanan jalankan pemerintah atau dilaksanakan oleh instansi
yang seharusnya di tujukan pada masyarakat umum pemerintah baik itu di Pusat, di Daerah, maupun di
kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Semua jenis
negara. Kualitas pelayanan adalah standar yang harus pelayanan publik tersebut disediakan oleh pemerintah
di upayakan pemerintah jika ingin memberikan pusat maupun pemerintah daerah untuk melayani
kontribusi yang maksimal pada pengguna layanan jasa masyarakat. Peraturan menteri kesehatan republik
atau masyarakat. Saat ini upaya untuk memberikan Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat menjadi Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dalam pasal 2
perhatian utama bagi organisasi privat maupun publik. adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

1
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan Persyaratan teknis terpenuhi, apabila;
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan 1) Kinerja Pelayanan di bidang tugas dan fungsi
lebih mengutamakan upaya promotif danpreventif, layak dikelola ditinggkatkan pencapaiannya
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang melalui BLUD, sebagai mana
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. direkomendasikan oleh sekertaris daerah/
kepala OPD yang bersangkutan.
Puskesmas merupakan organisasi fungsional 2) Kinerja Keuangan OPD atau Unit Kerja Pada
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat OPD yang bersangkutan adalah sehat,
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan Sebagaimana di tunjukkan dalam dokumen
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif usulan penetapan BLUD.
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan Persyaratan administratif terpenuhi apabila OPD
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan atau Unit Kerja pada OPD yang bersangkutan dapat
masyarakat. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 menyajikan seluruh dokumen sebagai berikut:
2007 tentang pedoman Teknis Pengelolaan Badan 1) Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan
Layanan Umum Daerah menjelaskan bahwa OPD atau kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat
Unit Kerja dapat membentuk Badan Layanan Umum bagi masyarakat;
Daerah (BLUD) apabila tugas dan fungsinya adalah 2) Pola tata kelola.
meyelenggarakan pelayanan umum. Pelayanan umum
disebut diantaranya adalah penyediaan barang dan jasa
3) Rencana strategis bisnis.
layanan umum untuk meningkatkan kualitas dan 4) Laporan Keuangan pokok atau
kuantitas pelayanan kepada masyarakat. Penyediaan prognosa/proyeksi laporan keuagan.
barang dan jasa layanan umum diatas diutamakan 5) Standar pelayanan minimal.
untuk pelayanan kesehatan. Maka untuk menjalankan Laporan audit terakhir atau pernyaataan besedia
amanat tersebut, Pemerintah Daerah mendorong agar untuk di audit secara independen.
instansi-instansi kesehatan yang melakukan pelayanan
kesehatan secara langsung kepada masyarakat untuk Berikut ini adalah data rumah sakit dan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Puskesmas di indonesia yang statusnya BLUD penuh,
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pola BLUD bertahap, dan belum menerapkan BLUD
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas ditahun 2014:
kepada instansi kesehatan yang dapat menerapkan
PPK-BLUD menurut peraturan tersebut diantaranya Tabel I.1
adalah Rumah Sakit dan Puskesmas. Puskesmas di Indonesia yang statusnya
BLUD penuh, BLUD bertahap dan belum
Kementerian Kesehatan RI mewajibkan menerapkan BLUD di Tahun 2014
Puskesmas, terutama seluruh Puskesmas Rawat Inap di Status Puskesmas %
seluruh Indonesia menerapkan PPK-BLUD, agar Belum menerapkan BLUD 9462 97,84 %
Puskesmas dapat meningkatkan pelayanan kepada BLUD penuh 91 0,94 %
masyarakat dengan tenaga yang profesional. Demikian BLUD bertahap 118 1,22 %
pula Ditjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Total 9.671 100 %
Negeri RI sudah mendorong pemerintah daerah agar Sumber : keuda.kemendagri.go.id. depkes.go.id, diolah
menerapkan PKK-BLUD Bidang Kesehatan, yakni
melalui penerapan BLUD oleh Puskesmas di daerah. Berdasarkan tabel I.1 data dari Kementerian
Untuk itu diperlukan berbagai persyaratan mencapai Dalam Negeri menyebutkan bahwa sampai Desember
BLUD yang harus di penuhi OPD atau Unit Kerja 2014 Puskesmas yang sudah menerapkan BLUD
tersebut, Yaitu Persyaratan substantif, teknis dan sebanyak 91 Puskesmas atau 2 % dari total 9.671
administratif. Persyaratan substantif terpenuhi, Puskesmas di Indonesia, sedangkan 118 Puskesmas
apabila OPD atau Unit Kerja pada OPD yang masih dalam proses BLUD bertahap dan sisanya 9462
bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang Puskesmas belum menerapkan BLUD.
berhubungan dengan:
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan,
1) Penyediaan barang dan/atau jasa layanan masih banyak Puskesmas maupun Dinas Kesehatan
umum untuk meningkatkan kualitas dan yang kebingungan dalam mempersiapkan diri dalam
kuantitas pelayanan masyarakat. menerapkan PPK-BLUD. Untuk mengatasi
2) Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk permasalahan tersebut,maka selaku penyelenggara
tujuan meningkatkan perekonomian pelatihan manajamen BLUD yang berkomitmen penuh
masyarakat atau layanan umum. dalam percepatan penerapan BLUD di daerah. Sesuai
3) Pengelolaan dana khusus dalam rangka Surat Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor:
meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan 188/999/404.1.3.2/2015 dan Peraturan Bupati Sidoarjo
kepada masyarakat. Nomor 32 Tahun 2016 tentang Tata Kelola Badan

2
Layanan Umum Daerah Pada Pusat Kesehatan manusia (SDM) untuk melaksanakan pelayanan publik
Masyarakat Di Kabupaten Sidoarjo dari 26 Puskesmas yang optimal, salah satu nya adalah kekurangan tenaga
telah siap penuh menerapkan PPK-BLUD di kerja dokter dengan statusnya sebagai BLUD. Berikut
Puskesmas. Seperti Puskesmas Tulangan yang ini adalah data dokter umum dan dokter gigi yang
ditetapkan BLUD Sesuai Surat Keputusan Bupati berada di Puskesmas Sidoarjo:
Sidoarjo Nomor: 188/999/404.1.3.2/2015 tentang
penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan TABEL I.3
umum daerah pada pusat kesehatan masyarakat Data Tenaga Dokter Umum dan Dokter Gigi yang
(Puskesmas) bersamaan dengan 26 Puskesmas di Berstatus PNS Tetap di Seluruh Puskesmas Kabupaten
wilayah sidoarjo ditanggal 23 oktober 2015. Lalu pada Sidoarjo Tahun 2016
tanggal 7 Desember 2015 Puskesmas Tulangan NO PUSKESMAS DOKTER DOKTER Total %
ditetapkan sebagai Puskesmas rawat inap, sedangkan UMUM GIGI
pada tanggal 28 Januari 2016 ditetapkan pejabat 1 BALONGBENDO 4 1 5 3,59
2 TULANGAN 2 1 3 2,15
pengelola BLUD pada Puskesmas Sidoarjo. Berikut ini 3 BARENGKRAJAN 3 2 5 3,59
adalah anggaran Puskesmas Tulangan tahun 2015- 4 BUDURAN 3 1 4 2,87
2016: 5 CANDI 3 2 5 3,59
6 GEDANGAN 3 2 5 3,59
Tabel I.2 7 JABON 3 1 4 2,87
Anggaran Puskesmas Tulangan Tahun 2015-2016 8 KEDUNG SOLO 2 2 4 2,87
9 KEPADANGAN 3 1 4 2,87
10 KREMBUNG 4 1 5 3,59
Tahu APBD JAMKES BOK JKN Total
11 KRIAN 4 1 5 3,59
n DA 12 MEDAENG 5 2 7 5,03
2015 790.637.7 20.203.766 90.337.00 1.144.080. 2.045.298. 13 PORONG 8 2 10 7,19
14 PRAMBON 3 2 5 3,59
01 (0,98) 0 000 467 15 SEDATI 4 1 5 3,59
(38.65%) (4,41%) (55,93%) 16 SEKARDANGAN 5 1 6 4,31
17 SIDOARJO 4 2 6 4,31
2016 741.636.7 - 211.000.0 2.258.984. 3.211.621. 18 SUKODONO 5 1 6 4,31
21 00 692 413 19 TAMAN 8 2 10 7,19
20 TANGGULANGIN 3 2 5 3,59
(23,09%) (6,56%) (70,33%)
21 TARIK 4 1 5 3,59
Sumber : Data diolah dari Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo 22 TROSOBO 3 1 4 2,87
23 URANGAGUNG 3 2 5 3,59
24 WARU 4 3 6 4,31
Menurut tabel I.2 disebutkan total anggaran 25 WONOAYU 5 1 6 4,31
Puskesmas Tulangan pada tahun 2015 mencapai Rp. 26 GANTING 3 1 4 2,87
2.045.298.467 dana tersebut berasal dari APBD TOTAL 139 100%
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidoarjo diolah
sebesar Rp. 790.637.701 atau 38.65%, JAMKESDA
Rp. 20.203.766 atau 0.98%, Bantuan Operasional Dari data tabel I.3 di sebutkan Puskesmas
Kesehatan (BOK) Rp. 90.337.000 atau 4,41%, Tulangan memiliki tenaga Dokter Umum dan Dokter
Jaminan Kesehatan Nasional Rp 1.144.080.000, Gigi yang jumlahnya minim jika dibandingkan dengan
sedangkan total anggaran di tahun 2016 sebesar Rp. Puskesmas lainnya yang statusnya sebagai Puskesmas
3.211.621.413 dana tersebut berasal dari APBD BLUD di Kabupaten Sidoarjo. Meskipun status
sebesar Rp. 741.636.721 atau 23,09%, Bantuan Puskesmas di wilayah Sidoarjo sebagai BLUD, tetap
Operasional Kesehatan (BOK) Rp 211.000.000 atau menjadi perkerjaan Dinas Kesehatan Kabupaten
6,56%, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Rp. Sidoarjo dan Badan Kepegawaian Daerah Sidoarjo
2.258.984.692 atau 70,33%. Pada tahun 2015 dan 2016 (BKD) agar segera menambah jumlah tenaga medis
anggaran APBD menurun akan tetapi anggaran BOK yang kurang di berbagai Puskesmas berstatus BLUD
dan JKN terus meningkat. BLUD sendiri sudah diatur diagar mencapai mutu pelayanan yang maksimal.
dengan Permendagri No 61 Tahun 2007 tentang Berikut adalah pelayanan Puskesmas Tulangan
Pedoman Teknis Penggelolaan Keuangan Badan sebelum dan sesudah BLUD:
Layanan Umum Daerah(PPK-BLUD) karena itu status
Puskesmas Tulangan dirubah menjadi rawat inap agar
menggurangi pasien yang overload di rumah sakit
Sidoarjo, akan tetapi dengan status Puskesmas
Tulangan yang BLUD ada minimnya tenaga medis
seperti dokter yang berstatus PNS tetap pada
Puskesmas Tulangan.

Perubahan status Puskesmas Tulangan menjadi


BLUD akan tetapi dalam penerapannya masih adanya
kekurangan tenaga SDM, dalam penyelenggaraan
pelayanan publik di Puskesmas Tulangan Kabupaten
Sidoarjo banyak terjadi kekurangan sumber daya

3
Tabel 1.4 memerlukan dukungan dari masyarakat. Studi
Bentuk Pelayanan Sebelum dan sesudah terdahulu oleh Mahardiyan Ardianto tentang Analisis
BLUD di Puskesmas Tulangan Kesiapan Puskesmas dalam Perubahan Status Menjadi
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dalam Rangka
Sebelum Sesudah Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional di
non rawat inap rawat inap Kabupaten Jepara. Hasil penelitian menunjukkan
SPM SPP bahwa untuk persyaratan subtantif, persyaratan teknis,
Belum ada penambahan Sudah ada penambahan dan persyaratan administrasi sudah dipenuhi oleh
tenaga medis tenaga medis Puskesmas. Hasil penilaian administrative
Standar Akuntansi Standar Akutansi Keuangan menunjukkan bahwa semua Puskesmas sudah
Pemerintah
memperoleh semua penilaian di atas 80% sehingga
Sumber : Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo diolah
dapat dikategorikan sebagai BLUD Penuh, tetapi RBA
masih perlu direvisi. Hambatan yang dihadapi
Jadi menurut tabel 1.4 dijelaskan bahwa
Puskesmas terkait pemenuhan persyaratan RBA paling
Puskesmas Tulangan sudah berbenah diri dari sebelum
utama adalah SDM yang tidak memiliki latar belakang
BLUD dari segi pelayanan sebelum BLUD adalah non
akuntansi. Faktor pendorong yang utama adalah
rawat inap dan sesudah BLUD menjadi rawat inap, dari
keinginan bersama untuk memiliki pelayanan yang
segi pelayanan sebelum BLUD masih Standar
bermutu. Dengan penerapan BLUD di Puskesmas
Pelayanan Minimal (SPM) sesudah BLUD menjadi
maka pengelolaan dana JKN dapat dilakukan sesuai
Standar Pelayanan Publik (SPP). Dari segi sumber
dengan mekanisme keuangan daerah. Selain itu
daya manusia sebelum BLUD belum ada nya
penerapan BLUD ini juga dapat meningkatkan mutu
penambahan SDM, sesudah BLUD ada penambahan
pelayanan Puskesmas melalui fleksibilitas keuangan.
sumberdaya manusia walaupun bukan PNS tetap di
Puskesmas Tulangan. Dari segi akuntansi keuangan
sebelum BLUD masih menggunakan Standar Kerangka Teoritik
Akuntansi Pemerintah (SAP), dan sesudah BLUD
menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Kebijakan Publik
Berikut ini adalah data pengunjung pasien
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh
Puskesmas Tulangan 2014-2016: beberapa ahli terkait kebijakan publik diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah
Tabel 1.5
keputusan yang diambil oleh pemerintah, institusi
Total Kunjungan Pasien Puskesmas Tulangan maupun individu dengan memanfaatkan sumberdaya-
Tahun 2014-2016 sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan yang
sudah pasti sebagai bentuk respon terhadap
2014 2015 2016 permasalahan di masyarakat.
Sebelum BLUD Sebelum BLUD Sesudah BLUD
33.042 Pasien 33.992 Pasien 69.936 Pasien Implementasi Kebijakan Publik
BPJS BPJS BPJS
15.036 Pasien 16.610 21.681 Kebijakan atau policy dalam kamus Webster
(45,50%) (48,85%) (31,00%) dimaknai sebagai: “ a definite counse or method of
Non BPJS Non BPJS Non BPJS action selected( as by government, institution or
14.020 Pasien 11.534 39.843 individual) from among alternative presents and future
(42,43%) (33,93%) (56,97%) desicions”. Definisi ini tentu masih sangat bersifat
Sumber: Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo Diolah umum. Dalam konteks studi implementasi yang
dibicarakan disini tentu saja kebijakan yang selaku
Dijadikannya Puskesmas Tulangan menjadi dikaitkan oleh kepentingan publik, karena “ public
BLUD yakni bertujuan untuk adanya efektivitas dalam policy is what public administration implement”,
memberikan pelayanan kesehatan. Penerapan sebagai mana yang dikatakan oleh Nicholas Hendry
kebijakan atau program suatu organisasi dapat di lihat (Rochyati Wahyuni Triana, 2011:17).
tingkat keberhasilannya melalui efektivitas kebijakan
yang menaunginya. Pada kenyataannya dalam upaya Efektivitas Implementasi Kebijakan Publik
mencapai tujuan akhir organisasi harus mengenali
kondisi-kondisi yang dapat menghalangi tercapai nya Kebijakan yang telah disahkan dan dijalankan
tujuan. Hal tersebut menunjukkan secara jelas adanya diharapkan bisa berjalan dengan baik dan sesuai
pengaruh sumber daya manusia (SDM) dan partisipasi dengan tujuan awal dibuatnya kebijakan itu. Kebijakan
masyarakat terhadap efektivitas kebijakan, seperti di yang telah dibuat diharapkan bisa berjalan efektif dan
Puskesmas Tulangan terjadi minimnya sumber daya bisa dirasakan dampaknya dalam pembangunan suatu
manusia terutama dibidang kesehatan. Hal ini dipahami daerah. Karena efektivitas kebijakan dilaksanakan
bahwa sebuah organisasi dalam menetapkan kebijakan demi tercapai tujuan dari kebijakan itu sendiri.
bahkan sampai pada implementasi kebijakan Efektivitas yang dibangun dalam pelaksanaan

4
kebijakan pasti berdampak dan lebih efektif. Pembahasan
Efektivitas sebuah kebijakan akan berdampak positif
dalam sektor yang disasar sebagai tujuan kebijakan itu. Efektivitas Implementasi Kebijakan Badan
Layanan Umum Daerah di Puskesmas Tulangan
Metodologi Penelitian
Penetapan kebijakan Badan Layaanan Umum
Metode penelitian yang digunakan dalam Daerah di seluruh Puskesmas Kabupaten Sidoarjo telah
penelitian ini dengan memperhatikan perumusan berjalan 2 tahun. Dari perjalanan itu penetapan
masalah serta tujuan penelitian, metode penelitian yang kebijakan BLUD di seluruh Puskesmas Kabupaten
digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan Sidoarjo, dari kebijakan BLUD yang ditetapkan juga
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpengaruh terhadap APBD Kabupaten Sidoarjo.
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa Dibalik berberjalanya kebijakan ini terdapat proses dan
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, mekanisme dimana dalam penelitian ini peneliti
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan meneliti efektivitas implementasi kebijakan Badan
dengan cara diskripsi dalam bentuk kata-kata dan Layanan Umum Daerah di Puskesmas terutama pada
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan Puskesmas Tulangan.
dengan memanfaatkan berbagai metode. Pengertian
tentang metode kualitatif menurut Bogden dan Taylor, Dalam penelitian ini peneliti hendak
yaitu prosedur penelitian yang nantinya akan menjabarkan penyajian data yang diperoleh melalui
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis pengamatan dan wawancara dari pihak ekstenal BLUD
ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang seperti Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
diamati.( Moleong, Lexy J. 2005:Hal 6). (BPKAD) Dinas Kesehatan, Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah dan pihak internal BLUD adalah
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sidoarjo, Puskesmas Tulangan yang menerapkan kebijakan
khususnya di Puskesmas Tulangan. Fokus penelitian penetapan BLUD. Penjabaran penyajian data ini akan
ini sendiri adalah efektivitas implementasi kebijakan disajikan sesuai ukuran indikator yang telah
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada dikemukakan oleh Gibson mengenai efektivitas.
Puskesmas Tulangan.
Kejelasan Tujuan yang Hendak Dicapai
Penentuan informan dalam penelitian ini
menggunakan teknik Purposive Sampling, dimana Kebijakan Badan Layanan Umum Daerah ini
informan yang dipilih merupakan pihak yang memiliki telah berjalan pada tahun 2006, Tujuan kebijakan
posisi terbaik untuk memberikan informasi terkait Badan Layanan Umum Daerah di Puskesmas adalah
dengan permasalahan dalam penelitian ini. Pemilihan untuk lebih fleksibel dalam mengelola pendapatan
informan harus sesuai kriteria dan harus sesuai dengan anggaran di Puskesmasnya. Tujuan Puskesmas menjadi
topik penelitian. Selain itu, informan yang dipilih harus BLUD adalah untuk membangun kapasitas Puskesmas
tepat dan kredibel untuk bisa memberikan informasi tersebut, karena yang selama ini Puskesmas bergantung
sesuai dengan yang diinginkan. kepada dana APBD sebelum dijadikan BLUD,
sementara Puskesmas yang sudah di tetapkan BLUD
Pada penelitian ini teknik pemeriksaan itu tidak tergantung lagi dengan APBD Kabupaten
keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik Sidoarjo jadi dengan ditetapkannya BLUD Puskesmas
triangulasi. Triangulasi sumber yang dilakukan dalam lebih mandiri dan fleksibel dalam mengelola
penelitian ini yaitu dengan cara membandingkan dan anggarannya. Dalam pembentukan dokumen sebagai
melakukan pemeriksaan ulang atas data-data yang syarat BLUD meliputi subtantif, administratif, dan
terkumpul melalui waktu dan alat yang berbeda dalam teknis. Akan tetapi kendala yang dialami oleh
penelitian kualitatif dengan cara: Puskesmas Tulangan seperti kurangnya kesiapan
pegawai untuk melengkapi dokumen tiga persyaratan
• Membandingkan data hasil pengamatan BLUD. Pihak terkait akan implementasi kebijakan
(observasi) dengan data hasil wawancara BLUD adalah DPRD, Dinas Kesehatan, Bappeda,
mendalam. BPKAD, Inspektorat, dan Biro Hukum Sekda.
• Membandingkan data dari dokumen tertulis
dengan hasil wawancara mendalam. Kejelasan Strategi dan Pencapaian Tujuan
• Membandingkan data hasil wawancara
mendalam dari berbagai informan yang Keberlangsungan kebijakan Badan Layanan
berbeda. Umum Daerah di seluruh Puskesmas Kabupaten
Sidoarjo tak terlepas dari stategi yang telah dibuat dan
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo. Dimulai dari pemahaman SDM Puskesmas
tentang BLUD yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan

5
Kabupaten Sidoarjo, proses ini merupakan Perencanaan yang matang
penyempurnaan dari perjalanan kebijakan BLUD itu
sendiri. Strategi yang dilakukan Dinas Kesehatan Manajemen Pencapaian mendefinisikan
Kabupaten Sidoarjo adalah memberikan sosialisasi perencanaan adalah sebagai pengambilan keputusan
tentang tujuan ditetapkannya Puskesmas sebagai sekarang tentang hal-hal yang akan dilakukan
BLUD. strategi yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam satu kurun waktu tertentu dimasa depan.
maupun Puskesmas Tulangan lebih cenderung kepada Adapun indikatornya yaitu: (1) Jangka panjang, (2)
SDM dan sarana prasarana yang berada di Puskesmas. Jangka sedang, (3) Jangka pendek. Dalam
Sasaran BLUD puskesmas, lebih kepada masyarakat. perencanaannya untuk menjalankan operasionalnya
Maka hal tersebut sudah sesuai dengan dokumen ketiga Puskesmas Tulangan sebagai BLUD mengaju pada
persyaratan tersebut. Sistem anggaran di Puskesmas dokumen yang sudah ditetapkan yaitu mengacu kepada
Tulangan sebelum BLUD adalah RKA sesudah BLUD Rencana Bisnis Anggaran(RSB) dan Rencana Bisnis
menjadi RBA. Anggaran (RBA).

Proses Analisis dan Perumusan Kebijakan Penyusunan program yang tepat


Awal mulanya Dinas Kesehatan terinspirasi
dengan pembetukan Puskesmas BLUD yang di Dalam implementasi kebijakan BLUD perlu
Jogjakarta karena dari beberapa Puskesmas yang adanya suatu rencana yang pada dasarnya telah
berada di Jogjakarta tidak menggunakan dana APBD menggambarkan rencana yang konkret, yang terdiri
lagi melainkan dari pendapatan Puskesmas tersebut dari beberapa indikator, yaitu: (1) Sasaran, (2)
bebas mengelola sendiri pendapatannya, dari hal itu Prosedur, (3) Anggaran. penyusunan program yang
Dinas Kesehatan mengusulkan kepada DPRD untuk tepat adalah suatu rencana yang telah dibuat yang
Puskesmas Kabupaten di Sidoarjo menjadi BLUD. Jadi pada dasarnya rencana tersebut yang
pada tahun 2015 disahkanlah dasar hukum kebijakan menggambarkan rencana yang nyata untuk
BLUD di seluruh Puskesmas Kabupaten Sidoarjo dilaksanakan. Upaya Organisasi mencapai
sebagai berikut sasaranUntuk mencapai Sasaran yang dilakukan
• SK Bupati Sidoarjo Nomor: puskesmas Tulangan melakukan upaya kesehatan
188/999/404.1.3.2/2015 tentang Penerapan masyarakat dengan mengadakan sosialisasi. Akan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan tetapi SDM Puskesmas Tulangan untuk mencapai
Umum Pada Pusat Kesehatan Masyarakat sasaran sangat minim dan juga banyak SDM di
Kabupaten Sidoarjo. Puskesmas yang merangkap jabatan. Prosedur
Puskesmas Tulangan dalam mencapai sasarannya
• Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 32 tahun
sudah sesuai SOP. Anggaran dalam melakukan
2016 tentang Tata Kelola Badan Layanan
sosialisasi dalam operasionalnya Puskesmas Tulangan
Umum Daerah Pada Pusat Kesehatan
sudah tidak tergantung pada Dinas Kesehatan/APBD.
Masyarakat di Kabupaten Sidoarjo.
• Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 51 tahun
Tersedianya Sarana dan Prasarana
2016 tentang Pedoman Pemanfaatan
Pendapatan Fungsional Puskesmas sebagai
Dalam melaksanakan kebijakan BLUD di
BLUD.
seluruh Puskesmas Kabupaten Sidoarjo, Dinas
• Peraturan Bupati Nomor 5 tahun 2017 tentang Kesehatan selaku yang paham akan teknis kebijakan
Tarif Layanan pada Pusat Kesehatan tersebut. Di terapkan sarana dan prasarana yang
Masyarakat di Kabupaten Sidoarjo yang memadai sangat berpengaruh bagi efektivitas kerja dan
menerapkan PPK-BLUD. juga efektivitas implementasi kebijakan BLUD di
Puskesmas Tulangan, karena sarana dan prasarana
Dari sinilah dasar hukum yang berupa satu kebijakan
merupakan alat untuk Puskesmas dalam meningkatkan
dalam bentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo
kapasitasnya. UPTD Puskesmas Tulangan berusaha
diterbitkan dan menjadi peraturan baru dalam pola
untuk memenuhi keperluan sarana dan prasarana dari
pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
kebijakan penetapan BLUD di Puskesmas nya. Sarana
di seluruh Puskesmas Kabupaten Sidoarjo, yang
dan prasarana yang disediakan meliputi ruang rawat
selama ini dalam pengelolaan anggaran masih
inap, tersedianya ambulance baru serta ada
bergantung pada APBD Kabupaten Sidoarjo. Sehingga
penambahan kursi ruang tunggu bagi pasien untuk
Puskesmas Tulangan lebih mandiri dan fleksibel dalam
lebih nyaman pelayanan kesehatannya.
megelola anggaran.
Sistem Pengawasan dan Pengendalian

Dalam indikator ini sistem pengawasan


terletak dalam pengawasan pelaksanaan kebijakan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sistem

6
pengawasan ini lebih mengarah kepada sistem cenderung kepada SDM dan sarana
pengawasan dan pengendalian yang lebih mendidik prasarana yang berada di Puskesmas.
agar kebijakan Badan Layanan Umum Daerah dapat b. Sasaran Puskesmas Tulangan lebih
diterapkan oleh Puskesmas di seluruh Kabupaten kepada masyarakat. Maka hal tersebut
Sidoarjo, sehingga bisa melakukan pelayanan yang sudah sesuai dengan dokumen ketiga
baik kepada masyarakat dan menjadikan pelaksanaan persyaratan tersebut.
kebijakan tersebut menjadi efektif. Dari kebijakan c. Sistem anggaran Puskesmas Tulangan
BLUD ini dari segi pengawasan dan pengendalian dari sebelum BLUD masih RKA setelah
pihak eksternal BLUD seperti Dinas Kesehatan, BLUD menjadi RBA.
BAPPEDA, BPKAD, dan Inspektorat, secara teknis
dan koordinasi Dinas Kesehatan lebih mengetahui 3. Proses analisis dan perumusan kebijakan
antar Puskesmas di Kabupaten Sidoarjo. Diadakan Kebijakan ini di tetapkan di Puskesmas untuk
evaluasi setiap 1 bulan 2x pertemuan antara pihak tidak mengunakan dana APBD dalam
dinas kesehatan dan seluruh Puskesmas di Sidoarjo dan pengelolaanya dalam operasionalnya, karena
dilakukakannya akreditasi Puskesmas. Sistem dana APBD Kabupaten Sidoarjo yang terbatas
Pengawasan dan Pengendalian Untuk sistem 4. Perencanaan yang matang
pengendalian Dinas Kesehatan ditunjuk untuk Dalam menjalankan operasionalnya
membina seluruh kepala Puskesmas hingga stafnya Puskesmas Tulangan sebagai BLUD mengaju
dalam pelaksanaan kebijakan BLUD di masing-masing pada dokumen yang sudah ditetapkan, yaitu
Puskesmas dengan mengadakan pelatihan serta diskusi mengacu kepada Rencana Bisnis
selama dua kali pertemuan dalam satu bulan untuk Anggaran(RSB) dan Rencana Bisnis
membahas dan membina secara teknis penerapan Anggaran (RBA).
BLUD di Puskesmasnya.
5. Penyusunan Program yang tepat
Kesimpulan a. Untuk mencapai Sasaran yang dilakukan
Puskesmas Tulangan melakukan upaya
Dari data yang diperoleh peneliti selama kesehatan masyarakat dengan
penelitian ini langsung, kemudian data yang diperoleh mengadakan sosialisasi. Akan tetapi
disajikan dan di analisis serta di interpretasi data-data untuk mencapai sasaran ada kendala yang
pada bab sebelumnya dan pada bab ini peneliti akan dihadapi Puskesmas Tulangan yaitu
menyimpulkan hasil dari penelitian ini serta dengan SDM nya yang minim dan banyak
rekomendasi beberapa saran yang nantinya mungkin SDM di Puskesmas Tulangan masih yang
akan jadi pertimbangan di kemudian hari. rangkap jabatan.
b. Puskesmas Tulangan dalam mencapai
1. Kejelasan Tujuan yang Hendak Dicapai sasarannya sudah sesuai SOP
a. Tujuan Puskesmas menjadi BLUD adalah c. Dalam melakukan sosialisasi dalam
untuk membangun kapasitas Puskesmas operasionalnya Puskesmas Tulangan
tersebut, karena yang selama ini Puskesmas sudah tidak tergantung pada Dinas
bergantung kepada dana APBD sebelum Kesehatan/APBD.
dijadikan BLUD, sementara Puskesmas yang
sudah di tetapkan BLUD itu tidak tergantung 6. Untuk sarana dan Prasarana Puskesmas
lagi dengan APBD Kabupaten Sidoarjo jadi Tulangan memiliki rawat inap, dan
dengan ditetapkannya BLUD Puskesmas lebih penambahan ambulance dan tenaga medis
mandiri dan fleksibel dalam mengelola yang statusnya tidak tetap.
anggarannya.
b. pembentukan dokumen sebagai syarat BLUD 7. Sistem pengawasan dan pengendalian
meliputi subtantif, administratif, dan teknis. Diadakan evaluasi setiap 1 bulan 2x
c. kendala yang dialami oleh Puskesmas pertemuan antara pihak dinas kesehatan dan
Tulangan seperti kurangnya kesiapan pegawai seluruh Puskesmas di Sidoarjo dan
untuk melengkapi dokumen tiga persyratan dilakukakannya akreditasi Puskesmas.
BLUD.
d. Pihak terkait DPRD, Dinas Kesehatan, Setelah dilakukannya penelitian di lapangan
Bappeda, BPKAD, Inspektorat, dan Biro dapat dikatakan bahwa kebijakan Badan Layanan
Hukum Sekda. Umum Daerah di Puskesmas telah berjalan efektif, hal
itu dibuktikan dengan memiliki kejelasan tujuan yang
2. Kejelasan Strategi dan Pencapaian Tujuan hendak dicapai seperti Puskesmas menjadi BLUD
a. Strategi yang dilakukan Dinas Kesehatan adalah untuk membangun kapasitas Puskesmas
maupun Puskesmas Tulangan lebih tersebut, karena yang selama ini Puskesmas bergantung
kepada dana APBD sebelum dijadikan BLUD,

7
sementara Puskesmas yang sudah di tetapkan BLUD Daftar Pustaka:
itu tidak tergantung lagi dengan APBD Kabupaten
Sidoarjo. Jadi dengan ditetapkannya BLUD Puskesmas Erna Setijaningrum, 2011. Buku Ajar Analisis
lebih mandiri dan fleksibel dalam mengelola Kebijakan Publik. Surabaya: PT. Revka Petra
anggarannya. Dalam implementasi Badan Layanan Media.
Umum Di Puskesmas Tulangan upaya yang dilakukan
ialah pembentukan dokumen sebagai syarat Badan Inu Kencana Syafiie, Djamaludin Tandjung, Supardan
Layanan Umum Daerah meliputi subtantif, Modeong, 1999,
administratif, dan teknis. Akan tetapi masih memiliki Ilmu Administrasi.
beberapa kendala yang dialami Puskesmas Tulangan
yaitu kurangnya kesiapan pegawai untuk melengkapi Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan
dokumen tiga persyaratan Badan Layanan Umum Publik. Yogyakarta
Daerah (BLUD) dan ditemukannya rangkap jabatan di
struktur organisasi dikarenakan minimnya SDM di Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian
Puskesmas Tulangan. Kualitatif. Bandung:
Dari segi peningkatan kualitas sumberdaya PT Remaja Rosdakarya.
manusia belum ada peningkatan di karenakan masih
dalam proses transisi dari yang semula belum James L.Gibson , John M. Ivancevich, James H.
menerapkan Badan Layanan Umum Daerah menjadi Donelly Jr. Editor Agus Dharma SH. M . Ed.
Badan Layanan Umum Daerah di Puskesmas 1987, Organisasi prilaku, struktur, proses .
Tulangan. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya Penerbit Erlangga. Jakarta.
sosialisasi antara Dinas Kesehatan dengan Puskesmas
Tulangan untuk meningkatkan kualitas SDM di Steers, M. Richard. 1985. Efektivitas Organisasi.
Puskesmas Tulangan. Jakarta: Erlangga.

Dari segi pengelolaan anggaran Puskesmas Permendagri 61 tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis
Tulangan sekarang sudah menjadi Rencana Bisnis Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Anggaran (RBA) yang dimana dalam biaya Daerah.
operasionalnya telah dikelola secara mandiri oleh
Puskesmas Tulangan tanpa tergantung kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.

Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai


efektivitas implementasi kebijakan badan layanan
umum daerah di Puskesmas Tulangan bisa dikatakan
efektif akan tetapi ada beberapa temuan yang menjadi
pelaksana kebijakan BLUD di Puskesmas Tulangan
oleh karena itu peneliti coba memberi beberapa saran
dan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah
Daerah Kabupaten Sidoarjo. Beberapa saran tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Terkait masalah SDM di Puskesmas Tulangan


banyak pejabat BLUD di Puskesmas Tulangan
banyak yang merangkap jabatan dalam
organisasi kebijakan BLUD di Puskesmasnya
serta kurang nya kesiapan SDM dalam
menghadapi perubahan status BLUD.
Diharapkan adanya penambahan SDM guna
mengisi kekosongan jabatan pada struktur
organisasi BLUD.
2. Puskesmas Tulangan sebagai BLUD diharap
kan terus meningkatkan kapasitasnya untuk
mencapai pelayanan kesehatan yang
diharapkan oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai