Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) I

DESA TINGGEDE
KECAMATAN MARAWOLA
KABUPATEN SIGI

OLEH :

A M S A L
1811071045

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I Mahasiswa Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu di Desa Tinggede
Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi ini telah diperiksa dan disetujui.

Palu, Juli 2020

Menyetujui,
Pembimbing Lapangan Kepala Desa Tinggede

Dra. Hj. Herlina Yusuf, M.Kes


Abdul Jabar D. Basaua
NBM : 992738

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Sudirman, S.K.M., M.Kes


NBM : 983 225

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas,
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan dan
menyelesaikan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I di desa Tinggede,
Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi yang berlangsung selama 13 hari mulai
tanggal 15 Juni sampai 27 Juni 2020.
Kami menyadari bahwa laporan pengalaman belajar lapangan (PBL) I ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, materi, maupun susunannya.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan penyusunan laporan ini.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak :
1. Dr. H Rajindra, SE., MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Palu.
2. Sudirman, S.K.M., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muham 21 adiyah Palu, beserta Wakil Dekan I, Wakil
Dekan II dan Wakil Dekan III
3. Dra. Hj. Herlina Yusuf, M.Kes selaku pembimbing mata kuliah
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I
4. Eka Prasetia Hati B, S.Pd., MPH Selaku Supervisi
5. Abdul Jabar D. Basaua selaku Kepala Desa Tinggede yang telah bersedia
menerima mahasiswa PBL I
6. Jamaludin S.Sos selaku kepala Dusun IV, yang telah membantu kami
selama berada di Wiyahnya melakukan pendataan.

Akhirnya atas segala bimbingan dan bantuannya dari semua pihak, baik
secara moral maupun material semoga dapat bermanfaat untuk kepentingan dan
kemajuan dimasa yang akan datang.

Desa Tinggede, Juli 2020


Penyusun

AMSAL
NPM. 1811071045

DAFTAR ISI

iii
Halaman
HALAMAN JUDUL…..………………………......……………………... I
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ Ii
KATA PENGANTAR …...……………………………….........…............ Iii
DAFTAR ISI ………………...…………........….....………………........... V
DAFTAR TABEL........................................................................................ Vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... Ix
DAFTAR SINGKATAN............................................................................. X
BAB I. PENDAHULUAN...…………………….....………………........... 1
A. Latar Belakang…………………………………….................……. 1
B. Maksud dan Tujuan PBL……………………......……..………… 3
C. Manfaat Pengalaman Belajar Lapangan………………..……....... 4
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI.................................................. 5
A. Sejarah Desa...................................................................................... 5
B. Keadaan Geografis. Dan Demografi................................................. 7
C. Keadaan Sosial Budaya..................................................................... 7
D. Status Kesehatan............................................................................... 8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 9
A. Pengertian Virus Corona.................................................................. 9
B. Pengertian Covid-19......................................................................... 9
C. Cara Penularan Virus Covid-19....................................................... 10
D. Gejala Covid-19.............................................................................. 10
E. Pencegahan Covid-19...................................................................... 10
F. Proses Awal Munculnya Covid-19……………………………… 12
G. Penyebaran Covid-19 di Dunia......................................................... 13
H. Penyebaran Covid-19 di Indonesia.................................................. 15
I. Covid-19 di Sulawesi Tengah......................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 23
A. Hasil Kegiatan.............................................................................. 23
B. Pembahasan................................................................................... 50
C. Penentuan Masalah dan Prioritas Masalah………………………. 46
D. Faktor Pendukung dan Penghambat…………………………… 47
BAB V PENUTUP.................................................... 49
E. Kesimpulan............................................................................. 49
F. Saran................................................................................... 49

LAMPIRAN.................................................................................................
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman


Tabel 2.1 Sejarah Pemerintahan Desa Tinggede................................. 7
Tabel 2.2 Kondisi Sosial Budaya Desa Tinggede............................. 9
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........... 28
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur................... 29
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan............ 29
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan … 30

iv
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan............... 31
Tabel 4.6 Distribusi Responden Jumlah Penghasilan KK................... 31
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kasus covid-19……….. 32
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Aparat/Satgas…….. 32
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Cuci tangan……. 33
Tabel 4.10 Distribusi Responden Terhadap Masker………………… 34
Tabel 4.11 Distribusi Responden Terhadap Penerapan PHBS……… 34
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan karantina Mandiri……….. 35
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Petugas Desa….. 35
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Petugas Kesehatan.. 36
Tabel 4.15 Distribusi Responden jaga jarak Physical distensing…. 37
Tabel 4.16 Distribusi Responden Status Kesehatan………………… 38
Tabel 4.17 Distribusi Responden Mengganti pakaian 38
Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Ibadah dirumah Ibadah….. 39
Tabel 4.19 Distribusi Responden Informasi Covid-19………….. 40
Tabel 4.20 Distribusi Responden Siapa yang beresiko…………. 41
Tabel 4.21 Distribusi Responden Berdasarkan berapa sering keluar rumah 41
Tabel 4.22 Distribusi Responden Penyebab Covid-19……….. 48
Tabel 5.1 Tabel Carlu…………..

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Daftar Hadir......................................................................................... xix
2. Surat Permohonan Izin....................................................................... xxii
3. Rekomendasi.............................................................................. xxxi
4. Dokumentasi........................................................................................ v

DAFTAR SINGKATAN

SDM : Sumber Daya Manusia


PBL : Pengalaman Belajar Lapangan
KM : Kilometer
M : Meter
RT : Rukun Tetangga
KK : Kepala Keluarga
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama

v
SMA : Sekolah Menengah Atas
PNS : Pegawai Negeri Sipil
RI : Republik Indonesia
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
FKM : Fakultas Kesehatan Masyarakat
UMP : Universitas Muhammadiyah Palu

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis.
Keberhasilan pembangunan kesehatan erat kaitannya dengan kualitas pelayanan
kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu, telah dihadirkan dihampir setiap wilayah di Indonesia. Namun
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan masih menjadi kendala.
Kesehatan masyarakat sebenarnya bukan hasil pekerjaan medis semata, tetapi
merupakan hasil interaksi faktor-faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik
(H. L. Blum). Sehingga penanganan masalah kesehatanpun mesti dilakukan dengan cara yang
komprehensif dengan memperhatikan banyak faktor yang terkait, salah satunya adalah
munculnya penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sebagaimana kita ketahui
bersama saat ini dunia kesehatan khususnya indonesia diperhadapkan dengan Pandemi covid-
19, munculnya suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut covid19 yang
berdampak pada seluruh aktifitas kehidupan, seperti membatasi aktifitas kumpul dan menjaga
jarak yang berakibat pada aktifitas pendidikan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Unismuh Palu sebagai salah satu lembaga pendidikan
di Sulawesi Tengah yang tidak luput dari imbas pandemi covid19 dalam upaya meningkatkan
SDM Kesehatan serta mencetak Sarjana Kesehatan Masyarakat yang siap menghadapi
tantangan disegala kondisi dan situasi mengambil kebijakan untuk tetap menurunkan
mahasiswa melakukan PBL I di lingkungan tempat tinggal masing-masing dengan instrument
yang dititik beratkan pada masalah Pandemi covid19.

7
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) adalah salah satu bentuk cara pengajaran kepada
mahasiswa, disamping Pengalaman Belajar Ceramah (PBC), Pengalaman Belajar Praktik
(PBK)dan Pengalaman Belajar Diskusi (PBD).
Keempat bentuk pengalaman belajar tersebut di atas, akan menjadi suatu kesatuan
yang saling memperkuat kemampuan mahasiswa dalam proses mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan. PBL merupakan proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional
dibidang kesehatan masyarakat bagi mereka menyandang predikat Sarjana Kesehatan
Masyarakat(SKM).
Kemampuan profesional tersebut adalah :
1. Menetapkan diagnosa kesehatan komunitas yang mampu mengidentifikasi menyusun
masalah kesehatan masyarakat.
2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan mengembangkan program
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat, dan upaya peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat terutama menyangkut promotif dan preventif.
3. Bertindak sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti dibidang kesehatan
masyarakat.
4. Melakukan pemberdayaan masyarakat
5. Bekerjasama dengan suatu tim multidisiplin keilmuan.
6. Menyusun laporan PBL
Untuk mendukung kemampuan tersebut, peranan ini diperlukan pengetahuan
mendalam tentang masyarakat. Pengetahuan ini antara lain mencakup kebutuhan dan
permintaan, sumber daya yang bisa dimanfaatkan, angka-angka kependudukan dan cakupan
program, dan bentuk bentuk kerjasama yang bisa digalang. Dalam hal ini, dibutuhkan data
penting, yaitu :
a. Data Sekunder
b. Data Primer
Data tersebut harus mampu dikumpulkan dan dianalisis, sehingga diagnosa komunitas
dapat ditegakkan. Oleh sebab itu, pelaksanaan PBL ini harus dilakukan dengan benar, karena
sangat diharapkan dapat menyelesaikan masalah – masalah kesehatan masyarakat.
8
Seperti yang telah diuraikan di atas maka adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam
PBL I terdiri dari pengambilan data dan analisis data untuk memudahkan mahasiswa dalam
mengumpulkan data, mahasiswa dibekali dengan menggunakan aplikasi ODK Collect yang
bisa di dapatkan pada aplikasi HP android. Pada dasarnya jenis pengambilan data yang
dilakukan adalah sensus, dikatakan demikian karena pendataan dilakukan pada Rumah
Tangga yang termasuk sebagai KK dalam suatu lingkungan. Kemudian data yang diperoleh
tersebut akan digunakan sebagai bahan intervensi pada PBL berikutnya, dalam upaya
membantu masyarakat dan pemerintah untuk memecahkan masalah kesehatan yang ada.
B. MAKSUD DAN TUJUAN PBL
a.  Tujuan Umum :
1. Meningkatkan dan menumbuhkembangkan kemampuan dasar di bidang kesehatan
masyarakat.
2. Menumbuhkembangkan kemampuan mendekati problem kesehatan masyarakat
secara komprehensif
3. Meningkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat dalam menangani
permasalahan kesehatan masyarakat.
b. Tujuan Khusus :
PBL I dilaksanakan pada semester IV dengan harapan agar mahasiswa mampu untuk :
1. Mengenali dan memahami keadaan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang
ada.
2. Mengenal dan memahami tata nilai/norma yang ada dalam masyarakat
3. Bekerja sama secara tim dalam melaksanakan kegiatan
4. Dapat mengumpulkan data primer dan data sekunder serta melaksanakan identifikasi
masalah dari data tersebut
5. Bersama – sama dengan masyarakat dalam menentukan masalah kesehatan setempat.
6. Mengenal tujuan pokok dan fungsi sarana pelayanan kesehatan masyarakat (Pustu,
Puskesmas, Puskesmas Plus, Rumah Sakit Kab/Kota, RSU. Porvinsi).
7. Mengenal dan memahami institusi lain dan organisasi lain yang terkait dengan bidang
kesehatan.
9
8. Bersama dengan masyarakat membuat prioritas masalah yang berhubungan dengan
status kesehatan mayarakat, berdasarkan penentuan masalah pada PBL I.
9. Bersama dengan masyarakat membuat prioritas pemecahan masalah/intervensi
masalah, kemudian diseminarkan oleh mahasiswa di lokasi masing – masing.
10. Mempersiapkan pelaksanaan program intervensi pada PBL II berikutnya.
11. Membuat laporan PBL I sebagai bahan kegiatan pada PBL I.

C. MANFAAT PBL
1. Manfaat Bagi Instansi
Adapun manfaat kegiatan PBL I bagi Instansi kesehatan adalah sebagai tambahan
acuan dalam menetapkan kebijakan kesehatan khususnya dalam perencanaan program-
program kesehatan.
2. Manfaat Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat kegiatan PBL I bagi mahasiswa yaitu :
a) Mendapatkan pengalaman dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat.
b) Mengetahui keadaan sosial budaya masyarakat di desa Tinggede.
c) Mengetahui keadaan ekonomi, lingkungan dan kondisi kesehatan masyarakat desa
Tinggede.
3. Manfaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Adapun manfaat kegiatan PBL I bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat yaitu
mewujudkan program perguruan tinggi dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.
4. Manfaat Bagi Masyarakat
Adapun manfaat kegiatan PBL I bagi masyarakat yaitu agar masyaraka mengetahui
masalah-masalah kesehatan khususnya covid19 yang ada di desa Tinggede, Kecamatan
Marawola Kabupaten Sigi, serta mengetahui bagaimana solusi dan pemecahannya.

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Sejarah Desa

10
Desa Tinggede berdiri berdasarkan informasi yang diperoleh, baik melalui dokumen
dan atau foto maupun penuturan dari para tokoh adat dan tokoh masyarakat bahwa sebelum
bernama desa tinggede, desa ini dulu bernama “Kampung Kayu Marawola” dan kemudian
pada tahun 1964 nama Marawola dijadikan sebagai nama Kecamatan Marawola yang
berkedudukan di desa Binangga.

Nama Kampung Kayu Marawola di ambil dari nama kayu yaitu Kayu Marawola
sampai pada suatu hari datanglah seseorang yang berasal dari kampung seberang sungai palu
bernama “Tinggede” untuk bercocok tanam tepatnya disebuah Dusun bernama Dusun
Malaya Wilayah Kampung kayu Marawola, Beliau hidup bertahun-tahun ditempat ini sampai
ia wafat. Sebagai penghargaan atas pengabdiannya dikampung ini maka namanya diabadikan
menjadi nama Desa yaitu “Desa Tinggede”. Pada Tahun 1964 Marawola dijadikan Nama
Kecamatan yaitu Kecamatan Marawola dengan Ibukotanya Desa Binangga.
Pada zaman penjajahan belanda kampong Tinggede (marawola) berkembang menjadi
desa dibawah naungan kerajaan palu (ngata pitu nggota) setelah Indonesia merdeka pada
tahun 1945 perkembangan desa tinggede sangat pesat. Dibawah kepemimpinan kepala desa
pertama yaitu YUMBANGUDU dibawahi distrik palu periode masa penjajahan
belanda dan pada masa penjajahan jepang dibawah kepemimpinan LAWEGIMPU.

Dataran desa Tinggede kurang lebih 13 (Tiga Belas) meter dari permukaan laut,
penduduk yang mendiami adalah suku kaili ledo yang mayoritas beragama islam dan jarak
dari ibu kota provinsi kurang lebih 5 (Lima) kilometer. Selanjutnya pada tahun 1964 distrik
marawola dipindahkan ke desa binangga dengan alas an mendekatkan layanan administrasi
terhadap wilayah dibawah naungan marawola dalam hal ini dusun-dusun yang berada
didaerah pegunungan vawu (disebut kaili da’a).
Setelah Sulawesi Tengah berdiri pada tahun 1964 desa tinggede masuk dalam
pemetaan kecamatan marawola kabupaten donggala sampai pada tahun 2008, desa
tinggede memekarkan diri menjadi dua desa yaitu desa tinggede dan desa tinggede selatan
pada tahun 2008, selanjutnya kabupaten sigi terbentuk pada bulan juli 2008 kecamatan

11
marawola masuk dalam pemetaan wilayah kabupaten tersebut sampai pada saat ini. Dengan
demikian, terang menderanglah desa tinggede di era modern.
Selama berdirinya telah dipimpin 18 Kepala Desa, seperti yang tercantum dari
Dokumen Desa secara berurutan : Sejarah pemerintahan desa Tinggede dijabarkan dalam
tabel 2.1.
1. Tabel 2.1
Sejarah Pemerintahan Desa Tinggede
No Periode Jabatan Nama Kepala Desa Keterangan
1 ….-1918 Yumbangudu Almarhum
2 1918-1953 Lawegimpu Almarhum
3 1953-1957 Tayebo Almarhum
4 1957-1959 Ladjudo Almarhum
5 1959-1962 Usman Gawurante Almarhum
6 1962-1967 Lamidji Almarhum
7 1967-1979 Lamudjido Almarhum
8 1979 Gaemabo. Almarhum
9 1979-1983 Abd. Hamid Masturu
10 1984-1994 Ismail B. Malaringgi
11 1994-2002 Ridwan Laonci
12 2002-2005 Taharudin Lamidji
13 2006-2010 Yunus Lamudjido
14 2011-2017 Aslam L. Bongo
15 2018 Leman, S.Sos Pelaksana Tugas
16 28-9-2018 Andi Zui Pawalangi Pelaksana Tugas
17 2018-2019 Yunus Lamudjido Pelaksana Tugas
18 2019-2025 Abdul Jabar D. Basaua Definitif-sekarang

B. Keadaan Geografis dan Demografis


1. Kondisi Geografis
Desa Tinggede merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Marawola
Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah dengan Luas Wilayah +12.000 ha. Pada
Umumnya 99 % adalah Daratan, terletak pada ketinggian + 13m diatas permukaan Laut,
secara administratif terdiri dari 6 (enam) Dusun dan 31 RT, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
12
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Palu (Kel.Tavanjuka)
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tinggede Selatan
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Baliase
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Palu
Dengan kondisi wilayah yang berada tepat di garis khatulistiwa, menjadikan wilayah
Desa Tinggede memiliki suhu udara yang cukup panas. Berdasarkan hasil pencatatan suhu
udara pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu, sepanjang Tahun 2012, suhu udara tertinggi
terjadi di Bulan Oktober yakni 28,8 oC dan terendah pada Bulan Juli dengan suhu 26,4 oC.
Sedangkan rata-rata kelembaban udara pada Tahun 2012 mencapai 76 persen selama Tahun
2012 dengan intensitas curah hujan beragam setiap bulannya. Curah hujan tertinggi terjadi
pada Bulan Juli yaitu 166 mm, sedangkan terendah terjadi di Bulan September sekitar 15 mm.
Penyinaran matahari terbesar sekitar 75 persen terjadi di Bulan September. Sementara itu arah
angin terbanyak selama Tahun 2012 yaitu dari arah barat laut dengan kecepatan rata-rata
berkisar 3,83 knots.

C. Keadaan Sosial Budaya


Tabel 2.2
Kondisi Sosial Budaya Desa Tinggede
No Uraian Jumlah
1. Kependudukan
A. Jumlah Penduduk (Jiwa) 7.782
B. Jumlah KK 1.596
C. Jumlah Laki-laki 4.656
D. Jumlah Perempuan 3.126
2. Pekerjaan
A. PNS 1.148
B. Tani 767
C. TNI/POLRI 262
D. Montir 21
E. Penjahit 17
F. Karyawan Swasta 1.231
G. Tukang Kayu/Batu 242
13
H. Guru Non PNS 105
I. Kontraktor/Konsultan 12
3. Sarana Pendidikan
A. PAUD 4
B. TK 2
C. SD/MI 4
D. SLTP 1
E. SLTA 1
F. Perguruan Tinggi -
Sumber : Profil Desa Tinggede 2020

D. Status Kesehatan
Berdasarkan hasil pendataan yang diperoleh dilingkungan lokasi PBL Desa
Tinggede terdapat PDP Covid-19 yaitu 3 Kasus Positif dan semuanya sudah sembuh
adapun 10 penyakit terbesar yaitu :
1. ISPA
2. Hipertensi
3. Gastritis
4. Dermatitis
5. Diare
6. Diabetes melitus
7. Saraf
8. Rematik
9. Faringritis
10. Artritis Rematoroid

14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Virus Corona


Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan
atau manusia. Pada manusia, beberapa coronavirus diketahui menyebabkan infeksi
pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus
corona yang paling baru ditemukan menyebabkan penyakit coronavirus COVID-19.

B. Pengertian COVID-19
COVID-19 (Corona Virus Disease -19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui
sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada Desember 2019. COVID-19 sekarang menjadi
pandemi yang menyerang banyak negara secara global. Covid-19 ini bisa bertahan selama
beberapa jam diluar tubuh manusia. Usia virus corona yang menempel dibenda mati
tergantung pada suhu. Suhu rendah dan kelembaban udara tinggi akan semakin
meningkatkan atau memperlama umur virus ini.
Berikut rincian berapa lama virus corona dapat bertahan hidup jika menempel dibenda
mati :
1. Aluminium, sejak pertma kali bersentuhan dengan orang pembawa virus corona, maka
dapat bertahan selama 2 sampai 8 jam
2. Sarung tangan operasi, benda ini paling sering digunakan tenaga kesehatan, maka virus
dapat bertahan 8 jam
15
3. Kayu, dapat menjadi tempat virus corona sampai swkitar 4 hari
4. Besi, bahan disekitar kita seperti gagang pintu, pagar dll dapat disinggahi virus corona
selama 4 – 8 jam
5. Kaca, seperti halnya kayu virus corona dapat menempel dikaca selama 4 hari
6. Kertas, sejak disentuh oleh orang yg membawa virus corona akan bertahan selama 4-5
hari
7. Plastik, selain sulit terurai virus corona dapat bertahan selama 5 hari.

C. Cara penularan virus covid-19 ini yaitu :


1). Lewat cairan tubuh atau lender baik karena batuk, bersin, dll.
2). Melalui sentuhan langsung, seperti jabat tangan, cium pipi kanan kiri.
3). Melalui benda yang tertempel virus
4). Penyebaran tidak melalui udara kecuali untuk beberap tindakan medis seperti nebulisasi,
tindakan swab naso/orofaring dan bronkoskopi.

D. Gejala dari COVID-19 diantaranya yaitu :


Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan kelelahan.
Gejala lain yang kurang umum dan dapat mempengaruhi beberapa pasien termasuk sakit
dan nyeri, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,
kehilangan rasa atau bau, atau ruam pada kulit atau perubahan warna jari tangan atau kaki.
Gejala-gejala ini biasanya ringan dan mulai secara bertahap. Beberapa orang menjadi
terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala yang sangat ringan.
Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan di rumah
sakit. Sekitar 1 dari 5 orang yang mendapat COVID-19 sakit parah dan mengalami
kesulitan bernapas. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis
mendasar seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung dan paru-paru, diabetes, atau
kanker, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit serius. Namun, siapa pun dapat
terkena COVID-19. Orang-orang dari segala usia yang mengalami demam dan / atau batuk
yang berhubungan dengan kesulitan bernafas / sesak nafas, nyeri / tekanan dada,
kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus segera mencari perhatian medis. Jika

16
memungkinkan, disarankan untuk memanggil penyedia layanan kesehatan atau fasilitas
terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke klinik yang tepat.

E. Pencegahan Covid-19
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau
COVID-19 Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari
faktor- faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

a) Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan
jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

b) Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi
berbelanja bahan makanan.
c) Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
d) Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
e) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

f) Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
g) Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu
ke tempat sampah.
h) Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang
dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang
bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
a) Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara
waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda
dengan yang digunakan orang lain.
17
b) Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
c) Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu
pihak rumah sakit untuk menjemput.
d) Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk anda sampai anda
benar-benar sembuh.
e) Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang
sakit.
f) H i n d a r i berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan
tidur dengan orang lain.
g) Pakai m a s k e r dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.
h) Gunakan t i s u untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera
buang tisu ke tempat sampah.

F. Proses Awal Munculnya COVID-19


China tercatat sebagai negara yang pertama kali melaporkan kasus Covid-19 di dunia.
Untuk pertama kalinya, China melaporkan adanya penyakit baru ini pada 31 Desember
2019. Pada pengujung tahun 2019 itu, kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China
mendapatkan pemberitahuan tentang adanya sejenis pneumonia yang penyebabnya tidak
diketahui. Infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-paru itu terdeteksi di kota Wuhan,
Provinsi Hubei, China. Menurut pihak berwenang, beberapa pasien adalah pedagang yang
beroperasi di Pasar Ikan Huanan.
Seiring waktu, penelusuran menyebutkan, kasus Covid-19 sudah muncul sebelumnya.
Merujuk pada laporan WHO ke-37 tentang situasi Covid-19, 26 Februari 2020, kasus Covid-
19 pertama yang dikonfirmasi di China adalah pada 8 Desember. Hanya saja, informasi
tersebut juga bergantung pada inisiatif negara-negara yang memberikan informasi penyakit
kepada badan kesehatan global tersebut.
Adapun sebuah laporan yang diterbitkan dalam laman jurnal medis  The Lancet oleh
dokter China dari Rumah Sakit Jin Yin-tan di Wuhan, yang merawat beberapa pasien yang
paling awal, menyebutkan tanggal infeksi pertama yang diketahui pada 1 Desember 2019.
18
Informasi awal mula munculnya Covid-19 masih terus berjalan ke belakang. Pada 16
Desember, dokter di Rumah Sakit Pusat Wuhan mengirim sampel dari pasien lain dengan
demam persisten untuk pengujian laboratorium. Hasil-hasil itu menunjukkan virus
menyerupai sindrom penapasan akut parah (severe acute respiratory syndrome/SARS).
Pada 30 Desember 2019, Ai Fen, dokter yang juga kepala departemen ruang gawat
darurat rumah sakit tersebut, mengunggah gambar laporan laboratorium di media sosial
Tiongkok. Gambar itu diposting ulang dan diedarkan oleh dokter lain, Li Wenliang.
Menurut data Pemerintah China yang dilihat South China Morning Post, seorang
penduduk Provinsi Hubei berusia 55 tahun kemungkinan menjadi orang pertama yang
terjangkit Covid-19 pada 17 November 2019. Sejak tanggal itu dan seterusnya, satu hingga
lima kasus baru dilaporkan setiap hari.
Angka penduduk di China yang terjangkit Covid-19 menunjukkan tren eksponensial.
Pada 15 Desember 2019, jumlah total infeksi mencapai 27.
Peningkatan kasus Covid-19 harian mencapai dua digit untuk pertama kalinya
dilaporkan juga terjadi di China pada 17 Desember 2020. Tiga hari berikutnya, jumlah total
kasus penduduk China terkonfirmasi Covid-19 telah mencapai 60 orang.

G. Penyebaran COVID-19 di Dunia


Kasus covid-19 pertama di luar China dilaporkan di Thailand pada 13 Januari 2020.
Masih di Benua Asia, pada 29 Januari 2020 Covid-19 mencapai Timur Tengah untuk
pertama kalinya saat jumlah kasus Covid-19 bertambah dan menyebar ke lebih banyak
negara. Saat itu Uni Emirat Arab melaporkan kasus impor dalam keluarga empat orang.
Empat hari sebelum Covid-19 mencapai kawasan Timur Tengah, dua benua sekaligus
juga melaporkan masuknya virus yang sama. Perancis menjadi negara pertama di Benua
Eropa yang mengonfirmasi tiga kasus Covid-19 tanggal 25 Januari 2020.
Pada tanggal yang sama, kasus pertama Covid-19 juga merambah Benua Australia.
Kasus Covid-19 dikonfirmasi oleh Victoria Health Authorities tanggal 25 Januari.
Departemen Kesehatan Commonwealth berhubungan erat dengan otoritas kesehatan Victoria

19
dan telah memberi tahu WHO. Pasien, seorang pria dari Wuhan, terbang ke Melbourne dari
Guandong pada 19 Januari.
Dalam perkembangannya, Covid-19 menyebar ke Benua Afrika. Tanggal 14 Februari
2020, kementerian kesehatan dan WHO mengumumkan bahwa kasus virus korona orang
asing pertama kali dikonfirmasi di Mesir, negeri yang terletak di Benua Asia dan Afrika.
Dalam pernyataan bersama WHO, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mesir Khaled
Mogahed mengatakan bahwa kasus tersebut dinyatakan positif covid-19 setelah ia menjalani
tes laboratorium.
Hanya berselang 11 hari, 25 Februari 2020, Kementerian Kesehatan, Penduduk, dan
Reformasi Rumah Sakit Aljazair melaporkan kasus Covid-19 pertama di negara Benua
Afrika itu. Otoritas kesehatan melaporkan bahwa tes menunjukkan orang dewasa Italia, yang
tiba di Aljazair pada 17 Februari 2020, telah dinyatakan positif Covid-19.

Kematian dan Kesembuhan


Korban pertama akibat Covid-19 terjadi 11 Januari 2020. China mencatat kematian
pertama penduduk akibat Covid-19. Namun, lebih kurang tiga minggu kemudian China juga
mencatat adanya orang yang pertama kali mampu bertahan melawan virus Korona.
Pria berusia 23 tahun yang dikenal dengan nama keluarganya Huang tersebut bekerja
di Stasiun Kereta Hankou. Pusat transportasi ini berlokasi sekitar 1 kilometer (0,6 mil) barat
dari Pasar Ikan Huanan, tempat yang dianggap sebagai awal munculnya Covid-19.
Kurang dari sebulan berikutnya, tepatnya 2 Februari 2020, kematian akibat Covid-19
di luar China untuk pertama kalinya dilaporkan di Filipina. Pasien itu adalah pria China
berusia 44 tahun dan diketahui sebagai teman wanita berusia 38 tahun yang dites positif
Covid-19 pada 30 Januari dan kasus pertama di Filipina.
Tanggal 1 April 2020, seorang bayi berusia enam minggu di Negara Bagian
Connecticut, AS, meninggal karena Covid-19. Meninggalnya bayi itu menandai kasus
kematian penduduk termuda yang sangat jarang dalam pandemi Covid-19.
28 Maret, Spanyol dan Italia mencapai rekor pertama kali untuk jumlah korban
meninggal dalam satu hari akibat Covid-19. Spanyol mencatat 832 orang dan Italia mencatat
20
889 orang penduduk meninggal. Dalam perkembangannya, AS mencatat angka kematian
penduduk terbesar di dunia dalam sehari akibat virus yang sama, yakni mencapai 2.000
orang pada 10 April 2020.
Perjalanan wabah Covid-19 juga menunjukkan kemampuan orang lanjut usia bertahan
dari virus Korona. Tanggal 8 April 2020, dilaporkan seorang perempuan asal Belanda
berusia 107 tahun sejauh ini menjadi manusia tertua di dunia yang dinyatakan sembuh
setelah mengidap Covid-19.
Pembatasan dan Pengobatan
Pembatasan pertama kali terjadi di China, negara asal munculnya Covid-19. Tanggal
23 Januari 2020 diberlakukan lockdown atau karantina di kota Wuhan. Wilayah Provinsi
Hubei lainnya kemudian mengikuti dalam beberapa hari sesudahnya.
Sejak pemberlakuan kebijakan di kota Wuhan, istilah lockdown atau karantina dikenal
luas di seluruh dunia. Sejumlah negara juga tercatat melakukan karantina. Pada 2 Februari,
Filipina memberlakukan larangan perjalanan bagi wisatawan yang datang dari China, Hong
Kong, dan Makau, dan masa karantina 14 hari untuk penduduk Filipina.
Dalam upaya penanganan wabah, otoritas di sejumlah negara kemudian menerapkan
kebijakan pembatasan yang beragam. Namun, kebijakan pembatasan yang berujung
kerusuhan besar pertama kali dilaporkan terjadi di India, 28 Maret 2020.
Pada 27 Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa pasien pertama akan segera
terdaftar di Norwegia dan Spanyol dalam uji coba yang disebut solidarity trial. Uji coba ini
membandingkan efektivitas empat obat yang berbeda atau kombinasi obat terhadap Covid-
19.
Pada 19 Maret, China mengumumkan untuk pertama kalinya tidak ada lagi korban
meninggal akibat Covid-19 sejak kasus ini mulai rutin dikabarkan dari China pada Januari
lalu. Mendekati sebulan sesudahnya, tepatnya 10 April 2020, Vietnam mengumumkan tidak
ada kasus baru Covid-19 di negara yang berdekatan dengan China itu.
Kabar tersebut sangat mengesankan mengingat belum ada korban jiwa dan hanya
tercatat 268 kasus Covid-19 sampai dengan 17 April 2020 di Vietnam. Kesuksesan Vietnam

21
menangani wabah Covid-19 tak lepas dari ketegasan pemerintahnya melaksanakan karantina
nasional.

H. Penyebaran Covid-19 di Indonesia


Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi kasus pertama Covid-19 di
Indonesia di Istana Negara tanggal 2 Maret 2020. Dua warga negara Indonesia yang positif
Covid-19 tersebut mengadakan kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke
Indonesia.
Pada 11 Maret 2020, untuk pertama kalinya warga negara Indonesia meninggal akibat
Covid-19. Korban yang meninggal di Solo adalah seorang laki-laki berusia 59 tahun,
diketahui sebelumnya menghadiri seminar di kota Bogor, Jawa Barat, 25-28 Februari 2020.
Di minggu yang sama, pasien 01 dan 03 dinyatakan sembuh. Kedua pasien yang resmi
dinyatakan sembuh dan boleh meninggalkan rumah sakit pada 13 Maret 2020 itu adalah
kesembuhan pertama kali pengidap Covid-19 di Indonesia. Pasien 02 yang berusia lanjut,
yakni 64 tahun, juga berhasil mengatasi Covid-19.
Dua bulan lebih sesudah masuknya Covid-19 ke Indonesia, untuk pertama kalinya
tercatat angka kesembuhan pengidap covid-19 lebih besar dari jumlah penduduk yang
meninggal karena virus tersebut. Tanggal 07 Mei 2020, data Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 menunjukkan 2317 pasien yang sembuh, sedangkan jumlah pasien
meninggal 895 orang.
Namun, data kesembuhan pasien Covid-19 yang melampaui angka pasien
meninggal bukanlah tanda bahwa wabah virus ini akan segera teratasi di Indonesia. Sejauh
ini, angka kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Tiga bulan lebih sejak dinyatakan
resmi, jumlah kasus pengidap Covid-19 di Indonesia tercatat per tanggal 3 Juli 2020
mencapai 60.695 kasus.

22
23
F. Covid-19 di Sulawesi Tengah

24
25
26
27
BAB IV
28
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan
Berdasarkan hasil pendataan PBL I desa Tinggede yang dimulai pada tanggal 15 juni
hingga 27 juni 2020,. Total Keseluruhan Kepala Keluarga (KK) yang didata yaitu 52 KK.
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Data Sekunder
Pengumpulan data pendukung yang didapatkan dari Gugus tugas covid-19 sulteng dan
internet sebagai data kepustakaan. Kantor desa Tinggede, berupa sejarah desa serta
kondisi geografis dan demografis desa Tinggede.
2. Data Primer
Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan melakukan wawancara secara
langsung dari rumah ke rumah, terkait masalah covid-19 yaitu :
a. Seberapa besar kasus covid-19 di daerah tempat tinggal
b. Bagaimana Peran Aparat Desa/Satgas terkait penanganan pandemic covid-19
c. Sarana Penyediaan cuci tangan dirumah
d. Kepatuhan menggunakan masker jika keluar rumah
e. Siapa saja yang beresiko tertular Covid-19
f. Apakah covid-19 dapat ditularkan lewat udara
g. Bagaimana protokol kesehatan covid-19
h. Apakah saat ini melakukan karantina mandiri
i. Status kesehatan terkait covid-19
j. Darimana saudara mendengar tentang covid-19
k. Menurut saudara Bagaimana gejala covid-19
l. Menurut saudara bagaimana covid-19 dapat menular
m. Berapa sering keluar rumah sejak kasus covid-19
n. Apakah Saudara mandi dan mengganti pakaian setiap kali bepergian/keluar rumah
sebelum interaksi dengan keluarga
o. Apakah pernah mendengar PSPB
29
p. Apakah menurut anda PSPB bermanfaat
q. Apakah melakukan ibadah dirumah dapat memutus penularan covid-19
r. Apakah menjaga jarak (physical distancing) dpt mencegah penularan covid-19
s. Apakah dengan menggunakan masker dapat mencegah Penularan vovid-19
t. Apakah orang terlalu melebih-lebihkan masalah covid-19
u. Apakah dengan menerapkan PHBS dapat mencegah penularan covid-19
v. Apakah dengan beribadah dirumah ibadah dapat menambah kasus covid-19
w. Apakah petugas kesehatan berperan dalam penanganan covid-19
x. Apakah aparat desa/kelurahan berperan dalam penanganan covid-19
y. Apa saja yang dilakukan petugas kesehatan selama pandemic covid-19
z. Apa saja yang dilakukan apar desa selama pandemic covid-19

1. Karakteristik Responden
a) Jenis Kelamin KK
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Kepala Keluarga di Dusun IV
Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Jenis Kelamin KK Frekuensi Persen (%)
Laki-laki 41 78.84
Perempuan 11 21.16
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah responden laki-laki
sebanyak 41 responden (78.84%) dan perempuan sebanyak 11 responden (21.16%).
Berhubungan dengan kepala keluarga yang pada saat survey adalah sebahagian
besar laki-laki.

b) Umur KK
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kepala Keluarga di Dusun IV Desa
Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Umur KK (tahun) Frekuensi Persen (%)
30
30-39 14 26.92
40-49 24 46.15
50-60 10 19.23
>60 4 7.70
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Kepala Keluarga dengan rentang
umur 30-39 tahun sebanyak 14 responden (26.92%), rentang umur 40-49 tahun
sebanyak 24 responden (46.15%), rentang umur 50-60 tahun sebanyak 10 responden
(19.23%), dan umur >60 tahun sebanyak 4 responden (7.70%). Berhubungan dengan
lokasi pengumpulan data daerah perumahan yang rata-rata sudah lama menetap di
desa tinggede sehingga kebanyakan kepala keluarga berumur 40 - 49 tahun.

c) Pekerjaan KK
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga di Dusun IV
Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Pekerjaan KK Frekuensi Persen (%)
Tidak bekerja 6 11.54
PNS/TNI/POLRI 19 36.54
Wiraswasta 13 25.00
Pegawai Swasta 9 17.31
Lainnya 5 9.61
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kepala keluarga yang tidak bekerja
sebanyak 6 responden (11.54%),terdiri dari pensiunan dan URT, PNS/TNI/POLRI
19 responden (36.54%) terdiri atas pegawai Negeri, Guru dan Polisi, Wiraswasta
sebanyak 13 responden (25.%) terdiri atas usaha optic, kios dagang, usaha air
minum isi ulang, Pegawai swasta sebanyak 9 responden (17.31%) terdiri atas
pegawai bank, gojek, asisten apoteker , dan pekerjaan lainnya sebanyak 5
responden (9.61%) terdiri atas tukang batu, tukang kayu, bengkel las.

d) Tingkat Pendidikan KK
31
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dusun
IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.

Tingkat
Frekuensi Persen (%)
Pendidikan KK
Tidak Tamat SD 1 1.92
SD 2 3.85
SMP 11 21.15
SMA 15 28.85
Diploma/S1 18 34.61
S2 5 9.62
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Pendidikan terakhir kepala keluarga
yang tidak tamat SD sebanyak responden 1 responden (1.92%), SD sebanyak 2
responden (3.85%), SMP sebanyak 11 responden (21.15%), SMA sebanyak 15
responden (28.85), Diploma/Sarjana sebanyak 18 responden (34.61%) S2/Magister
sebanyak 5 Responden (9,62%).

e) Rata-rata Penghasilan KK
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Kepala Keluarga di Dusun IV
Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Rata-rata pengahsilan
Frekuensi Persen (%)
KK
< 1.000.000 2 3.85
1.000.000 - 2.000.000 11 21.15
2.000.001 – 3.000.000 4 7.70
3.000.001 – 4.000.000 21 40.38
>=4.000.000 14 26.92
Jumlah 52 100
32
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukan bahwa KK dengan penghasilan rata-rata <
1.000.000 sebanyak 2 responden (3.85%), penghasilan 1.000.000-2.000.000
sebanyak 11 responden (21.15%), Penghasilan 2.000.001-3.000.000 sebanyak 4
responden (7.70%), Penghasilan 3.000.001-4.000.000 sebanyak 21 responden
(40.38%), Penghasilan >=4.000.000 sebanyak 14 responden (26.92%).

f) Jumlah Anggota Keluarga


Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Kepala Keluarga di Dusun IV
Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Jumlah Anggota KK Frekuensi Persen (%)
<= 2 12 23.08
3 7 13.46
4 18 34.62
5 11 21.15
6 4 7.69
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukan bahwa KK dengan anggota keluarga <= 2
sebanyak 12 responden (23.08%), anggota keluarga 3 sebanyak 7 responden
(13.46%), anggota keluarga 4 sebanyak 18 responden (34.62%), anggota keluarga 5
sebanyak 11 responden (21.15%), anggota keluarga 6 sebanyak 4 responden
(7.69%).

2. Data Covid-19
a) Kasus covid-19
Tabel 4.7
Distribusi Responden setelah ditanyakan berapa kasus covid di di Dusun IV
Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Apakah Ada
Jumlah kasus Frekuensi Persen (%)
kasus covid-19
Ya 1 20 38.46
33
Ya 3 2 3.85
Tidak 30 57.69
Jumlah 315 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukan jawaban KK yang setelah ditanyakan kasus
covid-19. yang menjawab ya =1 kasus sebanyak 20 responden (38.46%), yang
menjawab ya =3 kasus sebanyak 2 responden (3.85%),. yang menjawab tidak ada
kasus sebanyak 30 responden (57.69%).

b) Peran Aparat /Satgas Covid-19


Tabel 4.8
Distribusi Responden Setelah ditanyakan Bagaimana peran aparat/satgas trkait
Pandemi Covid-19 di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola,
Kabupaten Sigi.
Bagaimana Peran
aparat/satgas terkait Frekuensi Persen (%)
pandemi Covid-19
Penyemprotan disinfektan 30 52.63
penyaluran masker dan
2 3,51
handsanitaiser secara gratis
penyaluran bantuan kepada
13 22,81
pasien yang positif covid
Bantuan Lainnya 12 21.05
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukan bahwa Jumlah responden 57 artinya ada
yang menjawab pertanyaan lebih dari 1. Dari hasil data KK yang menjawab
Penyemprotan disinfektan 30 responden (52.63%,) Penyaluran masker dan
handsanitaiser secara gratis 2 responden (3.51%,) Penyaluran Bantuan kepada
Pasien covid sebanyak 13 responden (22.81%,) Bantuan lainnya sebanyak 12
responden atau (21.05%)

c) Sarana Penyediaan Tempat Cuci Tangan


Tabel 4.9

34
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Tempat Cuci tangan di Dusun
IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Penyediaan Tempat cuci
Frekuensi Persen (%)
tangan
Ya 40 76.92
Tidak 12 23.08
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukan bahwa KK yang meyediakan tempat cuci


tangan 40 responden (76.92%) dan yang Tidak Menyediakan tempat cuci tangan
sebanyak 12 responden (23.08%).

d) Penggunaan Masker Setiap Keluar Rumah


Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Masker Saat keluar rumah
Covid-19 di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden
terhadap penggunaan Frekuensi Persen (%)
Masker
Ya 51 98.08
Tidak 1 1.92
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukan bahwa responden yang menggunakan
masker pada saat keluar rumah sebanyak 51 responden (98.08%), dan yang tidak
menggunakan masker sebanyak 1 responden (1.92%).

e) Menerapkan Pola Hidup Bersih Dan Sehat


Tabel 4.11
Distribusi Responden Terhadap Penerapan PHBS, Untuk Mencegah
Penularan Covid-19 di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola,
Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden Frekuensi Persen (%)

35
terhadap penerapan PHBS
untuk pencegahan covid-19
Sangat setuju 36 69.23
Setuju 16 30.77
Tidak setuju 0
Sangat tidak setuju 0
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukan bahwa KK yang sangat setuju untuk
menerapkan PHBS, untuk mencegah penularan covid-19 sebanyak 36 responden
(69.23%), yang setuju sebanyak 16 responden (30.77%), yang tidak setuju
sebanayk 0 responden (0%) dan yang sangat tidak setuju sebanyak 0 responden
(0%).

f) Melakukan Karantina Mandiri


Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Responden Yang Melakukan
Karantina Mandiri di di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola,
Kabupaten Sigi.
Responden Yg melakukan
Frekuensi Persen (%)
Karantina Mandiri
Ya 3 5.77
Tidak 49 94.23
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukan bahwa jumlah responden yang
melakukan karantina mandiri sebanayk 3 responden (5.77%) dan yang tidak
melakukan karantina mandiri sebanyak 49 responden (94.23%).

g) Peran aparat Desa terkait penanganan pandemic covid-19


Tabel 4.13

36
Distribusi Responden Berdasarkan Peran Aparat Desa Terkait Penanganan
Pandemi Covid-19 di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola,
Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden
berdasarkan Peran aparat Desa
Frekuensi Persen (%)
terkait pandemi Covid-19 di
kelurahan
Penyemprotan disinfektan 22 42.31
Memberikan Bantuan Uang 10 19,23
Memberikan Bantuan Sembako 3 5,77
Melarang Org keluar masuk daerah 15 28.85
Melakukan screening 0
Tidak Tahu 2 3,84
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukan bahwa peranan pemerintah terkait
pandemic covid yang memlilih tidak tahu sebanyak 2 responden (3,84%)
dengan melakukan penyemprotan desinfektan sebanayak 22 responden (42.31%),
memberikan bantuan uang sebanyak 10 responden (19.23%), bantuan berupa
sembako sebanyak 3 responden (5.77%), melarang orang untuk keluar daerah
sebanyak 15 responden (28.85%), dan melakukan pemeriksaan screening 0
responden (0%)

h) Apa saja yang dilakukan Petugas Kesehatan selama masa Pandemi covid-
19
Tabel 4.13

Distribusi Responden Berdasarkan Peran Petugas kesehatan terkait


pandemic covid-19 di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola,
Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden
berdasarkan Peran aparat Desa
Frekuensi Persen (%)
terkait pandemi Covid-19 di
kelurahan
Memberikan Pennyuluhan 29 30.85
37
Penyemprotan disinfektan 23 24.47
Memberikan Bantuan Sembako 0
Melarang Orang keluar massuk
0
daerah
Melakukan screening 20 21.28
Bantuan obat-obatan 22 23.40
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukan bahwa menurut responden apa saja yang
dilakukan petugas kesehatan selama pandemic covid-19, responden yang memilih
lebih dari satu jawaban sehingga total responden bertambah menjadi 94 responden
yaitu memilih petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan sebanyak 4
responden (8%), melakukan disenfektan sebanyak 29 responden (30.85%),
melakukan penyemprotan disinfektan sebanyak 23 responden (24.47%)
melakukan pemeriksaan / screening sebanyak 20 responden (21.28%), Bantuan
obat-obatan sebanyak 22 responden (23.40%).

i) Menerapkan physical distancing ( jaga jarak )


Tabel 4.14

Distribusi Responden Terhadap physical distancing (jaga jarak) Untuk


Mencegah Penularan Covid-19 di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan
Marawola, Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden
terhadap menjaga jarak Frekuensi Persen (%)
pencegahan covid-19
Sangat setuju 6 11.54
Setuju 46 88.46
Tidak setuju 0
Sangat tidak setuju 0
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4,14 menunjukan bahwa Tanggapan Responden terkait
penerapan physical distancing (menjaga jarak), jumlah responden yang sangat

38
setuju sebanyak 6 responden (11.54%), setuju sebanyak 46 responden
(88.46%), tidak setuju sebanyak 0 responden (0%), dan sangat tidak setuju
sebanyak 0 responden (0%).
j) Status Kesehatan Responden Terkait Covid-19
Tabel 4.15

Distribusi Responden Berdasarkan Status Kesehatan TerkaitCovid-19 di


Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden
terhadap menjaga jarak Frekuensi Persen (%)
pencegahan covid-19
Orang Sehat 52 100
Orang Tanpa Gejala (OTG) 0
Orang Dalam Pemantauan (ODP) 0
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 0
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.15 menunjukan bahwa responden yang memiliki status
kesehatan terkait covid-19, yaitu orang sehat sebanyak 50 responden (100%),
orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 0 responden (0%), orang dalam
pemantauan sebanyak 0 responden (0%), dan pasien dalam pengawasan
sebanyak 0 responden (0%).

k) Tanggapan Responden Untuk Mandi dan Mengganti Pakaian Setiap


Kali Dari Bepergian Keluar Rumah Sebelum Berinterkasi Dengan
Keluarga
Tabel 4.16

Distribusi Responden untuk mandi dan mangganti pakaian setiap kali keluar
rumah sebelum berinterkasi dengan keluarga di Dusun IV Desa Tinggede,
Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden untuk
mandi dang anti pakaian setiap Frekuensi Persen (%)
habis keluar rumah
39
Selalu 47 90.38
Kadang-Kadang 5 9.62
Tidak Pernah 0
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukan bahwa jumlah responden yang selalu
mandi dan mengganti pakaian setiap keluar rumah sebanyak 47 responden
(90.38%), kadang-kadang sebanyak 5 responden (9.62%), dan yang tidak pernah
sebanyak 0 responden (0%).
l) Tanggapan Responden Terhadap Apakah Dengan Beribadah di
Rumah Ibadah Dapat Menambah kasus Covid-19
Tabel 4.17
Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Responden Terkait beribadah
dirumah ibadah dapat menambah kasus covid-19 di Dusun IV Desa Tinggede,
Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden Apakah
beribadah dirumah ibadah dpt Frekuensi Persen (%)
menambah kasus covid-19
Sangat setuju 2 3.85
Setuju 41 78.85
Tidak setuju 9 17.30
Sangat tidak setuju 0
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020

Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukan bahwa responden yang sangat setuju


dengan beribadah dirumah ibadah dapat menamah kasus covid-19 yaitu sebanyak
2 responden (3.850%), setuju sebanyak 41 responden (78.85%), tidak setuju
sebanyak 9 responden (17.30%), dan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden
(0%).
m) Dari mana Responden Mendengar Tentang covid-19
Tabel 4.18

40
Distribusi Responden Berdasarkan Tentang dari mana medengar
Tentang covid-19 di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten
Sigi.
Darimana Responden
Frekuensi Persen (%)
mendengar tentang covid-19
Melalui TV 49 94.23
Melalui Radio 0 0
Melalui Koran / Majalah 1 1.92
Melalui Media Sosial 36 69.21
Melalui Keluarga 21 40.38
Melalui Tenaga Kesehatan 26 50.00

Sumber : Data Primer, 2020


Berdasarkan Tabel 4.18 menunjukan bahwa responden yang mendengar
tentang covid-19 melalui TV sebanyak 49 responden (94.23%), melalui radio
sebanyak 0 responden (0%), melalui koran / majalah sebanyak 1 responden
(1.92%), melalui media sosial sebanyak 36 responden (69.21%), melalui keluarga
21 responden (40.38%), dan melalui tenaga kesehatan sebanyak 26 responden
(50%).
n) Siapa saja yang beresiko terinfeksi covid-19
Tabel 4.19

Distribusi Responden Terkait Siapa Saja Yang Beresiko Terinfeksi


COVID-19 di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.

Tanggapan Responden terkait


siapa saja yg beresiko terinfeksi Frekuensi Persen (%)
covid-19
Orang yang Tinggal di Rumah 0 0
Orang Yang Bepergian 4 7.69
Melakukan Kontak Dengan Orang
Berasal Dari Daerah Yg Terpapar 48 92.31

Jumlah 52 100.00
Sumber : Data Primer, 2020
41
Berdasarkan Tabel 4.19 bahwa tanggapan responden orang yang tinggal
dirumah beresiko terinfeksi covid-19 sebanyak 0 responden (0%), orang yang
bepergian sebanyak 4 responden (7.69%) dan melakukan kontak dengan orang
berasal dari daerah yang terpapar covid sebanyak 48 responden (92.31%).

o) berapa sering responden keluar rumah sejak adanya kasus covid-19


Tabel 4.20

Distribusi mengenai berapa sering responden keluar rumah sejak adanya


kasus covid-19 di di Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten
Sigi.
Tanggapan Responden
seberapa sering keluar rumah Frekuensi Persen (%)
sejak adanya covid-19
Setiap hari 17 32.69
Kurang dari 2 kali seminggu 3 5.77
2-5 kali seminggu 10 19.23
5-7 kali seminggu 22 42.31
Tidak pernah 0 0
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020

Berdasarkan Tabel 4.20 menunjukan bahwa responden yang keluar rumah


setiap hari sejak adanya kasus covid-19 sebanyak 17 responden (32.69%), kurang
dari 2 kali seminggu sebanyak 3 responden (5.77%), 2-5 seminggu sebanyak 10
responden (19.23%), 5-7 kali seminggu sebanyak 22 responden (42.31%) dan
tidak pernah sebanyak 0 responden (0%).

p) Tanggapan Responden terkait Penyebab covid-19


Tabel 4.21

Distribusi Responden Berdasarkan Apa Penyebab Covid-19 di di Dusun IV


Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden terkait
Frekuensi Persen (%)
apa penyebab covid-19

42
Bakteri 0 0
Virus 52 100.00
Jamur 0 0
Keturunan 0 0
Binatang 0 0
Pengaruh cuaca 0 0
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.21 menunjukan bahwa responden semuanya
menganggap bahwa penyebab covid-19 adalah virus 52 responden (100%).

q) Protokol Kesehatan covid-19


Tabel 4.22

Distribusi Responden Berdasarkan Protokol kesehatan Covid-19 di


Dusun IV Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Tanggapan Responden terkait
Frekuensi Persen (%)
protocol kesehatan covid-19
Cuci tangan menggunakan sabun 52 100
Menggunakan Masker 52 100
Jaga jarak minimal 1-2 meter 52 100
Kurangi/tunda aktifitas ngumpul 52 100
yang beresiko penularan
Jangan berjabatan tangan 52 100
Jika batuk, tutup hidung dan 52 100
mulut dengan tisu atau lengan
bagian dalam
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 4.22 menunjukan bahwa 52 responden (100%) semuanya
menganggap bahwa cuci tangan menggunakan sabun, menggunakan masker, jaga
jarak minimal 1-2 meter , kurangi/tunda aktifitas ngumpul yang beresiko
penularan , tidak berjabat tangan, jika batuk tutup hidung dan mulut dengan tisu
atau lengan bagian dalam adalah protocol kesehatan covid-19 .

B. Pembahasan

43
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan dilingkungan Dusun IV desa
tinggede, kecamatan Marawola Kabupaten Sigi, jika dilihat jenis pekerjaan
menunjukkan bahwa kepala keluarga lebih banyak PNS/TNI/POLRI 19 responden
(36.54%) terdiri atas pegawai Negeri, Guru dan Polisi, dan Wiraswasta sebanyak 13
responden (25.%) terdiri atas usaha optic, kios dagang, usaha air minum isi ulang

Begitu pula jika dilihat dari tingkat pendidikan jumlah responden didominasi
oleh KK yang berpendidikan Diploma/Sarjana sebanyak 18 responden (34.61%)
S2/Magister sebanyak 5 Responden (9,62%).

Hal ini terjadi karena lingkungan Dusun IV desa tinggede, kecamatan Marawola
Kabupaten Sigi adalah lingkungan Perum dimana perum berdasarakan PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004
TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN
NASIONAL adalah perumahan yang memang diperuntukkan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah diperkotaan yang sumber anggarannnya dari APBN melalui
penyertaan modal pada Bank dimana nasabahnya kebanyakan adalah PNS atau
pagawai lain yang belum memiliki lahan atau rumah

2. Sarana penyediaan tempat cuci tangan


Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden yang diwawancarai 40 diantaranya
menyediakan tempat cuci tangan dan 12 responden yang tidak menyediakan tempat
cuci tangan.

3. Penggunaan masker setip keluar rumah


Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden yang diwawancarai 51 yang
diantaranya setiap keluar rumah selalu menggunakan masker dan 1 yang tidak
menggunakan masker.

44
4. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat
Berdasakan hasil pendataan dari 52 responden yang diwawancarai 36 yang sangat
setuju jika menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan 16 yang setuju jika menerapkan
pola hidup bersih dan sehat yang dapat mencegah penularan covid-19.
5. Melakukan Karantina mandiri
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden yang diwawancarai, 49 diantaranya
tidak melakukan karantina mandiri dan 3 diantaranya melakukan karantina mandiri.
6. Peran aparat/satgas terkait penanganan pandemic covid-19 di Desa Siniu Sayogindano
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden yang diwawancarai 30 responden
mengatakan bahwa aprat/satgas melakukan penyemprotan , dan yang mengatakan
aparat/satgas memberikan masker dan handsanitaiser secara gratis yaitu 2 responden,
penyaluran bantuan kepada pasien positif covid 13 responden, dan lainya sebanyak 12
responden.
7. Apa saja yang dilakukan petugas kesehatan selama masa pandemic covid-19
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden yang diwawancara 0 responden
mengatatakan tidak tahu, 29 responden diberikan penyuluhan, 23 responden memilih
petugas kesehatan melakukan penyemprotan desinfektan, 0 responden yang diberikan
bantuan uang, 20 responden melakukan pemeriksaan/ screening, 0 responden memilih
melarang orang untuk keluar atau masuk daerah, 22 responden memilih memberikan
bantuan obat-obatan, dan 0 responden memilih petugas kesehatan memberikan bantuan
sembako
8. Menerapkan physical distancing (jaga jarak)
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden 6 responden sangat setuju bahwa
menjaga jarak dapat mencegah penularan covid-19, dan 46 responden diantaranya
setuju dan 0 responden yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju.
9. Status kesehatan responden terkait covid-19
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden semua responden berstatus orang sehat
dan tidak ada yang berstatus orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan
(ODP),pasien orang dalam pengawasan (PDP).
45
10. Tanggapan responden untuk mandi dan mengganti pakaian setiap kali dari bepegian
keluar rumah sebelum berinteraksi dengan keluarga.
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden 47 responden yang selalu mandi dan
mengganti pakaian setiap kali keluar rumah, 5 responden yang kadang-kadang dan 0
yang tidak pernah.
11. Tanggapan responden terhadap beribadah dirumah ibadah dapat menambah kasus
covid-19
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden 2 responden yang sangat setuju bahwa
beribadah dirumah ibadah dapat menambah kasus covid-19, 41 responden yang setuju
dan 9 responden yang tidak setuju, 0 responden sangat tidak setuju
12. Pertanyaan mengenai ada atau tidak covid di kelurahan
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden, 49 responden mengatakan bahwa di
kelurahan ini tidak ada kasus covid-19 dan 3 responden yang mengatakan ada kasus
covid-19 di kelurahan ini
13. Pertanyaan mengenai apakah ada terbentuk satgas covid-19 dikelurahan
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden, 34 responden menjawab terdapat
satgas covid-19 dan 18 responden mengatakan tidak
14. Tanggapan responden terkait melakukan aktifitas ibadah dirumah dapat memutus rantai
penularan covid-19
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 reponden, 51 responden mengatakan ya bahwa
melakukan aktifitas ibadah dirumah dapat memutus rantai penularan dan 1 responden
yang mengatakan tidak.
15. Dari mana responden mendengar tentang covid-19
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden 49 mendengar covid melalui tv, 0
reponden melalui radio, 1 responden melalui koran/majalah, 36 media social, 21
responden keluarga dan 26 responden melalui tenaga kesehatan
16. Siapa saja yang beresio terinfeksi covid-19
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden 0 responden mengatakan orang yang
tinggal dirumah, 4 responden orang yang bepergian, dan 48 responden mengatakan
46
bahwa melakukan kontak dengan orang yang berasal dari daerah yang terpapar covid-
19 yang beresiko terinfeksi covid
17. Berapa sering responden keluar rumah sejak adanya kasus covid-19
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden 17 diantarnya yang keluar setiap hari, 3
yang keluar kurang dari 2 kali seminggu, 10 yang keluar 2-5 kali seminggu, 22 yang
keluar 5-7 kali seminggu, dan 0 responden yang tidak pernah keluar rumah.
18. Tanggapan responden terkait penyebab covid-19
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden, 52 diantaranya yang mengatan virus
merupaan penyebab covid-19, 0 responden yang mengatakan bakteri dan 0 responden
yang mengatakan jamur, keturunan, binatang dan pengaruh cuaca.
19. Protocol kesehatan
Berdasarkan hasil pendataan dari 52 responden 52 responden mengatakan cuci tangan
menggunakan sabun sebagai protocol kesehatan covid-19, 53 responden menggunakan
masker, 53 responden jaga jarak minimal 1-2 meter, 0 responden mengatakan kurangi/
tunda aktifitas ngumpul yang beresiko penularan, 55 responden yang mengatakan tidak
berjabat tangan dan 0 responden mengatakan jika batuk, tutup hidung dan mulut
dengan tisu atau lengan bagian dalam.

A. Prioritas Masalah dan Penentuan Prioritas Masalah

Dari hasil pendataan yang dilakukan pada tanggal 15 juni – 19 juni 2020, di
Dusun IV Desa Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi, masalah yang menjadi
prioritas utama yaitu masih banyak masyarakat yang keluar rumah hampir setiap hari
hal tersebut dapat dibuktikan dari 52 responden yang saya wawancarai Berdasarkan
hasil pendataan 17 diantarnya yang keluar setiap hari, 3 yang keluar kurang dari 2 kali
seminggu, 10 yang keluar 2-5 kali seminggu, 22 yang keluar 5-7 kali seminggu, dan 0
responden yang tidak pernah keluar rumah

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat

47
Faktor pendukung selama kegiatan PBL I berlangsung di Dusun IV desa
Tinggede yaitu, diterimanya mahasiswa dengan baik oleh bapak Abd. Jabar D. Basaua
selaku kepala desa dan bapak Jamaludin, S.Sos selaku kepala Dusun IV serta kesediaan
masyarakat Dusun IV Desa Tinggede. Selain itu adanya profil desa Tinggede sangat
mendukung untuk pembuatan laporan kami. Fasilitas lain adalah terbitnya Buku
Saku Mengenal covid-19 yg diterbitkan oleh Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sulawesi
Tengah serta Sarana Data dukung dari internet.

Adapun faktor penghambat yaitu kesulitan berkomunikasi dengan warga dimana


sebagaian besar responden diwilayah Dusun IV desa tinggede adalah pegawai yang
bekerja dari pagi sampai sore hari sehingga untuk menemui mereka harus menunggu
waktu lowong saat pulang kantor atau pada saat hari Libur, begitupula dalam hal tatap
muka mereka sangat menjaga jarak dalam berkomunikasi bahkan untuk foto bersama
jarang ada yang mau. Dalam hal keamanan banyak responden yg menutup rapat pintu
rumah karena banyaknya kasus kecurian serta modus penipuan yang ada dimasyarakat
apalagi dimana saat ini terjadinya pandemic covid-19 membuat kecurigaan akan orang
asing cukup tinggi sehingga menjadi penghambat pada saat kegiatan pendataan.

Faktor penghambat tersebut tidak sama sekali menjadi masalah berarti bagi kami
dalam melaksanakan kegiatan PBL I, hal ini justru menambah pengetahuan dan
pengalaman kami tentang bagaimana beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan
baru yang asing dengan kegiatan pendataan oleh mahasiswa.

48
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengalaman belajar lapangan adalah salah satu bentuk dan cara pengajaran kepada
mahasiswa disamping pengalaman belajar dengan metode student center learning (SCL)
yang dilakukan didalam kelas.
Dalam kegiatan pengalaman belajar lapangan I, mahasiswa dihadapkan langsung
dengan permasalahan khususnya tentang masalah kesehatan terkait covid-19 yang ada
dilapangan. Dengan harapan mahasiswa dapat melakukan pengolahan data dan mampu
mengidentifikasi masalah yang terkait dengan Covid-19 yang ada di Dusun IV Desa
Tinggede.
Setelah Selesinya kegiatan PBL I di Dusun IV Desa Tinggede ini dapat saya
simpulkan masalah kesehatan terkait covid-19 yang ditemukan yaitu masalah masih
49
banyaknya masyarakat yang keluar rumah setiap hari, meskipun dengan alasan pekerjaan
atau mencari kebutuhan untuk dikonsumsi, dan semua responden berstatus orang sehat.

B. Saran
Diharapkan pada masyarakat yang masih beraktivitas di luar rumah agar selalu
menjaga kondisi kesehatan tubuh agar selalu sehat, dan setelah kembali kerumah, jangan
menyentuh apapun serta langsung menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian, setelah
tiba dikamar mandi buka masker dan rendam pakaian dengan deterjen, kemudian mandi
dengan menggunakan sabun, hal ini diharapkan agar tidak menularkan virus ke anggota
keluarga lainya yang berada dirumah, dan Kepada Pemerintah Desa Tinggede Kecamatan
Marawola Kabupaten Sigi, Kiranya Slalu bekerja sama dan membentuk sebuah koordinasi
dengan Pelayanan Kesehatan dan Mahasiswa dalam hal membangun lingkungan yang
sehat agar tercapainya derajat Kesehatan Masyarakat Khusunya di Desa Tingge dan Pada
Umumnya Masyarakat Kabupaten Sigi.
DAFTAR PUSTAKA

FKM-UMP. 2020. Panduan Pelaksanaan Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu.
Profil Desa Tinggede, Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. Kantor Desa (tidak dipunlikasikan)
Dr. Mariani Rasjid HS, Sp.P . 2020. Buku Saku Mengenal covid-19. Gugus Tugas Covid-19
Provinsi Sulawesi Tengah
Presiden RI, Peraturan Pemerintah RI No. 15 Tahun 2004 tentang Perusahaan Umum (Perum)
Pembangunan Perumahan Nasional, Lembaran Negara R.I
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. 2019

Novel Coronavirus (2019-nCoV), Wuhan, China.

Coronavirus: Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli 11 Juni 2020

IDI - Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2020.

50
Kompas, (2020), https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/04/18/rangkaian-peristiwa-pertama-
covid-19/

LAMPIRAN
PROGRAM KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN I
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALU

DAFTAR HADIR INDIVIDU

Pengalaman Belajar Lapangan I

Desa : Tinggede

Kecamatan : Marawola

Kabupaten : Sigi

No Nama Peserta Juni 2020


15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

51
1 AMSAL

Palu, 27 Juni 2020

Mahasiswa

Amsal
npm:1811071045

52
LAMPIRAN

JURNAL INDIVIDU PESERTA PBL


MAHASISWA FKM UNISMUH PALU
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

NAMA :AMSAL
NPM : 18.1.10.7.1.045
DESA/KELURAHAN : Tinggede
PBL : 1 ( SATU )
Hari/ Tgl Pukul Uraian
Senin, 15/6/2020 11.30 WITA Kegiatan PBL 1 Di Kantor Desa
Mengantar Surat Izin Pelaksanaan
Tinggede
Selasa, 16/6/2020 13.00 WITA Melakukan Pendataan Kerumah Warga
Rabu, 17/6/2020 09.00-16.00 WITA Melakukan Pendataan Kerumah Warga
09.00-22.00 Melakukan Pendataan Kerumah Warga
Kamis, 18/6/2020 08.00-10.00 Bersama Perangkat Desa Dan Satgas Covid-19 Serta
Babinkamtibmas Melakukan Penyemprotan
Desinfektan Di Tempat Umum Desa Tinggede

Melakukan Pendataan Kerumah Warga


09.00-12.00
Melakukan Pendataan Kerumah Warga
09.00-11.00

Palu, 27 Juni 2020


Pembimbing Lapangan

Dra. Hj Herlina Yusuf, M.Kes


NBM : 1285613

53
Kepala Desa

Abdul Jabar D. Basaua

54
LAMPIRAN

PROGRAM KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN I


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALU

Desa : Tinggede

Kecamatan : Marawola

Kabupaten : Sigi

Minggu I Minggu II
NO Jenis Kegiatan 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Observasi lapangan

Pendataan

Penyusunan Laporan

Penarikan

Palu, 27 Juni 2020


Pembimbing Lapangan

Dra. Hj Herlina Yusuf, M.Kes


NBM : 285613

Kepala Desa
Abdul Jabar D. Basaua

55
DOKUMENTASI

Gambar 01 : bersama kepala desa Tinggede

Gambar 02 : bersama kepala Dusun IV


desa Tinggede

xi
Gambar 04 : Pendataan di RT/RW 019/007
Dusun IV desa Tinggede

Gambar 05 : Pendataan di RT/RW 019/007


Dusun IV desa Tinggede

xii
Gambar 06 : Pendataan di RT/RW 018/007
Dusun IV desa Tinggede

Gambar 07 : Pendataan di RT/RW 018/007


Dusun IV desa Tinggede

xiii
Gambar 08 : Pendataan di RT/RW 017/007
Dusun IV desa Tinggede

Gambar 09 : Pendataan di RT/RW 017/007


Dusun IV desa Tinggede

xiv
Gambar 10 : Pendataan di RT/RW 015/007
Dusun IV desa Tinggede

Gambar 10 : Pendataan di RT/RW 015/007


Dusun IV desa Tinggede

xv
xvi

Anda mungkin juga menyukai