NAMA:
ALLISAANUL ILMI (P101 18 008)
NUR AFNI (P101 18 028)
TITIS SEPTIMURAHARTI (P101 18 078)
ROYHZABDI KURNIAWAN (P101 18112)
NI LUH DEVI YANTI (P101 18 113)
NUR EVIANA (P101 18 190)
DEVI YUNIARSI (P101 18 200)
RAVIGA AMELIA SARI (P101 18 234)
AFANDY. P. LAPOLIWA (P101 18 242)
RIRIN ANGGRIANI (P 101 18 267)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Lengkap
Pengalaman Belajar Lapangan I ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman.
Laporan lengkap ini merupakan salah bagian dari mata kuliah Pengalaman
Belajar Lapangan 1 yang juga termasuk dalam salah satu bagian SKS yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa.
Terselesaikannya laporan lengkap ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh
rasa hormat penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan lengkap ini. Penghargaan dan
terima kasih juga penulis berikan kepada :
1. Kedua orangtua kami tercinta yang telah memberikan banyak sekali
dukungan, terutama untuk doa dan pendidikan yang telah diberikan kepada
kami.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz,MP selaku rektor UniversitasTadulako.
3. Bapak Prof.Dr. Nurdin, M.Si., M.Kes selaku dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
4. Ibu Rasyika Nurul Fadjriah, S.KM., M.Kes selaku ketua program studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas KesehatanMasyarakat.
5. Ibu Novi Inriyanny Suwendro S.KM., M.PH Selaku ketua panitia PBL 1
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
UniversitasTadulako.
6. Ibu Marselina, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing kelompok V,
yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan
laporanini.
iii
7. Rekan-rekan di Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Tadulako yang juga telah banyak membantu
penulis dalam menyusun laporanini.
Kelompok V
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ............................................................................................ i
A. Hasil ....................................................................................................... 10
B. Pembahasan ............................................................................................ 49
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 66
A. Kesimpulan ............................................................................................. 66
B. Saran ....................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Mata Pencaharian Penduduk Desa Wombo Kalonggo ...................... 7
Tabel 2.2 Jenis Usaha Yang Ada Di Desa Wombo Kalonggo .......................... 7
Tabel 2.3 Tempat Usaha Yang Ada Di Desa Wombo Kalonggo ...................... 7
vi
Tabel 3.10 Distribusi Responden Berdasarkan Anggota Keluarga Sakit 1
Tahun Terakhir Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020 .................... 16
vii
Tabel 3.22 Distribusi Responden Berdsarkan Rutinitas Olahraga Di Desa
Wombo Kalonggo Tahun 2020 ...................................................... 23
viii
Tabel 3.35 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai
Kolostrum Di Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020 ....................... 29
ix
Tabel 3.48 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Pencahayaan
Di Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020 ......................................... 34
x
Tabel 3.61 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat BAB Di Desa
Wombo Kalonggo Tahun 2020 ...................................................... 40
xi
Tabel 3.75 Distribusi Responden Jarak Fasilitas Kesehatan Di Desa
Wombo Kalonggo Tahun 2020 ...................................................... 46
Tabel 3.81 Identifikasi Masalah Di Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020 ........ 63
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun
social, tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (WHO). Untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal diperlukan upaya kesehatan. Upaya
kesehatan adalah setiap kegiatan guna memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah, untuk
mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari 2 aspek yaitu :
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan
kesehatan mencakup 2 aspek yaitu: kuratif (pengobatan penyakit) dan
rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat)
sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek yaitu: promotif
(peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit). sehingga
seorang mahasiswa kesehatan masyarakat secara teoritis lebih dikenalkan
pada upaya-upaya promotif dan preventif dalam kegiatan studi sehari-
harinya dibandingkan dengan upaya kuratif maupunrehabilitatif.
Selain pendalaman ilmu secara teoritis, mahasiswa juga dikenalkan
pada situasi dan kondisi pelayanan masyarakat yang real melalui program
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL), yang berupaya untuk menciptakan
suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan melakukan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support), dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu
masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan
rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya.
Pada saat ini masalah kesehatan sudah menjadi kebutuhan yang utama
bagi masyarakat. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima. Seiringdengan
1
meningkatnya taraf kehidupan masyarakat, maka semakin meningkat pula
tuntutan masyarakat akan nila-nilai kesehatan. Seperti yang tertuang dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
951/Menkes/SK/VI/2000 yaitu bahwa “tujuan pembangunan kesehatan
adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.”
Terkait dengan hal diatas, maka dibuatlah suatu mata kuliah dalam
program studi Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan nama
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL). Mata kuliah Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) bertujuan untuk menghasilkan tenaga ahli dengan
kekaryaan dan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan kesehatan
masyarakat yang dimiliki. Mata kuliah PBL ini diharapkan dapat
memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keahlian
dalam berkarya dimasyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta
komperatif penyelenggaraan program studi KesehatanMasyarakat.
Model pelayanan kesehatan masyarakat adalah dengan memperkuat
kapasitas masyarakat miskin dalam mencapai hidup yang lebih sehat dan
berkualitas. Hal ini dimaksudkan agar risiko kejadian penyakit lebih
diminimalisasi. Terkait dengan penjamin pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah, dapat lebih optimalisasi
ketepatannya pada sasaran keluarga miskin. Selain juga akan memetakan
kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan sehingga dapat
diciptakan model program penjaminan pelayanan kesehatan pada
masyarakatmiskin.
B. TujuanPBL
Adapun tujuan yang dapat diperoleh dari Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) I, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa daam identifikasi masalah
kesehatan.
2
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengumpulan data
kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatanmasyarakat.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan dan analisis
data model pelayanan kesehatanmasyarakat.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penentuan prioritas
masalah kesehatan dan kebutuhan utama masyarakat dalam pelayanan
kesehatanmasyarakat.
C. ManfaatPBL
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Pengalaman Belajar
Lapangan 1 adalah sebagai berikut :
1. Manfaatilmiah
Kegiatan PBL ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memperkaya ilmu pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat dan
menjadi referensi kepustakaan.
2. Manfaatinstitusi
Kegiatan PBL I ini diharapkan dapat dijadikan landasan bagi
Universitas Tadulako khususnya untuk Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat tentang pentingnya kesehatan masyarakat dari aspek
derajat masalah kesehatan, perilaku kesehatan, faktor lingkungan,
pelayanan kesehatan dan herediter serta pengaruhnya terhadap derajat
kesehatan.
3. Manfaaatpraktis
Kegiatan PBL I ini diharapkan dapat menjadi sebuah sarana
pengetahuan dan menjadi sumber informasi sehingga dapat
diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat demi tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang sebaik mungkin.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
Desa Wombo Kalonggo adalah salah satu desa di Kecamatan Tanantovea,
Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah yang menjadi tempat
dilaksanakannya kegiatan PBL I mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Tadulako. Keadaan Desa yang memiliki 3
dusun ini dianggap memiliki karakteristik penduduk yang sesuai untuk dijadikan
tempat pelaksanaan PBL karena Desa Wombo Kalonggo sesuai menjadi target
untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam skala kecil.
A. Keadaan Geografis danDemografi
1. KeadaanGeografis
Desa Wombo Kalonggo merupakan Desa yang sangat strategis,
±6 km berbatasan dengan batas wilayah Kota Palu dan Jalan Raya
Provinsi (Jl. Poros Trans Sulawesi) serta ±8 km berbatasan dengan Ibu
Kota Kecamatan Tanantovea. Dengan letak yang strategis itu banyak
potensi yang bisa dikembangkan dan digali lebih maksimal lagi oleh
Desa untuk kesejahteraan Masyarakat. Sebagian besar Desa Wombo
Kalonggo adalah lahan persawahan dan perkebunan yang merupakan
salah satu wilayah produktif penghasil cingkeh dan bawang goreng
palu diwilayah Kabupaten Donggala. Peningkatan IPTEK disegala
aspek perekonomian, kebudayaan dan pendidikan menjadi salah satu
visi dan misi yang harus di capai sehingga terbuka lapangan pekerjaan
yang cukup, SDM yang handal yang akan memaksimalkan potensi
yang ada agar tercipta Masyarakat yang siap menghadapi era
Globalisasi di kemudianhari.
4
2. KeadaanDemografi
Desa Wombo Kalonggo berada di kecamatan Tanantovea,
Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.
a. Luas Desa WomboKalonggo
TanahSawah : 30Ha
TanahPerkebunan : 3.000Ha
TanahPemukiman : 10Ha
TanahLainlain : 6.960Ha
b. BatasWilayah
SebelahUtara : Desa Kungguma, Kecamatan
Labuan
Sebelah selatan : Desa NupabombaKecamatan
Tanantovea dan Kota Palu
SebelahBarat : Desa Wombo KecamatanTanantovea
Sebelah Timur : Kabupaten ParigiMoutong
c. Penduduk Desa WomboKalonggo
JumlahPenduduk : 868Jiwa
Jumlah Penduduk Perempuan : 416Jiwa
JumlahPenduduk Laki-laki : 452Jiwa
Jumlah KK : 228KK
Jumlah KKRTM : 72KK
d. KeadaanIklim
Di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 2 (dua) musim,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Sehinggasangat
berpengaruh pada pola tanampetani.
CurahHujan : 2.000Mm/Thn
JumlahBulanHujan : 5Bulan
SuhuRata-rata : 300 s/d340C
Ketinggian : 5-50Mdpl
5
e. Orbitasi
Jarak ke IbuKotaKecamatan : 8Km
Jarak ke Ibu KotaKabupaten : 75Km
Jarak ke IbuKotaProvinsi : 29Km
f. Jenis dan KesuburanTanah
Warna Tanah : Hitam/Abu danCoklat
KemiringanTanah : 100 Hingga300
B. Keadaan SosialEkonomi
Secara sosial keadaan Desa Wombo Kalonggo dilihat dari beberapa
bidang yaitu :
a. BidangKeagamaan
Penduduk Desa Wombo Kalonggo mayoritas beragama
Islam.Terdapat kelompok Majelis Ta‟lim dan Remaja Masjid.
b. BidangKebudayaan
Penduduk Desa Wombo Kalonggo terdiri dari suku kaili. Bahasa
yang digunakan sehari hari bahasa kaili dan terdapat kelompok
Sanggar Seni Musik Babu dan Tari-tarian (Kelompok Gulintang)
c. BidangPendidikan
Untuk tingkat pendidikan di Desa Wombo Kalonggo masih
standar pemerintah yaitu Wajar Pendidikan Dasar 12 Tahun
Secara ekonomi keadaan Desa Wombo Kalonggo dapat dilihat sebagai
berikut :
6
Tabel 2.1 Mata Pencaharian Penduduk Desa Wombo Kalonggo
NO PEKERJAAN JUMLAH
1. PNS/TNI/POLRI 25 Orang
2. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 10 Orang
3. Bidan Desa 1 Orang
4. Karyawan Desa 25 Orang
5. Petani 761 Orang
6. Industri Rumah Tangga 11 Orang
7. Pedagang 30 Orang
8. Peternak 15 Orang
7
C. Fasilitas Umum yang Tersedia
Adapun fasilitas umum yang tersedia di Desa Wombo Kalonggo
adalah sebagai berikut:
1. KantorDesa : 1Unit
2. PrasaranaKesehatan
1) Puskesdes : 1Unit
2) UKBM (Posyandu, Polindes) : 1Unit
3. Sarana Pendidikan
1) Paud : 1Unit
2) TK : 1Unit
3) SD : 1Unit
4) SMP : 1Unit
4. Prasarana Ibadah
1) Masjid : 1Unit
2) Musholah : 1Unit
5. Prasarana Umum
1) Lapangan takrawdanVolly : 1Unit
2) Lapanganbola : 1Unit
D. PolaPenyakit
Pada aspek perilaku kesehatan yaitu sebagian besar warga Desa
Wombo Kalonggo telah mencuci bahan makanan sebelum diolah dan
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Hal ini didukung oleh
program PHBS yang telah diberlakukan di Desa Wombo Kalonggo. Dari
aspek pelayanan kesehatan yaitu jarak puskesmas/pustu yang terjangkau
dari pemukiman warga, begitu pula dengan pemanfaatannya yang telah
baik. Air limbah di Desa Wombo Kalonggo hanya berasal dari limbah
keluarga saja karena di desa ini tidak terdapat perusahaanindustri.
8
Pada aspek kesehatan, dengan adanya Unit Rawat Jalan Polindes di
Desa Wombo Kalonggo maka warga yang ingin melakukan pengobatan
dapat dengan mudah memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam pemeriksaan
kesehtanan dan pengobatan yang dilakukan di polindes, diketahui bahwa
penyakit terbesar yang ada di Desa Wombo Kalonggo adalah ISPA,
kemudian secara berurutan yaitu Dyspepsia/Maagh, Diare, DKA/Alergi,
Hipertensi, Atritis, Pneumonia, ISK, TBC dan Asma Bronchiale.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL 1) Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako
khususnya untuk Posko 5 dilaksanakan di Desa Wombo Kalonggo,
Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, selama 14 hari mulai dari
tanggal 13 januari 2020 sampai tanggal 26 januari 2020. PelaksanaanPBL 1
memberikan pengalaman dan pengetahuan yang tidak didapatkan di
kampus. Dalam PBL 1 ini mahasiswa diberikan kesempatan turun langsung
ke masyarakat untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di bangku
kuliah dan melihat gambaran karakteristik masyarakat itu sendiri dan situasi
masalah khususnya kesehatan yang terjadi pada masyarakat khususnya di
Desa Wombo Kalonggo.
Program Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL 1) merupakan salah
satu program yang bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam melakukanan
anlisis situasi melalui identifikasi, penyusunan prioritas masalah serta
penyusunan alternative pemecahan masalah berdasarkan atas masalah-
masalah yang ditemukan di lokasi PBL yang terdapat di Desa Wombo
Kalonggo.
Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 3 Dusun yang semua daerah
tersebut merupakan daerah kerja Posko 5. Menurut data sekunder yang
didapatkan, jumlah kepala keluarga di Desa Wombo Kalonggo sebanyak
228 KK, sementara jumlah KK yang dijumlah adalah 221 KK. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa kendala, seperti KK yang menolak di
wawancarai serta KK yang berpindah pasca gempa.
10
1. HasilAnalisis
Tabel 3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di
Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020
Jenis Kelamin f %
Laki-Laki 200 90,5
Perempuan 21 9.5
Total 221 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
jenis kelamin di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 200 laki-laki
(90,5%) dan 21 perempuan (9,5%).
11
Tabel 3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Di
Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020
Pekerjaan f %
Petani 147 66,5
Wiraswasta 43 19,5
PNS 10 4,5
TNI/POLRI 1 0,5
Karyawan swasta 2 0,9
Honorer 1 0,5
Karyawan Desa 3 1,4
Peternak 1 0,5
IRT 13 5,9
Total 221 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
jenis pekerjaan di Desa Wombo Kalonggo, terdiri dari 147 orang
bekerja sebagai petani (66,5%), 43 orang bekerja sebagai wiraswasta
(19,5), 10 bekerja sebagai PNS (4,5%), 1 orang bekerja sebagai
TNI/POLRI (0,5%), 2 orang bekerja sebagai karyawan swasta (0,9%),
1 orang bekerja sebagai honorer (0,5%), 3 orang bekerja sebagai
karyawan desa (1,4%), 1 orang bekerja sebagai peternak (0,5%), dan
13 orang bekerja sebagai IRT(5,9%).
12
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
pendidikan terakhir di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 2 orang
yang tidak bersekolah (0,9%), 86 orang dengan pendidikan terakhir SD
(38,9%), 59 orang dengan pendidikan terakhir SMP (26,7%), 61 orang
dengan pendidikan terakhir SMA (27,6%), dan 13 orang dengan
pendidikan terkahir S1(5,9%).
13
Tabel 3.7 Distirbusi Responden Berdasarkan Penyebab Kematian
Anggota Keluarga Yang Meninggal 1 Tahun Terakhir
Di Desa Wombo Kalonggo Tahun2020
Penyebab Kematian f (KK) f (Orang) %
Tidak ada yang meninggal 205 - 92,8
Asma 2 2 0,9
Gagal ginjal 1 1 0,5
Hipertensi 1 1 0,5
Jantung 1 1 0,5
Kecelakaan 1 1 0,5
Komplikasi 2 2 0,9
Lambung bocor 1 1 0,5
Liver 1 1 0,5
Mendadak 1 1 0,5
Muntaber 1 1 0,5
Penyakit Lansia 2 3 0,9
Stroke 1 2 0,5
Tiba tiba sakit 1 1 0,5
Total 221 18 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
penyebab kematian anggota keluarga yang meninggal 1 tahun terkahir
terdiri dari 2 KK yang memiliki 1 anggota keluarga yang meninggal
karena Asma (0,9%), 1 KK yang memiliki 1 anggota keluarga yang
meninggal karena Gagal Ginjal (0,5%), 1KK yang memiliki 1 anggota
keluarga yang meninggal karena Hipertensi (0,5%), 1 KK yang
memiliki 1 anggota keluarga yang meninggal karena Jantung (0,5%), 1
KK yang memiliki 1 anggota keluarga yang meninggal karena
kecelakan (0,5%), 2 KK yang memiliki 1 anggota keluarga yang
meninggal karena Komplikasi (0,9%), 1 KK yang memiliki 1 anggota
keluarga yang meninggal karena lambung bocor (0,5%), 1 KK yang
memiliki 1 anggota keluarga yang meninggal karena liver (0,5%), 1
KK yang memiliki 1 anggota keluarga yang meninggal mendadak
(0,5%), 1 KK yang memiliki 1 anggota keluarga yang meninggal
14
karena muntaber (0,5%), 1 KK yang memiliki 2 anggota keluarga yang
meninggal karena Penyakit Lansia dan 1 KK yang memiliki 1 anggota
keluarga yang meninggal karena Penyakit Lansia (0,9%), 1 KK yang
memiliki 1 anggota keluarga yang meninggal karena stroke (0,5%) dan
1 KK yang memiliki 1 anggota keluarga yang meninggal karena tiba-
tiba sakit(0,5%).
15
Tabel 3.9b Distribusi Responden Berdasarkan Sakit Yang Di
Derita Anggota Keluarga Saat Ini Di Desa Wombo
Kalonggo Tahun 2020
Sakit Yang Diderita f (KK) f (Orang ) %
Diare 3 4 1,4
Influenza 8 9 3,6
Influenza dan gangguan saraf 1 1 0,5
Jantung 1 1 0,5
Kekurangan kalium 1 1 0,5
Leukimia 1 1 0,5
Maag 3 3 1,4
Maag Kronis 1 1 0,5
Muntaber 1 1 0,5
Penyakit Lansia 1 1 0,5
Rematik 7 7 3,2
Stroke 5 5 2,9
Tifus 1 1 0,5
Total 33 36 17
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
sakit yang diderita anggota keluarga saat ini di Desa Wombo
Kalonggo, Influenza menjadi sakit yang paling banyak diderita saat ini
sebanyak 7 KK yang memiliki 1 anggota keluarga yang sedang sakit
dan 1 KK yang memiliki 2 anggota keluarga yang sedang sakit (3,6%).
16
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
anggota keluarga sakit 1 tahun terakhir di Desa Wombo Kalonggo
terdiri dari 53 orang yang memiliki anggota keluarga yang sakit 1
tahun terakhir (24,0%), dan 168 orang yang tidak memiiki anggota
keluarga yang sakit 1 tahun terakhir (76,0%).
17
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa dari 53 responden yang sakit 1
tahun terakhir di Desa Wombo Kalonggo, Demam menjadi sakit yang
paling banyak diderita oleh anggota keluarga pada 6 KK (2,7%).
18
Tabel 3.14 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Bahaya Merokok di Desa Rokok Desa Wombo
Kalonggo Tahun 2020
Pengetahuan Bahaya Merokok f %
Ya 103 46,6
Tidak 118 53,4
Total 221 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
pengetahuan bahaaya merokok di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari
103 orang yang mengetahui bahaya merokok (46,6%) dan 118 orang
yang tidak mengetahui bahaya merokok (53,4%).
19
Tabel 3.16 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gizi
Seimbang Di Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020
Mengetahui Gizi Seimbang f %
Ya 33 14,9
Tidak 188 85,1
Total 221 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.16 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
pengetahuan gizi seimbang di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 33
orang yang tahu gizi seimbang (14,9%), dan 188 yang tidak tahu gizi
seimbang (85,1%).
20
Tabel 3.17b Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Gizi
Seimbang Di Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020
Pemahaman Gizi Seimbang f %
Makan makanan yang lengkap, sayur, ikan, 1 0,5
buah
Makan makanan yang sehat 1 0,5
Makan nasi, sayur, buah 1 0,5
Makan sayur, buah dll 1 0,5
Makan sayur, buah dan ikan 1 0,5
Makan sayut, buah dan nasi 1 0,5
Makan sayuran, ikan, nasi, dan buah 1 0,5
Makanan beragam dan berimbang 2 0,9
Makanan yang sehat dan lengap 1 0,5
Sesuai jenis dan kebutuhan 1 0,5
Total 11 5,4
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.17 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
pemahaman gizi seimbang di Desa Wombo Kalonggo, 4 Sehat 5
Sempurna menjadi pemahaman mengenai gizi seimbang yang paling
banyak dipahami(3,6%).
21
Tabel 3.19 Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Buah
Setiap Hari Di Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020
Konsumsi Buah Setiap Hari f %
Ya 79 35,7
Tidak 142 64,3
Total 221 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.19 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
konsumsi buah setiap hari di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 79
orang yang mengkonsumsi buah setiap hari (35,7%) dan 142 orang
yang tidak mengkonsumsi buah setiap hari (64,3%).
22
Tabel 3.21 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
jumlah makan dalam sehari di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 6
orang yang makan < 3 kali dalam sehari (2,7%), 183 orang yang
makan 3 kali dalam sehari (82,8%), dan 32 orang yang makan >3 kali
dalam sehari (4,8%).
23
Tabel 3.23 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
jumlah olahraga dalam seminggu di Desa Wombo Kalonggo terdi
dari145 orang yang tidak berolahraga (65,6%), 28 orang yang
berolahraga 1 kali dalam seminggu (12,7%), 29 orang yang
berolahraga 2 kali dalam seminggu (13,1%), 12 orang yang
berolahraga 3 kali dalam seminggu (5,4%), dan 7 orang yang
berolahraag 4 kali dalam seminggu (3,2%).
24
Tabel 3.25 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
jumlah menyikat gigi dalam sehari di Desa Wombo Kalonggo terdiri
dari 3 orang yang menyikat gigi kurang dari 2 kali dalam sehari
(1,4%), 166 orang yang menyikat gigi 2 kali dalam sehari(75,1%), 52
orang yang menyikat gigi lebih dari 2 kali dalam sehari (23,5%).
Ya 194 87,8
Tidak 27 12,2
Total 221 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.26 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
cuci tangan sebelum dengan sabun sebelum makan di Desa Wombo
Kalonggo terdiri dari 194 orang yang mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan (87,8%) dan 27 orang yang tidak mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan (12,2%).
26
Tabel 3.30 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
rutinitas pemeriksaan kehamilan di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari
211 orang yang tidak memiliki anggota keluarga yang sedang hamil
(95,5%)) dan 10 orang yang rajin memeriksakan kehamilannya (4,5%)
dan tidak ada yang tidak memeriksakan kehamilannya.
27
Tabel 3.33 Distribusi Responden Berdasarkan Ibu
Bersalin/Melahirkan Ditolong Oleh Petugas
Kesehatan Di Desa Wombo Kalonggo Tahun2020
Pertolongan Persalinan Oleh Petugas
Kesehatan f %
Tidak/Belum Pernah Bersalin/Melahirkan 23 10,4
Ya 178 80,5
Tidak 20 9,1
Total 221 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.33 menunjukkan bahwa dari 221 orang responden
berdasarkan ibu bersalin/melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan
di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 23 orang yang memiliki anggota
keluarga yang tidak/belum pernah bersalin/melahirkan (10,4%), 178
orang yang memiliki anggota keluarga yang bersalin/melahirkan
ditolong oleh petugas kesehatan (80,5%), dan 20 orang yang memiliki
anggota keluarga yang bersalin/melahirkan tidak ditolong oleh petugas
kesehatan(9,1%).
28
Tabel 3.35 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Mengenai Kolostrum Di Desa Wombo Kalonggo
Tahun 2020
Pengetahuan Tentang Kolostrum f %
Ya 46 20,8
Tidak 175 79,2
Total 221 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.35 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
pengetahuan mengenai kolostrum di Desa Wombo Kalonggo terdiri
dari 46 orang yang mengetahui tentang kolostrum (20,8%) dan 175
orang yang tidak mengetahui tentang kolostrum (79,2%).
29
Tabel 3.37 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
pengetahuan mengenai ASI Eksklusif di Desa Wombo Kalonggo
terdiri dari 81 orang yang mengetahui ASI Eskslusif (36,7%) dan 140
orang yang tidak mengetahui ASI Eksklusif (63,3%).
30
Tabel 3.40 Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan
Dalam Program KB Di Desa Wombo Kalonggo Tahun
2020
Keikutsertaan Dalam Program KB f %
Ya 115 52,0
Tidak 106 48,0
Total 221 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.40 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
keikutsertaan dalam program KB di Desa Wombo Kalonggo terdiri
dari 115 orang yang mengikuti program KB (52%) dan 106 orang yang
tidak mengikuti program KB (48%).
31
Tabel 3.42 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pertama
Kali Menikah Di Desa Wombo Kalonggo
Tahun2020
Umur Pertama Kali Menikah f %
< 21 Tahun 110 49,8
≥ 21 Tahun 111 50,2
Total 221 100%
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.42 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
umur pertama kali menikah di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 110
orang yang menikah pada umur kurang dari 21 tahun (69,7%) dan 111
orang yang menikah pada umur lebih dari atau sama dengan 21
tahun(50,2%).
Ya 154 69,7
Tidak 67 30,3
Total 221 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.43 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
pengetahuan mengenai Program JKN di Desa Wombo Kalonggo terdiri
dari 154 orang yang mengetahui Program JKN (69,7%) dan 67 orang
yang tidak mengetahui mengenai Program JKN (30,3%).
32
Tabel 3.44 munjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
keikutsertaan dalam Program JKN di Desa Wombo Kalonggo terdiri
dari 135 orang yang mengikuti Program JKN (61,1%) dan 86 orang
yang tidak mengikuti Program JKN (38,9%).
33
Tabel 3.47 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan
Kamarisasi Di Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020
Memiliki Kamarisasi f %
Ya 220 99,5
Tidak 1 0,5
Total 221 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.47 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
kepemilikan kamarisasi di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 220
rumah memiliki kamarisasi (99,5%) dan 1 rumah tidak memiliki
kamarisasi (0,5%).
Ya 205 92,8
Tidak 16 7,2
Total 221 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
34
Tabel 3.49 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
kepemilikan sarana MCK di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 205
rumah memiliki sarana MCK (92,8%) dan 16 rumah tidak memiliki
sara MCK (7,2%).
35
Tabel 3.52 Distribusi Responden Berdasarkan Ketahanan
Sumur Gali Di Desa Wombo Kalonggo
Tahun2020
Sumur Gali Kedap Air f %
Ya 6 100,0
Tidak 0 0
Total 6 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.52 menunjukkan bahwa dari 6 responden yang
menggunkan sumur gali sebagai sumber air bersih di Desa Wombo
Kalonggo terdiri dari 6 sumur yang kedap air (100%) dan tidak ada
sumur yang tidak kedap air.
37
Tabel 3.57 Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Fisik
SPAL Di Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020
Bentuk Fisik SPAL f %
Tidak memiliki SPAL 46 20,8
Galian Tanah 7 3,2
Pipa Cor 8 3,6
Pipa Pralon 160 72,4
Total 221 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.57 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
bentuk fisik SPAL di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 46 orang
yang tidak memiliki SPAL (20,8%), 7 orang yang memiliki SPAL jenis
Galian Tanah (3,2%), 8 orang yang memiliki SPAL jenis Pipa Cor
(3,6%) dan 160 orang yang memiliki SPAL jenis Pipa Pralon(72,4%).
38
Tabel 3.59 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
kepemilikan jamban di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 200 orang
yang memiliki jamban (90,5%) dan 21 orang yang tidak memiliki
jamban (9,5%).
39
Tabel 3.61 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat BAB Di
Desa Wombo Kalonggo Tahun 2020
Tempat BAB f %
Memiliki Jamban 200 90,5
Sungai 17 7,7
WC Umum/Menumpang 4 1,8
Total 221 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.62 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
tempat BAB di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 200 orang yang
memiliki jamban (90,5%), 17 orang yang melakukan BAB di sungai
(7,7%), dan 4 orang yang melakukan BAB di WC Umum/Menumpang
(1,8%).
40
Tabel 3.64 menunjukkan bahwa dari 101 responden yang
memiliki sarana pembuangan sampah di Desa Wombo Kalonggo
terdiri dari 65 orang yang membuang sampah pada tong sampah
(65,4%) dan 36 orang yang membuang sampah pada lubang sampah
(35,6%).
41
Tabel 3.67 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Mengenai 3M Plus Di Desa Wombo Kalonggo Tahun
2020
Pengetahuan Tentang 3M Plus f %
Ya 23 10,4
Tidak 198 89,6
Total 221 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.67 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
pengetahuan mengenai 3M Plus di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari
23 orang yang tahu mengenai 3M Plus (10,4%) dan 198 orang yang
tidak tahu mengenai 3M Plus (89,6%).
42
Tabel 3.69 Distribusi Responden Berdasarkan Penanganan
Kecoa Dan Tikus Di Desa Wombo
KalonggoTahun2020
Penanganan Kecoa dan Tikus f %
Dibiarkan 42 19.0
43
kecoa dan tikus dengan cara menggunakan racun tikus (12,2%), dan 1
orang yang menangani kecoa dan tikus dengan cara disiram minyak
tanah (0,5%).
44
Tabel 3.72 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Kandang
Hewan Ternak Ke Rumah Di Desa Wombo Kalonggo
Tahun 2020
Jarak Kandang Ke Rumah f %
<3 m 10 30,3
3m 6 18,2
.>3 m 17 51,5
Total 33 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.72 menunjukkan bahwa dari 33 responden yang memiliki
kandang ternak di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 10 kandang
yang memiliki jarak kurang dari 3 m ke rumah (30,3%), 6 kandang
yang memiliki jarak 3 m kerumah (18,2%), dan 17 kandang yang
memiliki jarak lebih dari 3 m kerumah (51,5%).
45
Tabel 3.74 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
keberadaan fasilitas kesehatan dekat rumah di Desa Wombo Kalonggo
terdiri dari 221 rumah yang berada di dekat dengan fasilitas
kesehatan(100%).
46
Tabel 3.77 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Imunisasi
Di Desa Wombo Kalonggo Tahun2020
Pernah Imunisasi f %
Ya 200 90,5
Tidak 21 9,5
Total 221 100,0
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Tabel 3.77 menunjukkan bahwa dari 221 responden berdasarkan
riwayat imunisasi di Desa Wombo Kalonggo terdiri dari 200 orang
yang telah melakukan imunisasi terhadap anaknya (90,5%) dan 21
orang yang tidak memiliki anak dan belum melakukan imunisasi
terhadap anaknya(9,5%).
48
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil pendataan, telah digambarkan keadaan
masyarakat secara kuantitatif sesuai dengan informasi yang diperoleh dari
data primer maupun sekunder dari seluruh masyarakat dan tokoh–tokoh
masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo Kecamatan Tanantovea.
Berdasarkan data sekunder, jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Wombo
Kalonggo, Kecamatan Tanantovea sebanyak 228 KK. Sementara
berdasarkan data primer, kepala keluarga per rumah yang didata berjumlah
221 KK yang secara keseluruhan terdiri dari 228 KK. Kepala keluarga di
Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea sebagian besar berada
pada kelompok umur antara 41-50 tahun dengan persentase 26,7%. Sebagian
besar masyarakat Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea bekerja
sebagai Petani dengan persentase sebesar66,5%.
Rata-rata pendidikan terakhir responden di Desa Wombo Kalonggo,
Kecamatan Tanantovea adalah tamatan Sekolah Dasar (SD) yaitu dengan
presentase sebesar 38,9%, tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebesar 26,7%, tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 27,6%,
responden yang memiliki gelar S1 sebesar59,1%.
Setelah pendataan yang dilakukan dari tanggal 15 s/d 18 januari 2019
kemudian melakukan identifikasi masalah, maka ditemukan beberapa
masalah kesehatan di Desa Wombo Kalonggo, yaitu :
1. Analisis Derajat MasalahKesehatan
Sehat adalah keadaaan dinamis dimana individu menyesuaikan
diri dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal
untuk memperahankan hidup (Adnani, 2015).
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks,
yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, di antaranya adalah
pengetahuan dan sikap masyarakat dalam merespon suatu penyakit
(Notoatmodjo, 2012).
49
Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang
digunakan dalam pencapaian keberhasilan program dengan berbagai
upaya berkesinambungan, terpadu dan lintas sektor dalam rangka
pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang kesehatan. Derajat
kesehatan masyarakat dimaksud adalah meningkatnya umur harapan
hidup, menurunnya angka kematian bayi, ibu dan anak, menurunnya
angka kesakitan maupun angka kecacatan dan ketergantungan serta
meningkatnya status gizi masyarakat (Triwibowo, 2015).
Banyak faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, baik
kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, untuk itu Hendrik
L. Blum menyatakan ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Keempat faktor tersebut
disamping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling
berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara
optimal, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama
mempunyai kondisi yang optimal pula (Triwibowo, 2015).
Untuk anggota keluarga yang pernah terkena penyakit saat ini
dari 221 jumah responden terdapat 53 Orang (24%) yang memiliki
anggota keluarga sakit saat ini dan terdapat 168 orang (76%) yang
tidak memilki anggota keluarga sakit saat ini. Untuk anggota keluarga
yang meninggal satu tahun terakhir dari 221 responden terdapat 18
Orang (8,1%) yang memiliki anggota keluarga yang meninggal satu
tahun terakhir dan Untuk anggota keluarga yang sakit dalam 1 tahun
terakhir terdapat 53 orang (24%).
2. Analisis PerilakuKesehatan
Analisis situasi perilaku kesehatan merupakan analisis perilaku
kesehatan yang meliputi banyak hal. Beberapa elemen perilaku
kesehatan yang penting untuk intervensi kesehatan adalah sebagai
berikut: pertama, kepercayaan/konsep kesehatan (health believe)
(Irmawati, 2017).
50
Analisis ini memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap
dan perilaku masyarakat sehubungan dengan kesehatan maupun upaya
kesehatan Dapat menggunakan teori pengetahuan, sikap praktek, atau
health belief model atau teori lainnya (Notoadmodjo, 2012).
Perilaku Kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit, penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan dan linkungan. Respon atau reaksi
manusia baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun
bersifat aktif (tindakan yang nyata) sedangkan stimulus atau
rangsangan disini terdiri dari empat unsur yakni sakit, penyakit, sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan (Adliyani,2015).
a. Rokok
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo,
Kecamatan Tanantovea menunjukkan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 178 KK (80,5%) yang memiliki anggota
keluarga perokok dan 43 KK (19,5%) yang tidak memiliki
anggota keluargaperokok.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Desa
Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, dapat dilihat dari
sebagian besar masyarakat memiliki kebisaan merokok. Hal ini
sesuai dengan literature, menurut Ogawa (Wismanto, bagus Y
dan Sarwo, Budi Y. 2015) dahulu perilaku merokok disebut
sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini
merokok disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat
didefinisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang
menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari,
dengan adanya tambahan distress yang disebabkan oleh
kebutuhan akan tembakau secara berulang – ulang.
b. Gizi
Gizi adalah suatu proses organismemenggunakanmakanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
51
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahakan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi. Kata gizi merupakan kata yang relatif baru
dikenal sekitar tahun 1857. Kata gizi berasal dari Bahasa Arab
ghidza yang berarti makanan. Dalam Bahasa Inggris, food
menyatakan makanan, pangan, bahan makanan (Yuliantini, E,
2016).
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo,
Kecamatan Tanantovea menunjukkan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 147 KK (66,5%) yang anggota keluarga
mengkonsumsi gizi seimbang, dan terdapat 74 KK (33,5%) yang
anggota keluarga tidak mengkonsumsi gizi seimbang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Desa
Wombo Kalonggo,Kecamatan tanantovea bahwa sebagian besar
masyarakat belum menerapkan gizi seimbang karena intensitas
mengkomsumsi buah tidak sama dengan mengkomsumsi
sayuran, dari 221 kepala keluarga terdapat 79 KK (35,7%) yang
mengkonsumsi buah setiap hari dan 142 KK (64,3%) yang tidak
mengkonsumsi buah setiap hari. Hal ini dikarenakan buah
didapatkan hanya pada saat musim buah datang. Dengan
demikian hal ini tidak sesuai dengan literatur (FebrinsaD, 2016)
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih
dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah
masalah gizi.
c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
52
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social
Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga
dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Jayanti, L.
D, dkk.2015).
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukkan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 221 KK (100%) yang mencuci bahan
makanan dicuci sebelum diolah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Desa
Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea menunjukkan bahwa
dari 221 jumlah kepala keluarga sebanyak 6 KK (2,7%) makan
kurang dari 3 kali sehari, 183 KK (82,8%) makan sebanyak 3 kali
sehari dan 32 KK (14,5%) makan sebanyak lebih dari 3 kali
sehari.
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukkan bahwa dari 221 kepala
keluarga terdapat 76 KK (34,4%) yang rajin berolaharaga dan
145 KK (65,6%) yang tidak rajin berolahraga.
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukkan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 3 KK (1,4%) yang mandi kurang dari 2
kali dalam sehari, terdapat 141 KK (63,8%) yang mandi 2 kali
dalam sehari dan terdapat 77 KK (34,8%) yang mandi lebih dari
2 kali sehari.
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 3 KK (1,4%) yang menyikat gigi kurang
dari 2 kali dalam sehari, terdapat 166 KK (75,1%) yang menyikat
53
gigi 2 kali dalam sehari dan terdapat 52 KK (23,5%) yang
menyikat gigi lebih dari 2 kali dalam sehari.
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukkan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 194 KK (98,04%) yang mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan dan 27 KK (12,2%) yang tidak
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukkan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 112 KK (50,7%) yang memasak air
sebelum di konsumsi dan terdapat 109 KK (49,3%) yang tidak
memasak air sebelum di konsumsi.
d. Kesehatan Ibu dan Anak(KIA)
Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) merupakan salah satu
prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program
ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil, ibu melahirkan, dan bayi neonatal. Salah satu tujuan
program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit pada
ibu dan anak melalui peningkatan mutu pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal di tingkat
pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer (Kementrian
Kesehatan RI, 2015).
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 115 KK (57,5%) yang memberi ASI
eksklusif pada bayinya dan 106 KK (42,5%) yang tidak memberi
ASI Eksklusif pada bayinya sedangkan 107 KK (52,9%) tidak
mengerahui tentang ASI eksklusif.
54
3. Analisis FaktorLingkungan
Aspek lingkungan didefinisikan sebagai elemen dari aktifitas
organisasi, produk, dan jasa yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan. Contoh : Konsumsi air, pengeluaran zat beracun ke udara
(Kusnoputranto,2016).
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah
sanitasi, kuman penyakit, vektor, binatang tenak, dan lain-lain. Ada
berbagai jenis indikator dalam menganalisis lingkungan bilogis seperti
akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah,
keberadaan vektor penyakit, tergantung dari jenis datanya
(Kusnoputranto,2016).
a. Perumahan
Perumahan adalah kumpulan rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal. Sebagai lingkungan tempat tinggal,
perumahan dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
(KepmenkesRI, 1999).
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 138 KK (62,4%) yang memiliki bentuk
rumah permanen, 81 KK (36,7%) yang memiliki bentuk rumah
semi permanen dan 2 KK (0,9%) yang memiliki bentuk rumah
panggung.
Masyarakat di Desa Wombo Kalonggo Kecamatan
Tanantovea menunjukkan bahwa dari 221 jumlah kepala
keluarga terdapat 219 KK (99,5%) yang memiliki ventilasi dan 2
KK(0,9%) yang tidak memiliki ventilasi. Lalu berdasarkan
kamarisasi dari 221 jumlah kepala keluarga terdapat 220 KK
(99,5%) yang memiliki kamarisasi di rumahnya dan 1 KK (0,5%)
yang tidak memiliki kamarisasi di rumahnya. Berdasarkan
pencahayaan sebanyak 220 (99,5%) jumlah kepala keluarga
memiliki pencahayaan di dalam rumahnya dan 1 KK (0,5%) yang
55
tidak memiliki pencahayaan. Berdasarkan sarana MCK dari 221
jumlah kepala keluarga terdapat 205 KK (92,8%) yang memilki
sarana MCK dan terdapat 16 KK (7,2%) yang tidak memiliki
sarana MCK.
b. SumberAir
Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, air dapat
diperoleh dari berbagai sumber seperti air hujan (rain water), air
permukaan (surface water), air tanah (ground water) dan air laut
(seawater). Airtersebut tidak dapat langsung dimanfaatkan,
karena tercampur dengan pengotor-pengotor tertentu yang berasal
dari bermacam-macam sumber pengotor (industri, rumah tangga,
pertanian dan lain-lain) (Simatupang, 2016).
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 201 KK (100%) yang menggunakan
mata air sebagai sumber air bersih, 14 KK (6,3%) yang
menggunakan air PAM sebagai sumber air, 6 KK (2,7%) yang
menggunakan air sumur gali sebagai sumberair. Berdasarkan
hasil observasi, sumber air yang digunakan oleh Warga Desa
Wombo Kalonggo tidak berbau, berwarna, ataupun berasa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Desa
Wombo Kalonggo Kecamatan Tanantovea bahwa sebagian besar
masyarakat menggunakan mata air untuk keperluan masak,
minum, mandi, dan mencuci. Dan juga masyarakat di Desa
Wombo Kalonggo Kecamatan Tanantovea dari 221 jumlah
kepala keluarga sebanyak 220 KK (99,5%) memiliki
penampungan air dan sebanyak 1 KK (0,5%) tidak memiliki
penampungan air.
c. SPAL
Air limbah yang melalui penyaluran, pengumpulan dan
pengolahan yang benar diharapkan tidak menimbulkan masalah
56
pencemaran air permukaan, pencemaran air sumber air minum,
kehidupan akuatik dan gangguan kesehatan manusia. Saluran
pembuangan air limbah rumah tangga sebaiknya tidak dialirkan
ke sungai, namun diawali dengan sistem perpipaan yang
menyalurkan ke saluran induk. Saluran pembuangan air limbah
tersebut harus dalam keadaan tertutup agar terhindar dari masalah
kebocoran dan bau, selain itu sebaiknya sistem perpipaan yang
digunakan untuk saluran pembuangan air limbah harus
menggunakan bahan yang kuat dan mudah dipelihara serta
diperbaiki (Ikhwan, Z, 2015).
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 175 KK (79,2%) memiliki SPAL yang
berfungsi dengan baik dan 46 KK (20,8%) tidak memiliki SPAL.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa di Desa
Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea tidak memiliki sama
sekali industri.
Berdasarkan hasil wawancara masyarakat dan observasi di
Desa Wombo Kalonggo Kecamatan Tanantovea bahwa hampir
semua masyarakat mempunyai sistem pembuangan air limbah
(SPAL), air limbah tersebut dialirkan ke saluran irigasi sehingga
tidak menimbulkan bau disekitar lingkungan.
d. JambanKeluarga
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 200 KK (90,5%) yang memiliki kamar
mandi/wc, dan 21 KK (9,5%) yang tidak memiliki kamar
mandi/wc. Untuk kepala kelurga yang tidak memiliki
kamarmandi sebanyak 4 KK (1,8%) memakai jamban umum, 17
KK (7,7%) buang air di sungai.
57
Kamar mandi/WC adalah ruangan yang berdiri sendiri di
dalamya terdapat perabotan dan perlengkapan untuk perawatan
badan dan kesehatan. Ruang untuk kamar mandi dan wc
sebaiknya dipisah. Pemisahan tersebut penting bagi tempat
tinggal yang dihuni lebih dari 5 orang (Ibrahim,2016).
e. PenangananSampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai
dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi
sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur
yang benar (Santi, 2017).
Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan
menjadi kompos organik yang didalamnya terkandung unsur hara
yang dibutuhkan tanaman (Santi, 2017),
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea menunjukan bahwa dari 221 jumlah
kepala keluarga terdapat 101 KK (45,7%) mempunyai sarana
pembuangan sampah yang dimanfaatkan dengan baik dan
terdapat 120 KK (54,3%) yang tidak mempunyai sarana
pembuangansampah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa
Wombo Kalonggo dari 101 jumlah kepala keluarga yang
memiliki sarana pembuangan sampah terdapat 65 KK (64,4%)
memakai tong sampah, 36 KK (35,6%) memakai lubang sampah.
Berdasarkan hasil observasi sebagian masyarakat yang tidak
memiliki sarana pembuangan sampah, mereka membuang
sampahnya begitu saja tanpa menggunakan tempat sampah
sehingga sampah berserakan dimana-mana khususnya di daerah
belakang rumah dan sungai kering yang ada di Desa Wombo
Kalonggo, tentunya hal ini dapat mencemari lingkungan dan
dapat merusak estetikakeindahan.
58
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari 221
jumlah kepala keluarga terdapat 55 KK (24,9%) yang membakar
sampah dan 166 KK (75,1%) yang membuang sampahnya
langsung ke sungai kering.
f. PengendalianVektor
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa
Wombo Kalonggo dari 221 jumlah kepala keluarga terdapat 114
KK (51,6%) yang memakai obat nyamuk dan 107 KK (48,4%)
yang tidak memakai obatnyamuk.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa
Wombo Kalonggo dari 221 jumlah kepala keluarga terdapat 23
KK (10,4%) yang mengetahui mengenai gerakan 3M Plus dan
198 KK (89,6%) yang tidak mengerahui tentang gerakan 3M
Plus.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa
Wombo Kalonggo dari 221 jumlah kepala keluarga terdapat 160
KK (72,4%) yang di rumahnya terdapat banyak kecoa dan tikus
dan 61 KK (27,6%) yang di rumahnya tidak terdapat banyak
kecoa dantikus.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa
Wombo Kalonggo dari 221 jumlah kepala keluarga terdapat 107
KK (48,4%) yang memiliki hewan ternak dan 114 KK (51,6%)
yang tidak memiliki hewan ternak.
Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat fakta bahwa
kebanyakan hewan ternak yang dimiliki oleh warga tidak
memiliki perkandangan seperti hewan ternak berupa sapi dan
kambing yang bebas berkeliaran kemana saja.
4. Analisis Aspek PelayananKesehatan
Pelayanan atau upaya meliputi upaya promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif. Analisis ini menghasilkan data atau informasi
tentang input, proses, out put dan dampak dari pelayanan kesehatan.
59
Analisis input diantaranya meliputi tenaga kesehatan, dana, fasilitas
dan sarana, kebijakan, teknologi dan lain-lain. Analisis output yaitu
dari berbagai pelaksanaan program, dapat dilakukan analisis tentang
hasil yang dicapai dengan upaya kesehatan tersebut. Dalam analisis
perlu dibedakan antara pencapaian dengan outputprogram.
Pencapaian program lebih bersifat statis, yaitu hanya
menggambarkan keadaan sampai suatu saat tertentu. Output program
lebih bersifat dinamis, yang menggambarkan berapa banyak output
(hasil) yang diproduksi per satuan waktu, misalnya per bulan
(Notoadmodjo,2012).
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo Kecamatan
Tanantovea menunjukan bahwa dari 221 jumlah kepala keluarga
terdapat 135 KK (61,1%) yang memiliki jaminan kesehatan nasional,
terdapat 86 KK (38,9%) yang tidak memiliki jaminan kesehatan dan
juga terdapat 67 KK (30,3%) yang sama sekali tidak tahu tentangJKN.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui sebagain besar
masyarakat di Desa Wombo Kalonggo Kecamatan Tanantovea
sebanyak 221 KK (100%) yang pergi ke RS/PKM/PUSTU dan
memanfaatkan Poskedes jika ada anggota keluarga yang sakti. Di Desa
Wombo Kalonggo Kecamatan Tanantovea memiliki satu unit Polindes
yang dapat di akses oleh seluruh masyarakatdesa.
Masyarakat di Desa Wombo Kalonggo Kecamatan Tanantovea
dari 221 KK terdapat 188 KK (95,9%) yang memberikan imunisasi
lengkap pada anaknya, 8 KK (4,1%) yang memberi imunisasi pada
anaknya tapi tidak lengkap.
5. Analisis AspekHerediter
Masyarakat yang berada di Desa Wombo Kalonggo Kecamatan
Tanantovea menunjukan bahwa dari 221 jumlah kepala keluarga
terdapat 28 KK (12,7%) yang anggota keluarganya menderita penyakit
keturanan, yang paling banyak di derita yaitu diabetes sebanyak 10 KK
(5,0%) dan 193 KK (87,3%) yang tidak memiliki penyakit keturunan.
60
Diabetes merupakan penyakit degeneratif yang sangat terkait
pola makan (suyono, 2008). Berdasarkan data penderita diabetes di
desa Wombo Kalonggo yang di peroleh, diketahui bahwa hanya 10 KK
yang memiliki anggota keluarga yang menderita diabetes hal ini
sejalan dengan pola kebiasaan makan masyarakat Wombo Kalonggo
yang kurang mengkonsumsi makanan yang meningkatkan faktor resiko
diabetes, seperti seringnya mengkonsumsi sayur kelor, tahu, tempe,
ikan, hal ini pun didukung dengan kegiatan fisik yang dilakukan setiap
hari, seperti berkebun, bercocok tanam, dan aktif bekerja di industri
rumah tangga seperti pembuatan bawang goreng, dan juga karena tidak
adanya riwayat penyakit keturunan yang dapat meningkatkan resiko.
6. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan menggunakan metode PAHO
(Pan American Health Organization) atau biasa dikenal dengan metode
matematik. Dalam metode ini digunakan beberapa kriteria untuk
menentukan prioritas masalah kesehatan di suatu wilayah berdasarkan
: (a)Luasnya masalah (Magnitude), (b) Beratnya kerugian yang timbil
(Saverity), (c) Tersedianya sumber daya untuk mengatasi masalah
kesehtan tersebut (Vulnerabilty), dan (d) Kepedulian/garing dukungan
politis dan dukungan masyarakat (Community and Political Concern).
(Symond, D, 2013)
Magnitude menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
,asalah atau penyakit tersebut. Ini ditunjukkan oleh angka prevalensi
atau insiden penyakit. Main luas/banyak penduduk terkena atau
semakin tinggi prevalen, maka semakin tinggi prioritas yang diberikan
pada penyakit tersebut (Symond, D., 2013).
Saverity adalah besar kerugian yang ditimbulkan. Pada masa lalu
yang dipakai sebagai ukuran saverity adalah Case Fatality Rate (CFR)
masing masing penyakit. Sekarang saverity tersebut bisa juga dilihat
dari jumlah disability days atau disability years atau disesase burden
yang ditimbulkan oleh penyakit bersangkutan(Symond, D, 2013).
61
Vilnerability menunjukkan sejauh mana tersedia teknologi atau
obat yang efektif mengatasi masalah tersebut. Vulnerability juga bisa
dinilai dari tersedianya infrastruktur untuk melaksanakan program
seperti misalnya seperti ketersediaan dan peralatan (Symod, D, 2013).
Dalam penerapan metode ini untuk prioritas masalah kesehatan,
maka masing masing kriteria tersebut diberi skor dengan nilai ordinal,
misalnya antara angka 1 menyatakn terendah sampai angka 5
menyatakan tertinggi. Pemberian skor ini dilakukan oleh panel expert
yang memahami masalah kesehatan dalam forum curah pendapat
(Brain Storming). Setelah diberi skor, masing masing penyakit
dihitung nilai skor akhirnya yaitu perkalian antara nilai skor masing
masing kriteria untuk penyakit tersebut. Perkalian ini dilakukan agar
perbedaan nilai skor akhir antara masalah menjadi sangat kontras,
sehingga terhindar keraguan manakalah perbedaan skor tersebut terlalu
tipis (Symod, D, 2013).
Kepedulian/Dukungan Politis Dan Dukungan Masyarakat
(Community And political Concern) adalah tingkat perhatian diukur
dari perhatian para pengambil kebijakan dan masyarakat, biasanya
dilihat dari kehebohan masyarakat atau pempinan daerah dalam
menyikapi kasus yang sedang terjadi. Makin tinggi tingkat
perhatiannya maka makin tinggiskoornya.
62
Tabel 3.81 Identifikasi Masalah Di Desa Wombo Kalonggo
Tahun 2020
Total
No Identifikasi Masalah M S V C
Skor
1. Perkandangan ternak 5 3 1 4 60
2. Sampah 4 5 2 5 200
3. Gizi 2 3 3 2 36
4. PHBS 3 3 1 1 9
5. Kesehatan Ibu dan anak 3 2 1 2 12
6. Pelayanan Kesehatan 2 2 1 4 16
7. Sarana MCK 2 2 1 3 12
8. SPAL 2 3 1 1 6
Sumber : Data Primer Tahun 2020
7. PrioritasMasalah
Berdasarkan identifikasi maslah, diperoleh tiga masalah
kesehatan tertinggi yang terjadi di Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan
Tanantovea, Kabupaten Donggala yaitu :
Tabel 3.82 Prioritas Masalah Di Desa Wombo Kalonggo
Tahun2020
Total
No Identifikasi Masalah M S V C
Skor
1. Perkandangan ternak 5 3 1 4 60
2. Sampah 4 5 2 5 200
3. Gizi 2 3 3 2 36
Sumber : Data Primer Tahun 2020
a. PenangananSampah
Sampah adalah masalah terbesar di Indonesia bahkan di
dunia. Berbagai upaya telah dilakukakan oleh pemerintah untuk
menanggulangi sampah, namun hingga saat ini upaya tersebut
belum bisa menghilangkan sampah dari kehidupan manusia.
63
Sampah sendiri dapat diminimalisir jika terjadi kerjasama yang
baik antara pemerintah dengan masyarakat.
Permasalahan sampah juga menjadi salah satu masalah
yang belum bisa diselesaikan di Desa Wombo Kalonggo
Kecamatan Tanantovea. Penanganan sampah yang telah
dilakukan oleh masyarakat hanya berupa membuang sampah di
tong sampah setelah itu sampah yang telah di kumpulkan di
masing – masing rumah di buang langsung ke hutan, sungai,
maupun daerah sekitar rumah. Untuk Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) di Desa Wombo Kalonggo inibelum
mempunyai TPS sehingga masyarakat tidak mempunyai
tempat untuk mengumpulkan sampah mereka. Karena tidak
adanya TPS warga Desa Wombo Kalonggo Kecamatan
Tanantovea mengatasi sampah dengan cara membakar sampah
yang menjadi salah satu faktor tingkat penyakit ISPA di Desa
Wombo Kalonggo Kecamatan Tanantovea ini tinggi.
b. Gizi
Gizi merupakan salah satu permasalahan terbesar di Desa
Wombo Kalonggo Kecamatan Tanantovea, hal ini dibuktikan
dengan adanya masalah stunting yang ada di Desa Wombo
Kalonggo yang merupakan salah satu dari kekurangan gizi kronis
yang diakibatkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
Gizi seimbang, serta pentingngya pemberian Kolostrum pada
bayi serta pemberian ASIekkslusif.
c. Perkandangan hewanternak
Merupakan salah satu permasalahan yang sangat perlu
perhatian khusunya di daerah pedesaan melihat realitanya masih
banyak hewan ternak yang tidak memiliki kandang dan hanya di
biarkan berkeliaran di lapangan bahkan disekitar rumah. Selain
itu, adapun warga yang memiliki kandang namun belum
memenuhi kriteria kandang yang baik, kebanyakan dari warga
64
hanya membuat kandang dibelakang rumah atau disamping
rumah yang sangat dekat jaraknya dengan rumahwarga.
Menurut masyarakat Posko V Desa Wombo Kalonggo,
Penanganan sampah merupakan masalah kesehatan terbesar di
desa tersebut, sehingga masalah Penanganan Sampah menjadi
prioritas masalah I di Desa Wombo Kalonggo Kecamatan
Tanantovea.
Setelah melalui pendataan dan analisis, ditemukan berbagai
masalah kesehatan yang pada umumnya berkaitan dengan
sanitasi lingkungan. Penetapan prioritas masalah dilakukan
dengan Metode PAHO yang diperkuat dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Metode PAHO diperoleh hasil akhir yaitu masalah
Penanganan Sampah di peroleh skor berjumlah 200 sehingga
dapat disimpulkan bahwa penanganan sampah menjadi masalah
prioritas I di Desa Wombo Kalonggo, KecamatanTanantovea.
65
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh dari hasil observasi
yang telah dilakukan dalam kegiatan PBL 1 ini, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Di Desa Wombo Kalonggo sebanyak 24% anggota keluarga yang sakit
saat ini. Dalam Analisis Perilaku Kesehatan terbagi menjadi beberapa
kategori yaitu masalah Gizi, Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan
Anak, dan PHBS, masalah kesehatannya yakni pengetahuan tentang
gizi seimbang yang rendah. Dalam Analisis Aspek kesehatan
Lingkungan masalahnya yakni pengetahuan masyarakat tentang gizi
seimbang sebanyak 85,1% dan penanganan sampah dengan cara
dibuang di sungai kering yaitu75,1%.
2. Menurut data sekunder yang dikumpulkan pada PBL I jumlah kepala
keluarga di Desa Wombo Kalonggo, sebesar 868 jiwa dan jumlah
kepala keluarga 228 jiwa. Jumlah laki-laki sebesar 452 Jiwa, Jumlah
Perempuan sebesar 416Jiwa.
3. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakanSPSS.
4. Untuk penetapan prioritas masalah dilakukan dengan metode skoring
matematik dengan mempertimbangkan dampak kesehatan terhadap
masyarakatsendiri.
B. Saran
Adapun saran dalam penulisan laporan ini :
1. Diharapkan masyarakat Di Desa Wombo Kalonggo lebih
memperhatikan masalah kesehatan, kebersihan lingkungan, perilaku
hidup bersih dan sehat. Sehingga terwujud masyarakat yangsehat.
2. Diharapkannya pemerintah disekitar Lingkungan Desa Wombo
Kalonggo dapat lebih tegas dalam menertibkan masyarakat yang
membuang sampah di sungai maupun tempat lainnya. Dalam hal ini
pemerintah dapat menyediakan TPS untukmasyarakat.
66
3. Diharapkan untuk pelayanan kesehatan yang berada di Desa Wombo
Kalonggo seperti Polindes dan Puskesmas dapat bekerja sama dengan
pemerintah Desa Wombo Kalonggo dalam hal meningkatkan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan berbasis peningkatan derajat kesehatan
seperti program penyuluhan dan sosialisasi PHBS, Gizi, Sanitasi
Lingkungan, pengendalian vektor dan lain-lain yang dilaksanakan
minimal 2 bulan sekali sebagaimana hal tersebut sangat dibutuhkan
oleh masyarakat WomboKalonggo.
67
DAFTAR PUSTAKA
Adliyani, 2015, „Pengaruh Perilaku Individu Terhadap Hidup Sehat‟, Majority,
Vol. 4, No. 7, Hal. 109-114.
Adnani, 2015, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Nuha Medika, Yogyakarta.
Irmawati, 2017, „Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Sangurara
Kecamatan Tatanga Kota Palu‟, Jurnal e Jurnal Katalogis, Vol. 5, No. 1,
Hal. 188-197.
Notoadmodjo, 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan. Jakarta : Departemen Kesehatan
R.I
Triwibowo, 2015, Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Nuha Medika,
Yogyakarta.
Wismanto, bagus Y dan Sarwo, Budi Y. 2015.Strategi Penghentian Perilaku
Merokok. Semarang : Unika
Soegijapranata.wwwunika.ac.id/236/1Strahen-PerilakuMerokok.Pdf.
Yuliantini, E, 2016, „Hubungan Pemahaman Ibu Tentang Pesan Gizi Seimbang
Dengan Status Gizi Anak Prasekolah Di Tk It Auladuna Kota Bengkulu’,
Jurnal Of The Indonesian Nutrition Association, Vol. 03, No. 02, Hal
137-142, ISSN 0436-0265
Febrinsa,D, 2016, „Asosiasi Kompetensi Tentang Pedoman Gizi Seimbang
Dengan Status Indeks Massa Tubuh Remaja Putri Di Pondok Pesantren
Al-IshlahBulusan Kota Semarang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.
04, No. 3, Hal 46-54, ISSN 2356-3346
Jayanti, L, D, dkk. 2015. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Serta Perilaku
Gizi Seimbang Ibu Kaitannya Dengan Status Gizi Dan Kesehatan Balita
Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. “Jurnal Gizi dan Pangan”. Vol.
6. No.3. PP. 192-199.
Kusnoputranto, 2016, Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, Jakarta.
68
Ikhwan, Z. 2015. Faktor Individu Dan Keadaan Saluran Pembuangan Air Limbah
(Spal) Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Di Rt 01 Rw 09
Kelurahan Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.
“Jurnal Kesehatan”. Voi. 4. No. 2. PP. 416-419.
Simatupang, 2016, Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Diare pada Balita di Kota Sibolga Tahun 2003, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Keputusan Menteri
Kesehatan. Jakarta : Kemetrian Kesehatan RI : 2015.
Ibrahim, 2016, Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Jamban dan
Kondisi Jamban di Desa Pintu Langit Jae Kecamatan Sidimpuan
Angkola Julu, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Santi, 2017, „Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Studi Kasus RW
3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara Kota
Semarang‟, Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1, Hal. 1-13.
Symond,D, 2013.PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN DAN
PRIORITAS JENIS INTERVENSI KEGIATAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN DI SUATU WILAYAH. “Jurnal Kesehatan Masyarakat”.
Vol 7, No 2.
Suyono, Slamet. 2008. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat : Penerbitan
Departemen Pennyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
69
ABSENSI PESERTA
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL I)
POSKO V DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA
WAKTU PELAKSANAAN
NO NAMA/STAMBUK JANUARI KET
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Afandy P Lapoliwa (P 101 18 242)
2 Royh Zabdi K (P 101 18 112)
3 Nur Afni (P 101 18 028)
4 Nur Eviana (P 101 18 190)
5 Titis Septimuraharti (P 101 18078)
6 Raviga Ameliasari (P 101 18 234)
PEMBIMBINGLAPANGAN KOORDINATORPOSKO
WAKTU PELAKSANAAN
NO NAMA/STAMBUK JANUARI KET
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Pelepasan
2 Penerimaan
3 Observasi dan Sosialisasi
4 Persiapan Seminar Awal
5 Seminar Awal
6 Pendataan
7 Tabulasi Data
8 Penulisan Laporan Sementara
9 Persiapan Seminar Akhir
10 Seminar Akhir
11 Penarikan
MENGETAHUI
PEMBIMBINGLAPANGAN KOORDINATORPOSKO
PENANGGUNG
NO JENIS KEGIATAN SASARAN TUJUAN MANFAAT TEMPAT/TANGGAL
JAWAB
Peserta mengetahui hal hal
Pembekalan Dan Untuk meningkatkan
1 Peserta PBL yang perlu dipersiapkan AULA FKIK UNTAD/ Pengelola
Pelepasan pengetahuan peserta
sebelum turun ke lapangan
Sosialisasi dan penjelasan Masyarakat mengetahui dan Balai Desa Wombo
2 Seminar Awal Masyarakat Afandy P Lapoliwa
kegiatan memahami tujuan PBL Kalonggo/14 Januari 2020
Pengumpulan data yang Mengetahui masalah
Desa Wombo Kalonggo/
3 Pendataan Masyarakat terkait dengan masalah kesehatan yang ada di Raviga Ameliasari
15-18 Januari 2020
kesehatan masyarakat
Anggota Menginput dan menganalisa Mengetahui distribusi Desa Wombo Kalonggo/
4 Tabulasi Data Royh Zabdi Kurniawan
Posko hasil pendataan sasaran penelitian 17-23 Januari 2020
PEMBIMBINGLAPANGAN
Marselina, S.KM., M.Kes
KOORDINATOR KECAMATAN
Moh. Ramdani
P 101 18 040
KOORDINATOR POSKO
Afandy Pradana Lapoliwa
P 101 18 242
SEKERTARIS BENDAHARA
AllisaanulIlmi RavigaAmeliasari
P10118008 P 101 18234
ANGGOTA
Foto bersama Kepala Desa, Tokoh Bersama Ibu PKK dan Kader
Agama, dan Tokoh Masyarakat kesehatan
DATA PENDIDIKAN
BIOGRAFI
DATA PRIBADI
DATA PENDIDIKAN
DATA PENDIDIKAN
BIOGRAFI
DATA PRIBADI
DATA PENDIDIKAN
DATA PENDIDIKAN
BIOGRAFI
DATA PRIBADI
DATA PENDIDIKAN
DATA PENDIDIKAN
BIOGRAFI
DATA PRIBADI
DATA PENDIDIKAN
DATA PENDIDIKAN
BIOGRAFI
DATA PRIBADI
DATA PENDIDIKAN